Powered By Blogger

Senin, 25 Juli 2011

Satlantas Kampanye Anti Korupsi


MAKASSAR--Satuan Lalu Lintas Polres Pelabuhan melakukan kampanye anti korupsi dan tanpa pungutan liar (pungli), dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai unit lalu lintas. Kampanye dengan menggunakan pin bergambar korps kepolisian dan bertuliskan "Anti Korupsi, No Pungli" resmi dikampanyekan mulai Senin, 25 Juli. 
Kampanye anti korupsi dan tanpa pungli di jajaran Satlantas Polrestabes Makassar ini, ditandai dengan pemasangan pin anti korupsi dan tanpa pungli kepada 50 anggota Satlantas Polres Pelabuhan kemarin. 
Kasat Lantas Polres Pelabuhan, AKP Andi Sunra menjelaskan bahwa kampanye ini dalam rangka program inisiatif seluruh anggota Satlantas. Motto baru Satlantas itu merupakan penekanan kapolri pada rapat kerja teknis fungsi lalu lintas 2011 di Jakarta baru-baru ini.
Sementara itu, dalam acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Integrity Fair 2011 yang berlangsung di CCC Makassar, stand Satlantas Polrestabes Makassar keluar sebagai juara I stand terbaik dalam acara yang diselenggarakan KPK tersebut. "Ini adalah kerja keras dan kekompakan kita semua," kata Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat. (hamsah umar)   

Minggu, 24 Juli 2011

Sempat Hadiri Hajatan Pernikahan, Tolak Berobat ke Malaysia


*Immemorian Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Muhammad Nur Samsul


Innalillahi Wainnailaihi Rajiun. Jajaran Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar kehilangan personel terbaiknya. Kapolrestabes Makassar, Komisaris Besar Polisi Muhammad Nur Samsul telah pergi untuk selama-lamanya.
KEDIAMAN Kapolrestabes Makassar di Jalan Cendrawasih No.1 Makassar Minggu, 24 Juli dini hari langsung ramai begitu mendengar kabar kepergian perwira dengan tiga bunga di pundaknya ini. Sejumlah anggota kepolisian dan  beberapa pihak di daerah ini datang melayak. 
Nur Samsul yang baru saja menjabat Kapolrestabes Makassar sekitar satu tahun ini, meninggal di ruangan IRD Rumah Sakit Akademis Makassar sekira pukul 02.45. Dia diduga meninggal dunia karena sesak napas, yang menurut keluarga dia memang selama ini memiliki riwayat penyakit tersebut.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, perwira yang diketahui lahir 5 Oktober 1962 di Selayar ini sempat menghadiri hajatan pernikahan salah seorang putri Ditreskrim Polda Sulsel, Kombes Pol Syamsuddin Yunus di Clarion Hotel Makassar sekira pukul 20.30. Di acara pernikahan itu, almarhum oleh keluarganya memang sudah mengeluh sesak napas. 
Karena tiba-tiba sesak napas tersebut, almarhum memilih pulang ke rumahnya di Cendrawasih. Namun setelah  beberapa saat istirahat, sesak napas yang dialami mantan Analis Madya Trans National Crime Coordination Bareskrim Mabes Polri ini terus memburuk. Pihak keluarga lantas membawa almarhum ke Rumah Sakit Catrhina Booth di Jalan Arif Rate untuk mendapatkan perawatan.
Namun setelah ditangani pihak rumah sakit, kondisi almarhum tidak kunjung  membaik. Pihak rumah sakit kemudian merujuknya untuk berobat di RS Akademis Makassar. Dia langsung masuk ke ruang IRD rumah sakit t ersebut. Namun, upaya pertolongan pihak rumah sakit juga tidak membuahkan hasil hingga akhirnya nyawa almarhum tidak bisa tertolong.
Wakil Kepala Polrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi mengakatan, mantan Kapolres Kediri, Jawa Timur itu diduga meninggal karena sesak napas karena sebelum mengembuskan napas terakhir dia mengeluh sesak napas. "Almarhum terlihat sehat-sehat saja karena sempat menghadiri acara pernikahan di Clarion. Namun di sana dia mengeluh sesak hingga dibawa ke rumah sakit, namun tidak bisa tertolong," kata Endi.
Jenazah almarhum diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur untuk dimakamkan di kampung halaman istrinya. Nur Samsul meninggalkan seorang istri, Esther S Folla Nur Samsul dan tiga orang anak yang masih berusia belasan tahun masing-masing Prety (19), Anto (12), dan Arie (11).
Salah seorang keluarga almarhum, Opa menyebutkan bahwa sebelum meninggal dunia, almarhum beberapa pekan lalu juga sempat mengeluh sesak  napas. Bahkan dua pekan lalu, pihak keluarga sempat menyarankan kepada almarhum untuk melakukan pengobatan ke salah satu rumah sakit di Malaysia. 
Tapi karena dia merasa kondisinya sehat saja, dia memilih tidak menuruti nasehat keluarganya. "Saya sempat menyarankan berobat di Malaysia, tapi ditolak karena dirinya merasa dalam kondisi sehat," kata Opa.
Prosesi pelepasan almarhum dilakukan dengan upacara resmi kepolisian yang dipimpin langsung Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman. Johny pada kesempatan itu berharap jasa-jasa almarhum selama ini dapat menjadi contoh yang baik di kepolisian, serta mendapat tempat yang baik di sisinya. (**)   

Pedagang Diakomodasi di Jalan Wahidin


MAKASSAR--Seratusan pedagang Makassar Mall yang menjadi korban kebakaran, yang sempat mengeluh karena tidak mendapatkan tempat akhirnya bisa bernapas lega. Setelah mendatangi kantor Wali Kota Makassar pekan lalu, pemerintah akhirnya  mengakomodasi para pedagang tersebut untuk mengkaveling tempat di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, tepatnya di depan Sentral Jaya.
Camat Wajo, Suwandi yang dikonfirmasi Minggu, 14 Juli menegaskan bahwa, setelah melakukan pertemuan dengan para pedagang, pemerintah akhirnya mengakomodasi  keinginan seratusan pedagang yang mengaku belum mendapat tempat untuk menjalankan aktivitasnya. 
"Kita terpaksa mengakomodasi keinginan pedagang  untuk membangun kios di sekitar taman bunga (tempat jualan bunga), yang lokasinya di depan bangunan Sentral Jaya," kata Suwandi.
Dengan ditunjuknya lokasi tersebut sebagai tempat untuk menampung sementara para pedagang yang menjadi korban, Suwandi berharap seluruh pedagang yang menjadi korban kebakaran sudah kebagian tempat. Apalagi menurut laporan terakhir dari pihak asosiasi pedagang, jumlah pedagang yang belum mendapat tempat sebanyak 100 orang.
Saat ditanya kapan pemerintah akan membangun kios penampungan sementara, Suwandi mengaku kalau hingga saat ini dirinya juga belum mengetahui kepastiannya. Namun ketika ditanya apakah pembangunan  kios darurat yang dijanjikan pemkot akan direalisasikan, Suwandi menegaskan bahwa persoalan tersebut merupakan kebijakan pimpinan.
"Tapi kalau secara pribadi, memang sebaiknya dibangunkan tempat penampungan sementara agar kios para pedagang bisa seragam, baik ukuran dan bentuknya. Ini juga sekaligus untuk menata pedagang yang betul-betul korban kebakaran," tambah Suwandi.
Adapun hasil penelitian fisik bangunan Makassar Mall yang dilakukan tim ahli dari Fakultas Teknik Unhas Makassar, Suwandi menyebutkan kalau hingga saat ini proses penelitian dari pihak Unhas masih berlangsung. "Kita masih menunggu, karena sampai saat ini hasilnya belum keluar," kata Suwandi. (hamsah umar) 
                     

Lima Spesialis Jambret Dibekuk


MAKASSAR--Lima spesialis jambret yang sering beraksi di Makassar, dan cukup meresahkan masyarakat akhirnya dibekuk jajaran Polsekta Ujung Pandang Sabtu malam. Penangkapan kelima pelaku jambret ini dilakukan polisi di tempat berbeda yakni di Jalan Abubakar Lambogo, Sukaria Raya, dan Karuwisi.
Kelima pelaku jambret tersebut masing-masing Irfan, Hamzah, Darwis, Anugrah, dan Zulfikar. Dalam menjalankan aksinya, kelima pelaku tersebut biasanya menjadikan barang elektronik milik korban seperti handphone, laptop, dan perhiasan emas sebagai sasaran. Selain diketahui sering melakukan jambret terhadap warga, belakangan mereka juga diketahui sering  melakukan pencurian dengan sasaran rumah kosong.
Proses penangkapan terhadap kelima tersangka ini berawal ketika polisi berhasil menangkap salah seorang pelaku yang diketahui berasal dari Gowa, Zulfikar. Dia ditangkap polisi di Jalan Mappaoddang. Dari hasil penangkapan ini, polisi mendapat keterangan kalau dalam menjalankan aksinya dia bersama beberapa orang rekannya. Atas informasi itu, polisi kemudian melakukan pengembangan dan penggerebekan ke rumah pelaku lain yang disebut tersangka.
Setelah melakukan pengembangan, polisi kemudian menangkap dua pelaku lainnya yang beralamat di Jalan Ablam yakni Irfan dan Hamzah. Selanjutnya polisi menangkap Darwis di Karuwisi, sementara Anugrah diamankan di Sukaria. 
Kepada polisi, pelaku mengaku sudah sering menjambret dua unit laptop di Jalan Cendrawasih dan Jalan Pannampu. Dari hasil kejahatannya itu, pelaku mengaku menjualnya dengan harga miring mulai Rp1 juta hingga Rp2 juta. Saat ini, kelima pelaku tersebut diamankan di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kanit Reskrim Polsekta Ujung Pandang, Iptu Kuswanto menegaskan bahwa kelima tersangka jambret dan pencurian itu memang sudah lama menjadi target kepolisian. Dari hasil penyelidikan sementara, wilayah operasi kelima tersangka tersebut seperti di Tamalate, Tallo, dan Mamajang. (hamsah umar) 
   

Rumah Kos Target Razia


MAKASSAR--Satu pekan jelang ramadan, jajaran kepolisian menjadikan rumah kos sebagai salah satu sasaran razia dalam operasi pekat yang dilakukan kepolisian. Target rumah kos sebagai sasaran razia ini dilakukan kepolisian, untuk meminimalisir penyakit sosial di kalangan penghuni rumah kos seperti kumpul kebo.
Rencana polisi melakukan razia terhadap rumah kos ini salah satunya bakal dilakukan jajaran Kepolisian Sektor Biringkanaya. Wakapolsekta Biringkanaya, AKP Amran Allobaji yang ditemui akhir pekan lalu membenarkan adanya agenda polisi bersama unsur pemerintah kecamatan dan TNI untuk melakukan operasi pekat di dengan sasaran rumah kos.
"Memang kita ada juga rencana melakukan razia ke rumah-rumah kos, tapi kita belum tentukan kapan razia bersama unsur tripika itu kita lakukan," kata Amran.
Selama ini, jajaran kepolisian sudah gencara melakukan operasi pekat jelang datangnya Ramadan yang tinggal sepakan lagi. Hanya saja, operasi yang dilakukan tersebut masih lebih banyak fokus pada peredaran miras, perjudian, dan bentuk penyakit sosial lainnya. Kendati polisi sudah melakukan operasi terhadap rumah kos, namun sejauh ini belum begitu intens dilakukan.
Selain rumah kos rawan dijadikan tempat kumpul kebo kalangan muda-mudi di kota ini, rumah kos juga dianggap rawan dijadikan tempat pesta miras, pesta sabu-sabu, serta bentuk tindak pidana kriminal lainnya. Makanya, polisi juga menjadikan rumah kos sebagai target razia. (hamsah umar)