Powered By Blogger

Jumat, 11 Januari 2013

Pulang Kampung Demi IA


MAKASSAR, FAJAR--Dua tokoh Jeneponto yang selama ini banyak beraktivitas di Jakarta memilih pulang kampung, untuk memenangkan pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel.
Keduanya adalah Karaeng Azis Emba, dan Karaeng Butung. Kedua warga Jeneponto ini bahkan datang langsung ke rumah orang tua Ilham di Jalan Maipa, bahkan berkesempatan menghadiri debat cagub di Triple C Makassar, Kamis, 10 Januari. "Kami siap memenangkan Ilham-Aziz di Jeneponto," ujar Karaeng Azis diamini Karaeng Butung.
Meski banyak beraktivitas di Jakarta, dia mengaku karena dukungannya ke IA dia rela pulang kampung untuk mengampanyekan pasangan ini di Jeneponto. "Kami akan tinggal untuk mengkampanyekan Ilham-Aziz. Kami ini pendukung yang siap mati untuk Ilham-Aziz," tambahnya.
Namun dukungan tokoh asal Jeneponto ke IA ini bukan tanpa harapan. Keduanya berharap komitmen pasangan ini untuk membangun bendungan Kelara Kareloe ketika terpilih  jadi gubernur, Selasa, 22 Januari nanti. Pasalnya kalau ini terealisasi, banyak warga Jeneponto yang akan terbantu. Dia yakin warga Jeneponto bisa sejahtera karena lahan pertanian mereka bisa diairi.
"Selama ini, bendungan kareloe hanya menjadi janji-janji kandidat lain, tapi tidak direalisasikan. Kalau Ilham-Aziz punya komitmen untuk merealisasikannya, dukungan masyarakat Jeneponto ke Ilham-Aziz juga tentu akan signifikan. Kami tidak mau dijanji-janji saja," tambahnya.
Ilham pada kesempatan ini mengapresiasi dukungan ini dan berjanji memperhatikan dan memperjuangkan harapan masyarakat Jeneponto atas bendung Kelara Kareloe. Menghadirkan infrastruktur yang bisa menghadirkan kesejahteraan masyarakat kata dia menjadi harapannya.
"Insya Allah, Ilham-Aziz akan menghadirkan kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera bagi masyarakat Sulsel. Bendungan Kareloe adalah hak warga Jeneponto dan sekitarnya. Kami siap wujudkan bendungan itu untuk masyarakat agar lebih sejahtera," janjinya.  (hamsah umar)

Garuda-Na Kampanye Dialogis di Jeneponto


Pasangan cagub urut 3, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) akan memulai kampanye di Zona I di Kabupaten Jeneponto. Di daerah ini, pasangan ini memilih tidak melakukan kampanye akbar, tapi sekadar kampanye dialogis.
"Kita akan melakukan kampanye di kota Binamu, Jeneponto dalam bentuk kampanye dialogis. Cuaca yang tidak menentu serta daerah ini menjadi salah satu wilayah yang terkena banjir menjadi alasan kita tidak melakukan kampanye akbar," kata juru bicara Garuda-Na, Nasrullah Mustamin.
Usai kampanye dialogis dengan kapasitas 1.000 orang itu, pasangan Rudi-Nawir akan mengunjungi sejumlah titik di Jeneponto yang terkena dampak banjir. Pasangan ini ingin meringankan beban para korban banjir, termasuk menyemangati warga yang jadi korban banjir. "Masyarakat yang jadi korban banjir itu tidak hanya membutuhkan dukungan meteri tapi juga dukungan moril," tambah Nasrullah.
Sebelumnya, pasangan ini juga sudah memberikan bantuan kepada korban banjir di wilayah Pangkep dan beberapa daerah lain yang dilanda bencana banjir. Selain menyiapkan tim kesehatan dan ambulans, tim Garuda-Na juga membangun posko bencana. (hamsah umar)          

Debat Cagub Tidak Berbobot


MAKASSAR, FAJAR--Debat cagub Sulsel yang dilakukan KPU Sulsel sedikit mengecewakan sejumlah undangan. Debat ini dinggap tidak efektif dan berbobot, bahkan jauh dari harapan sebagian besar masyarakat Sulsel.
Sejumlah undangan usai menyimak debat tersebut memberi penilaian kalau debat ini jauh dari kesan debat, malah kesannya lebih pada pengulangan pemaparan visi misi dan program kandidat. Padahal idealnya kata dia, ada saling menanggapi satu sama lain sesama pasangan calon. Atau paling tidak ada upaya dari pengarah untuk memberi kesempatan kandidat menanggapi penjelasan kandidat lain.
"Kalau begini debatnya, saya kira kita hanya habiskan waktu mengikutinya, Ini sama sekali tidak menggigit. Kalau saya menilai, acara ini hanya pengulangan visi misi dan program," kata pengamat Komunikasi Unhas, Dr Iqbal Sultan kepada wartawan usai menghadiri debat yang digelar di gedung Triple C Makassar, Kamis, 10 Januari.
Dalam acara debat cagub ini, tiga pasangan cagub Sulsel masing-masing Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) tidak diberi kesempatan menanggapi program yang ditawarkan lawan politiknya. Ketiga cagub ini hanya digiring memaparkan apa yang menjadi program ketika terpilih menjadi gubernur mendatang.
Dalam debat yang berlangsung mulai pukul 15.00-17.00 Wita ini, setidaknya ada enam pertanyaan yang sama diberikan kepada masing-masing pasangan calon, dengan waktu menjawab 2,5 detik. Pertanyaan-pertanyaan ini seperti apa yang ditawarkan dan jadi prioritas ketika terpilih di pilgub,  konsep pendidikan yang terintegrasi untuk menekan angka putus sekolah dan dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM),
dan bagaimana desain tata kelola pemerintahan yang benar dan bersih.
Pertanyaan lain seperti bagaimana konsep pemerataan pembangunan yang adil dan upaya mengurangi pengangguran, apa yang akan dilakukan jika di lingkaran terdekat terindikasi melanggar hukum dan korupsi, dan bagaimana menghilangkan jarak dengan masyarakat.
Enam pertanyaan inilah yang diajukan kepada masing-masing pasangan calon untuk memaparkan apa yang akan dilakukan, tanpa sama sekali dimintai tanggapan atas apa yang akan dilakukan pasangan lain misalnya saja terkait masalah menekan angka putus sekolah dan peningkatan IPM Sulsel.    
"Yang ditunggu masyarakat Sulsel bahkan pendukung kandidat sebenarnya adalah bagaimana kandidat menanggapi apa yang ditawarkan calon lain, tapi ini yang tidak terlihat dalam debat ini," tambah Iqbal.
Ketua Umum Forum Pascasarjana Unhas, Anas Raja Andi juga memberi penilaian sama. Dia menganggap debat ini hanya kristalisasi visi misi dan program ketiga cagub yang telah dipaparkan di DPRD Sulsel beberapa waktu lalu. "Boleh dikatakan ini bukan debat. Kalau pun harus dikatakan debat, ini tidak efektif dan tidak sesuai keinginan masyarakat Sulsel," kata Anas.
Idealnya, sebuah debat harus memperlihatkan sedikit plus minus kepemimpinan ketiga cagub Sulsel ini. Kalau sekadar digiring memberikan pemaparan atas apa yang akan dilakukan ketika terpilih, maka minus dari pasangan calon ini tidak akan bisa digambarkan. Anas juga menilai debat ini mestinya ada ruang untuk saling kritik yang sifatnya membangung satu sama lain, yang tentunya pada tataran yang wajar dan bisa menjadi pembelajaran politik yang baik di masyarakat.
"Tapi kalau konsepnya seperti ini, maka semua masyarakat Sulsel akan kecewa dengan debat ini, karena kita tidak menemukan ada debat," lanjut Anas.
Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin usai menghadiri debat ini juga berharap KPU mengevaluasi kembali proses debat, sehingga debat tahap kedua ke depan tidak mengecewakan masyarakat. "Saya kira ketika cagub ini adalah tokoh yang sudah paham betul mana batas kewajaran ketika harus berdebat. Jadi tidak perlu kita takut berlebihan," kata Akmal.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas yang dimintai tanggapannya mengatakan pada tataran pengamat memang selalu ada perbedaan persepsi. "Mungkin yang diinginkan oleh pengamat adalah bagaimana cagub ini saling tunjuk pada saat debat, tapi KPU kan tidak seperti itu konsepnya, karena bagi KPU kebersamaan ketiga cagub ini di atas segala-galanya sehingga debat tidak harus ada saling tunjuk," kata Jayadi.
Meski begitu, Jayadi siap mengevaluasi dan menerima masukan yang disampaikan sejumlah peserta yang hadir langsung dalam debat ini. Tapi kata dia, idealnya masukan seperti itu disampaikan sebelum acara berlangsung sehingga KPU memiliki konsep yang sama dengan yang diharapkan masyarakat Sulsel.
Sebelum debat berlangsung, Jayadi yang memberikan sambutan mengajak masyarakat Sulsel untuk menganalisa dan menyimak apa yang menjadi visi misi calon gubernur Sulsel ini, paling tidak harus ada pembelajaran politik di dalamnya. Dia juga berharap, pilgub Sulsel yang akan berlangsung, Selasa, 22 Januari mendatang ini berlangsung damai, aman, sehingga Sulsel bisa jadi barometer pilgub di Indonesia.
Untuk pertanyaan pertama kepada cagub, Indra Maulana mempertanyakan apa yang ditawarkan dan prioritas cagub untuk memajukan Sulsel. Pasangan Ilham-Aziz yang diberi kesempatan pertama menjawab pertanyaan ini menjelaskan bahwa, Sulsel memiliki potensi alam yang kaya raya. Karena itu, dia ingin menjadikan daerah ini rumah rakyat yang maju berlandaskan nilai-nilai keagamaan. Juga menjadikan Sulsel lebih baik dan berkeadilan.
"Ini akan kita wujudkan dalam empat misi yakni mendorong masyarakat sejahtera dan terkemuka dengan membangun kualitas SDM, pemerintah bersih, ekonomi kerakyatan, masyarakat religius. Empat misi ini kami yakin bisa bawa Sulsel terpercaya," kata Ilham.
Sedang pasangan Syahrul-Agus menegaskan, apa yang telah dicapai lima tahun kepemimpinannya harus berakselerasi dan dilanjutkan periode berikutnya. Sehingga keberhasilan yang sudah dirasakan masyarakat Sulsel bisa lebih baik mendatang.
Misalnya saja menjadikan Sulsel masuk lima besar provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional harus terus dilanjutkan. "Kami juga ingin bangun Sulsel pilar utama nasional. Ini tidak kita harapkan tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sulsel, tapi juga masyarakat Indonesia," kata Syahrul.
Adapun pasangan Rudi-Nawir menegaskan bahwa hal yang ditawarkan untuk masyarakat Sulsel ketika terpilih adalah menjadikan Sulsel Terdepan, Mandiri, dan Mapan (TAMPAN). Terdepan dalam hal pelayanan publik misalnya dalah hal pemenuhakn hak dasar masyarakat Sulsel. Seperti dalam program pendidikan gratis untuk seluruh masyarakat Sulsel mulai SD-SMA sederajat.
"Begitu juga untuk program kesehatan gratis. Kita akan hadirkan layanan kesehatan gratis yang paripurna, mulai dari tingkat pustu, puskesmas, rumah sakit hingga layanan kesehatan gratis untuk tindakan berat seperti operasi. Juga kita akan hadirkan satu dokter satu desa, satu perawat, dan satu bidang," jelas Rudi. (hamsah umar)

Garuda-Na: IA-Sayang Tidak Tegas


*Soal Bentrok Pendukung

MAKASSAR, FAJAR--Bentrok antara pendukung pasangan urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), dengan pendukung petahana, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) disesalkan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
Pasangan urut 3 ini menilai peristiwa tidak semestinya terjadi, sekiranya kedua pasangan ini memiliki jiwa kepemimpinan yang tegas. Garuda-Na yakin ketika kedua lawan politiknya ini tegas dan menginstruksikan pendukungnya tidak turun atau berkumpul, bentrokan ini tidak akan terjadi.
"Ini kan yang jadi pertanyaan, kalau pendukungnya saja sudah tidak mau mendengar kedua cagub ini, bagaimana dengan masyarakat Sulsel. Kejadian ini kan menjadi salah satu bukti bahwa pendukung mereka itu sudah tidak mau mendengar dia. Ini juga tidak lepas karena keduanya tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang tegas," kata jubir Garuda-Na, Nasrullah Mustamin.
Penilaian Garuda-Na ini karena sejak awal kata dia, masing-masing tim maupun penyelenggara sudah bersepakat untuk tidak mengerahkan massa, mulai dari pemaparan visi misi hingga debat yang berlangsung kemarin. Tapi fakta berkata lain kedua pasangan ini tetap mengerahkan massa. Mustahil kata Nasrullah dua pasangan ini tidak tahu ada pergerakan massa pendukungnya.
"Jangan karena ingin memperlihatkan mereka adalah calon kuat sehingga kesepakatan yang dicapai diabaikan. Ini saya kira warning bagi kita semua, agar komitmen pilgub damai betul-betul dijaga, bukan sekadar di atas kerta atau pernyataan melalui media saja," tambah Nasrullah.
Tim Garuda-Na juga meminta pihak kepolisian untuk tegas terhadap persoalan ini, dan meminta pelaku yang melakukan penganiayaan diproses hukum. "Kalau memang ada korban, pelaku harus dihukum. Polisi tidak boleh membiarkan itu karena saya kira siapa yang  melakukan itu kita tahu," tandas Nasrullah.       Cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin mengimbau pendukungnya tidak bereaksi menyusul bentrokan antara pendukungnya dengan pendukung Sayang di Jalan Haji Bau kemarin.
"Saya mengimbau semua simpatisan Ilham-Aziz tetap  tenang. Jangan ada  yang terpancing, jangan ada  pembalasan, tidak boleh hanya karena pilgub, Makassar tercederai," imbuh Ilham, sesaat setelah terjadi bentrokan.
Tidak lupa, dia juga berharap pihak kepolisian bekerja ekstra menjaga keamanan di Makassar, dan meminta polisi mengusut apa yang menjadi pemicu bentrokan ini.
Dari pihak IA sendiri mengaku kalau kejadian ini bermula saat massa Sayang berkumpul di perempatan Haji Bau, Cendrawasi, Arief Rate. Saat bersamaan, lima pengendara sepeda motor pendukung IA melintas di perempatan tersebut. Di tempat ini ada pihak kepolisian yang mengatur lalu lintas.
Salah seorang pendukung IA tadi tiba-tiba berhenti karena mesin motor yang dikendarainya mati. Keempat rekannya mencoba membantunya dan saat bersamaan botol air mineral, bambu serta benda padat lainnya  melayang dari arah pendukung Sayang dan mengenai pendukung IA. Pendukung IA pun menghindar dan melarikan diri.
Seorang pendukung IA yang coba mendorong motornya menjadi bulan-bulanan massa Sayang. Motornya ikut menjadi sasaran aksi brutal massa yang berbaju hitam. (hamsah umar)

Kamis, 10 Januari 2013

Distribusi Surat Suara Pakai Helikopter


*Jika Cuaca Buruk

MAKASSAR, FAJAR--Proses distribusi surat suara atau pun logistik pilgub Sulsel utamanya ke wilayah pulau seperti di Selayar, Pangkep dan kabupaten lain yang memiliki pulau bakal menggunakan helikopter.
Pilihan ini bakal ditempuh KPU Sulsel jika kondisi cuaca baik hujan, angin kencang, maupun ombak tidak memungkinkan menggunakan perahu rakyat untuk mengirim surat suara ke wilayah pulau ini. Helikopter yang diwacanakan digunakan KPU mengirim surat suara tersebut milik Polda Sulsel.
"Kita lihat bagaimana perkembangan cuaca. Kalau memang saat logistik dan surat suara itu sudah harus sampai ke pulau, namun cuaca tidak mendukung kita sudah siapkan alternatif yakni menggunakan helikopter atau pun kapal milik Polair. Kita sudah komunikasi dengan mereka ketika hal ini harus kita tempuh," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, Rabu, 9 Januari.
Sejauh ini kata Jayadi, belum ada laporan dari KPU kabupaten/kota mengenai hambatan berarti dalam proses pendistribusian logistik. Selayar sendiri saat ini dilaporkan masih melakukan sortir karena pengiriman logistik ke daerah ini baru dilakukan pada 5 Januari lalu.
Beberapa KPU kabupaten/kota di Sulsel kata Jayadi sudah mendistribusikan surat suara dan logistik lainnya hingga tingkat kecamatan atau PPK. Daerah yang selama ini dianggap memiliki medan berat seperti Kecamatan Limbong, Seko, dan Rampi di Luwu Utara tetap terkendali. "Teman-teman di KPU Lutra mengatakan kalau mereka sudah terbiasa untuk pendistribusian logistik ke kecamatan. Kendati memang kita sadari bahwa cuaca cukup menghambat kita," papar Jayadi.
Terhadap surat suara yang rusak, Jayadi mengaku belum merinci berapa banyak karena masih ada daerah yang belum melaporkan. Namun jumlah surat suara pilgub yang rusak karena berlubang, kotor, rusak karena banjir, dan semacamnya mencapai puluhan ribu lembar. "Surat suara yang rusak dan sudah ada laporannya dari kabupaten langsung kita sampaikan ke pihak percetakan untuk diganti," lanjutnya. (hamsah umar)