MAKASSAR--Korban kebakaran di Jalan Salemba, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini Makassar, yang terdiri dari delapan kepala keluarga dan puluhan jiwa selama dua hari terakhir terpaksa harus tinggal di tenda darurat.
Para korban kebakaran ini memasang tenda darurat di tengah-tengah puing-puing kebakaran rumah masing-masing. Bangunan rumah yang sudah permanen lebih mudah mendirikan tenda darurat, karena tiang bangunan masih berdiri. Delapan warga yang menjadi korban kebakaran ini mendapat tenda dari pemerintah setempat.
"Kami tidak ada pilihan kecuali harus tinggal di sini (tenda darurat). Meski kondisinya seperti ini, kita tetap bertahan sambil membenahi puing-puing kebakaran," kata salah seorang korban, Alimuddin, Jumat, 2 September.
Alimuddin dan para korban lainnya memang lebih memilih tinggal di rumahnya dengan mengandalkan tenda darurat, ketimbang mengungsi ke rumah keluarganya. Pasalnya kata dia, mereka lebih mudah membersihkan puing-puing kebakaran, termasuk mengamankan barang bekas seperti besi atau seng untuk dijual kembali. Selain memilih berteduh di tenda darurat, namun ada juga korban yang memilih bertahan di rumah tetangganya sambil membenahi kondisi yang ada.
Pascakebakaran yang terjadi pada Kamis dini hari lalu, pemerintah setempat telah menyalurkan sejumlah kebutuhan mendesak kepada para korban. Bantuan yang telah disalurkan kepada korban itu berupa tenda, pakaian sebanyak enam lembar per KK, beras dua sak per KK, serta tikar plastik sebagai tempat tidur.
Sementara itu, para korban kebakaran mengaku kecewa dengan penghuni Asrama Bulukumba yang menjadi sumber bencana tersebut. Pasalnya, ada dugaan penghuni di Asrama Bulukumba ini mencuri listrik atau menyambung langsung. Ulah penghuni yang diduga mencuri listrik inilah yang dianggap korban sebagai pemicu utama kebakaran yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta ini.
Accing salah seorang anggota keluarga Suharto menyebutkan bahwa, listrik di Asrama Bulukumba ini sudah diputus oleh PLN atau dicabut meterannya beberapa waktu lalu. Kendati sudah diputus, namun aliran listrik ke asrama itu tetap ada, sehingga ada dugaan kuat terjadi pencurian listrik. "Saat ditinggal kosong lampu mereka juga menyala terus, mungkin karena panas sehingga terjadi hubungan arus pendek," kata Accing.
Para korban kebakaran ini sendiri terpaksa melewati masa lebaran penuh duka. Beberapa keluarga para korban kebakaran yang bermaksud silaturahmi, terpaksa harus disambut apa adanya di bawah tenda darurat. (hamsah umar)