MAKASSAR, FAJAR--Partai politik perserta pemilu sepertinya lebih respek ketika Tana Toraja dan Toraja Utara berdiri sendiri, dengan melihat pertimbangan sosial budaya.
Penilaian ini menyikapi alternatif pembagian dapil untuk DPRD Sulsel yang ditawarkan KPU Sulsel. Dari empat alternatif yang disiapkan, penataan dapil yang dulu tergabung Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara (dapil VI) yang paling menarik dikaji dalam hal ini posisi Enrekang apakah gabung Toraja atau Sidrap-Pinrang.
"Kalau kita mau pakai pertimbangan sosial budaya sebaiknya memang Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri, apalagi kedua kabupaten ini memang sudah memenuhi syarat untuk menjadi dapil tersendiri," kata Sekretaris DWP PAN Sulsel, Buhari Kahar Mudzakkar.
Buhari mengakui bahwa kalau harus mempertimbangkan aspek proporsional dalam hal ini jumlah kursi, Enrekang memang idealnya bergabung dengan Toraja. Namun aspek proporsional ini tidak lebih penting ketimbang memperhatikan aspek sosial budaya. Sehingga bagi PAN KPU sebaiknya menggunakan aspek ini dalam memilih alternatif tersebut.
Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle juga berpendapat kalau Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri dengan alasan yang sama. "Tapi bagi partai tidak terlalu kita persoalkan, tapi kalau harus memberi pendapat memang Enrekang lebih ideal kalau gabung Pinrang dan Sidrap," kata Ambo Dalle.
Sebagaimana diketahui, KPU Sulsel menyiapkan empat alternatif penataan dapil DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang. Rancangan dapil ini rencananya akan dikonsultasikan KPU dengan panwaslu, parpol, dan stakeholder lainnya, Senin, 25 Februari di Hotel Singgasana Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menyatakan, KPU Sulsel akan mengundang khusus Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) dalam konsultasi publik ini. KPU berharap ada pandangan tersendiri dari perwakilan HIKMA kemana idealnya Enrekang bergabung. "Kita ingin tahu bagaimana masukan HIKMA soal dapil ini," kata Ziaur Rahman.
Yang pasti menurut Ziaur Rahman, kalau mempertimbangkan asas proporsional kursi, daerah ini harus bergabung dengan Toraja. Tapi masalah yang mesti diperhatikan karena kondisi kultur dan sosial budaya yang sangat berbeda. (hamsah umar)