*Kecam Pemkab Gowa
MAKASSAR, FAJAR--Siapa pasangan cagub Sulsel terkaya masih menunggu hasil analisa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang berdasar laporan kekayaan cagub yang disampaikan ke KPK.
Meski belum ada penyampaian resmi dari KPK atau KPU Sulsel mengenai jumlah kekayaan cagub Sulsel yang dilaporkan ke KPK, pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) mengklaim dia dan wakilnya adalah pasangan terkaya di Sulsel.
Ini disampaikan Rudiyanto saat melantik pengurus anak cabang (PAC) Gerindra Panakkukang dan Manggala di Hotel Trisula, Selasa, 23 Oktober. Di hadapan kader Gerindra, bupati Sinjai dua periode ini menyebut berdasar laporan harta kekayaan tiga pasangan calon gubernur ke KPK, dialah pasangan terkaya.
"Laporan harta kekayaan, saya dan Pak Nawir ternyata masih lebih kaya dari pasangan yang lain. Tapi kalau melihat balihonya, ada calon yang sampai tiga balihonya di pohon-pohon," kata Rudiyanto.
Di tempat ini, Rudi juga menantang pengamat politik di Sulsel untuk mencermati fenomena di masyarakat. "Fenomena yang harus dicermati kita dan pengamat bahwa masyarakat inginkan pemimpin yang bersih. Itu kehendak rakyat tapi pengamat tidak pernah bicara soal itu," kata Rudi.
Rudi terus melayangkan kritik terhadap lawan politiknya yang menyebut diri sebagai pasangan peduli rakyat. "Katanya pemimpin peduli rakyat tapi rakyatnya miskin. Peduli rakyat yang mana dimaksud," sindirnya.
Ketua DPC Gerindra Makassar, Nadhan Yusuf menyatakan kader Gerindra di Makassar bertekad memberi sumbangsih suara pada pasangan ini dengan maksimal. "Target pesimis kita di Makassar adalah 25 persen. Kalau optimisnya tentu mencapai 30 persen," kata Nadhan.
Dia beralasan, pasangan yang diusung Gerindra dan koalisi nonparlemen ini adalah figur yang memiliki karakter pedulu masyarakat bawah, masyarakat miskin, dan visi misinya juga berorientasi pada pembangunan masyarakat miskin.
Kecam Gowa
Ditemui sebelum melantik pengurus PAC Panakkukang dan Manggala, Rudi meluapkan kekecewaannya atas sikap aparat pemerintahan di Gowa, yang menghalangi dirinya menggunakan lapangan untuk menggelar aktivitas. Rudi ternyata mendapat pelarangan menggunakan lapangan di Biring Bulu dalam rangka pelantikan pengurus PAC Minggu lalu.
"Kalau partai tdk diberi ruang bergerak, khawatir Gowa tidak bisa maju. Saya harap bupati, camat, kepala desa jangan arogan lah. Yang benar saja kita dilarang gunakan lapangan untuk menggelar acara partai. Lapangan itu milik rakyat bukan milik pemerintah," urai Rudi dengan nada kesal.
Akibat ulah aparat pemkab Gowa ini, Rudi terpaksa melantik pengurus PAC Gerindra Biring Bulu di pinggil jalan. Rudi mengaku tidak memahami alasan dirinya atau partainya dilarang menggunakan lapangan, padahal dia tidak pernah melarang pihak lain di Sinjai.
"Untungnya, akses jalan yang kita pakai pinggirannya melantik pengurus PAC Biringbulu jelek, sehingga arus lalu lintas tidak terganggu. Kalau saja jalannya bagus dan padat lalu lintas, akses jalan pasti terganggu," sebut Rudi. (hamsah umar)