Powered By Blogger

Minggu, 10 Juni 2012

Rudi-Nawir Kerahkan Massa dari Daerah


*Hari  Ini Mulai Berdatangan

MAKASSAR, FAJAR--Pasangan calon gubernur Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), bakal mengerahkan sedikitnya 25 massa dari 24 kabupaten/kota di Sulsel ke Stadion Andi Mattalatta, tempat deklarasi berlangsung Minggu, 10 Juni.
Massa pendukung Garuda-Na ini bahkan sudah mulai bergerak pada H-1 atau sehari sebelum deklarasi berlangsung tepatnya Sabtu, 9 Juni, utamanya pendukung massa pendukung yang berasal dari daerah terjauh. Sebagian lainnya baru akan bergerak dari daerah pada Minggu pagi.
Dari Bulukumba misalnya, massa pendukung Rudi-Nawir memastikan mulai bergerak pada Sabtu. Ini untuk menghindari iring-iringan massa pendukung cagub Sulsel ini bersamaan dengan kabupaten lain sehingga berpotensi memacetkan arus lalu lintas. "Jadi ada yang berangkat mulai Sabtu sampai Minggu pagi," tandas Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Andi Syahruni Haris.
Dorongan pendukung Rudi-Nawir untuk menyaksikan langsung deklarasi pasangan ini, tidak lepas dari keinginan simpatisan bupati Sinjai dua periode ini untuk mengetahui partai yang akan mendukungnya di pilgub Sulsel. Apalagi, selama ini banyak yang meragukan pasangan ini sulit bahkan mustahil maju di pilgub Sulsel melalui dukungan partai politik pemilik kursi di DPRD Sulsel.
Salah seorang tim Rudi-Nawir, Andi Sugiarti Mangum Karim menandaskan optimismenya terhadap pasangan Rudi-Nawir maju di pilgub melalui partai politik. "Kita tidak pernah pesimis. Saya katakan bahwa partai yang sampai hari ini belum keluarkan rekomendasi, peluang Rudi-Nawir tetap ada. Dan itulah kejutan yang akan disajikan pasangan ini," jelas Sugiarti.
Rudi-Nawir sejauh ini mengaku belum terlintas akan bertarung melalui jalur independen. Asumsi ini bisa saja terjadi kalau pasangan ini sekadar menggunakan persentase suara dengan menggunakan pesentase suara partai nonparlemen yang diklaim 10 persen plus Gerindra dan RepublikaN. Sebab kalau berharap PAN, PKS, dan Hanura peluang pasangan ini cukup tipis.
Kendati banyak diragukan, Sugiarti menegaskan Rudi-Nawir tidak mungkin mau melakukan deklarasi tanpa adanya kepastian dukungan partai. "Masa kita sekadar mau buang-buang uang. Deklarasi itu bukan uang sedikit dihabiskan," tambahnya. (hamsah umar)
   

H-3 Pendaftaran, Bur-Nojeng Deklarasi


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cabup Takalar, Burhanuddin Baharuddin alias Bur-Natsir Ibrahim alias Nojeng tampaknya tidak ingin buru-buru melakukan deklarasi. Sebaliknya, pasangan ini baru akan deklarasi pada detik-detik proses pendaftaran calon di KPU.
Rencananya, pasangan yang diusung Golkar Takalar ini baru akan melakukan deklarasi pasangan cabup pada Sabtu, 23 Juni mendatang atau tiga hari sebelum proses pendaftaran di mulai di KPU Takalar pada 26 Juni. Rencana deklarasi ini setelah Bur melakukan konsultasi dengan DPP Golkar. Rencananya, Bur-Nojeng akan menghadirkan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie pada momen penting ini.
Kepastian jadwal deklarasi Bur-Nojeng ini disampaikan Burhanuddin, Kamis, 7 Juni. "Saya sudah melakukan koordinasi dengan DPP Golkar, rencananya kita akan melakukan deklarasi pada 23 Juni nanti," tandas Bur.
DPD Golkar Takalar, Jumat, 8 Juni akan melakukan rapat pleno diperluas dengan agenda penerimaan partai atas penetapan Bur-Nojeng sebagai cabup Golkar Takalar. Rapat pleno ini melibatkan pimpinan kecamatan hingga ranting. "Besok baru kita melakukan pleno untuk membahas agenda ini," kata Bur.
Sebenarnya, DPD Golkar Takalar melihat bahwa jadwal deklarasi tersebut agak terlambat karena hanya selisih tiga haris sebelum pendaftaran. "Tapi tanpa deklarasi juga sebenarnya tidak ada masalah. Karena deklarasi pada hakikatnya hanya untuk memproklamirkan pasangan ini di tengah pendukung. Saat ini pendukung Bur-Nojeng kan sudah tahu juga kalau mereka berpaket," kata Ketua Bappilu DPD Golkar Takalar, Muhiddin Tiro.
Selain pleno penerimaan penetapan Golkar dan agenda deklarasi, rapat pleno juga akan membahas berbagai persiapan termasuk strategi memenangkan pemilukada Takalar Oktober mendatang. Kendati Bur-Nojeng saat ini dianggap sebagai pasangan terkuat, namun ada juga pihak yang melihat paket tersebut tetap berpeluang disalip oleh kandidat lain.
"Makanya, dalam pleno diperluas ini, kita juga ingin menyakinkan kader dan pendukung kedua calon ini untuk menghilangkan  segala keraguan yang ada. Paket ini tidak perlu lagi kita ragukan, tapi bagaimana kita bekerja untuk memenangkannya," imbuh Muhiddin. (hamsah umar)

Jumat, 08 Juni 2012

Amrullah: La Tinro Bukan Anak Kecil


MAKASSAR, FAJAR--Respons berlebihan elit DPD Golkar Sulsel atas keinginan La Tinro La Tunrung memimpin DPD Hanura Sulsel, dengan menuding tokoh Hanura berada di balik keinginan itu disesalkan plt Ketua DPD Hanura Sulsel, Amrullah Pase.
Kendati selama ini berkembang informasi bahwa La Tinro berminat menjadi Ketua DPD Hanura Sulsel, Golkar tidak semestinya melihat atau mengasumsikan bahwa tokoh Hanura yang mempengaruhi atau membujuk La Tinro masuk di Hanura. Tokoh Hanura khususnya ketua-ketua DPC dan Pemuda Hanura Sulsel sekadar memberi respons positif atas keinginan Ketua DPD Golkar Enrekang ini memimpin Hanura.
Apalagi, La Tinro adalah seorang tokoh yang sudah kenyang dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan serta memiliki logika berpikir yang cukup rasional. Sehingga menjadi tidak etis kalau La Tinro malah dibujuk oleh tokoh Hanura.
"Saya tidak mau mengatakan bahwa penyataan itu tidak berdasar, cuma saya ingin menyampaikan bahwa La Tinro itu adalah seorang tokoh yang berpengalaman. Saya kira La Tinro bukan lagi anak kecil yang harus dibujuk-bujuk, karena dia tahu kemana dia akan menentukan sikap," tandas Amrullah Pase, Kamis, 7 Juni.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Ajiep Padindang meminta tokoh Hanura Sulsel berhenti mempengaruhi atau membujuk La Tinro masuk ke Hanura. Kendati tidak secara langsung menuding bahwa tokoh Hanura Sulsel membujuk La Tinro, namun pernyataan tersebut tersirat adanya tudingan Golkar bahwa tokoh Hanura telah mempengaruhi La Tinro sehingga berkeinginan hengkang dari Golkar.
"Kami di Hanura sendiri hanya mendengar-dengar La Tinro ada keinginan seperti itu. Bahkan bukan saja La Tinro juga Ketua Golkar Sidrap, Rusdi Masse juga dikatakan seperti itu," kata Amrullah.
Wakil Ketua Pemuda Hanura Sulsel, Anshar Ilo yang selama ini terang-terangan memberikan dorongan dan dukungan kepada La Tinro jika berkeinginan memimpin Hanura Sulsel, juga menyesalkan pernyataan Ajiep yang menuduh tokoh Hanura dibalik keinginan La Tinro bergabung dengan Hanura.
"Tokoh Hanura tidak pernah pengaruhi La Tinro, justru dia yang dekati Hanura jika partai kita benar-benar memberi ruang kader eksternal. Tidak mungkin Hanura Sulsel utamanya Pemuda Hanura, kalau La Tinro sendiri tidak memberi angin segar kepada kita. Jadi kita sekadar merespons keinginan La Tinro bukan membujuknya," jelas Anshar.
Sebagai kader yang merespons baik keinginan La Tinro memimpin Hanura Sulsel, Anshar mengaku tetap tunduk pada aturan partai, misalnya ketika DPP tidak membuka ruang eksternal masuk di jajaran pimpinan partai Hanura. "Lagi pula, Hanura ini partai besar," kata Anshar. (hamsah umar)  

5.289 KK Kehilangan Jatah Raskin


MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya 5.289 kepala keluarga (KK) atau rumah tangga sasaran (RTS) di Sulsel bakal mengurut dada. RTS tersebut dipastikan kehilangan jatah raskin untuk Juni-Desember 2012.
Ini berdasarkan Pagu raskin Pemprov Sulsel 2012. Kalau pada Januari-Mei 2012, jumlah KK atau RTS penerima raskis di 24 kabupaten/kota di Sulsel mencapai 514.120 RTS, saat ini tersisa 508.831 atau berkurang 5.289 RTS. Ini artinya, ada puluhan ribu warga miskin yang tadinya menerima raskin setiap bulan tidak akan menerima lagi mulai Juni ini.
Pagu Raskin Juni-Desember 2012 ini diungkapkan anggota DPRD Sulsel dari PDIP, Dan Pontasik, Kamis, 7 Juni. Pontasik mengungkap, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, setidaknya ada sepuluh kabupaten/kota yang mengalami penurunan jatah raskin, sementara 14 kabupaten lainnya mengalami peningkatan jatah raskin. Kendati secara akumulatif persentasi penurunan pagu raskin dari sebelumnya hanya 1 persen, namun penurunan jatah raskin ini bakal terasa di daerah tertentu yang penurunannya signifikan seperti Toraja Utara hingga 39 persen.
Pontasik mengaku tidak mengerti sehingga pagu raskin untuk Tana Toraja dan Toraja Utara turun drastis, sementara wilayah ini bukan merupakan daerah pertanian. Kalau asumsi yang digunakan karena faktor warga miskin menurun, Pontasik sangat meragukan data RTS yang menjadi sasaran raskin yang dirancang pemprov Sulsel saat ini.
"Dimana logikanya Toraja Utara yang merupakan kabupaten baru dan bukan daerah pertanian warga miskinnya drastis seperti itu. Dari 20.899 RTS di Toraja Utara pada periode lalu, saat ini tinggal 12.652 RTS, begitu juta di Toraja dari 20.961 RTS turun menjadi 14.117 RTS. Ini menurut saya tidak masuk akal," tegas Pontasik.
Begitu juga Jeneponto yang dikenal sebagai kabupaten pertumbuhan ekonominya lambat juga mengalami penurunan jatah raskin. Sebelumnya warga Jeneponto yang mendapat jatah raskin mencapai 42.621 RTS menjadi 34.147 RTS atau turun 20 persen.
Di pihak lain, Bone yang merupakan salah satu kabupaten yang dikenal lumbung padi malah jatah raskinya meningkat hampir 100 persen. Dari 33.971 RTS pada periode lalu, saat ini naik menjadi 63.515 RTS atau naik 87 persen. Daerah lain yang cukup signifikan kenaikan pagu raskinya seperti Soppeng 46 persen, Wajo 36 persen, Selayar 22 persen.
"Ini yang saya tidak bisa pahami bagaimana nanti akan menjelaskan kepada masyarakat mengenai pagu raskin utamanya pada kabupaten/kota yang turun. Ini tentu saja akan menjadi beban tersendiri bagi bupati dan kepala desa untuk memberikan pemahaman kepada warganya," kata Pontasik.
Pemprov kata Pontasik mengklaim kalau pagu raskin tersebut berdasar data dari pusat yang mengacu BPS. Meski begitu, anggota DPRD Sulsel ini berharap pemprov Sulsel terlebih dahulu melakukan koordinasi dan klarifikasi dengan kabupaten/kota mengenai jumlah RTS yang jadi sasaran raskin nantinya. (hamsah umar)

                         

Kamis, 07 Juni 2012

Gerindra: Tiga Parpol Besar di Tangan


*Ashabul: Kita Tunggu DPP

MAKASSAR, FAJAR--Wacana yang menyebut PKS dan Hanura Sulsel telah menutup pintu untuk pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi, tidak membuat DPD Gerindra Sulsel ciut. Sebaliknya, penopan utama Rudi-Nawir ini menegaskan bahwa tiga partai besar di Sulsel berada di belakangnya.
Kendati sikap Gerindra yang terkesan sesumbar mengenai parpol pendukung, minus tiga hari sebelum deklarasi Minggu, 10 Juni semakin santer bahwa pasangan ini memang akan didukung partai yang diperhitungkan di Sulsel. Gambaran bahwa Rudi-Nawir akan diusung parpol dengan perolehan kursi di DPRD Sulsel di atas 20 kursi, tidak hanya santer di kubu Rudi-Nawir, tapi juga di kubu calon lawannya. Pimpinan parpol yang diklaim Rudi-Nawir bahkan disebut-sebut sudah teken kontrak politik dengan Prabowo, termasuk DPD Hanura Sulsel.
Yang pasti, Rudi-Nawir akan menjadikan dukungan partai itu sebagai kejutan bagi publik Sulsel. "Saya tidak mau sampaikan partainya, yang jelas tiga partai besar akan mendukung kita," ujar fungsionaris Gerindra Sulsel, Chalik Suang, Rabu, 6 Juni.
Sebelumnya, Rudi sesumbar menggaet parpol pemilik kursi di DPRD Sulsel dengan mengandalkan Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto. Partai yang santer berada di belakang Rudi-Nawir seperti Gerindra (1), RepublikaN (1) PAN (7), PKS (7), Hanura (7), PDS (1), PKPI (1).    
Di internal Hanura Sulsel, kader partai yang dipimpin Wiranto ini memastikan mendukung Ilham-Aziz, dengan asumsi hanya pasangan ini yang melewati tahapan penjaringan cagub, termasuk tahapan terakhir yakni pemaparan visi misi Selasa lalu. Bahkan, plt Hanura Sulsel, Amrullah Pase memastikan 80 persen rekomendasi Hanura tertuju ke semangat baru.
Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi menegaskan bahwa survei menjadi penentu PAN menentukan cagub yang diusung. Sejauh ini, DPP PAN juga tidak pernah menyinggung soal Rudi-Nawir. "Sampai komunikasi terakhir saya dengan DPP tidak ada disinggung Rudi-Nawir. Jadi kita tunggu saja keputusan DPP, mudah-mudahan minggu ini sudah ada," kata Ashabul.
Dia menyebut, PAN memang memungkinkan memproses calon lain selain yang diproses dari DPW. "Memang memungkinkan tergantung pertimbangan politik DPP. Kita normatif saja bahwa siapa pun yang ditetapkan itulah yang kita dukung," tandas Ashabul.
Hanya saja, ketika calon yang diusung tidak sesuai yang diharapkan kader PAN di daerah, dia tidak menjamin kadernya akan bulat mendukung calon tersebut. "Semangat kader dalam memperjuangkan calon sangat bergantung yang diputuskan DPP," tandasnya. (hamsah umar)