Powered By Blogger

Sabtu, 06 Agustus 2011

Kesan Rileks Pakai Lampu Pilar


TREND modifikasi mobil yang digemari masyarakat terus memberikan sentuhan yang semakin bervariasi, utamanya dalam merancang interior pada kabin mobil sehingga mampu memberikan suasana yang menyenangkan, misalnya saja merancang interior mobil supaya mampu memberikan kesan rileks atau santai dalam kondisi apapun.
Mobil Honda CRV milik Antonius JW ini merupakan salah satu kendaraan modifikasi yang berusaha menghadirkan kesan rileks. Suasana di dalam kabin menjadi alasan kenapa pemilik mobil ini bisa merasa rileks, meski dengan mobilitas yang cukup padat.
Antonius yang memodifikasi mobilnya di bengkel AUTO HAR mengaku kalau desain interior pada mobilnya ini cukup sederhana. Yang membuatnya berbeda karena dia memberikan lampu pilar pada tiang pintu mobilnya, sehingga memberikan efek pencahayaan yang lembut. Efek cahaya yang dihasilkan dari lampu pilar ini, cukup terasa apalagi kaca mobil yang satu ini tidak transparan atau menggunakan kaca riben.
"Dengan menggunakan lampu pilar, suasananya seperti di tempat relaksasi, apalagi kalau lagu yang diputar adalah lagi soft, maka desain interior mobil ini benar-benar akan memberikan suasana rileks.  Ini menjadi pilihan saya karena saya ini memiliki mobilitas tinggi, sehingga dengan konsep seperti ini, suasana rileks bisa dinikmati setiap saat," kata Antonius.
Selain pada tiang atau sekitar plafon mobil yang diberi lampu pilar, dukungan  pencahayaan juga diperoleh dari bagian boks atau desain audio. Pada bagian audio ini, juga diberikan lampu dengan  efek pencahayaan berwarna biru. (hamsah umar)                         

Andalkan LM Audio


PILIHAN penggunaan perangkat audio pada mobil modifikasi memiliki alasan tersendiri. Namun umumnya, pilihan tersebut untuk menyesuaikan kualitas fungsi audio yang ingin dimaksimalkan, seperti pada mobil Honda CRV milik Antonius ini.
Untuk alasan memaksimalkan fungsi bas dan sound quality, Antonius mengaku lebih memilih perangkat audio merek LM Audio. Dengan menggunakan perangkat LM Audio, dia mengaku kualitas perangkat audio miliknya utamanya dalam memaksimalkan bas dan sound quality bisa terwujud dengan baik.
Dari sekian banyak perangkat audio yang dibenamkan pada mobilnya ini, dia mengaku kalau semuanya menggunakan LM Audio. Sebut saja dua unit subwoofer 12 inci, amplifier/power 4200 id, dua unit tweeter, speaker, dan perangkat audio lainnya.
Sementara untuk pilihan warga pada desain audio yang memilih warna ungu, Antonius mengaku kalau pilihan warna tersebut menjadi lambang intuisi yang dalam. Sehingga pilihan warga ungu pada desain boks audio ini semakin memberikan kenyamanan dalam menikmati musik berbagai aliran. (hamsah umar)                       

Satlantas Razia ke Sekolah


MAKASSAR--Penggunaan sepeda motor di kalangan anak di bawah umur khususnya siswa SMP dan SMA di Makassar, mulai menjadi perhatian pihak kepolisian untuk ditertibkan. Tidak hanya melakukan razia di jalan, polisi  berencana melakukan razia ke sekolah-sekolah di daerah ini.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat menjelaskan bahwa razia terhadap penggunaan sepeda motor oleh anak di bawah umur mulai digiatkan Senin, 8 Agustus. Polisi kata dia akan melakukan razia di sekolah-sekolah secara serentak, dan melakukan pemeriksaan terhadap siswa di bawah umur yang membawa sepeda motor ke sekolah.
"Giat razia ke sekolah ini kita lakukan atas kerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas). Mulai Senin kita serentak turun ke sekolah," kata Hidayat.
Razia ini menurut Hidayat dilakukan semata untuk menciptakan tertib berlalu lintas di kota Makassar, termasuk menegakkan aturan tentang lalu lintas di daerah ini. Apalagi, Makassar termasuk salah satu kota yang pelajarnya banyak membawa sepeda motor ke sekolah. 
"Kami tidak bangga menindak para pelanggar, tapi kami bangga apabila tidak ada pelanggaran lalu lintas," kata Hidayat. (hamsah umar)           

Polisi Sita Ratusan Petasan


MAKASSAR--Penjualan petasan secara bebas di tengah masyarakat, meski sudah dilarang oleh pihak kepolisian mulai mendapat tindakan tegas dari pihak kepolisian. Salah satunya dilakukan jajaran Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Makassar, Sabtu, 6 Agustus.
Petugas kepolisian dari wilayah ini melakukan operasi ke beberapa toko yang menjual petasan secara bebas. Hasilnya, polisi menemukan ratusan petasan yang dijual bebas oleh warga di tiga tempat yakni Jalan  Veteran, Jalan Gunung Latimojong, dan Jalan Abubakar Lambogo.
Selain menyita ratusan petasan dari tiga tempat tersebut, polisi juga menangkap dua orang pemilik toko masing-masing berinisial Hr dan Ml. Keduanya langsung digelandang ke Polsekta Makassar untuk menjalani interogasi oleh penyidik kepolisian. Keduanya dianggap membangkan terhadap surat edaran kepolisian yang dengan tegas melaran penjualan petasan atau mercon saat Ramadan berlangsung.
"Dari ratusan petasan yang kami sita, didominasi petasan yang tidak memiliki kembang api. Makanya, kami memastikan penjualan petasan ini sifatnya ilegal," ujar Kanit Reskrim Polsekta Makassar, Iptu Herman Simbolon.
Kendati memastikan barang yang disita tersebut adalah petasan, yang sudah jelas dilarang dijual selama Ramadan, Herman menyebutkan pihaknya masih akan meneliti lebih jauh apakah barang tersebut memang sudah terbukti melanggar atau tidak. Yang pasti menurut dia, pihaknya siap memusnahkan barang tersebut jika polisi sudah memastikan barang tersebut adalah petasan.
Pemberantasan petasan di kota ini menjadi perhatian jajaran Polda Sulsel, karena barang mainan tersebut dianggap sangat mengganggu ibadah umat Islam utamanya yang sedang menjalankan ibadah. Apalagi warga di daerah ini tidak peduli dengan kondisi masyarakat yang masih menjalankan ibadah. (hamsah umar)   

Kamis, 04 Agustus 2011

Pedagang Kecewa Pemkot Makassar


MAKASSAR--Keputusan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk tidak lagi membangunkan kios darurat kepada ribuan pedagang Makassar Mall yang jadi korban kebakaran, menimbulkan kekecewaan tersendiri kepada sebagian pedagang. Mereka menilai, pemkot tidak komitmen dalam memerhatikan harapan semua pedagang yang telah menjadi korban.
"Kami jelas kecewa dengan keputusan pemerintah yang tidak lagi membangunkan kios darurat dengan alasan pedagang sudah membangun sendiri. Padahal, kalau pemerintah mengetahui, masih banyak pedagang yang tidak dapat tempat. Bahkan kalau jujur, tidak ada pedagang dari kalangan Tionghoa yang mendapat tempat di sini," kata salah seorang pedagang, Anca saat ditemui, Kamis, 4 Agustus.
Semestinya kata dia, pemerintah tetap membangunkan kios darurat sehingga pembangian kios darurat kepada korban merat dan memiliki ukuran yang sama. Saat ini kata dia, kondisi para pedagang terkesan tidak adil, karena ada yang memiliki kios lebih luas dari pada pedahang lainnya.
Belum lagi kata dia, ada pedagang kaki lima (PK5) yang mendapat tempat lebih luas dari pemilik kios yang ada di Makassar Mall. "Kalau pemerintah bangunkan kios, maka pedagang Makassar Mall sudah bisa diprioritaskan sebagaimana janji mereka. Tapi saat ini ada PK5 yang tempatnya lebih luas dari kami," tambah Anca yang mengaku hanya mendapat tempat 1 X 2 meter.
Tapi yang paling membuat Anca prihatin karena tidak adanya pedagang dari kalangan Tionghoa yang mendapat tempat di kios darurat saat ini. "Kami juga kasihan sama mereka. Mereka itu tidak mendapat tempat karena tidak sanggup berkelahi dengan pedagang lain," tambah Anca.
Kendati ada pedagang yang kecewa dengan sikap tidak konsisten pemerintah itu, ada juga  pedagang yang tidak mempersoalkannya apalagi mereka yang sudah mendapat tempat cukup luas. Salah satunya adalah, Beddu Salam. Pedagang pakaian di Jalan Cokroaminoto ini tidak terlalu memusingkan dengan keputusan pemerintah  untuk tidak membangun kios darurat. Alasannya pedagang kata dia sudah membangun kios masing-masing.
"Kalau di jalan Cokroaminoto ini, para pedagang umumnya tidak mempersoalkan kalau tidak dibangunkan lagi kios. Apalagi kios kita sudah semi permanen, sehingga kalau dibuka lagi akan merepotkan kita," kata Beddu Salam. (hamsah umar)