Powered By Blogger

Selasa, 27 September 2011

Manajemen Angkasa Pura tak Gentar


*Tertibkan Taksi Liar di Bandara

MAKASSAR, FAJAR--Meski menuai protes sopir taksi liar yang beroperasi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, manajemen Angkasa Pura I menegaskan akan tetap menertibkan taksi liar yang ada di bandara, hingga tidak ada lagi mobil taksi yang beroperasi  tanpa izin dari pihak Angkasa Pura I.
Penegasan itu disampaikan pelaksana tugas sementara (PTS) Angkasa Pura I, Syamsul Alam, didampingi Manajer Komersial dan Pengembangan Usaha, Budi Rianto, dan Manajer Personalia dan Umum, Kintoran saat memberikan keterangan pers Selasa, 27 September.
Syamsu menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan penertiban taksi liar di bandara meski protes sopir taksi terus dilancarkan, bahkan dengan cara melakukan pemblokiran akses masuk bandara pekan lalu. Menurutnya, aksi tersebut tidak akan menghentikan komitmen pengelola bandara untuk melakukan penertiban taksi yang beroperasi secara liar.
Menurutnya, ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat pengguna jasa Bandara Sultan Hasanuddin selama  beberapa tahun terakhir sudah saatnya dihentikan. Apalagi, umumnya ketidaknyamanan lebih banyak diakibatkan pengemudi taksi liar di bandara. "Kita sudah komitmen tegas bahwa pelayanan yang diterapkan di Bandara Internasional ini, benar-benar berstandar internasional," tambahnya.
Budi Rianto menambahkan bahwa, hasil penilaian Asosiasi Penerbangan Udara terhadap bandara ini hanya pada angka 3,6. Angka tersebut menurutnya sangat jauh di bawah standar pelayanan internasional yang ada. 
"Di bandara ini memang ada empat masalah utama yakni fasilitas toilet, keteraturan area kedatangan dan keberangkatan, tata suara, dan persoalan taksi. Secara umumnya, yang masih kita hadapi adalah persoalan taksi liar," kata Budi.
Pihak Angkasa Pura I mengaku banyak mendapat keluhan dari pengguna jasa ini. Bahkan warga utamanya di area kedatangan merasa seperti ingin dirampok pengemudi taksi. Kondisi itu memang menjadi fakta yang tidak asing lagi, karena pengemudi taksi terkesan memaksakan kehendak saat melobi warga untuk menggunakan jasa taksinya.
"Inilah yang akan kita tertibkan sehingga tidak ada lagi taksi yang liar, dan tidak ada lagi keluhan yang dirasakan masyarakat. Kita ingin  pelayanan berstandar internasional," katanya.
Jumlah taksi resmi yang beroperasi di bandara saat ini berkisar 205 buah, sementara mobil rental berkisar 55 mobil. Adapun  mobil bus berupa damri sebanyak 33 unit. (hamsah umar)                          

Setop Kekerasan di Kalangan Pelajar


MENYEBUT kata pelajar maka yang pertama tergambar dalam pikiran kita adalah kalangan anak sekolah utamanya tingkat SMP dan SMA. Alamiahnya, kalangan pelajar ini lebih banyak atau sebagian besar waktunya dimanfaatkan untuk kegiatan belajar atau mencari ilmu.
Kalangan pelajar ini dituntut giat belajar baik di rumah, sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler lain yang dapat menunjang pembentukan pola pikir, kecerdasar, sampai pada bagaimana mematangkan perilaku baik dalam keluarga, sekolah, maupun di tengah masyarakat pada umumnya.
Merunut pada entitas yang disandang kalangan pelajar, sudah semestinya lebih mengfokuskan diri pada kegiatan belajar dan keseriusan menuntut ilmu. Namun tidak jarang kita menemukan banyak aktivitas yang dilakukan kalangan pelajar tidak sebagaimana mestinya. Sebut saja salah satunya adalah kekerasan di kalangan pelajar dan dilakukan pelajar itu sendiri.
Di Makassar, masyarakat masih sering menjumpai kaum terpelajar terlibat aksi kriminalitas baik di lingkungan sekolah mereka hingga di tengah masyarakat. Kasus kriminalitas yang dilakukan kalangan pelajar dan cukup menonjol dan menjadi perhatian adalah aksi  tawuran antarsekolah. Belum lagi, kriminalitas yang dilakukan kalangan pelajar secara perorangan yang kurang bahkan tidak terpantau masyarakat secara luas.
Potret kekerasan atau kriminalitas di kalangan pelajar ini, tentu saja menjadi hal yang sangat memiriskan utamanya bagi dunia pendidikan, yang sampai saat ini masih dikategorikan tertinggal dibanding daerah atau negara lain. Apalagi, kalau aksi kriminalitas pelajar tersebut sampai harus mengakibatkan orang lain menjadi korban.
Kasus kekerasan yang melibatkan kaum pelajar yang paling segar di ingatan  kita adalah, aksi tawuran yang melibatkan puluhan siswa dari tiga sekolah berbeda di Jalan Baji Gau Makassar awal pekan lalu. Tawuran itu melibatkan pelajar dari SMKN 3, SMAN 8, dan SMAN 11 Makassar. Pemicunya sebenarnya sepele namun dampak yang ditimbulkan sangat buruk.
Begitu juga dengan kekerasan yang dilakukan pelajar SMKN 2  Makassar yang melakukan razia terhadap pelajar lain di Jalan Sultan Alauddin keesokan harinya. Pelajar yang ditemukan menumpang di mobil angkutan diturunkan paksa, bahkan salah seorang pelajar yang tidak tahu menahu masalah menjadi korban. Semua potret kekerasan di kalangan pelajar ini sudah semestinya disetop baik dari kalangan pelajar sendiri, sekolah, dinas pendidikan, hingga orang tua siswa.
Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi menyebutkan bahwa banyak faktor yang bisa memicu kekerasan di kalangan pelajar, tapi tetap ada langkah yang bisa dilakukan untuk menghindarkan pelajar terjerumus pada kegiatan negatif tersebut. Salah satu penyebab pelajar terlibat kekerasan karena faktor lingkungan atau pergaulan yang tidak mendidik.
"Pelajar sebenarnya mestinya kegiatannya lebih banyak untuk belajar, bukan misalnya membawa senjata tajam ke sekolah, atau terlibat pergaulan negatif di lingkungannya. Kalau pelajar ini malah terlibat perkelahian, itu bukan ciri dari seorang pelajar  yang sebenarnya," kata Endi Sutendi.
Bahkan menurut Endi, kebiasaan orang tua membiarkan anaknya membawa sepeda motor ke sekolah sendiri, padahal belum cukup umur menjadi salah satu faktor yang bisa menjerumuskan anak pada hal-hal negatif, tidak sekadar sebatas pelanggaran aturan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Tapi lebih dari itu, bisa berpengaruh pada kedisiplinan anak. 
Apalagi kata dia, jiga pelajar yang membawa motor ke sekolah meski belum cukup umur itu, sudah membentuk geng  motor di kalangan teman-temannya. "Kalau sudah membentuk geng-geng motor, maka potensi pelajar melakukan tindakan kriminal seperti mengganggu pengendara lain dan semacamnya semakin besar. Jadi meski kelihatannya sepele, persoalan seperti ini harus tetap diperhatikan," imbuh Endi. (hamsah umar)             
    
   
                      

Disiplin dan Pengawasan Guru Menentukan


DUNIA pendidikan dalam hal ini lingkungan sekolah memengang peran penting, dalam mendidik dan membentuk anak didik menjadi pelajar yang berilmu. Manajemen pendidikan di sekolah yang diterapkan menjadi hal yang dinilai sangat menentukan pembentukan sikap siswa, termasuk dalam hal menghindarkan mereka berprilaku negatif.
Penerapan disiplin yang ketat di lingkungan sekolah menjadi penting, sehingga pelajar tidak mudah terpengaruh atau terjerumus untuk melakukan tindakan kriminal. Kalau disiplin di sekolah ketat plus pengawasan semua guru berjalan dengan baik, aksi kriminalitas di kalangan pelajar bisa diminimalisir bahkan mempersempit ruang gerak pelajar untuk melakukan kekerasan.
Apalagi kalau disiplin yang ketat tersebut diikuti dengan penerapan sanksi tegas terhadap pelajar yang melakukan pelanggaran,  maka dipastikan pelajar yang bandel sekalipun akan  berusaha mematuhinya. Pandangan ini setidaknya disampaikan Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi.
"Penerapan disiplin dan pengawasan guru terhadap siswanya itu sangat penting untuk melakukan pencegahan. Tentu juga tidak terlepas dari pola pendidikan yang diterapkan di sekolah harus dipastikan baik. Aturan mengenai disiplin sekolah harus ditegakkan dan tidak membiarkan atau mendiamkan siswa melanggarnya," imbuh Endi.
Selain itu, peran orang tua untuk  mendidik anak dengan baik juga tetap diperlukan, utamanya setelah anak kembali dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Meski pola pembinaan dan pendidikan anak di sekolah baik, tapi kalau tidak ditunjang dengan pembinaan anak di rumah potensi pelajar untuk melakukan tindakan kriminalitas tetap terbuka.
"Di ini diperlukan kesamaan pandang tentang bagaimana  mendidik anak di sekolah dan di rumah. Harus ada saling menunjang sehingga apa yang kita harapkan bisa terwujud dengan baik," tambahnya.
Guru maupun orang tua dalam mendidik dan membina  anak sekolah, tidak boleh merasa bosan apalagi putus asa ketika menghadapi pelajar yang sulit diatur. Malah, guru dan orang tua diharapkan lebih memperbanyak waktu dan kesempatan untuk  memberikan nasihat positif kepada siswa, agar mereka bisa terlepas dari pengaruh lingkungan yang tidak sehat. (hamsah umar)
                          

Bandar Kupon Putih Ditangkap


MAKASSAR, FAJAR--Unit Opsnal Direktorat Reskrim Polda Sulsel berhasil menangkap dua bandar judi kupon putih, Selasa, 27 September dini hari. Kedua tersangka yang sudah lama menjadi incaran polisi itu berdomisili di Kabupaten Gowa.
Keduanya adalah Syarifuddin (21). Dia ditangkap di kampung halamannya Desa Tim Poppo, Kecamatan Bajeng. Dari tangan tersangka ini, polisi menyita barang bukti judi kupon putih berupa uang tunai sebesar Rp1,1 juta, satu buah handphone yang digunakan menyimpan rekapan nomor taruhan.
Tersangka kedua yang ditangkap bernama Daeng Ropu (42) juga di desa yang sama. Dari tangan bandar yang satu ini, polisi menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp473 ribu, tiga lembar rekapan bukti taruhan kupon putih. Usai ditangkai di rumahnya dini hari kemarin, kedua tersangka langsung digiring ke Polda Sulsel untuk dimintai keterangan.
Proses penangkapan terhadap dua bandar judi kupon putih alias togel ini, dipimpin langsung oleh Kanit Opsnal Ditreskrim Polda Sulsel, Kompol Muh Yadin. Dia menyebut, polisi selama ini sudah mencurigai kedua tersangka sebagai bandar judi atas laporan dari masyarakat.
"Saat ini, tersangka masih menjalani interogasi oleh penyidik Ditreskrim Polda Sulsel. Dari hasil pemeriksaan sementara ini, kita masih akan melakukan pengembangan untuk mengejar pelaku lain yang disebut-sebut sebagai jaringan tersangka," jelas Yadin.
Dari hasil pemeriksaan sementara itu, Yadin menyebutkan bahwa kedua tersangka menyebut nama bandar besar yang juga beralamat di Gowa. Nama  bandar yang saat ini menjadi incaran polisi diketahui bernama Ali Gandong. Kedua tersangka yang ditangkap tersebut mengaku menyetor hasil transaksi yang diperoleh baik berupa uang maupun  nomor taruhan kepada Ali Gandong. (hamsah umar)       

Polisi Ringkus Buron Curanmor


MAKASSAR, FAJAR--Petugas Polres Pelabuhan dan Polsekta Wajo menangkap pelaku pencurian sepeda motor (curanmor), dalam operasi dan pengejaran yang dilakukan Senin malam. Sekira pukul 23.00, polisi berhasil menangkap tersangka, M Taufiq.
Wakapolres Pelabuhan, Kompol Satria A Vibrianto menegaskan  bahwa tersangka  yang berhasil ditangkap dalam operasi khusus yang dilakukan Polres Pelabuhan dan Polsekta Wajo itu, adalah pelaku yang melakukan pencurian di halaman parkir Bank Panin Jalan Tentara Pelajar Makassar  beberapa waktu lalu.
Selain menangkap tersangka, polisi juga berhasil mengamankan motor hasil curian berupa motor Honda GL 100K DD 2889 A. Motor tersebut ditemukan di Jalan Tarakan Lorong 184 C No.16. Pelaku yang sudah menjadi incaran polisi itu tidak bisa  berkelik saat petugas menggerebeknya.
Warga  Jalan Dakwah No.51 Makassar ini, saat ini ditahan dan diproses melalui Polsekta Wajo. Informasi yang diperoleh, tersangka selama ini dikenal sudah berulang kali melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Makassar. (hamsah umar)