MAKASSAR, FAJAR--Misteri kematian mantan Manager Merparti Airline, Imam Bagus Nugroho, menemui babak akhir. Pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan dalam kasus ini memastikan suami Andi Indria Syafitri Rukman itu, meninggal akibat dibunuh seseorang.
Kepastian lelaki yang akrab disapa Nugie, itu, didapatkan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan saat olah kejadian tempat perkara. Di antaranya, model ikatan atau lilitan kain sarung di leher korban dan posisinya. Model simpul ikatan kain yang melilit di leher korban merupakan simpul mati.
Sementara kebanyakan korban bunuh diri memiliki simpul hidup. Demikian pula dengan posisi korban saat ditemukan. Tubuh Imam saat pertama kali ditemukan dalam posisi duduk dengan lutut kanan tertekuk dan kaki kiri menjulur ke depan ke bawah tempat tidur.
Dengan posisi seperti ini sulit bagi dilakukan bunuh diri dengan cara menggantung. Sebagian besar kasus bunuh diri posisi korban dalam keadaan menggantung dan kaki tidak menyentuh tanah ataupun lantai. Lidah menjulur, sebagai tanda-tanda korban bunuh diri juga tidak ditemukan.
Saat olah tempat kejadian perkara di rumah, ditemukan beberapa bercak darah. Mulai dari sprei tempat tidur korban hingga di dinding tembok yang berada di dinding kamar depan rumah yang berada di Town House Sungai Saddang itu. Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga menemukan adanya sidik jari.
Salah satu titik ditemukannya sidik jari berada di depan jendela bagian kiri di kamar depan. Munculnya sidik jari tersebut menguatkan jika korban diintai sebelum dibunuh. Bahkan, pembunuhan itu terkesan sangat rapih. Dan pelaku sepertinya orang terlatih.
Tidak adanya kerusakan di dalam rumah korban menjadikan indikasi itu. Bagaimana denga motif perampokan. Motif ini pastinya sudah melenceng. Sebab barang berharga masih utuh. Tiga ponsel milik korban, juga diakui keluarga masih ada di tempatnya.
Hasil penyelidikan kepolisian sendiri menyebutkan indikasi korban bunuh diri sangat kecil, melihat kondisi korban pada saat ditemukan. Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha juga menegaskan indikasi Imam dibunuh sangat kuat. "Melihat posisi dan kondisinya kecil memang bunuh diri," kata Himawan.
Kendati korban dipastikan dibunuh, polisi masih tetap menunggu hasil resmi dari dokter forensik Unhas. Bocoran yang diperoleh juga menyebutkan bahwa dokter forensik yang melakukan autopsi terhadap mayat korban juga menyebutkan kecil kemungkinan korban tewas karena bunuh diri. "Apapun hasilnya nanti, kita akan sampaikan secara pasti penyebab korban meninggal," kata Himawan.
Mengenai agenda pemeriksaan istri korban, Andi Indria, penyidik sejauh ini belum memiliki jadwal yang pasti. Pasalnya, istri korban ini dikabarkan masih berada di Bogor. Hingga saat ini, istri korban belum memberikan kepastian kapan akan memberikan keterangan padahal keterangan istri korban ini sangat dibutuhkan penyidik.
Di tengah situasi itu, penyidik juga dibuat tidak berkembang dalam proses penyelidikannya. Makanya, dalam tenggak waktu tertentu polisi bisa saja memutuskan menjemput istri korban atau memeriksanya di Bogor.
"Saya kira bukan tidak mungkin kita jemput atau periksa di sana. Apalagi keterangan dia kan sangat kita butuhkan," kata Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar.
Sebelumnya, penyidik berencana melakukan ekspose terhadap hasil penyelidikan polisi kemarin. Namun rencana tersebut tidak jadi dilakukan. (hamsah umar)