Powered By Blogger

Kamis, 19 Juli 2012

IA-Garuda-Na: Irman Tendensius


MAKASSAR, FAJAR--Vonis adik kandung Syahrul Yasin Limpo, Irman Yasin Limpo yang menyebut pelaku black campaign adalah penantang Syahrul di pilgub Sulsel patut disesalkan oleh kompetitor Sayang.
Mantan master campaign Sayang di pilgub 2007 silam ini dinilai tendensius dalam menyikapi kampanye hitam di tengah masyarakat apalagi sampai menuduh kompetitor Syahrul. Untuk pilgub Sulsel, tokoh yang menjadi kompetitor SYL adalah pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
Black campaign yang gegerkan warga Sulsel ini juga pernah terjadi di pilgub Sulsel 2007 silam. Munculnya black campaign yang sama ini menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang menyebut dilakukan lawan politik Syahrul, ada juga yang menyebut dilakukan orang yang tidak senang Syahrul yang tidak masuk bagian calon tertentu, ada juga yang menyebut didesain pihak tertentu untuk mencitrakan cagub petahana ini teraniaya dengan harapan simpati masyarakat mengalir.
Jubir IA, Syamsu Rizal menilai pernyataan Irman yang tendensius tersebut, sangat kontra produktif dengan pernyataan dua cagub Sulsel, Ilham dan Rudiyanto yang justru menantang lawan politiknya bersaing fair. "Tapi kita serahkan kepada masyarakat untuk menilai siapa kira-kira yang melakukan itu semua. Yang pasti, apa yang dikatakan Irman bahwa ini dilakukan kompetitornya adalah pernyataan tidak mendidik dan tendensius," tandas Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal.
Ical menyebut, Irman tidak selayaknya langsung berkesimpulan bahwa yang melakukan black campaign tersebut adalah lawan politik Syahrul atau antara IA dan Garuda-Na. "Ilham-Aziz selama ini mendorong dan selalu menenangkan pendukungnya untuk berjuang dengan cara yang benar. Lihat saja misalnya waktu mobil rombongan IA dilempari di Gowa. Itu adalah kejadian nyata tapi IA selalu minta pendukungnya tidak terpancing," tambah Syamsu Rizal.
Kubu Garuda-Na juga menyesalkan vonis Irman, dan menilai Irman terlalu jauh menuding IA dan Garuda-Na. "Apakah itu ditujukan kepada IA atau Garuda-Na, menurut saya tidak harusnya seperti itu. Garuda-Na maupun di tim kami tidak pernah terbesit dipikiran untuk melakukan hal seperti itu," kata Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Syahruni Haris.
Dalam setiap roadshow yang dilakukan Garuda-Na, pasangan ini tidak pernah singgung hal-hal yang berbau black campaign apalagi menyangkut pribadi lawan politiknya. "Kalau Garuda-Na kritik memang benar. Baik Rudi dan Nawir selalu mengkritisi program Sulsel misalnya pendidikan dan kesehatan gratis. Selaku pelopornya, Garuda-Na kritik karena fakta di lapangan banyak masyarakat miskin yang tidak mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatn gratis. Dan itu tidak bisa dibantah," beber Syahruni.
Syahruni mencontohkan, banyak warga miskin dari kabupaten/kota di Sulsel yang harus dirujuk ke rumah sakit di Makassar seperti RS Wahidin. Namun rujukan dari rumah sakit daerah yang menggunakan pengantar miskin ini justru tidak diterima. "Mestinya kalau sudah ada rujukan seperti itu kan di provinsi sudah gratis, tapi ternyata banyak keluhan masyarakat kalau gratis yang dijanjikan tidak bisa dibuktikan," kata Syahruni. (hamsah umar)

Rabu, 18 Juli 2012

Mokhtar: Zakir Intelektual Cerdas dan Berani


MAKASSAR, FAJA--Keinginan asisten Wakil Rektor III UMI, Zakir Sabara HW bertarung di Bone sebagai cawabup didukung penuh Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof Mokhtar Noer Jaya dan Rektor UMI, Prof Masrurah Mokhtar.
Sebagai putra Bone, Zakir Sabara yang akrab disapa Pak Dosen ini sangat beralasan untuk melibatkan diri dalam pertarungan di pemilukada Bone 2013 mendatang. Apalagi kalau keinginan untuk maju itu dilandasi keinginan dan niat tulus untuk berbuat lebih banyak terhadap masyarakat Bone di masa mendatang.
"Zakir Sabara itu adalah sosok yang memiliki kemampuan intelektual cukup baik. Selain masih muda, dia juga cukup berani dalam mengambil resiko yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga kalau dari segi kemampuan dia sudah cukup pantas ambil bagian di Bone. Kami dari keluarga besar Yayasan UMI tentu akan mengsupport keinginannya itu," tandas Mokhtar.
Mokhtar yakin Zakir Sabara memiliki visi dan misi yang baik untuk membangun Bone ke depan. Namun sebelum benar-benar maju di daerah yang berjuluk Bumi Arung Palakka ini,  Zakir harus menyakinkan diri bisa memenangkan pertarungan di daerah ini. Zakir yang berlatar belakang akademisi ini memiliki peluang besar mendampingi Anggota DPR RI, Taufan Tiro yang diusung PAN. Itu karena Zakir juga terdaftar sebagai cawabup di partai berlambang Matahari Terbit ini.
Rektor UMI, Prof Masrurah Mokhtar juga merespons baik keinginan Zakir bertarung di Bone selaku putra daerah demi untuk melakukan hal yang lebih banyak manfaatnya di tengah masyarakat. "Selaku pimpinan di UMI, kita sangat respons keinginannya. Apalagi, Zakir selama ini sudah banyak berkecimpung di tengah masyarakat. Tentu saja kalau maju di Bone cakupan pengabdiannya akan lebih luas," kata Masrurah.
Masrurah bahkan menyebut, ketika Zakir bisa bersaing atau memenangkan pemilukada Bone mendatang, nilai positif tidak hanya akan dirasakan masyarakat Bone tapi juga kampus UMI. Paling tidak, citra UMI sebagai penyedia SDM di Sulsel cukup diperhitungkan.
"Pengalaman keilmuan Zakir cukup bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi dia adalah tipe orang yang suka blak-blakan dan itu menurut saya cukup bagus karena bisa dipertanggungjawabkan. Tentu saja dia juga harus belajar jadi Pamong ketika harus menjadi pemimpin daerah. Kalau dia digandeng tokoh yang kuat saya kira dia bisa memenangkan pemilukada Bone," jelas Masrurah. (hamsah umar)

Ilham: Simbol Ustadz Berjaya di Ramadan


MAKASSAR, FAJAR--Kesan religius yang melekat pada pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) akan memompa semangat Tim Pejuang Pemenangan Ilham-Aziz (TPP IA) se-Sulsel, untuk memaksimalkan kerja politik selama bulan suci Ramadan 1433 H.
Untuk memaksimalkan kerja politik khususnya sepanjang Ramadan ini, TPP IA se-Sulsel menyamakan persepsi dengan melakukan rapat konsolidasi dan evaluasi TPP IA se-Sulsel, di Hotel Singgasana, Selasa, 17 Juli. Rapat konsolidasi dan evaluasi TPP IA se-Sulsel ini diikuti ketua, wakil ketua serta bendahara kabupaten/kota.
"Kita ingin melalui rapat konsolidasi dan evaluasi TPP IA se-Sulsel ini, kita yang menjadi bagian dari pemenangan IA semakin meningkatkan komunikasi, sehingga koordinasi semua pihak berjalan maksimal yang lebih baik dan terencana. Juga kita ingin melihat seperti apa hasil kerja dan hal-hal yang perlu kita lakukan ke depan," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Dalam rapat koordinasi dan evaluasi ini, TPP IA semakin percaya diri memenangkan pasangan IA di pilgub Sulsel. Bahkan tim ini mulai menyosialisasikan Ilham-Aziz gubernur 2013.
Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin yang membuka rapat koordinasi dan evaluasi TPP IA se-Sulsel menyatakan, pasangan nasionalis-religius Sulsel ini berangkat dari niat tulus untuk membangun Sulsel lebih baik ke depan. "Saya dan Pak Aziz tidak punya finansial yang besar, tapi kami punya teman yang mau berjuang bersama membangun Sulsel, termasuk teman-teman yang tergabung dalam tim," tandas Ilham.
Dia pun berharap, TPP IA ini bisa bekerja sistematis, efisien dan terukur dalam melakukan kerja politik terkhusus selama Ramadan ini. Momen bulan suci bagi umat Islam ini harus dimanfaatkan dengan baik, apalagi pasangan ini sangat melekat simbol ustadz. "Sehingga saya ingin katakan bahwa Ramadan itu adalah arenanya IA. Kenapa, karena simbol ustadz sangat kuat selama Ramadan. Karena itu kita ingin kerja politik kita di Ramadan maksimal," kata Ilham.
Sebagai bukti pasangan ini melekat simbol ustadz, banyak dai se-Sulsel yang berada di belakang IA bahkan diperkirakan mencapai 3.000 dai se-Sulsel. Ini juga menandakan kalangan ulama di Sulsel memberikan dukungan penuh terhadap pasangan ini termasuk ormas Islam di Sulsel.
"Kalau nanti di jalan kita bertemu ustadz dengan simbol IA di sorban atau syalnya, itu harus kita sapa. Itu menandakan bahwa ustadz itu adalah bagian dari tim kita. Kita memang akan melengkapi dai kita dengan simbol IA," tambah Ilham. (hamsah umar)                    

Garuda-Na Masih Harap Diusung Parpol


MAKASSAR, FAJAR--Meski sudah berat bertarung menggunakan dukungan partai politik, pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Apasa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), tetap berharap diusung parpol bertarung di pilgub Sulsel.
Sikap sesumbar Garuda-Na diusung parpol peraih kursi di DPRD Sulsel semakin sulit diwujudkan. Saat ini, Garuda-Na hanya memiliki peluang tipis di PKS, sedang partai lain dipastikan diborong pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). Garuda-Na sejauh ini baru memastikan dukungan dari Gerindra.
"Dukungan partai untuk maju di pilgub Sulsel masih menjadi harapan kita sampai saat ini, dan belum ada upaya untuk berpikir maju menggunakan dukungan KTP (perseorangan)," ujar cagub Sulsel, Rudiyanto melalui telepon selulernya, Selasa, 17 Juli.
Sejauh ini, Rudiyanto memang disebut-sebut akan mengandalkan dukungan partai nonparlemen di Sulsel. Masalahnya, sejumlah parpol nonparlemen juga sudah menentukan sikap mendukung calon lain baik mendukung Sayang maupun IA.
Bupati Sinjai dua periode ini mengaku tetap bekerja dan melakukan sosialisasi di tengah masyarakat guna meningkatkan elektabilitas pasangannya.Sambil bergerak di tengah masyarakat, pasangan ini juga melakukan evaluasi terhadap capaian kerja politik yang telah dilakukan beberapa bulan terakhir.
"Kita evaluasi sepertyi apa hasilnya. Insya Allah kerja tim tidak akan sia-sia, karena sejauh ini peningkatan elektabilitas kami sangat tidak signifikan. Jadi jangan ada yang kaget kalau tiba-tiba saja saya mendekati elektabilitas calon yang lebih dulu bergerak," urai Rudiyanto.
Soal metode pendekatan di masyarakat, Rudiyanto mengaku tetap percaya dengan strategi yang dilakukan selama ini. Sekalipun saat ini Joko Widodo (Jokowi) di DKI menjadi fenomena, namun Garuda-Na tidak akan meniru cara Jokowi melakukan pendekatan di masyarakat. "Karakter warga Jakarta dan Sulsel itu sangat beda. Kalau Jakarta itu di perkotaan sementara Sulsel ini banyak di daerah, sehingga pendekatannya tentu saja berbeda," tandas mantan pengacara ini.
Rudiyanto tetap percaya dengan pendekatan kekeluargaan yang dilakukan dalam mencari simpati warga Sulsel. Jaringan keluarga yang ada di tim ini cukup tersebar, sehingga dia optimis bisa bersaing dalam mendapatkan dukungan masyarakat.   (hamsah umar)

Garuda-Na Masih Harap Diusung Parpol


MAKASSAR, FAJAR--Meski sudah berat bertarung menggunakan dukungan partai politik, pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Apasa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), tetap berharap diusung parpol bertarung di pilgub Sulsel.
Sikap sesumbar Garuda-Na diusung parpol peraih kursi di DPRD Sulsel semakin sulit diwujudkan. Saat ini, Garuda-Na hanya memiliki peluang tipis di PKS, sedang partai lain dipastikan diborong pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). Garuda-Na sejauh ini baru memastikan dukungan dari Gerindra.
"Dukungan partai untuk maju di pilgub Sulsel masih menjadi harapan kita sampai saat ini, dan belum ada upaya untuk berpikir maju menggunakan dukungan KTP (perseorangan)," ujar cagub Sulsel, Rudiyanto melalui telepon selulernya, Selasa, 17 Juli.
Sejauh ini, Rudiyanto memang disebut-sebut akan mengandalkan dukungan partai nonparlemen di Sulsel. Masalahnya, sejumlah parpol nonparlemen juga sudah menentukan sikap mendukung calon lain baik mendukung Sayang maupun IA.
Bupati Sinjai dua periode ini mengaku tetap bekerja dan melakukan sosialisasi di tengah masyarakat guna meningkatkan elektabilitas pasangannya.Sambil bergerak di tengah masyarakat, pasangan ini juga melakukan evaluasi terhadap capaian kerja politik yang telah dilakukan beberapa bulan terakhir.
"Kita evaluasi sepertyi apa hasilnya. Insya Allah kerja tim tidak akan sia-sia, karena sejauh ini peningkatan elektabilitas kami sangat tidak signifikan. Jadi jangan ada yang kaget kalau tiba-tiba saja saya mendekati elektabilitas calon yang lebih dulu bergerak," urai Rudiyanto.
Soal metode pendekatan di masyarakat, Rudiyanto mengaku tetap percaya dengan strategi yang dilakukan selama ini. Sekalipun saat ini Joko Widodo (Jokowi) di DKI menjadi fenomena, namun Garuda-Na tidak akan meniru cara Jokowi melakukan pendekatan di masyarakat. "Karakter warga Jakarta dan Sulsel itu sangat beda. Kalau Jakarta itu di perkotaan sementara Sulsel ini banyak di daerah, sehingga pendekatannya tentu saja berbeda," tandas mantan pengacara ini.
Rudiyanto tetap percaya dengan pendekatan kekeluargaan yang dilakukan dalam mencari simpati warga Sulsel. Jaringan keluarga yang ada di tim ini cukup tersebar, sehingga dia optimis bisa bersaing dalam mendapatkan dukungan masyarakat.   (hamsah umar)