Powered By Blogger

Minggu, 26 Juni 2011

Kios Depan Kampus 45 Dipagari


MAKASSAR--Puluhan kios yang ada di Jalan Urip Sumoharjo tepatnya di depan kampus Universitas 45 Makassar dipagari seng. Diduga, pamagaran itu akibat sengketa lahan tempat kios tersebut berdiri. Akibatnya, puluhan pengusaha foto copy, pengetikan komputer, warung dan kios dagangan lainnya nyaris tidak beroperasi dua hari terakhir.
Pemilik kios yang umumnya hanya penyewa lahan mengaku tidak tahu  menahu sehingga lokasi tempat mereka berusaha tiba-tiba ditutup. Pemilik kios memang mengaku pernah mendapat surat pemberitahuan dari pihak yang mengklaim pemilik lahan untuk mengosongkan lokasi tersebut. Namun para pemilik kios tetap bertahan, karena merasa berhak bertahan. Apalagi pihak yang meminta mengosongkan lokasi bukan orang yang selama ini ditempati menyewa lahan.
"Kalau memang ini lahan bermasalah, semestinya tidak perlu dipagari. Biarkan proses hukum berjalan karena kami semua di sini hanya menyewa. Kalau memang sudah perintah pengadilan, kami siap tinggalkan tempat karena memang kita hanya menyewa," ujar salah seorang pemilik kios foto copy, Muharir.
Muharir menyebutkan,  pada 14 Juni lalu, ada surat pemberitahuan dari warga yang mengklaim pemilik lahan yang intinya meminta lahan dikosongkan dalam waktu tiga hari. "Surat kedua 17 Juni," kata Muharir.
Informasi yang diperoleh, pihak yang melakukan pemagaran lokasi tersebut bernama A Maddusila. Namun sebagian pemilik kios juga tidak tahu menahu siapa yang meminta dilakukan pemagaran tersebut. "Saya tidak tahu, cuma tiba-tiba saja di pagar. Tapi pernah memang ada surat pemberitahuan," kata Suhartini.
Jufri, pemilik kios lainnya menyebutkan bahwa sejak kios di depan kampus 45 itu dipagari seng, aktivitas usaha mereka merosot tajam. Bahkan nyaris tidak ada pelanggan yang datang. "90 persen usaha macet akibat pemagaran lokasi ini. Jelas kondisi ini merugikan kami sebagai pemilik kios," kata Jufri.
Menurut warga, sewa lahan kosong di lokasi tersebut berkisar Rp5,5 juta untuk dua tahun. Informasi yang diperoleh, lahan tersebut disewa warga dari orang yang berbeda. Orang yang ditempati menyewa lahan itu antara lain, Kaimuddin, Bur, dan Mursalim. "Sebenarnya sudah banyak orang yang kita dengar mengaku pemilik lahan ini, tapi belum pernah ada kita dengar berperkara di pengadilan," tambah Jufri.
Para pemilik kios berharap, pemagaran itu bisa dimediasi sehingga aktivitas penyewa lahan bisa berjalan normal, sambil pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan berperkara melalui jalur hukum yang ada. (hamsah umar)                  

MIL Desak Penimbun Losari Diproses


MAKASSAR--Penyidik Polda Sulsel terus mendapat tekanan dari aktivis di kota ini, utamanya dalam penuntasan kasus penimbunan Pantai Losari di depan Fort Rotterdam Makassar. Polda Sulsel dituntut segera memproses pengusaha yang telah menimbun pantai, karena ditengarai tidak memiliki izin resmi dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, atau pihak terkait lainnya.
Desakan tersebut salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Macazzart Intellectual Law (MIL), Supriansa. Dia minta Kepolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman  untuk segera memproses pengusaha  yang telah menimbun pantai di depan benteng Rotterdam. 
"Jika memang Polda Sulsel tidak bisa menuntaskan kasus penimbunan pantai di depan Fort Rotterdam ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus turun tangan, karena penimbunan itu tidak mendapat izin dari negara," kata Supriansa.
Dia menambahkan bahwa laut merupakan milik negara, sehingga segala bentuk kegiatan berupa reklamasi dan penimbunan lainnya harus mendapat izin dari negara. Makanya ketika ada penimbunan tanpa izin dari pihak berwenang, polisi mesti aktif melakukan pengusutan dan memproses pelakunya.
"Saya heran kasus  Toni Gosal yang menimbun laut untuk membangun hotel dipenjara oleh penegak hukum, dalam hal ini Baharuddin Lopa saat menjadi Kajati Sulsel. 
Apakah hukum yang berlaku saat ini berbeda, atau perbedaan itu terjadi dari pihak  yang mengendalikan hukum," tandas Supriansa.
Untuk menyelamatkan pesisir pantai di Makassar termasuk yang saat ini ditimbun di depan benteng, Supriansa menegaskan kasus itu harus diusut tuntas, dan  menjerat pelakunya. 
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman yang dikonfirmasi melalui telepon menegaskan bahwa kasus penimbunan pantai di depan Fort Rotterdam, tetap akan diusut tuntas. Hanya saja, kapolda enggan memberikan penjelasan bagaimana perkembangan kasus tersebut. "Kalau bagaimana perkembangannya langsung saja ke ditreskrim. Yang jelas itu, tetap akan  kita usut tuntas," kata Johny. (hamsah umar)      


Sabtu, 25 Juni 2011

Stabil Menggunakan Ban Besar



INGIN merasakan kenyamanan saat mengendarai motor besar sejenis Harley Davidson, tentu saja menjadi harapan semua pihak apalagi menyangkut keselamatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti ban motor dengan ukuran yang lebih besar. Dengan ukuran ban yang terbilang besar ini, maka stabilitas motor saat dikendarai sedikit terjawab.
Apalagi, untuk mempercantik tampilan motor, ukuran ban tidak bisa dikesampingkan. Semakin besar ukurannya, maka semakin keren dan menarik pula kendaraan itu sendiri. Bahkan, persoalan ban motor ini menjadi hal lumrah bagi penggila motor modifikasi.
Motor Harlay Davidson yang satu ini misalnya menggunakan ban yang cukup besar. Untuk ban belakang misalnya memiliki lingkaran 280/35 R-18 M/C 84 V, sedang untuk  ban depan   memiliki lingkaran 120/70. Keduanya menggunakan pelek 21 inci. Selain tampilannya cukup keran karena menggunakan ban besar, harga ban ini juga cukup mahal hingga jutaan rupiah. Jenis ban yang digunakan juga adalah pilihan, yang memang menjadi rekomendasi Harley Davidson, Metzeler.  
Begitu juga pelek yang digunakan. Pelek yang berbahan stainless steel ini sudah termasuk langka di pasaran. Hanya diperoleh dari pemilik bengkel yang ada di Jakarta.     
Sementara untuk rem cakram dan setir menggunakan merek tuples. Pada bagian setir ini, Hendra lebih memilih menggunakan setir yang lurus, untuk menyesuaikan dengan desain motornya.  Tentu saja,  kenyamanan saat berkendara juga menjadi alasan menggunakan setir lurus. (hamsah umar)           

Saringan Udara Versi Racing



MEMAKSIMALKAN fungsi pada komponen kendaraan tidak hanya dengan melakukan perawatan rutin, juga pilihan jenis komponen yang ada. Selain karena alasan fungsi, model dan tampilan komponen juga menjadi alasan utama untuk menentukan pilihan.
Sebut saja pada saringan udara motor Harley Davidson tipe Heritage Softail yang satu ini. Motor yang berpelat DD 6969 T ini memiliki saringan udara versi racing, hyper charger. Dengan menggunakan saringan udara versi racing ini, kinerja lalu lintas udara di mesin akan lebih baik.
Tapi yang unik dari saringan udara versi racing ini lebih kepada modelnya. Pada salah satu bagian, mirip mata apalagi pada bagian ini ada dua lubang dan memiliki penutup. Sehingga pada saat mesin dinyalakan, saringan motor unik ini terlihat seperti mata yang sedang berkedip-kedip. "Sebenarnya saringan ini fungsinya sama dengan jenis saringan udara lainnya. Cuma ini lebih pada modelnya saja yang kelihatan lebih baik," kata Hendra.
Bagian lain yang tidak kalah uniknya adalah kaca spion. Spion yang terbungkus dengan bahan stainless ini terlihat sangat imut. Bahkan besarnya sama dengan jempol orang dewasa. Kendati imut, namun kesan yang ditampilkan tidak menghindarkan dari motor yang berukuran cukup besar ini.
Karena sebagian besar rangka motor ini terbuat dari bahan stainless steel, motor Harley full modifikasi ini terlihat cukup mengkilap. Mulai dari pelek, setir, rangka setir, dan beberapa bagian lainnya. Ini pula yang menjadikan motor yang bodinya dirakit ini tampil semakin garang. (hamsah umar)                               

Sangar dengan Motif Tengkorak



SENTUHAN desain dan motif pada  kendaraan modifikasi, adalah bagian penting untuk memaksimalkan kesan yang ingin ditampilkan. Desain dan motif ini bahkan terkadang menjadi alasan bagi pencinta motor modifikasi untuk melakukan perubahan terhadap motornya. Motor modifikasi selalu saja ada bagian tertentu yang menjadi ciri khas, dan membedakan dengan motor modif yang lain.
Begitu juga dengan motor Harley Davidson milik Hendra Sirajuddin. Harley versi heritage softail ini memiliki keunikan tersendiri pada tangki dan bagian bodi lainnya. Selain menjadi ciri khas, bagian ini juga menambah kesan sangar pada motor modifikasi ini.    
Desain unik yang menambah tampilan semakin sangar ini berupa motif tengkorak, utamanya  memenuhi pada bagian tangki bahan bakarnya. Di bagian ini, ada begitu banyak motif tengkorak yang dibenamkan, begitu juga pada bagian lainnya. Sementara pilihan warna yang mengombinasikan hijau dan kuning keemasan bisa membuat motor ini tampil lebih bersih dan mengkilap.
Apalagi pemberian warna kuning keemasan hanya berupa titik-titik, sehingga semakin membuat kesan klasik pada motor ini. "Motor modifikasi itu kan lebih pada seni. Nah pemberian motif tengkorak pada beberapa bagian bodinya ini agar kesan yang ditampilkan bisa lebih sangar lagi," kata Hendra.
Apalagi menurut dia, motor modifikasi seperti ini tidak digunakan setiap hari atau penunjang mobilitas, tapi lebih untuk kegiatan santai maupun kontes. Makanya estetika dan seni dalam perubahan tampilan motor ini menjadi hal yang paling penting. "Pilihan warna dan motif juga lebih kepada penyesuaian desain," kata Hendra. 
Makanya, Hendra memastikan motor miliknya ini akan tetap didorong untuk ikut kontes ketiga ada kontes motor Harley. Karena mengutamanan estetika dan seni, Hendra menyebutkan bahwa kenyamanan pada desain motor jenis ini tentu saja sedikit diabaikan, kendati bukan berarti desain seperti ini kurang aman untuk dikendarai. (hamsah umar)