Powered By Blogger

Selasa, 26 Februari 2013

Asriadi Tidak Percaya Survei Insert


MAKASSAR, FAJAR--Hasil survei Insert Institute yang menempatkan kader Demokrat Wajo kurang bersaing dengan calon lainnya, calon Demokrat galau. Mereka tidak percaya dengan survei yang dilansir Insert.
Salah satu cabup asal Demokrat, Andi Asriadi Mayang mengaku sulit percaya dengan survei insert yang hanya menempatkan dirinya memiliki elektabilitas 2 persen. Apalagi, calon Demokrat ini juga memiliki survei yang juga tidak diragukan hasilnya.
"Kita menghargai survei yang dilansir salah satu lembaga survei ini. Tapi kami anggap itu kurang menyakinkan kalau menyebut elektabilitas saya hanya 2 persen. Beberapa bulan lalu kami sudah survei dan hasilnya tidak seperti itu," kata Asriadi Mayang.
Korda Wajo DPD Demokrat Sulsel ini menyatakan, banyak pendukungnya yang menyikapi hasil survei tersebut. "Mereka tidak percaya kalau hasilnya begitu. Apalagi kami memiliki investasi sosial baik di pemilukada Wajo lalu maupun sebagai mantan Ketua DPRD Wajo," tandasnya.
Tim Pemenangan Asriadi Mayang, Andi Ilham Asri menyebut hasil survei yang dilakukan internal beberapa waktu lalu menyebutkan popularitas Asriadi mencapai 42,88 persen sedang elektabilitasnya di kisaran 21 persen. Untuk popularitas, survei Insert memang tidak jauh beda dengan data yang dimiliki Asriadi. Insert melansir popularitas Asriadi Mayang mencapai 52 persen. (hamsah umar)

Senin, 25 Februari 2013

Nurhasan Gabung Hary Tanoe


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPW Partai Bintang Reformasi (PBR) Sulsel, Nur Hasan ikut menjadi deklarator pembentukan organisasi masyarakat (ormas) bernama Persatuan Indonesia atau Perindo. Dia bersama Hary Tanoesoedibjo bersama deklarator lainnya membentu ormas ini.
Nur Hasan mengaku bergabung dengan Perindo karena ingin terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial yang akan dilakukan ormas ini. Dia menyebut, ormas ini akan konsen pada kegiatan sosial di bidang pertanian, nelayan, buruh, dan masyarakat terpinggirkan lainnya.
Ormas ini diketuai oleh Hery Tanoe sementara sekjennya Ahmad Rofiq. Nur Hasan mengaku dalam waktu dekat juga akan dibentuk perwakilan di Sulsel dan kabupaten/kota lainnya.
"Pembentukan organisasi ini akan kita tindak lanjuti dengan membentuk perwakilan di Sulsel termasuk kabupaten/kota. Insya Allah dalam waktu dekat sudah kita lakukan," kata Nur Hasan.
Sekadar diketahui, Hary Tanoe saat ini bergabung di Partai Hanura. Bicara kemungkinan ormas ini menjadi parpol seperti Nasdem, Nur Hasan mengaku belum sampai pemikiran ke arah sana. Soal peluang bergabung dengan Hanura Sulsel, dia menyatakan sejauh ini belum memutuskan bergabung di partai politik setelah PBR gagal lolos sebagai peserta pemilu.
"Untuk bergabung ke Hanura saya belum putuskan. Nantilah pasti saya akan ambil keputusan bergabung kemana. Untuk sementara ini saya di Perindo saja dulu," katanya. (hamsah umar)  

Sinyal Bahaya Petahana Wajo


MAKASSAR, FAJAR--Sinyal bahaya bagi Ketua DPD Golkar Wajo, Andi Burhanuddin Unru di pemilukada Wajo. Survei petahana ini terpuruk bahkan disalib pesaing terberatnya yakni Ketua DPD PAN Wajo, Amran Mahmud.
Amran yang juga masih tercatat sebagai wakil bupati Wajo dari Burhanuddin ini memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 29,33 persen. Sedang Burhanuddin terpuruk ke urut 2 dengan tingkat elektabilitas sebesar 22,67 persen. Kekalahan Golkar di Wajo pada pilgub lalu, serta dugaan aksi kekerasan yang dilakukan Burhanuddin terhadap warganya ditengarai sebagai pemicu sehingga survei petahana Wajo ini terpuruk.
Ini berdasar hasil survei yang dilakukan The Insert Institute yang dilakukan 19-21 Februari lalu. Survei yang menggunakan metode kuota random sampling dan stratified random sampling ini melibatkan 17 surveyor dengan jumlah sampel sebanyak 600 orang, tersebar di 14 kecamatan yang ada di Wajo.
Elektabilitas calon lain yang berada di bawah dua tokoh kuat di Wajo ini ada Dr Sanusi Karateng dengan tingkat elektabilitas 7,17 persen, Andi Safri Modding 3,00 persen, Yunus Panaungi 2,67 persen, Andi Ampa Passamula 2,17 persen, Andi Asmidin dan Andi Asriadi Mayang 2,00 persen dan sejumlah tokoh lainnya.
Kendati petahana terpuruk untuk tingkat elektabilitas, bupati Wajo ini masih memimpin sebagai cabup terpopuler dengan tingkat popularitas 91,50 persen, disusul Amran Mahmud 79,50 persen, Sanusi Karateng 61,33 persen, A Asmidin 56,00 persen,  Yunus Panaungi 52,83 persen, Andi Asriadi Mayang 52,00 persen, Safri Modding 50,67 persen, sedang lainnya di kisaran 30 persen.
Koordinator Riset Insert Institute, Eka Damayanti saat memberikan keterangan pers Minggu, 24 Februari mengatakan kasus yang membelit Burhanuddin yakni dugaan penganiayaan terhadap warganya, sangat berkontribusi menurunkan kepercayaan masyarakat Wajo terhadap Burhanuddin. "Pengaruhnya bisa mencapai 50 persen penyebab anjloknya elektabilitas petahana," kata Damayanti.
Dengan hasil survei yang dilakukan Insert Institute ini, Amran Mahmud sangat berpeluang memenangkan pemilukada Wajo sekiranya pemilihan dilakukan hari ini. Namun bukan tidak mungkin, trend baik terhadap Amran ini akan terus berlanjut apalagi tokoh PAN ini dianggap memiliki kepedulian terhadap masyarakat kecil utamanya di bidang pendidikan. Salah satu investasi sosial yang dimiliki Amran adalah adanya lembaga pendidikan informal yang dibentuk jauh sebelum terpilih wakil bupati Wajo di pemilukada lalu. (hamsah umar)                      

Hakim Siap Bersaing Senior Golkar


MAKASSAR, FAJAR--Ketua Departemen Organisasi DPP Golkar, Hakim Kamaruddin siap bersaing dengan politisi senior Golkar Sulsel guna memperebutkan jatah caleg maupun kursi di DPR RI.
Staf pencalegan DPP Golkar ini membidik senayan melalui daerah pemilihan (dapil) I Sulsel. "Selain keinginan untuk menjadi caleg dari dapil Sulsel, juga ada dorongan dari partai. Sehingga saya siap untuk menjadi caleg sekalipun harus bersaing dengan kader Golkar lain yang sudah lebih awal duduk di senayan," kata Hakim didampingi pengurus DPD Golkar Sulsel, Maqbul Halim saat memberikan keterangan pers di Lagaligo, Minggu, 24 Februari.
Hakim yang saat ini juga berprofesi sebagai pengacara ini pun mulai turun di Sulsel untuk bersosialisasi kendati sifatnya masih terbatas, seperti melalui keluarga dekat, kerabat, hingga teman kuliah di daerah ini.
Banyak berkecimpun di organisasi kepemudaan semasa kuliah di Makassar membuat Hakim mengaku cukuk kenal dengan kondisi Sulsel saat ini. Dia pernah tercatat sebagai pengurus Ikatan Pelajar Pemuda Muhammadiah, Karang Taruna, dan organisasi lainnya. Untuk level nasional dia pernah tercatat sebagai pengurus HMI Pusat, ICMI Pusat, hingga PSSI.
Soal banyaknya kader Golkar yang membidik senayan, Hakim mengakui bahwa persaingan untuk menjadi caleg di Golkar cukup ketat. Namun kondisi ini dipandang akan saling menguntungkan bagi Golkar sendiri sehingga siapa pun yang akan ditetapkan caleg Golkar ke senayan itulah pilihan terbaik. "Tingga bagaimana teman-teman kader untuk berkompetisi yang secara sehat," lanjutnya.
Alasan lain sehingga dia terdorong menjadi caleg dapil Sulsel DPR RI pada pemilu 2014 mendatang, karena dirinya juga ingin ambil bagian dalam memperjuangkan masyarakat Sulsel melalui pusat. Salah satunya adalah pengembangan ekonomi kreatif apalagi potensi sumber daya alam di Sulsel sangat memadai.
"Dan itu adalah tugas pemerintah dan anggota DPR untuk mendorong hal itu. Contoh kecil petani lombok, kalau hanya petik jual bisa harganya murah, tapi bagaimana diolah sehingga bisa lebih mengsejahterakan masyarakat. Ini yang harus didorong," katanya. (hamsah umar)

Parpol Respek Toraja Berdiri Sendiri


MAKASSAR, FAJAR--Partai politik perserta pemilu sepertinya lebih respek ketika Tana Toraja dan Toraja Utara berdiri sendiri, dengan melihat pertimbangan sosial budaya.  
Penilaian ini menyikapi alternatif pembagian dapil untuk DPRD Sulsel yang ditawarkan KPU Sulsel. Dari empat alternatif yang disiapkan, penataan dapil yang dulu tergabung Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara (dapil VI) yang paling menarik dikaji dalam hal ini posisi Enrekang apakah gabung Toraja atau Sidrap-Pinrang.
"Kalau kita mau pakai pertimbangan sosial budaya sebaiknya memang Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri, apalagi kedua kabupaten ini memang sudah memenuhi syarat untuk menjadi dapil tersendiri," kata Sekretaris DWP PAN Sulsel, Buhari Kahar Mudzakkar.
Buhari mengakui bahwa kalau harus mempertimbangkan aspek proporsional dalam hal ini jumlah kursi, Enrekang memang idealnya bergabung dengan Toraja. Namun aspek proporsional ini tidak lebih penting ketimbang memperhatikan aspek sosial budaya. Sehingga bagi PAN KPU sebaiknya menggunakan aspek ini dalam memilih alternatif tersebut.
Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle juga berpendapat kalau Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri dengan alasan yang sama. "Tapi bagi partai tidak terlalu kita persoalkan, tapi kalau harus memberi pendapat memang Enrekang lebih ideal kalau gabung Pinrang dan Sidrap," kata Ambo Dalle.
Sebagaimana diketahui, KPU Sulsel menyiapkan empat alternatif penataan dapil DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang. Rancangan dapil ini rencananya akan dikonsultasikan KPU dengan panwaslu, parpol, dan stakeholder lainnya, Senin, 25 Februari di Hotel Singgasana Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menyatakan, KPU Sulsel akan mengundang khusus Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) dalam konsultasi publik ini. KPU berharap ada pandangan tersendiri dari perwakilan HIKMA kemana idealnya Enrekang bergabung. "Kita ingin tahu bagaimana masukan HIKMA soal dapil ini," kata Ziaur Rahman.
Yang pasti menurut Ziaur Rahman, kalau mempertimbangkan asas proporsional kursi, daerah ini harus bergabung dengan Toraja. Tapi masalah yang mesti diperhatikan karena kondisi kultur dan sosial budaya yang sangat berbeda. (hamsah umar)