MAKASSAR, FAJAR--Dugaan pembunuhan mantan Kacab Merpati Makassar, Imam Bagus Nugroho menghantui perasaan istrinya, Andi Indria Safitri Rukman. Yakin suaminya tewas tidak wajar, wanita berusia 26 tahun ini pun merasa keselamatannya terancam.
Bahkan kekhawatiran akan keselamatan dirinya itu telah disampaikan Indria kepada penyidik Polrestabes Makassar. Saat ini, Indria masih berada di rumah mertuanya atau rumah suaminya di Bogor yang sudah memasuki hari ketujuh. Indria sendiri berjanji baru bisa menghadiri pemeriksaan polisi setelah mengikuti tahlilan hari ketujuh kematian suaminya.
Adanya kekhawatiran Indria atas keselamatan jiwanya itu dibenarkan Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan Selasa, 6 Desember. Namun pihaknya berharap agar istri korban ini tidak perlu terlalu khawatir dengan keselamatan dirinya.
"Kalau memang ada kekhawatiran seperti itu, polisi siap melakukan antar jemput dalam rangka pemeriksaan. Misalnya kalau dari Bogor dan sampai di sini, tinggal disebutkan tempatnya. Polisi siap menjemput begitu juga mengantar pulang," kata Anwar.
Yang pasti, kematian Imam ini memang diwarnai misteri dan keganjilan. Bukan tidak mungkin, peristiwa meninggalnya korban ini memiliki hubungan dengan kesehariannya. Informasi yang diperoleh penyedik menyebutkan bahwa ada kebiasaan korban termenung sebelum korban ditemukan tewas di rumahnya.
Sementara itu, hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik Unhas sejauh ini belum ada kepastian kapan bisa dibeberkan. Penyidik sejauh ini masih terus melakukan koordinasi dengan dokter forensik, namun hasilnya belum ada kejelasan. "Kita ingin secepatnya sudah ada hasil autopsi. Karena ini sebenarnya yang sangat menentukan untuk memastikan penyebab kematian korban," jelas Anwar.
Begitu juga, hasil rumus sidik jari yang ditemukan polisi di rumah korban juga belum bisa disimpulkan siapa pemilik sidik jari tersebut. Makanya, hingga saat ini kematian mantan Kacap Merpati ini masih menjadi misteri bagi keluarga dan masyarakat.
Yang pasti menurut Anwar, hasil autopsi dokter nantinya akan mementukan spekulasi kematian korban. "Kalau orang meninggal karena tergantung, tentu hasil autopsinya akan berbeda kalau dia mati lebih dulu, kemudian lehernya diikat seolah-olah dia gantung diri," jelas Anwar. (hamsah umar)