Powered By Blogger

Rabu, 29 Agustus 2012

Kahfi Pastikan Dukungan PAN ke Hatta


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi sepertinya cukup terganggu dengan pernyataan Korwil Sulawesi Bappilu DPP PAN, Andi Yuliani Paris terkait rekomendasi PAN yang belum sah ke Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
Selasa, 28 Agustus, Kahfi dan sejumlah elit DPW PAN Sulsel terbang ke Jakarta. Namun keberangkaan Kahfi ke Jakarta ini ditepis sebagai upaya untuk memperjelas dukungan PAN ke Sayang, menyusul adanya komentar Yuliani. Sebaliknya, Kahfi akan menemui Hatta untuk mendapat kejelasan waktu dan kesediannya menghadiri deklarasi dan rakerwil DPW PAN awal September atau sebelum proses pendaftaran cagub di KPU Sulsel.
"Pak Kahfi saat ini ke Jakarta untuk menemui Pak Hatta dalam rangka meminta kesiapan dan waktunya menghadiri deklarasi dukungan PAN, yang akan dirangkaikan dengan rakerwil DPW PAN Sulsel. Ini tidak terkait dengan pernyataan Ibu Yuliani," kata Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Irfan AB.
Sebelumnya, Yuliani menyebut rekomendasi PAN ke Sayang di pilgub Sulsel belum sah berdasarkan pengakuan Hatta sendiri. Namun bagi Irfan, pernyataan itu tidak mewakili DPP PAN, tapi sebatas sikap pribadi Yuliani. "Saya tidak yakin Pak Hatta Rajasa mengatakan seperti itu kepada Yuliani, dan itu adalah pernyataan pribadi Ibu Yuliani saja," tandas Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Irfan AB, Selasa, 28 Agustus.
Kalau pertemuan Yuliani dengan Hatta, Irfan memastikan mantan anggota DPR RI ini adalah benar apalagi Yuliani adalah pengurus DPP PAN. Irfan menyayangkan sikap Yuliani yang masih menyoal dukungan PAN ke Sayang di pilgub Sulsel mengingat rekomendasi DPP Sudah ada di tangan DPW PAN Sulsel. Bahkan rekomendasi yang pernah dilansir Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi menjadi surat dukungan PAN yang akan diajukan ke KPU Sulsel saat proses pendaftaran Sayang.
Namun sebelum proses pendaftaran itu, DPW PAN Sulsel terlebih dahulu akan melakukan deklarasi khusus, yang akan dilakukan diarena Rakerwil DPW PAN Sulsel awal September mendatang. Jadwal rakerwil tinggal menunggu kesiapan Hatta untuk menghadiri sekaligus deklarasi dukungan ke Sayang.
Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Usman Lonta menegaskan hal yang sama. Usman yang saat ini juga berada di Jakarta menegaskan proses penjaringan cagub PAN Sulsel sudah sesuai mekanisme yang benar. "Jadi saya seperti Pak Kahfi, tidak perlu kita berpolemik karena sudah ada yang sudah dikeluarkan," kata Usman. (hamsah umar)

Sayang-IA Janji Legowo


MAKASSAR, FAJAR--Dua pasangan cagub SulselSyahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) berjanji legowo menerima jadwal pendaftaran yang ditetapkan KPU untuk masing-masing calon.
Kendati pun kedua pasangan ini sudah mengajukan jadwal pada Jumat, 14 September pada jam yang hampir bersamaan 13.00 Wita dan 14.00 Wita, Sayang dan IA sama-sama siap digeser kalau sudah menjadi pertimbangan rasional KPU Sulsel. Kedua pasangan ini juga menyadari besarnya potensi gesekan massa pendukung.
Jubir Sayang, Henny Handayani mengatakan, minimalisasi potensi gesekan ini menjadi tanggung jawab KPU Sulsel selaku penyelenggara. Benturan fisik massa pendukung bisa dihindari sepanjang KPU mampu melakukan pengaturan dengan baik.
"Semuanya tergantung pada pengaturan KPU. Kalau bagus pengaturannya KPU, maka Insya Allah tidak terjadi gesekan massa," kata Handayani.
Mantan Ketua Badko HMI Sulselbar ini menyebut selisih satu jam jadwal yang diusulkan Sayang dan IA pihak Sayang tidak mau berandai-andai. Sayang lebih memilih untuk menyerahkan ke KPU untuk mengaturnya dengan baik. "Kami percaya pada KPU, bahwa mereka mampu mengatur ini agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," sambung Henny.
Jubir Ilham-Aziz, Selle KS Dalle juga menyatakan memberi kewenangan penuh pada KPU Sulsel untuk mengatur sesuai kewenangan yang dimiliki. Namun, IA tetap berharap, jadwal yang telah dia ajukan ini tetap tidak ada pergeseran. "Kita tidak pernah ada pikiran untuk menggeser jadwal itu," kata Selle.
Sekiranya KPU Sulsel melakukan pergeseran misalnya ada yang pagi dan sore, KPU kata Selle harus memberikan penjelasan dan pertimbangan rasional. Dia menyarankan agar salah satu pertimbangan yang dijadikan patokan KPU adalah administrasi dalam hal ini pengajuan jadwal pendaftaran.
"Itu yang harus jadi patokan utama kalau harus ada pergeseran baru pertimbangan lainnya. Jadi menurut saya ukurannya sederhana dengan melihat administrasi usulan di KPU," imbuh Selle.
Apalagi tim IA kata dia saat ini sudah melakukan persiapan teknis sudah cukup matang dan terkonsolidasi dengan baik, dengan pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam proses pendaftaran ini. IA sepaham asumsi banyak pihak adanya potensi benturan massa saat pendafataran yang bersamaan itu. (hamsah umar)

Sayang-IA Janji Legowo


MAKASSAR, FAJAR--Dua pasangan cagub SulselSyahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) berjanji legowo menerima jadwal pendaftaran yang ditetapkan KPU untuk masing-masing calon.
Kendati pun kedua pasangan ini sudah mengajukan jadwal pada Jumat, 14 September pada jam yang hampir bersamaan 13.00 Wita dan 14.00 Wita, Sayang dan IA sama-sama siap digeser kalau sudah menjadi pertimbangan rasional KPU Sulsel. Kedua pasangan ini juga menyadari besarnya potensi gesekan massa pendukung.
Jubir Sayang, Henny Handayani mengatakan, minimalisasi potensi gesekan ini menjadi tanggung jawab KPU Sulsel selaku penyelenggara. Benturan fisik massa pendukung bisa dihindari sepanjang KPU mampu melakukan pengaturan dengan baik.
"Semuanya tergantung pada pengaturan KPU. Kalau bagus pengaturannya KPU, maka Insya Allah tidak terjadi gesekan massa," kata Handayani.
Mantan Ketua Badko HMI Sulselbar ini menyebut selisih satu jam jadwal yang diusulkan Sayang dan IA pihak Sayang tidak mau berandai-andai. Sayang lebih memilih untuk menyerahkan ke KPU untuk mengaturnya dengan baik. "Kami percaya pada KPU, bahwa mereka mampu mengatur ini agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," sambung Henny.
Jubir Ilham-Aziz, Selle KS Dalle juga menyatakan memberi kewenangan penuh pada KPU Sulsel untuk mengatur sesuai kewenangan yang dimiliki. Namun, IA tetap berharap, jadwal yang telah dia ajukan ini tetap tidak ada pergeseran. "Kita tidak pernah ada pikiran untuk menggeser jadwal itu," kata Selle.
Sekiranya KPU Sulsel melakukan pergeseran misalnya ada yang pagi dan sore, KPU kata Selle harus memberikan penjelasan dan pertimbangan rasional. Dia menyarankan agar salah satu pertimbangan yang dijadikan patokan KPU adalah administrasi dalam hal ini pengajuan jadwal pendaftaran.
"Itu yang harus jadi patokan utama kalau harus ada pergeseran baru pertimbangan lainnya. Jadi menurut saya ukurannya sederhana dengan melihat administrasi usulan di KPU," imbuh Selle.
Apalagi tim IA kata dia saat ini sudah melakukan persiapan teknis sudah cukup matang dan terkonsolidasi dengan baik, dengan pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam proses pendaftaran ini. IA sepaham asumsi banyak pihak adanya potensi benturan massa saat pendafataran yang bersamaan itu. (hamsah umar)

Komitmen RMS Efek Sadar Diri


MAKASSAR, FAJAR--Komitmen Ketua DPD Golkar Sidrap, Rusdi Masse (RMS) untuk tidak maju lagi untuk kedua kalinya pada pemilukada Sidrap 2013 mendatang, diragukan pengamat politik di Sulsel.
Pernyataan RMS yang disampaikan di forum terbuka ini dinilai sekadar pernyataan antara, untuk menciptakan kesan bahwa keluarganya tidak ingin dipandang akan bangun dinasti politik dan pemerintahan. Apalagi istrinya berencana maju di pilwalkot Parepare mendatang. "Bisa jadi itu pernyataan antara dalam kaitannya rencanya sang istri maju di Parepare, dengan harapan tidak ingin dikesankan sedang bangun dinasti," kata pengamat politik Unhas, Aswar Hasan, Selasa, 28 Agustus.
Kalau pun komitmen itu serius, janji tersebut merupakan efek sadar diri dari Rusdi Masse selama kepemimpinannya di Sidrap, dimana pembangunan yang dilakukan di Sidrap yidak ada yang signifikan. Dengan menyadari apa yang dilakukan di Sidrap tidak ada yang signifikan, RMS khawatir kalau pun maju di pemilukada Sidrap, respons warga terhadap pencalonannya juga tidak akan signifikan lagi.
"Mungkin ini yang dikhawatirkan tidak direspons masyarakat kalau maju, makanya dia memberikan pernyataan seperti itu, sehingga ukur diri tidak perlu maju," lanjut Aswar.
Janji RMS ini juga sebagai perwujudkan kalau bupati Sidrap itu tidak enjoi dalam mengelola pemerintahan di daerah ini, sehingga sangat berpengaruh pada kinerja pemerintahan. Hanya bupati yang enjoi dalam mengelola pemerintahan yang mampu melakukan hal signifikan. Indikasi lain, bisa jadi RMS memang bukan tipe pemimpin yang ambisius sehingga ketika ada yang dilakukan masyarakat Sidrap tidak perlu meresponsnya.
RMS Tetap Diharapkan Maju di Sidrap
Koordinator Sidrap DPD Golkar Sulsel, Musafir Agus Arifin Nu'mang juga menilai komitmen RSM itu bukan yang sesungguhnya. "kita di Golkar masih berharap dan tetap yakin bahwa Pak Rusdi Massse ini masih mau maju di Sidrap. Apa yang disampaikan itu dalam sebuah acara mungkin karena terpengaruh dengan suasana kepengusahaan," kata Korwil Sidrap DPD Golkar Sulsel, Musafir.
Selama memimpin Sidrap beberapa tahun terakhir, RMS tetap memiliki prestasi. Dia tidak sepaham dengan lawan politik RMS di pemilukada 2013 mendatang, Andi Insan P Tanri yang menyebut RMS hanya sukses membawa keluar ibu kota dari Pangkajene ke Kecamatan Watangpulu. "Itu sebenarnya pernyataan keliru karena ibu kota Sidrap itu tidak di pindahkan ke Watangpulu, tapi dikembangkan ke kecamatan itu. Dan pengembangan ibu kota sudah sudah lama direncanakan," kata Musafir.
Terpisah, Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Yagkin Padjalangi menyebut Golkar membutuhkan alasan sehingga RMS sampai menyatakan tidak akan maju di pemilukada Sidrap mendatang. "Mesti tanya yang bersangkutan, karena pasti ada pertimbangan beliau kalau memang tidak mau maju lagi. Saya kira kita perlu dengarkan apa betul begitu, jangan sampai kita hanya salah dengar," sebut Yagkin. (hamsah umar)

Kendali Pendaftaran Milik KPU Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--Dua pasangan cagub Sulsel boleh saja mengajukan jadwal pendaftaran lengkap dengan waktunya, tapi kendali tetap berada di tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel.
KPU Sulsel siap melakukan kompromi dengan kedua tim pasangan cagub Sulsel, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), untuk menetapkan solusi terbaik penetapan jadwal pendaftaran kedua pasangan ini yang akan dilakukan Jumat, 14 September. Jumat mendatang, KPU melakukan rapat koordinasi dengan kepolisian, panwaslu termasuk perwakilan tim kedua pasangan ini.
"KPU tidak mau otoriter tapi ingin memutuskan sesuai kesepakatan. Tapi kalau sudah kita panggil kemudian ngotot tetap pada jadwal yang mereka ajukan, maka KPU yang akan memutuskan sendiri bersama pihak keamanan. Proses pendaftaran ini banyak yang harus kita pikirkan mulai waktu, pengamanan, proses pendaftaran itu sendiri," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, Selasa, 28 Agustus.
Jayadi menegaskan, KPU sebenarnya inginkan proses pendaftaran sederhana namun belajar pada agenda politik lalu, proses itu selalu ada iring-iringan bahkan ritual yang membutuhkan waktu. "Yang penting bagi kami ada partai pengusung, dukungan jelas dan pasangan calon," sebut Jayadi.
Agenda pendaftaran IA-Sayang di KPU Sulsel memang terbilang unik. Pasalnya kedua tim sukses pasangan ini juga mengajukan permohonan ke KPU pada hari yang sama yakni Jumat pekan lalu. Bedanya, tim IA lebih awal memasukkan usulan sekira pukul 14.00 Wita, sementara tim Sayang sekira pukul 16.00 Wita.
Adanya potensi benturan massa IA dan Sayang saat pendaftaran di hari yang sama itu mengundang sejumlah pihak coba angkat bicara. Mantan Ketua Panwaslu Sulsel, Prof Dr Aswanto menyarankan KPU tegas.  "Ini ujian pertama independensi KPU," kata Dekan Fakultas Hukum Unhas ini.
Pendaftaran cagub secara bersamaan sangat memungkinkan potensi konflik dan benturan fisik karena masing-masing kandidat ingin menunjukkan kekuatannya dengan membawa massa yang besar. Kalau sampai bertemu, tidak bisa dibayangkan gesekannya. Potensi gesekan ini tidak hanya bisa terjadi di KPU Sulsel tapi juga di perjalanan, dimana massa pendukung berpotensi melakukan iring-iringan dalam kota.
"Alangkah memalukan kalau baru pendaftaran, pendukung kandidat sudah konflik. Solusi terbaiknya harus ada yang pagi dan sore. Kalau memang sudah ada yang menyurat dan minta jadwal lebih dulu, KPU harus terbuka dan meminta kandidat lainnya untuk menyesuaikan, karena sudah ada kandidat yang meminta lebih dulu," saran Aswanto.
Akademisi UNM Prof Ramli juga mengingatkan bahaya benturan saat pendaftaran bersamaan. "Janganlah bersamaan. Itu berbahaya. Lebih baik menghindari polarisasi massa agar tidak terjadi benturan," Ramli.
Bahkan dia menyarankan ada perbedaan satu hari, apalagi jadwal pendaftaran yang ditetapkan KPU mulai 9-15 September. Berbeda kalau semua hari sudah terbagi habis untuk kandidat dan masih ada kandidat yang belum kebagian, barulah bisa bersamaan dalam satu hari. "Ini kan masih banyak hari lain. Ya diaturlah dengan baik," imbaunya.
Kedua pasangan cagub diminta bijaksana dan tidak menonjolkan ego sebagai penguasa. "Di sinilah kearifan kandidat untuk berbuat baik demi Sulsel ditunjukkan," tambahnya.
Sekretaris Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan Unhas, A Lukman Irwan mengatakan ""Gesekan antar pendukung ini sangat rawan, sehingga semestinya KPU mencegah lebih dini. Kedua pasangan ini bisa saja cipika cipiki di depan publik, tetapi pendukung akar rumput tidak bisa dibendung," katanya. (hamsah umar)