Powered By Blogger

Minggu, 10 Juni 2012

Politisi Muda Diunggulkan Wakil di Makassar


MAKASSAR, FAJAR--Hadirnya politisi muda yang ikut meramaikan bursa pilwalkot Makassar tampaknya cukup direspons, khususnya untuk posisi calon wakil wali kota (cawawali).
Berdasar survei Yayasan Survei Indonesia (YSI), tingkat popularitas politisi muda untuk cawawali di Makassar cukup baik dimana rata-rata di atas 30 persen. Beberapa politisi mudah yang cukup difavoritkan menjadi cawawali Makassar seperti Adnan Purichta IYL, Enre Cecep Lantara, Mudzakkir Ali Djamil, dan Irwan Adnan Mahmud.
Politisi muda yang paling diunggulkan untuk pertarungan cawawali adalah Adnan dengan tingkat popularitas 55,6 persen, Mudzakkir 45 persen, Irwan Adnan 42 persen.
  Sementara untuk elektabilitas, figur muda ini masih memiliki survei di bawah 10 persen. Adnan misalnya hanya sebesar 8,5 persen, Endre 7,5 persen, Mudzakkir  4,5 persen, dan Irwan 3,5 persen. "Kelihatannya memang politisi muda sangat diinginkan untuk menjadi wakil di Makassar," kata Direktur YSI, Suardi Ningrat, Jumat, 8 Juni.
Kecenderungan masyarakat yang mengfavoritkan politisi muda ini karena mempertimbangkan Makassar sebagai kota yang multikompleks membutuhkan figur muda yang energik. Apalagi, masyarakat Makassar juga mulai selektif dalam memilih calon pemimpin.
Tingkat dukungan masyarakat terhadap figur muda baik dari birokrat maupun partai paling disukai. Ini dipastikan bakal membuat persaingan cawawali Makassar akan lebih menarik dan ketat, apalagi ketika disandingkan dengan politisi yang sudah matang dan lanjut usia .
Kendati belum ada yang dominan, namun beberapa nama yang digadang untuk maju meramaikan pilwalkot Makassar cukup memberi banyak warna dan pilihan bagi warga Makassar.
Survei YSI untuk cawawali Makassar ini dilakukan pada Mei lalu, dengan menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 440 orang dengan margin error 4,8 persen. (hamsah umar)

Dewan Desak Pemprov Seriusi DP4


MAKASSAR, FAJAR--Tidak hanya KPU yang khawatir daftar penduduk potensial pemilih (DP4) bermasalah. Kekhawatiran juga dirasakan anggota DPRD Sulsel.
Ketua Komisi A DPRD Sulsel, Ajiep Padindang minta pemprov khusus Biro Umum untuk mengseriusi persoalan DP4, dan berharap pihak terkait di kabupaten/kota di Sulsel secepatnya merampungkan DP4 untuk kemudian diserahkan ke pemprov. Paling tidak, akhir Juni ini DP4 dari kabupaten/kota sudah rampung.
"Akhir Juni data DP4 sudah harus dirampunkan kabupaten/kota  sehingga pemprov dapat melakukan verifikasi ulang," kata Ajiep, Jumat, 8 Juni.
Apalagi, pemprov dijadwalkan sudah harus menyerahkan DP4 tersebut ke KPU Sulsel pada 26 Juli mendatang. Dengan demikian, pemprov tinggal memiliki waktu sekitar dua bulan untuk merampungkan kesiapan DP4 Sulsel. Biro Umum dan Kependudukan diminta bekerja lebih serius begitu juga kabupaten/kota di Sulsel.
Kendati, tahapan pilgub masih jauh, namun proses pemutakhiran DP4 harus tetap jadi perhatian, sehingga DP4 tersebut tidak menjadi persoalan di pilgub nantinya. Ajiep berharap, verifikasi DP4 yang dilakukan pemprov bersama kabupaten/kota di Sulsel dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.
Meski DP4 itu masih akan diverifikasi oleh KPU Sulsel, Ajiep berharap data yang disajikan pemprov tidak lagi harus memusingkan penyelenggara pemilu. Sehingga proses penyusunan DPT berjalan sesuai tahapan dan agenda yang diharapkan.
Sebelumnya, Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas juga berharap pemprov dapat menyelesaikan DP4 dengan baik, termasuk harus menjamin keraguan anggota KPU se-Sulsel tentang adanya indikasi perbedaan data kabupaten dengan yang ada di provinsi. (hamsah umar)

PPP: Peluang JK Terbuka


Golkar Sebut Pilpres Masih Lama

MAKASSAR, FAJAR--Survei yang dirilis Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang menempatkan mantan wapres RI, Jusuf Kalla di posisi ketiga (14,9 persen) dianggap angin segara bagi PPP Sulsel. Sebagai partai yang pertama menginginkan JK capres 2014, PPP menilai bahwa peluang JK semakin terbuka.
"Sebenarnya, kita sangat memahami kalau survei JK di bawah Megawati dan Prabowo. Tapi kalau dia sudah bekerja dan masyarakat sudah memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing calon yang ada, saya kira JK akan mampu meningkatkan elektabilitasnya melenihi Prabowo dan Megawati," kata Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara, Kamis, 7 Juni.
Amir memastikan elektabilitas Megawati Soekarnoputri stagnan terkecuali Prabowo yang dianggap cukup berpengaruh. Karenanya, posisi JK yang menempati urutan ketiga harus jadi penyemangat bagi partai lain yang ingin mendukung JK capres pada 2014 mendatang.
"Ini memang menjadi kegembiraan kita karena kita adalah partai yang pertama mengatakan akan mendukung, yang kemudian diikuti partai lain. Cuma saya minta dukungan itu jangan main-main karena ada keinginan tertentu," imbuh Amir Uskara.
Kerja politik yang akan dilakukan JK mendatang akan sangat berpengaruh besar pada peningkatan elektabilitasnya. Kalau pada pilpres lalu elektabilitas JK tidak bisa menanjak, itu karena dia berada di bawah bayang-bayang SBY. Sekarang ini, masyarakat akan menyadari siapa yang bekerja sebenarnya pada masa lalu dalam membangun bangsa.
Survei SSS ini menempatkan Prabowo teratas dengan persentase 25,8 persen dan Megawati urutan kedua 22,4 persen. Sementara capres Golkar, Aburizal Bakrie hanya berada pada urutan empat dengan persentase 10,6 persen.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Kadir Halid menilai wajar elektabilitas Ical masih di bawah JK dan kandidat lain seperti Prabowo dan Megawati. "Tapi harus dipahami bahwa pemilu bukan hari ini, tapi masih ada dua tahun lagi. Bisa saja, elektabilitas Ical akan semakin baik dan menanjak," tandas Kadir.
Pastinya, dukungan Golkar Sulsel terhadap Ical sudah bersifat final sehingga Golkar harus bekerja untuk memenangkannya. "Rekomendasi kita kan sudah diserahkan dan tidak akan ada lagi calon lain yang menyusul," kata Kadir.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Nasdem Sulsel, Sanusi Ramadhan menyatakan partainya akan meminta kepastian Ketua Majelis Nasional DPP Nasdem, Surya Paloh untuk menyatakan kesiapannya menjadi capres 2014 nanti pada saat menghadiri Apel Siaga 5.000 Baret Garda Pemuda Nasdem di Lapangan Karebosi besok. Kader Nasdem ini kepastian apakah Surya Paloh berniat maju capres atau tidak.
"Yang pasti, Nasdem akan memunculkan beberapa nama selain Surya Paloh. Mantan wapres JK dan tokoh Mahfud MD juga menjadi salah satu yang kita akan munculkan di Nasdem," tandas Sanusi. (hamsah umar)        

Banyak Penantang Petahana di Wajo


MAKASSAR, FAJAR--Proses pemilukada Wajo yang akan berlangsung 2013 mendatang dipastikan berlangsung seru. Selain akan berhadapan dengan cabup petahana, Burhanuddin Bur, momen ini juga bakal diikuti banyak tokoh yang siap menantang incumbent.
Hingga saat ini, setidaknya ada sembilan figur yang memiliki kesiapan bertarung melawan Ketua DPD Golkar Wajo itu. Dari sejumlah figur ini, sebagian merupakan lawan politik petahana pada pemilukada lalu dan sebagian lainnya adalah figur baru yang bermunculan. Kandidat bupati ini sama-sama memiliki harapan besar merebut kekuasaan di bumi Lamaddukkelleng ini.
Tokoh-tokoh Wajo yang siap melawan Golkar itu seperti Ketua DPD PAN Wajo yang juga wakil bupati saat ini, Amran Mahmud, pejabat PNPM Sulsel Dr Syahrir Kube, mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Wajo, Andi Safri Modding, mantan Ketua DPRD Wajo A Asriadi Mayang dan Anggota DPRD Sulsel Sanusi Karateng.
Tidak hanya itu, mantan asisten I Wajo Andi Suryadi Belo, Ketua DPC PKNU wajo Muh Saidiman, Ketua DPC Demokrat Wajo Rahman Rahim, hingga mantan Bupati Wajo Andi Asmidin yang dulu ditumbangkan Burhanuddin juga disebut-sebut akan bertarung kembali. Asmidin dianggap sebagai salah satu lawan berat Burhanuddin apalagi pernah menjadi bupati di daerah ini. "Kita tidak bisa pungkiri bahwa Asmidin itu masih punya pengaruh yang kuat sebagai mantan bupati," tandas Ketua DPC PKB Wajo, Andi Sumardi Arifin.
Kendati PKB Wajo sampai saat ini condong mendukung kembali incumbent di pemilukada Wajo mendatang, Sumardi mengakui penantang petahana tersebut tidak bisa disepelekan. "Sekalipun sampai saat ini power yang dimiliki bupati masih di atas dari penantang yang ada," kata Sumardi.
Meski petahana saat ini ditempatkan pada posisi terkuat, tidak berarti membuat penantangnya patah semangat. Asriadi Mayang yang pada pemilukada lalu ikut bertarung menegaskan peluangnya merebut bupati Wajo cukup besar. Alasannya banyak masyarakat Wajo saat ini kurang puas dengan kinerja pemerintahan yang ada saat ini.
"Kalau melihat respons masyarakat dan harapan mereka tentang Wajo ke depan, warga pada umumnya berharap pemimpin yang memang memiliki komitmen membangun Wajo," tandas Asriadi. (hamsah umar)
   

Rudi-Nawir Kerahkan Massa dari Daerah


*Hari  Ini Mulai Berdatangan

MAKASSAR, FAJAR--Pasangan calon gubernur Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), bakal mengerahkan sedikitnya 25 massa dari 24 kabupaten/kota di Sulsel ke Stadion Andi Mattalatta, tempat deklarasi berlangsung Minggu, 10 Juni.
Massa pendukung Garuda-Na ini bahkan sudah mulai bergerak pada H-1 atau sehari sebelum deklarasi berlangsung tepatnya Sabtu, 9 Juni, utamanya pendukung massa pendukung yang berasal dari daerah terjauh. Sebagian lainnya baru akan bergerak dari daerah pada Minggu pagi.
Dari Bulukumba misalnya, massa pendukung Rudi-Nawir memastikan mulai bergerak pada Sabtu. Ini untuk menghindari iring-iringan massa pendukung cagub Sulsel ini bersamaan dengan kabupaten lain sehingga berpotensi memacetkan arus lalu lintas. "Jadi ada yang berangkat mulai Sabtu sampai Minggu pagi," tandas Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Andi Syahruni Haris.
Dorongan pendukung Rudi-Nawir untuk menyaksikan langsung deklarasi pasangan ini, tidak lepas dari keinginan simpatisan bupati Sinjai dua periode ini untuk mengetahui partai yang akan mendukungnya di pilgub Sulsel. Apalagi, selama ini banyak yang meragukan pasangan ini sulit bahkan mustahil maju di pilgub Sulsel melalui dukungan partai politik pemilik kursi di DPRD Sulsel.
Salah seorang tim Rudi-Nawir, Andi Sugiarti Mangum Karim menandaskan optimismenya terhadap pasangan Rudi-Nawir maju di pilgub melalui partai politik. "Kita tidak pernah pesimis. Saya katakan bahwa partai yang sampai hari ini belum keluarkan rekomendasi, peluang Rudi-Nawir tetap ada. Dan itulah kejutan yang akan disajikan pasangan ini," jelas Sugiarti.
Rudi-Nawir sejauh ini mengaku belum terlintas akan bertarung melalui jalur independen. Asumsi ini bisa saja terjadi kalau pasangan ini sekadar menggunakan persentase suara dengan menggunakan pesentase suara partai nonparlemen yang diklaim 10 persen plus Gerindra dan RepublikaN. Sebab kalau berharap PAN, PKS, dan Hanura peluang pasangan ini cukup tipis.
Kendati banyak diragukan, Sugiarti menegaskan Rudi-Nawir tidak mungkin mau melakukan deklarasi tanpa adanya kepastian dukungan partai. "Masa kita sekadar mau buang-buang uang. Deklarasi itu bukan uang sedikit dihabiskan," tambahnya. (hamsah umar)