Powered By Blogger

Sabtu, 10 September 2011

Pelek Mudah Dibersihkan


PELEK kendaraan bermotor utamanya mobil memiliki daya tarik tersendiri, dalam mempercantik penampilannya. Bahkan, tidak jarang pelek ini menjadi salah satu tolak ukur untuk menggambarkan suatu kendaraan memiliki keunggulan dibanding kendaraan lainnya.
Bahkan jika sebuah mobil memiliki pelek yang terlihat lebih keren, dapat dipastikan bahwa kendaraan tersebut memiliki perubahan pada berbagai interiornya. Makanya, pergantian pelek mobil menjadi buruan tersendiri kalangan pencinta mobil modifikasi di daerah ini. Salah satu alasannya agar mobil tampak lebih mewah dan elegan saat dipandang mata.
Biasanya, mobil yang telah dimodifikasi lebih memilih menggunakan pelek dengan lingkaran yang lebih besar dibanding standar. Pelek kebanyakan yang menjadi pilihan adalah yang berukuran 17 inci hingga 18 inci. Pelek ukuran ini dianggap cocok untuk mobil yang mengendepankan style, maupun kenyamanan berkendara.
Begitu juga dengan mobil Baleno milik Budi yang satu ini. Untuk persoalan pelek, budi  menggunakan pelek Vip Status dengan lingkaran 17 inci. Lingkaran pelek sebesar itu kemudian menyesuaikan dengan ban dengan diameter 40 mm. Kombinasi ini menurut Budi terlihat lebih serasi  dan cocok sehingga kesan elegan benar-benar terasa dengan pilihan pelek dan ban ini.
Yang menjadi kelebihan dari pelek jenis ini, karena kemudahannya untuk dibersihkan. Dengan jumlah jari-jari hanya tujuh jari-jari, debu yang menempel pada pelek baik bagian luar dan dalamnya bisa dengan mudah dibersihkan. "Kita memang mencari pelek yang terlihat cantik dan juga mudah untuk dibersihkan. Sehingga kondisi mobil bisa terlihat bersih.
Untuk komponen audio, Budi mengaku sentuhan audio pada mobilnya ini sudah menjadi trend di daerah ini. Perangkatnya terdiri dari subwoofer dua unit, power dua unit, speaker enam unit, satu  unit kapasitor, serta perangkat lainnya.  "Konsepnya seperti biasa, kita cuma inginkan suara yang dihasilkan dari audio itu  bisa maksimal dan nyaman saat memutar musik," kata Budi. (hamsah umar)                

Jok Ekstrem Berbahan Mika


MENGHADIRKAN jok mobil yang empuk sehingga terasa lebih nyaman diduduki sudah menjadi trend, di kalangan pencinta mobil modifikasi. Namun, memilih menggunakan jok berbahan keras dan sama sekali tidak ada gabusnya masih menjadi langkah bahkan terkesan lain dari yang lain.
Contohnya pada mobil Baleno milik Budi. Warga Jalan Muh Tahir ini memilih menggunakan bahan mika sebagai pengganti jok di bagian tengah. Kalau selama ini bahan mika tersebut sekadar, digunakan untuk mempercantik desain interior termasuk desain audio, bahan tersebut malah digunakan sebagai pengganti jok di bangian tengah mobil ini.
Budi mengaku, dengan jok berbahan mika ini, desainnya terbilang ekstrem dan unik. Keunikan inilah yang menjadi salah satu pertimbangan bagi Budi untuk memilih menggunakan desain jok mobilnya menggunakan bahan mika. Sekilas, jok tersebut mirip dengan kaca tebal yang transparan.
"Ada keunikan tersendiri kalau menggunakan bahan mika. Pada dasarnya, kondisi kenyamanan saat diduduki tidak jauh beda dengan jok standarnya. Pilihan jok berbahan mika pada bagian tengah ini sebagai pendukung konsep racing dan sporti pada kendaraan ini," kata  Budi.
Kendati bagian tengah jok menggunakan bahan mika, namun untuk  jok depan atau untuk pengemudi, tetap menggunakan jok yang berbahan gabus, kendati tidak terlalu empuk karene lebih ke kesan sporti. 
Kendati jok terbuat dari  mika dan terkesan keras, namun Budi mengaku kalau kondisi tersebut tidak membuat penumpang kecapaian, tapi kenyamanan tetap terasa. Apalagi kalau perjalanan yang dituju tidak terlalu jauh. (hamsah umar) 

Kamis, 08 September 2011

Oknum TNI Ditangkap Nyabu

MAKASSAR--Unit Khusus Polrestabes Makassar kembali meringkus empat penikmat sabu-sabu, Rabu, 7 September sekira pukul 20.15. Pelaku yang salah satunya diketahui oknum TNI itu, ditangkap pesta sabu-sabu di atas mobil Terrios, Kompleks Perumahan Gladiol, Jalan Pengayoman Makassar.   
    Oknum TNI yang ditangkap karena dugaan pesta sabu-sabu di atas mobil itu berinisial SS dengan pangkat Praka. Belakangan, oknum ini diketahui bertugas pada Satuan Intel Kodam VII Wirabuana. Oknum tersebut diketahui berdomisili di Asrama Dan Intel Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.
    Sementara tiga rekannya masing-masing, Didi warga Jalan Tamalate 6 No.12, Gunawan warga Jalan Anggrek No.11 Palopo, dan Burhanuddin warga Jalan Toddopuli 6 Blok B6 No.4 Makassar. SS yang diketahui sebagai anggota TNI langsung diserahkan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom), sementara tiga lainnya tetap diproses di unit narkoba Polrestabes Makassar.
    Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Hasbi Hasan yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa dari keempat warga yang ditangkap karena berpesta sabu-sabu itu, polisi menemukan satu paket sabu-sabu yang diperkirakan beratnya mencapai 2 gram. Dari tangan mereka polisi juga menemukan alat penghisap sabu-sabu seperti pipet serta pirex kaca. "Jadi dia mengisap sabu-sabu di atas mobil. Jadi yang kita temukan tinggal sisa yang belum dipakai," kata Hasbi.
    Sebelum keempat warga tersebut ditangkap, Didi dan Gunawan sedang minum kopi di Warkop Gladiol. Tidak lama setelah itu, datang Burhanuddin dan Praka SS menggunakan mobil Terrios DD 1432 AW. Mereka kemudian mengajak Didi dan Gunawan  naik ke mobil tersebut untuk bersama-sama mengisap sabu-sabu.
    Saat keempatnya berada di atas mobil tersebut, polisi yang curiga langsung melakukan penggerebekan. Penggerebekan dipimpin AKP Sumijur Usman. Begitu digeledah, polisi menemukan sabu-sabu dari mereka. Keempatnya kemudian digiring ke Polrestabes Makassar untuk dimintai keterangan.
    Sekira pukul 23.45, oknum TNI berpangkat Praka itu kemudian dijemput oleh pihak Denpom Kodam VII Wirabuana yang dipimpin oleh Kapten Akbar Wadan.  Saat ini, Praka SS diproses di Denpom sementara empat rekannya diproses di Polrestabes.
    Kepala Penerangan Kodam VII Wirabuana, Letkol Kav Sulaiman Agusto yang dikonfirmasi terpisah membenarkan penangkapan salah seorang anggota intel Kodam VII Wirabuana, dalam dugaan penggunaan sabu-sabu. Dia menegaskan, anggota tersebut akan diberi sanksi tegas kalau memang terbukti mengonsumsi sabu-sabu.
    "Betul dia ditangkap karena dugaan menggunakan sabu-sabu bersama masyarakat. Sementara ini sedang dikroscek kebenarannya. Kalau memang terbukti, tidak ada ampun bagi dia karena kasus sabu-sabu bagi TNI itu suatu pantangan. Jadi  bisa saja dia dipecat kalau benar mengonsumsi sabu-sabu," kata Sulaiman.  (hamsah umar)     
          

Korban Kebakaran Belum Terima Bantuan

*Forensik Olah TKP

MAKASSAR--Meski kasus kebakaran yang terjadi di Jalan Sungai Pareman No.51 Makassar, cukup menggegerkan warga kota Makassar karena mengakibatkan tiga bocah bersaudara tewas terpanggang, namun sejauh ini pemerintah sejauh ini belum menyalurkan bantuan kepada korban, utamanya terhadap orang tua bocah yang tewas tersebut.
    Kendati ada bantuan yang diterima korban kebakaran yang terdiri dari enam kepala keluarga (KK), namun bantuan tersebut baru sebatas sumbangan warga utamanya tetangga korban seperti pakaian. Selain itu, tetangga korban juga berinisiatif membuat kotak sumbangan di depan lokasi kebakaran.
    Seperti dilansir sebelumnya, kebakaran ruko di Sungai Pareman itu mengakibatkan Vinza (1), Raihan (2), dan Adnan (6) terpanggang. Ketiga bocah tersebut merupakan anak dari pasangan Ardian dan Maya. Korban yang paling berduka ini merupakan salah satu keluarga yang menyewa kamar di lantai III rumah tersebut. Di rumah tersebut, masih ada kepala keluarga lainnya kendari masih satu rumpung keluarga seperti sepupu dan ipar.
    Muh Arifin kakek ketiga bocah yang tewas dalam kebakaran ini mengaku kalau hingga siang kemarin, belum ada bantuan dari pemerintah yang diterima oleh pihaknya. "Belum ada bantuan yang kami terima kalau dari pemerintah. Yang ada diterima korban di situ hanya bantuan dari warga," kata Arifin.
    Terkait peristiwa kebakaran itu, Arifin menegaskan bahwa isu yang menyebutkan kebakaran terjadi karena cucunya main korek api adalah tidak  benar. Pasalnya, saat kejadian berlangsung ketiga anaknya tersebut juga sedang tidur di kamarnya. Dia malah menyebut, api pertama kali berasal dari Lantai II ruko berlantai III tersebut. "Kalau api dari dalam kamar, pasti yang habis duluan adalah isi di dalam kamar itu. Sementara kain yang ada di bawah mayat tidak terbakar," kata Arifin.
    Suasana duka masih menyelimuti kedua orang tua bocah yang tewas tersebut. Saat dicoba dimintai keterangannya, dia masih terlihat sangat shock sehingga sulit untuk memberikan keterangan.             Sementara itu, tim Laboratorium Forensik Polda Sulsel kemarin pagi telah melakukan olah TKP, untuk mencari tahu penyebab terjadinya kebakaran di lokasi ini. Hanya saja, belum ada informasi yang  bisa diperoleh mengenai penyebab kebakaran tersebut terjadi. (hamsah umar)
                    

Sabtu, Hasil Penelitian Diserahkan ke Wali Kota

*Soal Kebakaran Makassar Mall

MAKASSAR--Tingkat kelayakan dan kemampuan bangunan Makassar Mall, pascakebakaran Juni lalu segera mendapat kejelasan. Tim ahli dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin yang melakukan penelitian mengaku akan menyerahkan hasil kerjanya pada Wali Kota Makassar, Sabtu, 10 September.
    "Sebenarnya, hari ini kita jadwalkan untuk menemui wali kota sekaligus menyerahkan hasil penelitian yang kita lakukan. Namun ternyata dia sedang berada di luar Makassar, sehingga kita berharap hari Sabtu sudah ada waktunya untuk menerima kita," ujar salah seorang tim ahli Unhas, Prof Caronge, Kamis, 8  September.
    Caronge menegaskan bahwa proses penelitian terhadap kondisi fisik Makassar Mall sudah dirampungkan, bahkan penelitian terhadap gedung yang diduga terbakar karena unsur kesengajaan itu, sudah selesai sejak pertengaharan Ramadan lalu. Namun, hasil penelitian tersebut belum juga sampai di tangan wali kota karena pemerintah belum memiliki waktu untuk menemui tim peneliti.
    "Sebenarnya, pada saat Ramadan lalu kita juga berencana untuk menyerahkan hasil penelitian itu, tapi karena wali kota menjalankan umrah, makanya sampai saat ini belum kita serahkan. Hasil penelitian ini harus kita serahkan langsung kepada wali kota," tambah Caronge.   
    Kendati gambaran mengenai kondisi fisik Makassar Mall sudah ada, Caronge mengaku tidak etis membeberkan hasil yang telah diperoleh tim sebelum diserahkan terlebih dahulu kepada wali kota. "Tidak etis kita yang sampaikan hasilnya sementara belum diserahkan. Saya kira, wali kota juga nantinya akan menyampaikan hasilnya kalau sudah kita serahkan," kata Caronge.                         
    Hasil penelitian tim ahli Unhas ini sangat menentukan nasib Makassar Mall, apakah harus diserahkan kepada investor baru atau tetap diserahkan kepada investor sebelumnya untuk melakukan renovasi. Kalau kondisi bangunan tidak memungkinkan dilakukan renovasi, bukan tidak mungkin pemerintah memutuskan untuk membangun gedung baru.
    Sejauh ini, wacana untuk membangun baru gedung Makassar Mall mulai mengemuka kendati hasil pemeriksaan Unhas belum ada kejelasan seperti apa kondisinya, begitu juga penyebab kebakaran dari pihak kepolisian juga belum dilansir.
    Sementara para pedangan Makassar Mall berharap, gedung Makassar Mall tetap direnovasi bukan dilakukan pembangunan baru. Para pedagang menilai, gedung tersebut masih layak kendati sekadar dilakukan renovasi. (hamsah umar)