MAKASSAR, FAJAR--Potensi kecurangan di pilgub Sulsel yang banyak dikhawatirkan terjadi di tingkat tempat pemungutan suara (TPS), coba diwaspadai pasangan calon gubernur dengan memaksimalkan saksi di level paling bawah ini.
Bahkan, calon gubernur memperbanyak saksi di TPS kendati yang diberi mandat dan bergubungan dengan petugas KPPS tetap satu orang. Pasangan cagub urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) misalnya mempersiapkan dua orang saksi pada tiap TPS di Sulsel.
Di pilgub Sulsel, jumlah TPS yang tersebar di 24 kabupaten/kota mencapai 15.601 sehingga pasangan nasionalis-religius ini harus menyiapkan saksi sebanyak 31.202 orang. "Jadi tiap TPS kita siapkand dua orang saksi," kata Koordinator Devisi Data dan Informasi IA, Hamka Hidayat, Senin, 14 Januari.
Saat ini kata mantan Ketua KPU Palopo ini menyatakan, puluhan ribu saksi yang dipersiapkan IA sudah menjalani proses pembekalan. Proses pembekalan saksi IA ini banyak dilakukan di kabupaten/kota masing-masing. Pasangan urut 1 ini memilih memaksimalkan peran saksi di TPS, untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan di tingkat TPS oleh oknum tertentu.
Berapa besar uang yang disiapkan IA untuk mendanai saksinya, jubir IA Syamsu Rizal enggan merinci. Yang pasti kata dia, calon menyiapkan uang transport dan makan bagi tiap-tiap saksi. "Tentu ada tapi tidak perlu kita sampaikan berapa besarnya," kata Syamsu Rizal.
Kalau pasangan IA memilih menyiapkan saksi lebih dari satu orang per TPS, pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) tidak demikian. Cukup satu orang di tiap TPS. "Mengacu aturan KPU, kita siapkan satu orang saja karena begitu aturannya," kata tim pemenangan Garuda-Na, Anwar Wahab.
Garuda-Na kata dia bahkan tidak perlu mempersiapkan khusus saksi-saksi yang akan ditugaskan di tiap-tiap TPS, termasuk tidak akan menekankan pada saksinya mewaspadai kecurangan yang mungkin terjadi. Garuda-Na terkesan cuek dengan potensi kecurangan yang mungkin terjadi di setiap TPS.
"Kita tidak perlu berpikir akan terjadi kecurangan. Garuda-Na percaya dengan semua wasit yang terlibat dalam proses pemilihan baik itu KPU, KPPS, maupun panwaslu. Kalau pun ada kecurangan, itu tugas dari panwaslu melihatnya," kata Anwar.
Pasangan urut 3 ini sangat yakin tidak akan ada kecurangan di pilgub Sulsel termasuk di TPS pada Selasa, 22 Januari mendatang. Pasangan ini percaya dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pilgub utamanya penyelenggara.
Tim Pemenangan Garuda-Na lainnya, Yarifai Mappeaty yang dikonfirmasi terpisah menegaskan saksi yang disiapkan pasangan ini mengacu aturan yang ada, kendati pasangan ini akan menyiapkan saksi cadangan hingga 20 persen dari jumlah yang ada. "Saksi cadangan ini disiapkan kalau misalnya ada saksi kita yang berhalangan. Jadi setiap kabupaten harus menyiapkan saksi cadangan 20 persen dari jumlah yang harus disiapkan," kata Yarifai.
Yarifai juga enggan membeber berapa besar dana untuk membiayai saksi Garuda-Na. "Itu kan internal saja itu, karena hanya untuk transport dan uang makan. Termasuk tentu baju kotak-kotak," kata Yarifai.
Soal larangan ada atribut calon di TPS, Yarifai menyatakan baju kotak-kotak bukan merupakan atribut pasangan Garuda-Na. "Yang tidak boleh itu kalau ada misalnya angka seperti nomor urut, dan tulisan Garuda-Na," kata Yarifai. (hamsah umar)