Powered By Blogger

Senin, 25 Februari 2013

Parpol Respek Toraja Berdiri Sendiri


MAKASSAR, FAJAR--Partai politik perserta pemilu sepertinya lebih respek ketika Tana Toraja dan Toraja Utara berdiri sendiri, dengan melihat pertimbangan sosial budaya.  
Penilaian ini menyikapi alternatif pembagian dapil untuk DPRD Sulsel yang ditawarkan KPU Sulsel. Dari empat alternatif yang disiapkan, penataan dapil yang dulu tergabung Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara (dapil VI) yang paling menarik dikaji dalam hal ini posisi Enrekang apakah gabung Toraja atau Sidrap-Pinrang.
"Kalau kita mau pakai pertimbangan sosial budaya sebaiknya memang Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri, apalagi kedua kabupaten ini memang sudah memenuhi syarat untuk menjadi dapil tersendiri," kata Sekretaris DWP PAN Sulsel, Buhari Kahar Mudzakkar.
Buhari mengakui bahwa kalau harus mempertimbangkan aspek proporsional dalam hal ini jumlah kursi, Enrekang memang idealnya bergabung dengan Toraja. Namun aspek proporsional ini tidak lebih penting ketimbang memperhatikan aspek sosial budaya. Sehingga bagi PAN KPU sebaiknya menggunakan aspek ini dalam memilih alternatif tersebut.
Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle juga berpendapat kalau Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri dengan alasan yang sama. "Tapi bagi partai tidak terlalu kita persoalkan, tapi kalau harus memberi pendapat memang Enrekang lebih ideal kalau gabung Pinrang dan Sidrap," kata Ambo Dalle.
Sebagaimana diketahui, KPU Sulsel menyiapkan empat alternatif penataan dapil DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang. Rancangan dapil ini rencananya akan dikonsultasikan KPU dengan panwaslu, parpol, dan stakeholder lainnya, Senin, 25 Februari di Hotel Singgasana Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menyatakan, KPU Sulsel akan mengundang khusus Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) dalam konsultasi publik ini. KPU berharap ada pandangan tersendiri dari perwakilan HIKMA kemana idealnya Enrekang bergabung. "Kita ingin tahu bagaimana masukan HIKMA soal dapil ini," kata Ziaur Rahman.
Yang pasti menurut Ziaur Rahman, kalau mempertimbangkan asas proporsional kursi, daerah ini harus bergabung dengan Toraja. Tapi masalah yang mesti diperhatikan karena kondisi kultur dan sosial budaya yang sangat berbeda. (hamsah umar)

Minggu, 24 Februari 2013

Gerindra Pungut Biaya Pendaftaran Cawali


MAKASSAR, FAJAR--Cawali dan cawawali Makassar yang ingin mengendarai Partai Gerindra di pilwalkot Makassar dipersilahkan melamar ke partai ini. DPC Gerindra Makassar menjadwalkan pendaftaran cawali-cawawali Makassar 25 Februari-5 Maret mendatang.
Minimnya kader potensial yang berpeluang besar diusung di pilwalkot Makassar 18 September mendatang, membuat partai ini membuka seluas-luasnya bagi seluruh figur yang ingin bertarung di Makassar untuk mendaftar di partai ini. Partai ini berharap sudah bisa memiliki calon akhir Maret atau April mendatang. Untuk pendaftaran ini, Gerindra Makassar membebankan biaya administrasi pendaftaran.
"Kita buka seluas-luasnya kepada semua tokoh yang berniat mengendarai Gerindra di pilwalkot Makassar. Kami terbuka baik dari kalangan politisi, birokrat, pengusaha, atau pun akademisi. Sepanjang punya keseriusan dan peluang Gerindra pasti akan mengusungnya," kata Ketua DPC Gerindra Makassar, Nadham Yusuf, Jumat, 22 Februari.
Nadham mengaku selama ini sudah banyak calon yang membangun komunikasi dengan partai Gerindra. Tapi karena partai ini memiliki mekanisme dalam proses penjaringan calon, sehingga calon yang berminat dipersilahkan mendaftar.
Soal besarnya biaya pendaftaran yang dibebankan Gerindra terhadap calon, Nadham mengaku sepenuhnya menjadi kewenangan tim pilkada DPC Gerindra Makassar. "Teknisnya berapa saya tidak tahu, tapi tentu ada biaya administrasinya," kata Nadham.
Gerindra berharap, calon yang mendaftar di partai ini diharapkan memiliki kompetensi dan memiliki keseriusan bertarung. Bukan sekadar untuk meramaikan seleksi cawali dan cawawali melalui media. (hamsah umar)

Tata Dapil, KPU Tawarkan Empat Alternatif


MAKASSAR, FAJAR--Rancangan penataan daerah pemilihan (dapil) DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang akhirnya dirilis KPU Sulsel. Ada empat alternatif yang ditawarkan penyelenggara pemilu ini dalam menata dapil dan alokasi kursi DPRD Sulsel 2014.
Selain dapil yang melebihi kursi maksimal yang ditata ulang, KPU juga melakukan penataan terhadap dapil lain dalam rangka penyesuaian dapil DPR RI. Kondisi ini juga terjadi untuk dapil Makassar yang terbagi dua dapil dimana penataannya akan menyesuaikan pembagian dapil untuk DPRD Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menandaskan bahwa empat peta rancangan dapil yang disiapkan KPU Sulsel ini, akan dilakukan konsultasi publik Senin, 27 Februari di Hotel Singgasana Makassar. Konsultasi publik ini akan mengundang partai politik peserta pemilu, panwaslu, dan pihak terkait lainnya.
"Penataan dapil ini tetap kita perhatikan prinsip kesinambungan misalnya melihat pembagian dapil DPR RI, begitu juga kabupaten/kota. Contohnya, dapil Bantaeng-Bulukumba,  Sinjai, dan Selayar. Kita tawarkan Bulukumba-Sinjai satu dapil, sedang Bantaeng, Jeneponto, Selayar juga kita gabung," kata Ziaur Rahman.
Untuk Bantaeng, Selayar, Jeneponto yang tergabung dalam satu dapil akan memperebutkan 7 kursi, sedang Bulukumba-Sinjai ada 6 kursi. Sedang Gowa-Takalar sebanyak 9 kursi. (selanjutnya lihat grafis).
Rancangan dapil yang juga disiapkan dua alternatif adalah Sidrap, Enrekang, Pinrang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Dua alternatif ini yakni dapil Sidrap, Pinrang, dan Enrekang dengan 9 kursi dan Tana Toraja-Toraja Utara 5 kursi. Atau Enrekang bergabung ke Tana Toraja-Toraja Utara sehingga menjadi 7 kursi, begitu juga Sidrap dan Pinrang.
"Kalau menggunakan prinsip dan pendekatan kesetaraan kursi, idealnya Enrekang bergabung dengan dapil Toraja Utara-Tana Toraja. Tapi kalau pendekatan kultur dan budaya idealnya dia gabung Pinrang dan Sidrap. Jadi khusus untuk daerah ini, kita perlu menanyakan bagaimana keinginan masyarakat Enrekang," kata Ziaur Rahman. (hamsah umar)
       


Legislator Golkar di Posisi Aman


*69 Kader Bersaing ke Senayan

MAKASSAR, FAJAR--Persaingan kader internal Golkar memperebutkan tiket calon legislatif (caleg) Golkar untuk DPR RI cukup ketat. Kuota caleg setiap parpol hanya 24 orang (sesuai jumlah kursi), kader Golkar yang mendaftar caleg senayan mencapai 69 orang.
Ketatnya persaingan untuk mendapatkan tiket Golkar ke senayan ini membuktikan kalau Golkar memiliki cukup banyak kader. Tapi puluhan kader Golkar ini juga harus siap-siap kecewa tidak terakomodir caleg, mengingat kuota caleg setiap partai cukup terbatas.  Hanya legislator senayan yang bisa dipastikan berada di posisi aman menjadi caleg Golkar mendatang.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris menyebutkan hingga saat ini setidaknya 69 kader Golkar yang sudah resmi mendaftar caleg di Golkar untuk senayan. Mereka inilah yang akan digodok sebagai caleg untuk menentukan kader terbaik dan paling berpeluang mendapatkan suara besar dari masyarakat Sulsel di pileg 2014 mendatang. Seleksi 69 kader Golkar ini sementara dilakukan DPP Golkar.
"Sesuai jumlah kader yang sudah mendaftar dan mengembalikan formulir, ada 69 kader yang siap bersaing menjadi caleg di Golkar untuk DPR RI," kata Arfandi, Jumat, 22 Februari.
Sebagaimana diketahui, Sulsel terdiri dari tiga dapil. Dapil I terdiri dari 8 kursi, dapil II 9 kursi, dan dapil III 7 kursi. Dari puluhan kader Golkar yang mengincar senayan itu, beberapa di antaranya seperti Hamka B Kadi,  Emil Abeng, Ulfa Hermanto dan Hois Bachtiar di dapil I. Dapil II seperti Syamsul Bachri, Halim Kalla, Andi Rio Padjalangi, Basri Sahedaby, Erwin Aksa dan Ajiep Padindang, dapil III Susilo Tamsil Harahap, Rahman AT, La Kama Wiyaka, Markus Nari, Latinro Latunrung dan sejumlah nama lainnya.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Kadir Halid menambahkan banyaknya kader yang mengincar caleg senayan ini membuat persaingan di internal sendiri cukup seru dan ketat. "Kalau yang diterima hanya 24 orangm itu artinya sangat ketat persaingan di internal. Sehingga caleg yang ditetapkan nanti adalah orang terbaik Golkar saat ini," kata Kadir Halid.
Kader Golkar yang terbilang aman untuk lolos caleg adalah yang selama ini sudah tercatat sebagai anggota DPR RI. Itu karena mereka dianggap sudah memiliki basis dan kekuatan massa memadai sehingga peluangnya terpilih sangat besar. Terkecuali kata dia Malkan Amin dan Ulfa Hermanto yang kabarnya memilih mendorong anaknya menjadi caleg senayan. (hamsah umar)


Dapil I: Emil Abeng, Tenri Yasin Limpo, Hoist Bachtiar, Mustafa M Raja, Hamka B, Fattah, Nurdin Halid, Zainuddin Hasan

Dapil II: Andi Rio Padjalangi, Syamsul Bahri, Halim Kalla, Jend (purn) Sedehabi, Ajiep Padindang, Sabil Rahman, Hasanuddin Ibrahim, Erwin Aksa,

Dapil III: Markus Nari, Susilo MT Harahap, Luthfi A Mutty, Ariani Akib Baramuli, La Kama Wiyaka, Husnul Rahman, Iriyani Soedirman, Badaruddin Andi Picunang, Ali Mochtar Ngabalin, La Tinro La Tunrung

Adil Sandingkan Survei Lokal dan Nasional


MAKASSAR, FAJAR--Calon wali kota Makassar, Adil Patu mulai melakukan survei pendamping di pilwalkot Makassar, 18 September mendatang. Ketua DPP PDK Sulsel ini menyandingkan lembaga survei lokal dan lembaga survei nasional.
Saat ini, kedua lembaga yang ditunjuk PDK melakukan survei cawawali untuk Adil Patu ini sudah berjalan. Hasil survei cawali ini dipastikan sudah bisa diketahui pada Maret mendatang. Adil Patu yang saat ini berada di jajaran tiga besar yang memiliki popularitas dan elektabilitas tertinggi ini menargetkan menjadi calon pertama yang menentukan pasangan dari partai politik.
"Dua lembaga survei yang kita pakai ini sudah jalan sehingga Maret kita sudah peroleh hasilnya. Kenapa kita menggunakan dua lembaga survei lokal dan nasional agar hasil yang diperoleh ini bisa dipertanggungjawabkan akurasinya, sehingga calon yang kita pilih memiliki peluang untuk menang bersama kita," kata Adil Patu, Jumat, 23 Februari.
Dia menyebut, survei calon yang profesional tidak cukup kalau hanya menggunakan satu lembaga survei. Ketika ada dua lembaga yang dipakai secara bersamaan, PDK bisa membandingkan hasil survei kedua lembaga itu sehingga dia tidak ragu dalam menentukan pendamping. "Kalau kita pakai survei pembanding, harapannya bagaimana hasilnya terukur dan bisa dipercaya," tambahnya.
Di pilwalkot Makassar, Adil Patu melakukan survei terhadap 11 cawawali. Namun siapa saja tokoh yang disurvei itu dia enggan membeberkannya. Saat pihaknya melakukan survei pendamping, Adil tetap intens menggalang dukungan masyarakat. Dia bahkan melakukan sosialisasi sambil melakukan dakwah seperti yang dilakukan kemarin.
Di kelurahan Maccini Gusung Makassar, Adil Patu melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat di daerah itu, termasuk menyempatkan diri menjadi khatib di salah satu masjid di daerah itu. Dalam sosialisasi ini, Adil banyak menyerap aspirasi masyarakat miskin mengenai hal-hal yang perlu dilakukan wali kota mendatang.
Sementara itu, Adil Patu dijadwalkan akan menggarap dukungan dari kalangan mahasiswa. Rencananya, Adil akan menjadi pembicara pada salah satu seminar yang digelar mahasiswa Universitas 45 Makassar hari ini. (hamsah umar)