*Amrullah: Kami Tidak Mau Jadi Pecundang
MAKASSAR, FAJAR--Peluang pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi untuk mengendarai Hanura Sulsel di pilgub dipastikan tertutup. Ini setelah cagub yang akan deklarasi 10 Juni mendatang ini tidak mengikuti tahapan penjaringan cagub di Hanura.
Rudi-Nawir sedianya memaparkan visi misinya di Hanura, Selasa, 5 Juni di hadapan kader Hanura Sulsel bersama pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar. Namun hingga acara berlangsung, hanya semangat baru yang datang memaparkan visi misinya. Dengan urungnya Rudi-Nawir memaparkan visinya di Hanura ini, partai ini dipastikan hanya merekomendasikan IA ke DPP Hanura.
Plt Ketua DPD Hanura Sulsel, Amrullah Pase menegaskan dukungan Hanura Sulsel tidak sekadar mau menjadi pengusung calon, tapi memiliki keseriusan memenangkan calon yang diusung. "Hanura tidak mau sekadar jadi pecundang, tapi kami ingin menjadi penentu kemenangan calon," tandas Amrullah.
Apalagi Hanura adalah partai yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga siap bekerja keras. "Perahu Hanura dibuat tidak untuk ditambakkan di pinggir pantai, tapi dibuat untuk melawan ombak besar agar sampai di pulau harapan," tandas Amrullah.
Korwil Sulawesi DPP Hanura, Chaeruddin Ismail menyatakan bahwa Sulsel saat ini membutuhkan pemimpin yang mampu menentukan arah pembangunan masyarakat Sulsel. "Kita ini terus digoda pandangan politik pragmatis yang akhirnya menjadi penyebab banyaknya korupsi. Makanya, kita butuh pemimpin yang bisa menentukan arah," jelas Chaeruddin.
Dalam pemaparan visi misi cagub Hanura Sulsel, pasangan Ilham-Aziz menyertakan para pimpinan partai politik yang telah resmi mendukungnya, seperti PKB, PBB, PBR, PPDI, PPD, dan sejumlah pimpinan partai pendukung lainnya. Juga ada beberapa kader PAN dan PDIP yang ikut bersama Ilham.
Ilham-Aziz saat memaparkan visi misinya terlihat cukup santai memberikan penjelasan atas berbagai pertanyaan panelis seperti Akbar Faizal, Sarifuddin Sudding, Muchtar Amma, Barliana Kartakusuma, dan Hamid Paddu. Sejumlah persoalan yang ditanyakan panelis dijawab tuntas pasangan nasionalis religius ini. Salah satu yang menjadi titik penting yang ditawarkan Ilham-Aziz adalah kebulatan tekad membangun Sulsel yang adil dan merata.
"Saat ini, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel ada yang pembangunannya maju tapi ada juga yang sangat tertinggal. Inilah kenapa saya ingin membangun Sulsel dengan konsep ekonomi kerakyatan sehingga pembangunan tidak fokus pada daerah tertentu saja," tandas Ilham.
Kendati Sulsel banyak mendapat penghargaan nasional, namun menurut Ilham provinsi ini belum bisa menjadi daerah yang unggul dibanding dengan provinsi lain di Indonesia. Potensi sumber daya alam yang melimpah tidak sebanding dengan kondisi masyarakat Sulsel yang masih banyak miskis, serta indeks pembangunan manusia masih rendah.
Dari empat panelis yang menanggapi visi misi Ilham, mereka umumnya mempertanyakan komitmen pasangan ini dalam pemberantasan korupsi, peningkatan IPM, politik dinasti, masalah keberhasilan pembangunan di Sulsel , hingga persoalan pelayanan kesehatan, termasuk bagaimana pasangan ini kompak hingga akhir periode.
Dalam hal pemberantasan korupsi, Ilham menyatakan bahwa pemerintahan bersih merupakan salah satu visi misinya. Masalah korupsi ini tidak hanya pada tataran pemerintah, tapi masyarakat juga perlu pro aktif dalam memberantas korupsi.
"Salah satu yang menjadi penyebab korupsi karena transparansi anggaran yang tidak ada. Di Pemprov Sulsel saat ini memang belum ada perda transparansi. Kendati ada undang-undang transparansi, kita perlu membuat perdanya. Jadi kalau kami terpilih ini yang pertama akan kita buat supaya masyarakat punya akses luas mengenai anggaran," tandas cawagub pendamping Ilham, Aziz.
Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Nasrullah Mustamin yang dikonfirmasi mengaku kubu Rudi-Nawir sudah memberi pemberitahuan agar visi misi dilakukan di lain waktu. "Kita siap mengikuti visi misi, tapi Rudi harus ke Jakarta tadi pagi (kemarin). Dan itu sudah kita sampaikan. Kita serahkan saja ke Hanura karena kita juga sudah berusaha," tandas Nasrullah. (hamsah umar)