Powered By Blogger

Kamis, 29 Desember 2011

Empat Ruas Jalan Ditutup Total


MAKASSAR, FAJAR--Proses pergantian tahun baru dari 2011 ke 2012 yang akan berlangsung Sabtu, 31 Desember hingga 1 Januari 2012 diwarnai penutupan puluhan ruas jalan di sekitar Pantai Losari. Dari puluhan ruas jalan yang akan ditutup dan dialihkan, setidaknya ada empat ruas jalan yang akan ditutup total.
Keempat ruas jalan yang ditutup total ini yakni Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan, Jalan Ujung Pandang, dan Jalan Somba Opu. Di ruas jalan ini, kendaraan roda empat dan dua dilarang masuk. Penutupan dan pengalihan arus lalu lintas ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas di sekitar pantai losari.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat menjelaskan selain ruas jalan tersebut, persimpangan jalan sepanjang Sultan Hasanuddin dan Botolempangan juga akan dilakukan penutupan. Sebagai gantinya, pemilik kendaraan bermotor yang akan merayakan pergantian tahun baru di sekitar Pantai Losar  bisa memarkir kendaraannya di Jalan Slamet Riyadi (depan kantor Pos), Jalan Riburane (depan RRI), Jalan Nusantara (depan Menara Makassar), CPI, CCC, dan Trans Studio.
Adapun 13 ruas jalan akan dilakukan berikade seperti di ruas jalan Pattimura-Somba Opu, Sungai Saddang-Sudirman, A Gappa-Botolempangan, Chairil Anwar-Botolempangan, Emi Saelan-Botolempangan, Pattimura-Hasanuddin, Ar Saleh-Madukelleng, Kenari-Madukelleng, Metro-Penghibur, A Yani-Kajaolalido, A yani-Balaikota, dan Ujung Pandang-Riburane.
Hidayat menyebutkan, di sejumlah ruas jalan yang ditutup itu, sedikitnya sepuluh perwira lantas yang akan ditugaskan melakukan pemantauan langsung. Beberapa di antaranya yakni AKP Kaharuddin, AKP Hasniaty, AKP Sherly M, AKP Henri N, dan AKP Ernawaty.
Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah yang dikonfirmasi terpisah menegaskan bahwa proses pengamanan tahun baru tetap melibatkan ribuan personil kepolisian, utamanya yang terlibat dalam operasi lilin. Sejumlah tempat keramaian termasuk mal akan mendapat pengamanan dari petugas kepolisian.
Mantasiah berharap, pergantian tahun baru 2011 ini berjalan dengan baik, aman dengan tetap terjaga situasi kondusif di kota Makassar. Suasana kondusif pada malam natal beberapa waktu lalu juga diharapkan terjadi pada peryaan tahun baru 2012. (hamsah umar)                     

Rabu, 28 Desember 2011

Rampok Polisi, Pelaku Tewas Ditembak


MAKASSAR, FAJAR--Anggota Intel Polres Gowa, Briptu Andi Abdullah jadi korban perampokan di rumahnya kompleks Villa Mutiara Klaster Elok 12 No.10, Jalan Ir Sutami Makassar, Rabu, 28 Desember sekira pukul 02.00. 
Korban dan pelaku sempat terlibat pergumulan di dalam kamar korban berukuran 3 X 3 meter. Akibatnya, korban mengalami luka sabetan badik sebanyak enam titik di perut kiri, kedua tangan, dada, pelipis, dan samping mata. Tidak hanya Abdullah, istri korban, Syarifah Atika juga dilukai oleh pelaku. Istri korban ini mengalami luka tangan dan selangkangan.     
Dalam peristiwa itu, pelaku yang diketahui bernama Irvan alias Herman (32), warga BTN Pepabri Blok B.12/14 Kelurahan Sudiang Makassar tewas ditembak korban. Setidaknya korban menembakkan peluru sebanyak tiga kali hingga akhirnya pelaku tewas di dalam kamar korban. Sementara dua rekan pelaku yang sudah diketahui identitasnya masih dalam pengejaran petugas kepolisian. Versi lain menyebutkan, peristiwa perampokan ini hanya melibatkan dua orang, namun laporan di polisi menyebutkan pelaku berjumlah tiga orang. Satu pelaku menunggu diluar rumah saat peristiwa terjadi.  
Tersangka tersebut meregang nyawa setelah ditembak menggunakan pistol jenis Revolver No R.1-V1-XG-202426. Adapun dua tersangka lain yang melarikan diri berhasil membawa kabur satu unit laptop, uang tunai Rp1,5 juta, ATM, dan handphone jenis Blackberry dan Iphone, emas. Informasi yang diperoleh, teman pelaku yang melakukan perampokan ini diduga kuat warga Maros. Berdasar identitas yang diperoleh dari pelaku yang tewas, Irvan juga tercatat sebagai anggota Persatuan Pedagang Pasar Terong (Sadar).     
Saat perampokan terjadi, korban berlima di dalam kamar lantai I. Selain dengan istrinya, ada dua anaknya Sheina (3) dan Mira (1), serta mertua korban, Sarifa Fatmawati. Pelaku dengan mudah masuk ke kamar tidur korban karena saat itu dia tidak mengunci kamarnya. Salah seorang anak korban, Zena juga sempat diinjak pelaku saat perkelahian berlangsung. Kedua anak korban memilih merapat ke tembok saat melihat orang tuanya terlibat perkelahian dengan perampok.
Akibat peristiwa ini, istri korban yang dirawat di IRD RS Bhayangkara masih trauma bahkan menurut keluarganya korban sering kaget. Trauma juga dialami oleh kedua anaknya, apalagi saat itu melihat kedua orang tuanya terluka parah.    
Kedua korban perampokan ini saat ini dirawat di RS Bhayangkara Makassar. Hingga siang kemarin, kedua korban masih dirawat di UGD dan IRD. Beberapa rekan korban dari Polres Gowa silih berganti menjeguk korban di rumah sakit. Sebelumnya kedua korban  mendapat penanganan awal di RS Sayang Rakyat.
Abdullah yang ditemui di RS Bhayangkara menjelaskan bahwa, pelaku masuk ke rumah korban melalui jendela di lantai II rumahnya. Diduga, pelaku sudah mengincar korban beberapa hari terakhir sebelum merealisasikan aksinya. "Biasanya saya cek jendela, tapi tadi malam memang saya tidak mengeceknya," kata Abdullah.
Abdullah menyebutkan, awalnya dia berada di lantai II rumahnya menonton hingga pukul 00.00. Setelah itu baru beranjak ke kamarnya untuk tidur. Sekira pukul 02.00, pelaku dua sudah berada di dalam kamarnya sambil menghunus badiknya. Kondisi kamar saat itu remang-remang karena hanya diterangi televisi. Saat korban terbangun dari tidurnya dua pelaku langsung mengancamnya dan meminta menyerahkan barang berharga miliknya.
Korban saat itu mempersilahkan kedua pelaku mengambil harta berharga miliknya. Namun begitu pelaku mulai mengutak-atik lemari korban, korban mulai khawatir senjata miliknya diambil. Pistol revolver tersebut disimpan di balik laptop yang turut dibawa kabur oleh tersangka lainnya.
"Setelah mengambil laptop itu, dia berpaling ke pintu untuk mengambil tas. Saat itu dia menyelipkan badik yang dipegangnya, sementara keluar dari kamar," kata Abdullah. 
Melihat pelaku menyelipkan  badiknya, Abdullah kemudian berinisiatif melakukan perlawanan dengan mencoba mendekap pelaku dari belakang. Setelah itu, korban bergerak menghampiri pintu dan mengunjinya dari dalam. Usai mengunci pintu, korban baru menyalakan lampu kamarnya. Saat itu, perkelahian terus berlangsung hingga mengakibatkan korban dan istrinya menderita luka cukup serius.
Luka cukup parah dialami korban pada kedua tangannya. Pasalnya, korban mencoba memegang badik yang digunakan pelaku menikamnya. Kendati dalam kondisi luka cukup parah, korban terus berusaha sekuat tenaga mencoba merampas badik pelaku, namun sulit dilakukan karena pelaku memegangnya cukup erat. Saat dipegang korban, mertua korban, Sarifa Fatmawati juga mencoba membantu dengan memegang kaki pelaku.
Saat  itu, istri korban kemudian mengambil pistol yang ada dalam lemari. Awalnya, korban meminta istrinya menembak pelaku namun takut sehingga menyerahkan pistol tersebut kepada suaminya. Sebelum pistol tersebut sampai ke tangan Abdullah, pelaku sempat berontak hingga  menikam istri korban untuk kedua kalinya. 
"Tangan kira saya memegang pelaku, sementara tangan kanan saya ambil pistol  dari istri. Begitu pistol saya ambil, saya  menembaknya dari belakang kemudian menendangnya. Karena khawatir pelaku beringas dan melukai dua anak saya, saya kemudian menembaknya lagi," kata Abdullah.
Pelaku perampokan yang tewas di tembak korbannya ini hingga siang kemarin masih berada di kamar mayat RS Bhayangkara. Saat  FAJAR memantau di lokasi, belum ada satu pun keluarga pelaku yang datang untuk mengambil mayat tersangka. Di kamar mayat ini, sejumlah petugas kepolisian melakukan penjagaan.   
Salah seorang keluarga korban, Abdul Kadir yang ditemui di rumah sakit mengetahui perampokan keluarganya itu setelah kedua korban sudah berada di rumah sakit. "Yang saya tahu dia berlima dalam kamar. Kebetulan dua anak korban ini sangat dekat dengan neneknya, sehingga kalau neneknya ada di rumah dia juga tidur di dalam kamar korban," kata Kadir.    
Kapolsekta Biringkanya, Kompol Mursalim menegaskan bahwa pelaku yang berhasil melarikan diri saat ini masih dalam pengejaran. "Kita masih pengembangan untuk mengejar pelaku yang lari," kata Mursalim.
Untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku yang lolos ini, pihak kepolisian mengerahkan kekuatan. Selain dari Polsekta Biringkanaya, pengejaran tersangka juga melibatkan Polrestabes Makassar bahkan Polres Gowa. "Identitasnya sudah kita ketahui. Sementara ini kita melakukan pengejaran ke lokasi yang diduga tempat persembunyiannya," kata Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan. (hamsah umar)
    

Kantor Lurah Maricaya Dirusak


MAKASSAR, FAJAR--Kantor Lurah Maricaya, Kecamatan Mamajang Makassar yang terletak di Jalan Veteran Selatan dirusak orang tidak dikenal. Dugaan sementara, perusakan kantor lurah dengan cara melemparinya hingga mengakibatkan kaca pecah ini terjadi pada Rabu, 28 Desember dini hari.
Kasus perusakan kantor lurah ini baru diketahui oleh Lurah Maricaya dan stafnya Rabu pagi saat mereka akan masuk kantor. Staf di kantor kelurahan ini kaget melihat sejumlah dinding di kantor kelurahan ini mengalami kerusakan. Sementara beberapa batu yang diduga digunakan pelaku berserakan di lokasi kejadian.
Pelaku perusakan kantor lurah ini tidak diketahui pasti. Pasalnya, tidak warga atau saksi yang melihat kantor tersebut dirusak oleh warga, apalagi peristiwa perusakan kantor ini diduga dilakukan pelaku dini hari. 
Kanit Reskrim Polsekta Mamajang, AKP Agus Arfandy yang dikonfirmasi membenarkan kasus perusakan kantor lurah tersebut. "Lurah Maricaya langsung melaporkan kasus ini begitu mengetahui kantornya dirusak. Cuma pelakunya siapa, ini yang sementara dalam penyelidikan karena tidak ada yang tahu dan melihatnya," kata Agus.
Agus menyebutkan, perusakan kantor lurah ini diduga terjadi antara pukul 03.00 hingga 04.00. Adapun motif perusakan ini, Agus menyatakan kalau pihaknya juga belum bisa memastikan apa motif di balik perusakan kantor lurah ini. "Kalau saja perusakan saat ada orang ada, mungkin  bisa kita prediksi apa yang menjadi motifnya," kata Agus.
Ditanya dugaan adanya sentimen pelaku terhadap aparat kelurahan setempat, Agus lagi-lagi belum bisa memastikan kemungkinan tersebut. Apalagi sejauh ini polisi tidak pernah mendapat informasi aparat kelurahan memiliki musuh dengan masyarakat. (hamsah umar) 

Sejumlah Mahasiswa Diincar Polisi


MAKASSAR, FAJAR--Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar menjadi incaran petugas Polrestabes Makassar. Mahasiswa ini menjadi incaran polisi karena diidentifikasi sebagai pelaku perusakan pos polisi, traffic light, mobil BNI, serta pelaku penganiayaan polisi.
Sebelumnya, polisi telah menangkap satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas, Hidayat sebagai pelaku perusakan mobil Bank BNI. Sementara pelaku lainnya sejauh ini masih dalam pengawasan pihak  kepolisian.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto yang dikonfirmasi menegaskan bahwa mahasiswa yang merusak fasilitas negara ini, cepat atau lambat mahasiswa ini akan ditindak. Yang pasti menurut dia, polisi telah mengantongi identitas para mahasiswa yang melakukan perusakan saat demo. "Termasuk yang pukul polisi sudah kita identifikasi," kata Erwin, Rabu, 28 Desember.
Dalam kasus perusakan ini, Erwin menyesalkan ulah mahasiswa yang melakukan perusakan saat melakukan demo. Padahal kata dia, kasus pelanggaran yang dilakukan polisi ini berada di Bima. "Traffic light itu juga bukan milik aparat kepolisian. Tapi itu dibeli menggunakan APBD hingga ratusan juta," kata Erwin.
Erwin menambahkan, mahasiswa yang telah ditangkap masih berusaha bungkam atas kasus perusakan yang dilakukannya. "Tapi itu adalah hak dia untuk diam. Yang pasti kita punya bukti berupa rekaman," tambah Erwin.  
Informasi yang diperoleh, sejumlah mahasiswa yang diidentifikasi sudah meninggalkan rumah atau tempat kos yang selama ini ditempati. Kendati begitu, polisi terus memantau pergerakan mahasiswa dimaksud.
Wakasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan yang dikonfirmasi terpisah menambahkan bahwa mahasiswa yang diidentifikasi ini tetap dalam pengawasan. Polisi kata dia menunggu momen tepat untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku perusakan fasilitas negara ini. (hamsah umar)            

Erwin: Waspadai Provokator


*HMI: Tuntaskan Pelanggaran HAM di Bima

MAKASSAR, FAJAR--Aksi demonstrasi mahasiswa sebagai bentuk solidaritas atas warga Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat beberapa hari terakhir membuat Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto angkat bicara. Dia mengimbau mahasiswa di daerah ini untuk mewaspadai provokator yang sengaja ingin membenturkan mahasiswa dengan polisi.
Ajakan untuk mewaspadai provokator yang sengaja ingin membenturkan mahasiswa dengan polisi ini, menyusul demo beberapa hari terakhir terkesan memancing amarah aparat kepolisian yang melakukan pengamanan. "Ini yang mesti kita waspadai. Jangan sampai provokator sengaja ingin membenturkan kita," kata Erwin, Rabu, 28 Desember.
Dia mencontohkan, saat mahasiswa demo di depan Monumen Mandala, beberapa kali mahasiswa memancing emosi polisi. Makanya kata dia, petugas kepolisian memilih sedikit menjauh. Dalam aksi demo mahasiswa, memang tidak banyak petugas kepolisian yang dikerahkan ke lokasi demonstasi. 
Bahkan menurut Erwin, salah seorang anggota kepolisian di daerah ini sempat menjadi sasaran pemukulan oleh mahasiswa yang melakukan demo. Polisi  yang sempat dipukul pengunjuk rasa itu saat mereka melintas mengendarai sepeda motor. Hanya saja, Erwin tidak membeberkan siapa polisi yang dipukul mahasiswa saat demo itu.
Aksi solidaritas  yang dilakukan aktivis mahasiswa di Makassar terus berlangsung. Kemarin, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam- Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Makassar, kembali melakukan demo di depan Polrestabes Makassar. Dalam aksinya, mahasiswa mendesak agar kasus pelanggaran HAM yang dilakukan aparat kepolisian dituntaskan.
Salah seorang aktivis HMI-MPO, Azis menegaskan bahwa polisi tidak bisa membiarkan kasus penembakan warga Bima berlarut. Polisi yang segaja menembaki warga ini harus ditindak tegas. Termasuk mendesak kapolda, kapolres, dan kapolsek dicopot sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tewasnya sejumlah warga Bima yang melakukan protes terhadap pengelolaan tambang di daerah itu.
"Sudah banyak tragedi kemanusian yang diakibatkan oleh ulah aparat kepolisian. Karena itu kami ingin polisi yang menembak ditindak tegas. Begitu juga aturan pengelolaan tambang yang merusak lingkungan dicabut," kata Azis. (hamsah umar)