Powered By Blogger

Kamis, 12 Juli 2012

Panwaslu Sulsel Andalkan Masyarakat


*Mengaku Berat Pikul Tugas

MAKASSAR, FAJAR--Masukan elemen masyarakat termasuk KPU Sulsel agar segera di bentuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel, perlu dipertimbangkan Bawaslu dalam membentuk Bawaslu Sulsel.
Keputusan Bawaslu untuk menunda pembentukan Bawaslu Sulsel dan menyerahkan wewenang pengawasan pemilu legislatif kepada Panwaslu Sulsel perlu dikaji ulang, untuk menutup celah gugatan dalam pelaksanaan pemilu. Itu karena Panwaslu Sulsel mengaku berat untuk memikul tanggung jawab tersebut. Panwaslu Sulsel memang akan dihadapkan tugas berat karena disamping harus mengawasi pilgub Sulsel, juga diminta mengawasi pileg.
Panwaslu Sulsel memang mengaku siap untuk menjalankan tugas pengawasan pilgub sekaligus pileg kalau wewenang tersebut diserahkan Bawaslu. Tapi itu tadi, panwaslu khawatir tidak akan bisa maksimal kalau hanya mengandalkan anggota panwaslu yang ada saat ini. Dalam pengawasan, panwaslu malah mengandalkan partisipasi masyarakat untuk pro aktif melakukan pengawasan. Persoalannya kemudian ketika masyarakat tidak proaktif melakukan pengawasan, dikhawatirkan pelanggaran terkait pemilu di tengah masyarakat semakin mengancam kualitas pileg dan pilgub Sulsel.
"Memang kalau mengandalkan Panwaslu tanpa bantuan masyarakat, media, dan elemen masyarakat lainnya Panwaslu tidak sanggup untuk menjalankan tugas itu. Tapi sepanjang masyarakat ikut membantu panwaslu, kita semua siap mengambil wewenang yang diberikan Bawaslu," jelas Ketua Panwaslu Sulsel, Suprianto, Rabu, 11 Juli.
Salah satu upaya untuk melibatkan masyarakat dalam melakukan pengawasan tahapan pileg adalah bagaimana KPU Sulsel, membuka ruang pada masyarakat mengenai tahapan pileg termasuk persyarakat yang mesti disiapkan peserta pemilu. "Sehingga kalau itu dibuka KPU seluas-luasnya kepada masyarakat, akan membuka ruang warga untuk proaktif mengawasi," saran Suprianto.
Sehingga dengan begitu, saat ada pelanggaran yang ditemukan masyarakat, warga bisa melaporkan temuan tersebut kepada Panwaslu Sulsel. Suprianto menyebut dengan jumlah anggota panwaslu Sulsel tiga orang, tidak akan mungkin mampu berada di setiap tempat dan setiap saat melakukan pengawasan terhadap potensi pelanggaran pemilu.
Mengenai kemungkinan celah terjadinya gugatan akibat kinerja panwaslu tidak maksimal dalam pengawasan karena konsentrasi terpecah di pilgub dan pileg, Suprianto sependapat dengan asumsi sejumlah kalangan di daerah ini. "Tapi celah itu bisa ditutupi kalau kita membuat aturan. Saya kira Bawaslu bisa membuat peraturan untuk menutup celah yang berpotensi gugatan itu," kata Suprianto. (hamsah umar)      

Calon Perseorangan Butuhkan 400 Ribu KTP


MAKASSAR, FAJAR--Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel memperkirakan jumlah dukungan KPT calon perseorangan di pilgub Sulsel mendatang berkisar 400 ribu KTP. Asumsi ini ketika jumlah penduduk berada di kisaran 9-10 juta jiwa.
"Kita sudah peroleh data sementara dari pemprov mengenai jumlah penduduk di Sulsel yakni sekitar 9-10 juta jiwa. Dengan keharusan harus mendapat dukungan 4 persen, berarti dukungan KTP yang diperlukan calon independen sekitar 380 ribu sampai 400 ribu. Namun kita harap calon yang ingin maju independen untuk mempersiapkan KTP hingga 600 ribu," kata anggota KPU Sulsel, Ziaurrahman, Rabu, 11 Juli.
Anggota KPU dan staf KPU se-Sulsel saat ini mulai mempersiapkan diri melakukan pemutakhiran data pemilih serta verifikasi dukungan calon perseorangan, dengan menggelar training of trainer (TOT) di Hotel Singgasana. TOT ini akan
Sejauh ini, memang belum ada tokoh yang terang-terangan akan bertarung melalui jalur independen. Pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) yang disebut-sebut akan maju lewat jalur independen mengingat dukungan parpol berat, hingga saat ini belum pernah melakukan komunikasi dengan KPU Sulsel. Tim Garuda-Na memang sejauh ini mengaku tidak pernah memikirkan maju melalui jalur independen dan tetap yakin diusung partai politik.
"Jadi kalau dari Rudiyanto atau timnya, setahu saya belum ada komunikasi dengan KPU. Pastinya, pemasukan dukungan calon perseorangan diperkirakan sudah dilakukan pada Agustus mendatang," kata Ziaurrahman.
Dalam waktu dekat, KPU Sulsel segera melakukan sosialisasi persyaratan dukungan calon perseorangan. KPU akan mempersiapkan blanko format dukungan yang diperlukan calon independen. "Kalau ada calon independen yang komunikasi dengan kita, saat sosialisasi blanko sudah bisa kita berikan termasuk jumlah dukungan yang diperlukan," tambahnya. (hamsah umar)

IA Banjir Dukungan Kades di Takalar


MAKASSAR, FAJAR--Berstatus sebagai bawahan gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, puluhan kepala desa (kades) di Takalar tetap bernyali menyatakan dukungannya ke pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel mendatang.
Para kades di Takalar ini sepertinya siap dan berani berhadapan dengan Syahrul yang tidak lain cagub petahana berpasangan Agus Arifin Nu'mang, dengan mendukung IA. Dukungan kades ke IA ini disampaikan saat IA silaturrahmi dengan masyarakat Takalar yang digagas oleh Paguyuban Takalar, di Parangmata Kecamatan  Galesong, Rabu, 11 Juli.
Puluhan kades ini bahkan tampil berikrar membacakan sumpah  dukungan serta kesiapan untuk memenangkan pasangan IA di pilgub mendatang. Di depan Ilham serta ratusan warga Takalar yang didominasi oleh ibu-ibu, Kades Parangmata Kecamatan Galesong, Nursalam tampil membacakan ikrar dukungan kepada IA.
"Kini kami tidak lagi takut, pernyataan dukungan ini dilandasi  atas keberanian serta keyakinan  atas  kebenaran yang dibawa oleh pasangan Ilham-Aziz yang ikhlas berjuang untuk kemakmuran masyarakat Sulsel. Oleh karena itu, atas keinginan kuat warga Takalar, kami kepala desa se-kecamatan Galesong memproklamirkan untuk mendukung dan siap bekerja untuk kemenangan pasangan Ilham-Aziz," tandas Nursalam.
Kades yang ikut mendukung IA seperti Kades Palallakang H Gazali, Kades Galesong Kota  H Sakkir, Kades Galesong Baru Arifuddin Laja, Kades Pa'rasangang Beru  Gaffar lawa, Kades Kedatong  Abdul muis, Kades Kale Bentang Syahmsul Bahri, Kades Sawakong  Abd Kadir Ronrong, Kades Popo Bostan Tata, Kades Tarowang Bangsawan Lira,  Kades Campagaya Abd Rahman Tutu, serta Kades Bontomangape Iksan Majid.
Dukungan para kades yang cukup berani ini membuat Ilham terharu dengan keinginan kades menyuarakan arus  bawah yang menginginkan perubahan tanpa takut lagi akan intimidasi serta ancaman dari pihak - pihak yang ingin menghalang - halangi terjadinya perubahan di sulsel.
"Mudah-mudahan komitmen kades merupakan ungkapan tulus ihklas dari hati paling dalam dan  menjadi keinginan bersama seluruh warga Takalar. Insya Allah keberhasilan Makassar sebagai kota metropolitan akan ditularkan di seluruh daerah di Sulsel termasuk Takalar ini," ujar Ilham yang disambut pekik hidup gubernur oleh ratusan ibu-ibu.
Pada kesempatan ini, Ilham membantu petani dengan pupuk organik yang diserahkan melalui kelompok tani, serta pembangunan masjid Nurul Ibadah. Sedang di Kampung Beru, Desa Palalakkang, Galesong Utara para nelayan mengadu ke Ilham terkait abrasi pantai yang semakin tinggi mengikis pantai yang ada di belakang rumah mereka. "Spekulan terus mempermainkan harga telur ikan terbang, padahal itu merupakan sumber pengharapan masyarakat nelayan di sini. Namun sepertinya pemerintah provinsi tidak memperhatikan nasib kami. Untuk itu kami sangat mendukung angin  perubahan yang dibawa pasangan Ilhan-Aziz," kata Lau Alang Daeng Lolo, mantan mantan camat Galesong. (hamsah umar)

Figur Merakyat Bawa Jokowi Unggul


MAKASSAR, FAJAR--Peringatan cagub petahana Sulsel, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang). Unggul dalam survei tidak memberikan jaminan bisa unggul dalam pertarungan.
Belajar dari pilgub DKI Jakarta, figur merakyat yang dimiliki pasangan Joko Widodo-Ahok lebih memberikan jaminan dukungan rakyat mengalir lebih besar. Kendati baru bersifat sementara, sosok Jokowi yang dikenal sebagai wali kota sukses dan merakyat menjadi faktor utama yang membawa Jokowi unggul sementara di putaran pertama. Kalau terjadi putaran kedua, pasangan ini dipastikan semakin unggul dari incumbent.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel, Aswar Hasan menyatakan setidaknya ada tiga faktor yang membawa Jokowi unggul di pilgub DKI Jakarta. Pertama dia adalah figur wali kota yang sukses, kedu figur yang merakyat dan sederhana sehingga bisa terjun langsung di tengah masyarakat, serta sosok alternatif yang menjanjikan harapan untuk melakukan perubahan di Jakarta.
Variabel lain, Jokowi juga sosok yang bersih dan tidak birokratis dalam menjalankan roda pemerintahannya. "Sosok merakyat, bersih, dan sederahana ini mampu dibuktikan Jokowi di masyarakat terbawah. Sehingga masyarakat lebih memilih pasangan ini. Masyarakat saat ini memang cenderung menginginkan pemimpin yang merakyat dan sederhana," kata Aswar.
Selain itu, Jokowi juga banyak diuntungkan pemberitaan media yang memposisikan Jokowi sebagai sosok yang memiliki integritas pribadi yang baik, serta tidak muluk-muluk.
Sementara kekalahan incumbent, karena kalah merakyat dari Jokowi di mata warga DKI Jakarta. "Incumbent itu kan selalu menjadikan jualan keberhasilannya selama memimpin. Padahal keberhasilan itu sifatnya relatif. Masyarakat bawah yang tidak merasakan keberhasilan itu tentu akan meninggalkannya. Dan itulah yang terjadi di DKI Jakarta dimana keberhasilan itu tidak dirasakan arus bawah," kata Aswar.
Yang menarik juga disimak dari pilgub DKI Jakarta bahwa survei tidak bersifat permanan dalam waktu singkat. Dalam berbagai survei tetap unggulkan Fauzi Bowo dan dibayangi Jokowi. Ini bisa menjadi peringatan bagi incumbent bahwa unggul survei bisa berubah drastis dalam waktu singkat.
Ini juga sekaligus menjadi informasi bahwa kelompok masyarakat bawah sangat menentukan kemenangan seorang kandidat gubernur, dimana arus bawah ini tidak akan mudah dipengaruhi oleh kelompok masyarakat menegah ke atas dalam menentukan pilihan.Yang paling menentukan adalah interaksi calon kepada masyarakat secara langsung.
Dari segi penyelenggara pemilu, Aswar menilai profesionalisme KPU da panwaslu juga sangat penting termasuk kelompok pengawas independen dan perilaku masyarakat. "Yang menarik dianalisis karena DKI banyak calon, biasanya petahana bisa unggul telat tapi ini tidak," tambah Aswar.
Kalau dikorelasikan di pilgub Sulsel, Aswar melihat pilgub di daerah ini akan sangat ketat mengingat incumbent memiliki elektabilitas di ambang batas yang sangat rawan yakni kisaran 51 persen. Meski penantang masih jauh di bawah perlu diwaspadai apalagi penantang petahana juga cukup dikenal sebagai pasangan yang merakyat dan sederahana. (hamsah umar)

Rabu, 11 Juli 2012

Bur Puji Keteguhan Nojeng


MAKASSAR, FAJAR--Calon bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin untuk pertama kalinya memberikan pujian terhadap pendampingnya di pemilukada Takalar, Natsir Ibrahim. 
Pujian itu terkait keteguhan Nojeng-sapaan akrab Natsir Ibrahim terkait dukungan keluarga besarnya yang lebih memilih mendukung pasangan Achmad Daeng Se're alias Haji De'de-Sukwansyah A Lomba. Menantu Ibrahim Rewa ini memang lebih didukung keluarga besar Nojeng ketimbang dirinya, karena alasan Nojeng sekadar wakil bupati.
"Nojeng itu cukup santai ditinggalkan keluarganya. Saya pernah tanya bagaimana sikapnya soal keluarga yang tidak mendukungnya, dia cukup lugu membenarkan dia bagaikan calon yang ditinggal keluarga. Dia juga bilang dulu harga mati jadi calon bupati, tapi sekarang sudah suka dengan pilihannya menjadi calon wakil saya," kata Bur, Selasa, 10 Juli.
Bagi Bur, dia tidak terlalu mempersoalkan ketika ketika pilihan keluarga dekat Nojeng memilih mendukng Haji De'de, karena itu juga menjadi bagian dari dukungan keluarga. Bagaimana dengan Ibrahim Rewa?, Bur menilai bahwa bupati Takalar ini tetap mendukung Nojeng atau pun menantunya, Haji De'de.
Bur yakin, Ibrahim tidak akan memaksakan keluarganya untuk mendukung pasangan Haji De'de-Sukwansyah. Namun Ibrahim dipastikan memberi keleluasaan keluarganya untuk memilih sesuai hati nuraninya. "Kalau keluarganya mendukung Nojeng dia akan persilahkan itu, begitu juga dengan Haji De'de. Tidak bisa memang juga semua keluarganya mendukung Nojeng," kata Bur.
Pastinya, pasangan yang sempat berseteru ini semakin mesra. Bur-Nojeng sudah setiap saat melakukan sosialisasi bersama di tengah masyarakat. Bahkan keduanya saling memberi masukan dan saran. Terkadang Nojeng minta saran dan pendapat Bur begitu juga sebaliknya.

Sosialisasi Tes Kesehatan
Tujuh pasangan cabup-cawabup Takalar yang akan bertarung, Rabu, 11 Juli akan berkumpul di kantor IDI Sulsel Jalan Boulevard Makassar. Kandidat bupati ini akan menghadiri sosialisasi pemeriksaan kesehatan oleh IDI Sulsel. Sosialisasi ini dilakukan IDI dalam rangka memberikan pemahaman kepada calon mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani pemeriksaan kesehatann. (hamsah umar)