Powered By Blogger

Kamis, 13 Oktober 2011

Narkoba Senilai Rp12 Miliar Dimusnahkan Polda


*Milik Ho Ka Che

MAKASSAR, FAJAR--Barang bukti sabu-sabu seberat 6 kilogram (6.089 gram) senilai Rp12 miliar, milik warga asing kebangsaan Hongkong, Ho Ka Che dimusnahkan Polda Sulsel, Kamis, 13 Oktober. 
Barang terlarang ini dimusnahkan langsung Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman disaksikan Humas Pengadilan  Negeri Makassar, Makmur, petugas Bea Cukai dan Laboratorium Forensik di halaman kantor Polda Sulsel. Barang bukti tersebut dimusnahkan setelah penyidik Direktorat Narkoba Polda Sulsel gagal menangkap Ho Ka Che setelah berjalan tiga bulan lebih.
Johny menegaskan, proses pemusnahan sabu-sabu tersebut dilakukan polisi setelah melalui berbagai prosedur, termasuk penetapan dari Pengadilan Negeri Makassar. Dalam regulasi, barang jenis narkoba yang berhasil disita polisi, namun pemiliknya tidak ditemukan dianjurkan untuk segera dimusnahkan. 
Johny menegaskan bahwa proses pengejaran terhadap Ho tetap dilakukan penyidik Polda Sulsel. Yang pasti menurut dia, pemusnahan barang bukti dilakukan dengan keamanan barang terlarang tersebut, karena bisa saja barang bukti itu hilang atau berkurang meski diamankan di kantor polisi.
Terhadap Ho Ka Che yang sudah ditetapkan sebagai DPO oleh Polda Sulsel, Johny mengaku kalau sejauh ini penyidik belum bisa melacak jejak tersangka. Bahkan, polisi sama sekali tidak memiliki informasi pasti apakah tersangka sudah meninggalkan Indonesia atau masih berada di dalam negeri. Yang pasti, jauh sebelum sabu-sabu tersebut dimusnahkan, Polda Sulsel sudah memastikan tersangka sudah meninggalkan Makassar melalui jalur darat.
"Kita tidak bisa pastikan apakah sudah di luar negeri atau masih di Indonesia. Jangan sampai kita dicurigai lagi bekerja sama. Yang jelas, tersangka masih kita kejar dan cari," tegas Johny.
Meski polisi sudah melakukan upaya pencegahan termasuk kerja sama dengan pihak imigrasi, termasuk koordinasi dengan Mabes Polri terkait buronan narkoba Polda ini, namun polisi tetap saja tidak bisa  melacak keberadaan tersangka. Ada dugaan polisi tidak begitu sirius melakukan pengejaran terhadap tersangka. Apalagi tersangka ditengarai hanya menggunakan jalur darat melarikan diri, sehingga butuh lebih banyak waktu untuk melakukan pengejaran.
Terhadap penegakan hukum utamanya dalam pemberantasan narkoba, Johny menegaskan  bahwa pihaknya tetap berkomitmen tinggi memberantas kasus peredaran narkoba di Sulsel, termasuk komitmen untuk mengejar Ho Ka Che.
"Apalagi narkoba termasuk jenis sabu-sabu ini sangat berbahaya dan bisa merusak generasi muda kita. Makanya, komitmen kita untuk melakukan pemberantasan tetap menjadi prioritas kita," kata Johny. (hamsah umar)                        

Pengelola Makassar Mall Dikeroyok Kepala Pasar


MAKASSAR, FAJAR--Direktur PT Anugerah Bahana Citra (ABC), Ahmad Ibrahim melaporkan Kepala Pasar Sentral atau Makassar Mall, Jaenuddin ke Polres Pelabuhan dengan tuduhan pengeroyokan, Kamis, 13 Oktober.
Saat melaporkan pengeroyokan  yang dilakukan Jaenuddin bersama anak buahnya itu, Ahmad didampingi Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall, M Sahib serta beberapa pedagang lainnya. Korban pengeroyokan juga langsung melakukan visum ke rumah sakit. 
Peristiwa pemukulan terhadap pengelola Makassar Mall yang dilakukan Jaenuddin dan anggotanya itu terjadi sekira pukul 12.30 siang kemarin. Menurut Ahmad, dirinya sempat diseret pelaku bahkan saat terjatuh di aspal, pelaku tetap  melakukan penganiayaan. "Saya tidak bisa bergerak, karena dari arah belakang, kanan, dan kiri saya dirangkul. Sementara dari arah depan saya dipukuli," ujar Ahmad.
Dia mengungkap, penganiayaan yang dialaminya berawal saat  korban bersama Sahib datang menyaksikan rencana penertiban pedagang yang dilakukan Kepala Pasar  bersama anggotanya. Tapi saat akan melakukan penertiban itu, kepala pasar dan aparatnya dianggap berlebihan sehingga mendapat protes dari pedagang. Begitu terjadi protes pedagang, korban dan Sahib datang ke lokasi.
"Saya cuma sampaikan agar penertiban pedagang dilakukan dengan baik tidak dengan cara kasar. Di situ dia marah karena dianggap saya ikut campur. Dari situlah saya dikeroyok," kata Ahmad.                    
Ketua APMM, M Sahib yang mendampingi korban melapor ke Polres Pelabuhan menyesalkan aksi pengeroyokan yang dilakukan kepala pasar dan aparatnya. Dia juga mempertanyakan penertiban pedagang yang dinilai tidak berdasar. "Kalau  mau menertibkan semua,  jangan hanya orang per orang. Ini terkesan kepala pasar ini sentimen terhadap pedagang tertentu," kata Sahib.
Atas insiden itu, Sahib bahkan mendesak Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk bertindak atas arogansi yang diperlihatkan aparatnya. "Kalau perlu kepala pasar ini dicopot karena memang pedagang sudah tidak suka dengan ulahnya. Banyak pedagang yang mengeluh karena dibebankan pembayaran saat mengurus surat keterangan kebakaran dan pedagang resmi," kata Sahib.
Kapolres Pelabuhan, AKBP Audy Alfrits Herman Manus yang dikonfirmasi menegaskan bahwa kasus dugaan pengeroyokan tersebut akan diproses sebagaimana  mestinya. "Yang namanya laporan pasti kita tangani. Cuma saya belum tahu seperti apa masalahnya, karena belum melihat laporan resminya," kata Audy. (hamsah umar)    
                  

AMPK: Usut Penembakan Mahasiswa UMI


MAKASSAR, FAJAR--Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan (AMPK) melakukan aksi demo di Polrestabes, mendesak kasus penembakan misterius salah seorang mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Nur Husain pada Mei lalu segera dituntaskan.
Para pengunjuk rasa ini berasal dari beberapa perguruan tinggi seperti UMI, UIT, Univ 45, UVRI, Unismuh, dan FMP. Mereka menilai, penembakan mahasiswa UMI tidak mendapat perhatian serius polisi sehingga kasus tersebut hingga saat ini tidak berhasil diungkap pihak kepolisian.
Bahkan, Husain yang turut melakukan aksi unjuk rasa menegaskan bahwa kasus penembakan terhadap dirinya, kurang diperhatikan polisi. Bahkan,  polisi terkesan tidak mau melakukan pengejaran dan pelacakan terhadap pelaku yang diduga melakukan penembakan terhadap dirinya. 
"Masa  saya pernah disuruh mencari tahu siapa pelaku dan alamatnya. Itu artinya bahwa polisi ini menginginkan kami selalu korban bertindak sebagai intelnya. Ini menunjukkan bahwa profesionalisme polisi tidak ada," kata Husain.
Selain mendesak agar kasus penembakan mahasiswa UMI segera diungkap, mahasiswa ini juga mendesak polrestabes untuk mengungkap sejumlah kasus penembakan warga di Makassar, yang sejauh ini juga tidak ada kejelasannya. Mereka juga meminta penggunaan senjata api ilegal di daerah ini ditertibkan sehingga tidak ada lagi warga yang menjadi korban.
Bahkan dalam tuntutannya, mereka mendesak Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar dicopot dari jabatannya, karena dianggap gagal mengungkap sejumlah kasus penembakan di wilayah kerjanya.
Wakapolrestabes  Makassar, AKBP Endi Sutendi yang menerima mahasiswa tersebut, menegaskan bahwa proses penyelidikan terhadap kasus penembakan itu tetap diselidiki. Bahkan dia menegaskan, polrestabes akan memberikan dukungan kepada Polsekta Panakkukang jika memang dianggap perlu.
"Terhadap keluhan mahasiswa terhadap profesionalisme anggota dalam penyelidikan kasus ini, kami akan melakukan klarifikasi terhadap penyidik dan kapolsektanya," kata Endi. (hamsah umar)            

Berangkas Kosong Disnaker Sulsel Dibobol


MAKASSAR, FAJAR--Aksi pembobolan terhadap kantor pemerintahan terulang. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulsel menjadi sasaran, Kamis, 13 Oktober. Sebuah berangkas di ruang Keuangan dibongkar pelaku, sementara dua unit laptop dibawa kabur.
Untungnya, berangkas yang dibongkar paksa dan dirusak pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang itu, hanya sebuah berangkas kosong sehingga tidak dilaporkan ada uang yang hilang. Pelaku hanya membawa kabur dua laptop Toshiba milik pegawai.
Kasus pembobolan terhadap Disnaker Sulsel ini diduga terjadi antara pukul 02.30 hingga pukul 04.30. Pasalnya, satpam yang bertugas menjaga kantor tersebut,  Jalil meninggalkan kantor sekira pukul 02.00, dan kembali lagi di kantor itu sekira pukul 05.00. Hasil penyelidikan sementara, pelaku diduga masuk ke kantor tersebut lewat jendela samping kantor, karena kondisi jendela tersebut dirusak pelaku.
Pelaku yang beraksi itu memasuki beberapa ruangan di kantor itu. Ruang yang diobok-obok antara lain ruang Kadisnaker Sulsel, sekretaris, dan ruangan keuangan. Dari ruang keuangan inilah, pelaku mengangkat berangkas kemudian meletakkannya di depan ruang Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan setelah dibongkar.
  "Jadi perkiraan pelaku masuk dini hari, karena penjaga meninggalkan kantor pukul 02.00," ujar Kabag Umum dan Kepegawaian Disnaker, Alimuddin.
Kasus pembobolan kantor Disnaker Sulsel ini pertama kali diketahui petugas kebersihan Asding, pegawai Disnaker Ramsiah, serta penjaga kantor Jalil sekira pukul 06.30.
Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman menyebutkan polisi sudah memeriksa tiga saksi dalam kasus ini. Saksi yang sudah dimintai keterangan awal itu adalah pihak  yang pertama kali menemukan kantor tersebut dibobol. "Proses pemeriksaan saksi sementara kita lakukan untuk pengumpulan keterangan," kata Herman.  (hamsah umar)

Polisi Kejar Mahasiswa Unhas


MAKASSAR, FAJAR--Beberapa mahasiswa Universitas Hasanuddin menjadi target penangkapan, penyidik Polrestabes Makassar. Mereka yang dikejar polisi ini, adalah pelaku pembakaran motor patroli Kepala Unit Patroli Polsekta Tamalanrea, Ipda Andi Iswan yang dibakar di Pintu I Unhas.
Kendati hingga saat ini polisi masih belum bisa menangkap pelaku yang ditengarai lebih dari satu orang, namun pihak kepolisian sudah mencurigai mahasiswa tertentu, apalagi sejumlah mahasiswa sudah dimintai keterangan. Pihak kepolisian sendiri  menegaskan akan memproses mahasiswa tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Pelaku sudah pasti akan kita proses sesuai aturan perundang-undangan. Siapa pun  pelakunya akan kita tindak karena telah melakukan pelanggaran," kata Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi, Kamis, 13 Oktober.
Endi menegaskan bahwa tindakan pembakaran yang diduga dilakukan mahasiswa Unhas, terhadap motor dinas kepolisian merupakan kriminal murni. Makanya kata dia, tidak ada alasan polisi untuk tidak menangkap dan memproses pelakunya. "Bukan karena itu adalah motor polisi yang dirusak, tapi perbuatan mereka adalah kriminal murni. Jadi yang terlibat akan kita proses," kata Endi.
Dia juga berharap, pihak Unhas bisa membantu dan mendukung upaya kepolisian dalam menangkap pelaku yang membakar  motor polisi tersebut. Paling tidak, pihak kampus memiliki informasi mengenai mahasiswa yang melakukan aksi atas penangkapan dua mahasiswa Unhas di UNM pada hari  yang sama. (hamsah umar)