Powered By Blogger

Jumat, 19 Oktober 2012

Semangat Muda RepublikaN Total ke IA


MAKASSAR, FAJAR--Ketua Badan Pemenangan Pemilu/Korwil Sulawesi DPP RepublikaN, Sulthani tidak terpengaruh dengan dukungan RepublikaN di pilgub Sulsel ke Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
Ketua DPRD Sinjai ini menegaskan tetap akan mendukung pasangan lham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). Sulthani mengaku sudah bertekad menjadi makmun IA dengan alasan tidak bisa berpolitik abu-abu. Dia tidak ingin terkesan mendukung Garuda-Na sementara faktanya mendukung IA.
"Politik bagi saya adalah pilihan dan pilihannya hanya hitam putih, Saya jadi makmun IA karena perjuangannya ingin mengsejahterakan rakyat Sulsel tanpa KKN. Politik yang baik menurut saya butuh demokratisasi. Pilihan politik seseorang dimana mereka merasa nyaman," kata Sulthani.
Terhadap dukungannya terhadap IA ini, Sulthani menegaskan tidak boleh ada intimidasi karena dia bekerja untuk IA melalui Semangat Muda RepublikaN, salah satu tim yang dibentuk khusus sebagai bentuk dukungan kepada IA dan tidak ada hubungannya dengan RepublikaN. Sulthani menyebut, tim yang sudah dibentuk beberapa waktu lalu ini sudah memiliki sedikitnya 1.000 relawan.
"Rewalan yang tergabung dalam tim ini kita bentuk berbasis desa. Tentu kita berharap melalui tim ini, Semangat Muda RepublikaN bisa memberikan kontribusi suara pada IA di pilgub Sulsel, sekalipun itu hanya misalnya hanya sampai 10 ribu suara," kata Sulthani.
Sulthani mengaku tidak takut ancaman DPD RepublikaN Sulsel yang mengamcam memecatnya. Dia menyebut sanksi pemecatan ini bukan ranah DPD RepublikaN Sulsel melainkan ranah DPP Republikan. Bahkan dia optimis RepublikaN tidak akan melakukan pemecatan begitu saja, apalagi sebelum RepublikaN mendukung Garuda-Na, partai ini lebih awal merekomendasikan IA.
Ketua DPD RepublikaN Sulsel, Avip Tanlulembang sudah mengingatkan kader RepublikaN Sulsel termasuk Sulthani untuk mematuhi garis dukungan partai di pilgub. Sulthani bahkan tidak segan-segan memecat kader yang tidak mau mematuhi perintah partai yang merupakan kebijakan dari DPP.
Kendati pemecatan sebagai Ketua DPRD memiliki mekanisme, Avip menyatakan Sulthani sangat memungkinkan digeser sebagai Ketua DPRD Sinjai, terlebih lagi kalau partai yang memiliki kehendak. (hamsah umar)              

Cek DPS, Partisipasi Warga Rendah


MAKASSAR, FAJAR--Dua hari sudah KPU kabupaten/kota di Sulsel mengumumkan daftar pemilih sementara (DPS) seperti di kantor lurah, kecamatan, dan fasilitas umum berbasis tempat pemungutan suara (TPS).
Namun sejak pengumuman DPS tersebut ditempel di kantor lurah/desa, jumlah warga yang datang mengecek untuk memastikan namanya terdaftar dalam DPS masih sangat minim. Kalau pun ada warga yang datang ke kantor lurah atau kantor pelayanan lainnya, mereka umumnya memang butuh pelayanan di kantor lurah/desa.
"Tingkat partisipasi masyarakat melihat dirinya terdaftar atau tidak di DPS rendah. Hanya orang yang memang butuh layanan yang datang. Kalau sengaja karena untuk mengecek terdaftar sepertinya minim," ujar Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, Selasa, 16 Oktober.
Kemarin, Jayadi dan anggota KPU Sulsel melakukan peninjauan ke beberapa tempat yang menjadi tempat pengumuman DPS seperti di kantor lurah. Kendati, Jayadi berharap masa pengumuman DPS hingga 4 November mendatang ini dimanfaatkan dengan baik warga termasuk kandidat untuk mengecek namanya terdaftar dalam DPS.
Jayadi menambahkan, KPU Sulsel, Rabu, 17 Oktober akan melakukan rapat koordinasi dengan 24 KPU kabupaten/kota di Sulsel untuk membahas mengenai DPS yang telah diumumkan. Dari rapat koordinasi ini, KPU Sulsel berharap sudah ada gambaran mengenai jumlah daftar pemilih ganda yang telah dicoret oleh KPU setiap kabupaten.
Apalagi menurut dia, DPS tersebut rencananya akan diserahkan kepada tiga pasangan cagub yakni Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).         Terpisah, anggota KPU Sulsel, Nusra Aziz menyebutkan pengumuman DPS khususnya di Makassar dilakukan berbasis TPS. "Jadi agar masyarakat lebih mudah mengecek namanya terdaftar di DPS atau tidak, DPS diumumkan berbasis TPS seperti misalnya di masjid atau tempat umum yang mudah diakses masyarakat," kata Nusra.
Dia mengaku, berdasar pantauan di lapangan, sudah ada beberapa daftar pemilih dalam DPS yang dikoreksi masyarakat. "Seperti tadi ada yang ternyata masih salah tanggal lahirnya. Itu langsung diberi catatan oleh petugas dibawah," kata Nusra. (hamsah umar)          

Selasa, 16 Oktober 2012

Tiga Cagub Bertarung di Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--KPU Sulsel resmi menetapkan tiga pasangan cagub-cawagub sebagai peserta pilgub Sulsel, 22 Januari 2013. Ini berdasarkan keputusan pleno KPU Sulsel kemarin.
Pleno KPU Sulsel mengenai calon yang bersyarat bertarung di pilgub Sulsel ini tertuang dalam No.30/pilgub/KPTS.a/KPU-Prov-SS/X/2012 tentang Penetapan Pasangan calon peserta pilgub 2013. Dari tiga pasangan calon yang mendaftar di KPU beberapa waktu lalu semuanya dinyatakan bersyarat.
Ketiga pasangan yang ditetapkan bersyarat masing-masing Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).
Pleno penetapan cagub Sulsel ini dihadiri utuh lima anggota KPU Sulsel masing-masing Jayadi Nas, Ziaur Rahman Mustari, Syamsir, Lomba A Sultan, Nusra Aziz. Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas menyatakan tiga pasangan cagub-cawagub ini memenuhi syarat pencalonan setelah KPU Sulsel melakukan verifikasi dukungan ganda ke DPP masing-masing partai.
Dalam jumpa persnya, Jayadi menjelaskan bahwa pasangan Garuda-Na membekukan suara partai pengusung sebanyak 621.458 atau 16,54 persen. Sementara pasangan Sayang membekukan suara parpol pengusung 1.840.773 atau 49,00 persen. Adapun IA 1.294.641 atau 34,46 persen. Garuda-Na yang selama ini diragukan bisa lolos verifikasi KPU menjadi pasangan cagub-cawagub yang pertama diumumkan oleh KPU atau berdasar urutan pasangan yang lebih awal mendaftar di KPU beberapa waktu lalu.  
"Saya perlu sampaikan bahwa tiga pasangan yang baru ditetapkan ini akan melakukan pengundian nomor urut pada Sabtu, 20 Oktober nanti. Tempat pengundian nomor urut akan digelar di Hotel Sahid Makassar, yang dijadwalkan pukul 08.30 Wita," jelas Jayadi.
Kendati pleno penetapan pasangan cagub-cawagub di pilgub Sulsel ini tidak melibatkan kandidat, puluhan aparat keamanan tetap dikerahkan untuk melakukan penjagaan di kantor KPU Sulsel. Penetapan cagub Sulsel sendiri berjalan aman dan tanpa gangguan sedikit pun.
Pengumuman pasangan cagub yang lolos verifikasi ini juga dihadiri tiga anggota panwaslu Sulsel masing-masing Suprianto, Anwar, dan Nursetiawati. Suprianto yang ditemui usai penetapan cagub ini minta ketiga pasangan cagub yang ditetapkan ini tetap mematuhi peraturan dan regulasi yang ada utamanya menyangkut kegiatan sosialisasi.
Begitu juga, panwaslu menegaskan akan semakin memaksimalkan pengawasan terhadap PNS yang tidak netral. Suprianto menyebut tidak ada lagi tawaran bagi PNS yang mencoba-coba mendukung calon tertentu dengan alasan apa pun. "Tidak ada tawaran. PNS itu dilarang melakukan sesuatu yang bisa untungkan calon tertentu," kata Suprianto.
Menyikapi penetapan oleh KPU ini, pasangan Garuda-Na menyatakan bahwa penetapan KPU ini kembali menjawab keraguan publik Sulsel, termasuk lawan politiknya yang selalu menganggap remeh pasangan ini. "Ini menjawab bahwa pernyataan sebagian tokoh kalau Garuda-Na tidak akan bertarung di Sulsel adalah bohong," kata Rudi.
Rudi mengaku tidak perlu mengubah strategi untuk meraih simpati masyarakat Sulsel. Dia akan terus bergerak dan melakukan dialog langsung dengan masyarakat sambil menyerap aspirasi mereka.Garuda-Na mengklaim antusiasme masyarakat Sulsel terhadap pasangan ini cukup besar.
"Tiga buah handphone saya bahkan hang karena kebanyakan menerima SMS dan panggilan yang menanyakan langsung apakah kita lolos atau tidak. Ini membuktikan bahwa pendukung kita sangat militan. Terhadap partai pengusung Garuda-Na, ke depan kita akan beri peran masing-masing dalam melakukan pergerakan di tengah masyarakat," sebut Rudi.
Garuda-Na menyebut yang menjadi kelebihan pasangan ini menghadapi pilgub adalah metode pendekatan, atau sikap untuk selalu dekat dengan masyarakat yang diandalkan. Bahkan dengan selalu dekat dengan masyarakat, pasangan ini lebih mudah mendapat simpati dari masyarakat bawah.
Nawir menambahkan, masyarakat Sulsel sudah tahu mana pasangan yang terbaik untuk Sulsel ke depan. "Jadi kita tidak perlu klaim di situ kami kuat dan lemah. Tidak apa ada pasangan yang menganggap dirinya cerdas, pasangan kuat dan sempurnya. Biarlah kami menjadi pasangan yang biasa saja," kata Nawir.
Sementara itu, cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar juga langsung memberikan tanggapan atas keputusan KPU Sulsel ini. IA mengaku tidak punya urusan dengan jumlah kandidat yang bertarung di pilgub ini.
"Mau dua calon, tiga calon atau lebih, kami tidak pernah urus itu. Sebab kami konsentrasi pada peningkatan popularitas dan elektabilitas sejak delapan bulan lalu," kata Ilham.
Menurutnya, dua atau tiga calon hanya dibedakan dengan perbedaan target. Jumlah calon yang bertarung juga menandakan Sulsel memiliki tokoh yang kapabel untuk memimpin Sulsel ke depan. IA optimis dapat bersaing merebut suara pemilih dengan melakukan penetrasi politik yang maksimal dan optimal dalam tiga bulan ke depan.
"Saat ini masih ada waktu untuk melakukan penetrasi dan penerapan strategi demi meraih kemenangan, untuk melakukan perubahan dan membawa Sulsel lebih baik dari hari ini," lanjutnya.
Aco sapaan akrab Ilham memberi apresiasi atas lolosnya Garuda-Na, dan ini menjadikan rakyat sulsel bisa ada alternatif dari tiga calon yang bertarung. "Dari hasil sosialisasi kami, masyarakat sangat membutuhkan perubahan. Karena itu kami optimis dapat memberikan yang terbaik buat masyarakat jika diberikan kepercayaan melakukan perubahan dengan semangat yang baru," katanya. (hamsah umar)

   
         

Ketua DPRD Sinjai Terancam Dipecat


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPRD Sinjai, Sulthani berada di ujung tanduk. DPD RepublikaN Sulsel memberikan peringatan keras dan akan melakukan pemecatan jika Sulthani masih ngotot mendukung cagub selain pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
"Kalau ada kader yang dukung calon lain, otomatis partai akan memberi sanksi berupa pemecatan. Siapa pun yang membelot dari keputusan partai adalah pelanggaran besar. Tidak perlu lagi diragukan bahwa rekomendasi sah RepublikaN di pilgub Sulsel adalah ke Garuda-Na," tandas Ketua DPD RepublikaN Sulsel, Avip Tanlulembang, saat ditemui di kediaman Andi Rudiyanto Asapa, Jalan Nikel Makassar, Senin, 15 Oktober.
Seperti diketahui, mantan Ketua DPD RepublikaN Sulsel ini ngotot mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel, bahkan dua hari lalu Sulthani masih aktif mengampanyekan Ilham-Aziz saat kandidat ini melakukan kunjungan ke Sinjai.
Selain diancam akan dipecat sebagai kader RepublikaN ketika membangkan keputusan partai, Sulthani juga bakal kehilangan jabatan sebagai Ketua DPRD Sinjai. Dua anggota Fraksi RepublikaN DPRD Sinjai yang mendampingi Avip memberikan keterangan pers menyatakan Fraksi RepublikaN Sinjai siap membicarakan pembangkangan Sulthani di pilgub Sulsel.
Avip tidak menyoal ketika Sulthani memilih berseberangan dengan keputusan partai di pilgub Sulsel. Namun dia minta agar Sulthani meninggalkan RepublikaN ketika ingin mendukung calon diluar Garuda-Na. "Kalau pun tidak keluar dari partai, kita tidak akan biarkan pembangkangan terjadi karena kami akan menyiapkan pemecatan," lanjut Avip.
Kepada seluruh kader RepublikaN Sulsel, Avip menginstruksikan seluruh kadernya di daerah untuk total mendukung Garuda-Na di pilgub Sulsel. "Saatnya kita merapatkan barisan untuk memenangkan Garuda-Na, tidak ada lagi alasan ada kader tidak mendukung pasangan ini," tambahnya.
Sulthani terpisah menegaskan bahwa kewenangan mengenai pemecatan dirinya ada di tangan DPP, karena dia saat ini tercatat sebagai pengurus DPP Republikan atau Korwil Sulawesi. "Waktu saya ketua DPD saya tidak pernah gubris Sugiarti Mangum Karim saat ada rekomendasi partai ke IA," kata Sulthani.
Kendati RepublikaN mendukung Garuda-Na, Sulthani tetap akan berada di jalurnya mendukung Ilham-Aziz. Dia mengaku mendukung pasangan ini karena menurutnya hanya pasangan ini yang mampu mengsejahterakan masyarakat Sulsel dan menghadirkan pemerintahan bersih.
Ketua DPRD Sinjai ini bahkan menyebut dirinya sudah membentuk tim pemenangan bernama Semangat Baru RepublikaN. "Tim ini tidak ada korelasinya dengan partai RepublikaN," lanjut Sulthani.   (hamsah umar)  
       

Takut Pecah, PPP Konsolidasi Kader


MAKASSAR, FAJAR--Indikasi kader PPP Sulsel khususnya Makassar yang bakal bercerai-berai dalam memberikan dukungan di pilgub Sulsel, tidak ingin dibiarkan berlarut oleh DPW Sulsel.
Kekhawatiran terjadinya perpecahan dukungan kader PPP di pilgub Sulsel ini, disikapi Ketua DPW PPP Sulsel dengan menggelar konsolidasi kader se-Sulsel dalam waktu dekat ini. "Dalam dua atau tiga hari ini kita akan menggelar konsolidasi kader se-Sulsel," kata Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara, Senin, 15 Oktober.
Amir Uskara mengaku akan ada kegiatan yang melibatkan fraksi PPP se-Sulsel, begitu juga struktur dan bakal caleg PPP Sulsel pada pemilu 2014 mendatang.
Dia menyebut, adanya sejumlah kader PPP se-Kota Makassar yang menyatakan dukungan ke Garuda-Na, tidak lebih kader yang sudah tidak terakomodir lagi dalam struktur kepengurusan partai. Sehingga sangat wajar mereka kecewa dan berseberangan dengan keputusan partai yang mengusung pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
Amir Uskara menggaransi adanya kader yang mendukung calon lain baik ke Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), tidak akan berpengaruh banyak pada sumbangsih suara PPP ke Sayang di pilgub mendatang. "Itu tidak akan berpengaruh pada suara PPP," kata Amir Uskara.
Dia tidak menepis kalau kader yang menyatakan dukungan ke Garuda-Na ini pernah memiliki jasa di PPP. "Tapi partai tidak bisa membiarkan. Kalau ada yang melanggar tentu ada sanksinya, sekalipun PPP tidak pernah mau main pecat," lanjutnya.
Informasi yang berkembang, DPC PPP Makassar sudah membuat daftar nama-nama kader yang akan diusulkan untuk dipecat ke DPW PPP Sulsel. Namun ketua DPC PPP Makassar, Busranuddin Baso Tika menepis isu tersebut.    
"Tidak ada yang mau dipecat karena memang mereka tidak pernah masuk sebagai pengurus, bahkan dia bukan kader PPP lagi. Jadi tidak benar itu kalau dikatakan kami sedang inventarisasi kader yang akan kita pecat," kata Busranuddin. (hamsah umar)