Powered By Blogger

Kamis, 17 Januari 2013

PETIR: Warga Tionghoa Hendaki Garuda-Na


*Tutup Kampanye di Sidrap

MAKASSAR, FAJAR--Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (PETIR), salah satu sayap Gerindra menggalang dukungan masyarakat Tionghoa Sulsel untuk memenangkan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Selasa, 22 Januari.
PETIR yang dihuni komunitas Tionghoa menyebut warga keturunan di Sulsel sangat menghendaki pasangan Garuda-Na gubernur Sulsel 2013-2018 mendatang. Alasannya, pasangan ini diyakini memiliki komitmen baik dalam membangun masyarakat, tanpa membeda-bedakan.
"Kenapa kami yakin seperti itu karena Prabowo dalam mendukung seseorang tidak begitu saja, tapi memang yang didukung adalah orang yang punya komitmen. Contohnya saat mendukung Jokowi-Ahok di Jakarta. Itu tidak populis tapi bagi kami sebuah kekuatan tersendiri," kata Sekretaris Jenderal PETIR, Benny Tjandra, saat mengumpulkan puluhan tokoh Tionghoa Sulsel di kantor DPD Gerindra Sulsel, Rabu, 16 Januari.
Benny didampingi anggota Dewan Pembina PETIR, Benyamin Saleh Karli dan Humas PETIR, Nanek H Nandwani menyebutkan di era reformasi ini, tokoh Tionghoa di Sulsel sudah jauh mau mengerti politik. Pertemuan tokoh Tionghoa Sulsel ini kebanyakan dihadiri oleh kalangan perempuan. "Kenapa perempuan karena mereka adalah penentu kemenangan di semua lini. Mereka ini juga sudah bergerak menggalang dukungan untuk kemenangan Garuda-Na," kata Benny.
Salah satu semangat untuk memenangkan Garuda-Na di Sulsel karena kalangan Tionghoa juga ingin mendorong Prabowo presiden 2014 mendatang. Di Sulsel kata Benny, setidaknya sudah ada 200 tokoh Tionghoa yang sudah dirangkul untuk menggalang dukungan ke kalangan warga Tionghoa.
"Mereka sangat antusias setelah kita memaparkan seperti apa pasangan Garuda-Na. Dari situlah mereka berharap cagub ini bisa menang. Kalau bisa saya katakan sebagian besar warga Tionghoa mendukung pasangan nomor 3 ini," tambah Benyamin.
Pasangan Garuda-Na sendiri hari ini dijadwalkan melanjutkan atau mengakhir kampanye di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Pasangan ini akan menggelar kampanye di GOR Usman Isa. Tapi kalau kondisi cuaca atau hujan, pasangan ini akan mengalihkan kampanye di gedung Juang 45 Pangkajene.
"Kita sudah ada pertimbangan untuk mengalihkan kampanye dari GOR ke Gedung Juang 45, kita tidak terlalu banyak mengerahkan massa. Kalau hanya dilakukan di gedung, maka massa yang kita hadirnya hanya sekitar 2.000 orang sahabat Garuda-Na," kata Tim Media Garuda-Na, Anwar Halim.
Kemarin, Garuda-Na sedianya menggelar kampanye terbuka di Kota Palopo. Namun pasangan ini tiba-tiba membatalkan kampanye mereka, kemudian memilih menemui KPU Sulsel terkait pembatalan debat cagub. (hamsah umar)      

Refresh Komitmen Pilgub Damai


MAKASSAR, FAJAR--Cagub Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), mengusulkan penambahan jadwal kampanye sebagai pengganti jadwal debat, Jumat, 18 Januari ditiadakan.
Sebagai gantinya, cagub urut 3 ini meminta KPU Sulsel mengajak pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) memanfaatkan hari terakhir masa kampanye itu untuk merefresh atau mempertegas kembali komitmen pilgub Sulsel aman dan damai.
"Saya minta tidak ada lagi kampanye pada 18 Januari. Mari kita duduk bersama di Polda Sulsel untuk menegaskan kembali komitmen kita untuk menjaga pilgub Sulsel damai," kata Rudiyanto, di kantor KPU Sulsel, Rabu, 16 Januari.
Sebelumnya, KPU Sulsel mempersilahkan tiga cagub Sulsel untuk kampanye di zona terakhir masing-masing sebagai pengganti jadwal debat yang ditiadakan. Tapi karena debat dibatalkan karena alasan ada ancaman keamanan dari massa pendukung cagub tertentu, Garuda-Na menyebut akan lebih baik ketika ancaman itu disikapi dengan duduk bersama di Polda.
"Kalau ada calon yang tidak setuju dengan usul saya ini, berarti mereka memang tidak memiliki itikad baik untuk mewujudkan pilgub Sulsel damai. Mari kita duduk bersama lagi bersama Polda untuk menjamin bahwa massa kita tidak akan membuat kericuhan," kata  Rudiyanto.
Dengan nada keras dan tegas, Rudiyanto bahkan menyebut cagub yang tidak mau merefresh kembali komitmen pilgub damai yang telah diikrarkan beberapa waktu lalu, tidak layak untuk memimpin Sulsel ke depan, termasuk ketika tidak mampu mengendalikan massa pendukungnya. "Jadi silahkan teman-teman media menulis itu bahwa pemimpin yang hanya di atas kertas atau sekadar pernyataan ingin pilgub damai, tapi tidak mampu merealisasikan itu adalah calon yang tidak pantas dipilih oleh rakyat. karena itu, kalau ada yang menolak duduk bersama, berarti tidak pantas menjadi gubernur Sulsel," papar Rudiyanto.
Usul agar jadwal kampanye pengganti debat diganti dengan ajang duduk bersama cagub ini, setelah Rudiyanto mendatangi KPU Sulsel untuk mempertanyakan alasan sehingga debat harus dibatalkan. "Kita bisa memahami pembatalan itu, tapi pertanyaannya apakah ada jaminan bahwa hari ini hingga setelah pencoblosan tidak ada kericuhan. Saya kira kan tidak ada jaminan. Sehingga itulah makanya kita lebih baik duduk bersama lagi (IA, Sayang, Garuda-Na)," imbuh Rudiyanto.
Ketua Pokja Pilgub Sulsel, Samsir Rahim yang menerima Rudiyanto di kantor KPU Sulsel mengapresiasi kedatangan Rudiyanto di kantor KPU untuk memperjelas alasan debat harus dibatalkan. Samsir menjelaskan dirinya tidak ingin debat 18 Januari mendatang akan berimbas ke hari pencoblosan.
"Mengenai usul agar 18 Januari itu dimanfaatkan untuk duduk bersama ketiga pasangan calon dan difasilitas polda, saya kira itu adalah ide yang sangat cemerlang. Kami kira masih ada waktu bagi kita untuk membicarakan itu lagi, saya kira usul itu memang sangat bagus," kata Samsir.
Samsir mengaku komisioner KPU segera duduk bersama untuk membicarakan usul Garuda-Na merefresh komitmen pilgub damai oleh ketiga pasangan cagub Sulsel ini, kendati sebelumnya KPU Sudah meminta tiga cagub Sulsel ini untuk tetap melakukan kampanye di zona terakhir masing-masing sebagai pengganti debat.  
Menanggapi usul Garuda-Na itu, cagub urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) mengaku cukup welcome dengan tawaran Garuda-Na itu. Menurutnya, usul itu sangat konstruktif apalagi kalau niatnya adalah untuk mewujudkan Sulsel damai.
"Dari awal sampai saat ini kan kita sebenarnya tetap memegang komitmen untuk mewujudkan pilgub damai. Kalau KPU dan Polda menerima usul itu, Ilham-Aziz siap menerima karena kami ini juga adalah pasangan yang cinta damai," kata Koordinator Tim Kampanye IA, Ni'matullah.
Namun tanpa merefresh komitmen pilgub damai, IA kata dia selalu mendorong untuk mewujudkan proses demokrasi di Sulsel ini berjalan sesuai harapan besar masyarakat Sulsel. Sehingga tanpa ada duduk bersama lagi bagi IA tidak ada masalah. Tinggal bagaimana kata dia, calon memiliki konsistensi yang sama untuk benar-benar mewujudkan pilgub Sulsel damai.
Pasangan IA kata dia selama ini tidak pernah menginginkan benturan, karena prinsip yang dipegang pasangan ini adalah preventif. "Tapi kalau ada pihak yang menyerang kita, kami juga tidak bisa diam. Tapi kalau kita diganggu tentu kita juga akan melakukan pergerakan," kata Ni'matullah.
Dia menambahkan, pasangan Ilham-Aziz pada 18 Januari mendatang akan tetap melakukan kegiatan kampanye simpatik. Ilham akan melakukan kunjungan ke beberapa kecamatan di Makassar. Pasangan ini tidak akan melakukan lagi kampanye terbuka, karena dia sekadar akan mengisi waktu akibat pembatalan debat itu.
Kendati sepakat untuk mempertegas kembali komitmen pilgub damai cagub, Ni'matullah kurang sepaham kalau 18 Januari itu sekaligus dijadikan masa tanpa kampanye, apalagi yang sifatnya hanya kampanye dialogis. "Kan tidak elok juga kalau perjanalan pilgub ini terlalu sering mengalami perubahan," tambah Ni'matullah. (hamsah umar)

Rabu, 16 Januari 2013

Pilih Tidak Libatkan Istri, Andalkan Peran Anak


*Peran Keluarga Saat Cagub-Cawagub Sibuk Berkampanye (3-selesai)

PERAN keluarga utamanya istri dalam berbagai aktivitas penting. Namun untuk alasan tertentu, istri tidak selalu harus dilibatkan utamanya dalam hal kegiatan politik di masa kampanye. Sebagai gantinya, peran anaklah yang menjadi andalan.

HAMSAH, Makassar
KALAU dua calon gubernur Sulsel terlihat begitu aktif melibatkan istri masing-masing dalam berbagai kegiatan kampanye, pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) memilih tidak melibatkan istri secara langsung. Kalau pun peran istri dibutuhkan, pasangan urut 3 ini hanya melibatkannya secara tidak langsung misalnya dalam bentuk ide, support atau dukungan moral.
Bahkan, dalam berbagai kegiatan politik yang dilakukan pasangan ini seperti di kediaman Rudiyanto di Jalan Nikel Makassar, sang istri, Felicitas Tallulembang juga tidak pernah sama sekali terlihat. Istri bupati Sinjai ini tetap menjalani aktivitas keseharian dan kesibukannya di Jakarta. Begitu juga dengan istri Nawir yang juga lebih banyak berada di Pinrang.      
"Sejak awal memang bersepakat tidak perlu melibatkan istri, sehingga kamilah putra-putrinya yang ambil peran membantu mereka. Sebagai anak, tentu kita ada kebanggaan tersendiri mendampingi bapak dengan berbagai kesibukan selama kampanye," kata putri Rudiyanto, Andi Debby Yudhista Asapa.
Demi mendampingi orang tua dalam berbagai kesibukan politik, Debby harus meninggalkan kesibukannya sebagai pemimpin perusahaan di Jakarta, namun aktivitas usaha tetap jalan dengan baik. Bahkan, pada saat pemaparan visi misi Garuda-Na di DPRD Sulsel beberapa waktu lalu, istri kedua cagub urut 3 ini juga tidak diikutkan, termasuk saat pendaftaran di KPU beberapa waktu lalu.
Debby mengakui bahwa selama mendampingi pasangan ini dalam berbagai aktivitas kampanye maupun sosialisasi, kesibukan menjadi sangat padat bahkan harus melawan kelelahan. Namun suasana ini sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga Rudiyanto karena sudah terbiasa mengikuti ritme orang tua yang memang selalu padat.
"Saya malah senang dan bangga. Selama mengikuti kegiatan kampanye dan sosialisasi Bapak, kami bisa melihat reaksi masyarakat Sylsel secara langsung ketika melihat Garuda-Na. Jadi itu yang membuat kami sangat senang melihat reaksi warga terhadap Garuda-Na. Jadi sekalipun harus lelah, tapi kita sangat menikmatinya," kata
Debby.
Bagaimana dengan komunikasi dengan sang ibu?, Debby mengaku kalau setiap saat ada komunikasi melalui BBM. Setiap kampanye Garuda-Na, anak-anak Rudi ini setiap saat mengirim foto-foto kampanye pasangan ini. Melalui komunikasi telepon inilah, istri pasangan calon ini diberi peran.
"Sekali pun Ibu memiliki kesibukan penting di Jakarta, tapi komunikasi kita tetap berjalan setiap saat. Yang terpenting kan doa dari istri Garuda-Na yang dibutuhkan, begitu juga dukungan moral. Saya kira itu juga sudah dilakukan setiap saat," lanjut Debby.
Debby menyebut, memimpin Sulsel memang membutuhkan peran istri sebagai pendamping, namun tidak perlu harus melibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan politik di masa kampanye. Segala keperluan yang dibutuhkan Rudi pun sangat sederhana bagi anak-anak cagub urut 3 ini.
Misalnya untuk Rudiyanto setiap pagi harus disiapkan kopi dan telur setengah matang. Sedang untuk urusan makan, bupati Sinjai dua periode ini di mata anaknya tidak begitu ribet karena dia tidak pilih-pilih makanan. Yang penting diperhatikan bagi putri Rudiyanto untuk kebutuhan makan adalah soal jadwal. Dalam sehari, Rudiyanto hanya makan sekali dalam sehari dengan waktu tetap yakni pukul 17.00 Wita.
"Jadi itu saja mengingatkan minum kopi saat pagi, minum air putih, cemilan dan makan pukul 17.00 Wita. Kami juga selalu memerhatikan suasana hatinya, sehingga komunikasi dengan tim cepat diantisipasi bahwa seperti ini keinginannya," ucap Debby.
Situasi yang sama terjadi di lingkungan keluarga cawagub Andi Nawir Pasinringi. Nawir juga memilih tidak melibatkan istri mendampinginya di tengah kesibukan berpolitik, sehingga anaknya lah yang mendampingi dia selama berkampanye. "Sebagai anak sudah otomatis harus mendampingi beliu hadapi berbagai urusannya. Selain itu, kita juga tentu memberi support dan dukungan moral," kata salah seorang anak Nawir, Pawelloi Nawir.
Sebagai tokoh yang sedang bertarung di pilgub, tamu Nawir utamanya dari kalangan keluarga selalu banyak yang datang ke rumahnya seperti di Pinrang. Di sinilah peran istri Nawir untuk melayani tamu yang datang, sekaligus memberikan pengertian bahwa karena kesibukannya berkampanye sehingga Nawir harus banyak keliling beberapa daerah.
"Sekalipun ibu tidak dilibatkan, namun untuk lingkungan keluarga tentu dia tetap menyampaikan bahwa saat ini Bapak mencalonkan diri di pilgub Sulsel, tapi itu tadi lebih banyak di rumah. Kalau dilibatkan langsung seperti ikut kampanye atau sosialisasi, memang sudah jadi keputusan untuk tidak melibatkannya. Cukup kami anak-anaknya yang dampingi," kata Pawelloi.
Meski istri Nawir tidak dilibatkan langsung dalam kegiatan kampanye Garuda-Na, namun istri Nawir banyak menerima tamu keluarga di Pinrang. Sekali-kali, tetap ada sosialisasi di lingkungan keluarga dekat. (*)

Calon Maksimalkan Peran Saksi


MAKASSAR, FAJAR--Potensi kecurangan di pilgub Sulsel yang banyak dikhawatirkan terjadi di tingkat tempat pemungutan suara (TPS),  coba diwaspadai pasangan calon gubernur dengan memaksimalkan saksi di level paling bawah ini.
Bahkan, calon gubernur memperbanyak saksi di TPS kendati yang diberi mandat dan bergubungan dengan petugas KPPS tetap satu orang. Pasangan cagub urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) misalnya mempersiapkan dua orang saksi pada tiap TPS di Sulsel.
Di pilgub Sulsel, jumlah TPS yang tersebar di 24 kabupaten/kota mencapai 15.601 sehingga pasangan nasionalis-religius ini harus menyiapkan saksi sebanyak 31.202 orang. "Jadi tiap TPS kita siapkand dua orang saksi," kata Koordinator Devisi Data dan Informasi IA, Hamka Hidayat, Senin, 14 Januari.
Saat ini kata mantan Ketua KPU Palopo ini menyatakan, puluhan ribu saksi yang dipersiapkan IA sudah menjalani proses pembekalan. Proses pembekalan saksi IA ini banyak dilakukan di kabupaten/kota masing-masing. Pasangan urut 1 ini memilih memaksimalkan peran saksi di TPS, untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan di tingkat TPS oleh oknum tertentu.
Berapa besar uang yang disiapkan IA untuk mendanai saksinya, jubir IA Syamsu Rizal enggan merinci. Yang pasti kata dia, calon menyiapkan uang transport dan makan bagi tiap-tiap saksi. "Tentu ada tapi tidak perlu kita sampaikan berapa besarnya," kata Syamsu Rizal.  
Kalau pasangan IA memilih menyiapkan saksi lebih dari satu orang per TPS, pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) tidak demikian. Cukup satu orang di tiap TPS. "Mengacu aturan KPU, kita siapkan satu orang saja karena begitu aturannya," kata tim pemenangan Garuda-Na, Anwar Wahab.
Garuda-Na kata dia bahkan tidak perlu mempersiapkan khusus saksi-saksi yang akan ditugaskan di tiap-tiap TPS, termasuk tidak akan menekankan pada saksinya mewaspadai kecurangan yang mungkin terjadi. Garuda-Na terkesan cuek dengan potensi kecurangan yang mungkin terjadi di setiap TPS.
"Kita tidak perlu berpikir akan terjadi kecurangan. Garuda-Na percaya dengan semua wasit yang terlibat dalam proses pemilihan baik itu KPU, KPPS, maupun panwaslu. Kalau pun ada kecurangan, itu tugas dari panwaslu melihatnya," kata Anwar.
Pasangan urut 3 ini sangat yakin tidak akan ada kecurangan di pilgub Sulsel termasuk di TPS pada Selasa, 22 Januari mendatang. Pasangan ini percaya dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pilgub utamanya penyelenggara.
Tim Pemenangan Garuda-Na lainnya, Yarifai Mappeaty yang dikonfirmasi terpisah menegaskan saksi yang disiapkan pasangan ini mengacu aturan yang ada, kendati pasangan ini akan menyiapkan saksi cadangan hingga 20 persen dari jumlah yang ada. "Saksi cadangan ini disiapkan kalau misalnya ada saksi kita yang berhalangan. Jadi setiap kabupaten harus menyiapkan saksi cadangan 20 persen dari jumlah yang harus disiapkan," kata Yarifai.
Yarifai juga enggan membeber berapa besar dana untuk membiayai saksi Garuda-Na. "Itu kan internal saja itu, karena hanya untuk transport dan uang makan. Termasuk tentu baju kotak-kotak," kata Yarifai.
Soal larangan ada atribut calon di TPS, Yarifai menyatakan baju kotak-kotak bukan merupakan atribut pasangan Garuda-Na. "Yang tidak boleh itu kalau ada misalnya angka seperti nomor urut, dan tulisan Garuda-Na," kata Yarifai. (hamsah umar)

KPU Pangkep Pakai Kapal Rakyat


MAKASSAR, FAJAR--Cuaca ekstrem di wilayah perairan Pangkep tidak mengurangi keinginan KPU mendistribusikan logistik ke pulau terluar meski harus menantang ombak. Penyelenggara pemilu ini sudah mendistribusikan logistik ke Pulau Liukkang Kalmas sore kemarin.
Rencananya, pengiriman logistik ke Liukkang Tanggayya akan menyusul hari ini. Untuk dua kecamatan di pulau terluar Pangkep ini, KPU menggunakan empat kapal kayu berbobot 35 ton. Di dua kecamatan ini, setidaknya ada 59 TPS masing-masing Kalmas 24 TPS dan Liukkang Tanggayya 35 TPS. Total kapal rakyat yang digunakan KPU Pangkep ke dua kecamatan terluar daerah itu adalah empat unit.
Ketua KPU Pangkap, Abdul Rahman Kambie menyatakan pengiriman logistik ke dua pulau terluar ini tetap bisa dilakukan menggunakan alat transportasi laut atau kapal rakyat. Rahman yakin, distribusi logistik ke tiap-tiap TPS akan sampai sehari sebelum pencoblosan. "Kalau berdasar hitungan pemilik kapal, kita yakin bisa sampai di TPS sebelum pencoblosan. Sebenarnya kalau dalam kondisi normal, semuanya bisa rampung dalam empat hari," kata Rahman.
Dia mengakui bahwa distribusi logistik ke dua pulau itu sedikit memakan waktu dari biasanya. Kalau tadinya membutuhkan waktu hingga 17 jam, saat ini butuh waktu hingga 21 jam. Jarak tempuh ini khusus untuk ke ibu kota kecamatan. Sedang dari ibu kota kecamatan ke pulau-pulau kecil lainnya juga membutuhkan jarak tempuh.
Proses pendistribusian logistik ke pulau terluar Pangkep itu dilakukan melalui Pelabuhan Paotere Makassar. Bahkan, distribusi logistik ke pulau ini dilepas langsung oleh Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas didampingi Sekretaris KPU Sulsel, Annas GS serta petugas KPU Pangkep lainnya.
Jayadi Nas menyebutkan, pendistribusian logistik ke pulau tersebut tetap memungkinkan menggunakan kapal rakyat, sehingga target pendistribusian logistik ke dua kecamatan itu tetap selesai tepat waktu. "Sehingga untuk Pangkep saya kira sudah bisa teratasi. Kita tentu berharap pengiriman logistik ini bisa sampai dengan baik di TPS tujuan," kata Jayadi.
Sedang untuk distribusi logistik ke sejumlah pulau di Selayar, Jayadi mengaku sudah ada kesepakatan dengan Pangdam VII/Wirabuana yakni menggunakan helikopter super Puma milik TNI. Rencananya, pengiriman logistik ke pulau di Selayar ini akan dilakukan pada Kamis, 17 Januari mendatang.
"Sudah ada kesepakatan dengan pihak Pangdam bahwa kita akan distribusi logistik ke pulau di Selayat Kamis nanti menggunakan Heli Super Puma. Dengan demikian, kendala-kendala yang kita hadapi selama ini sudah ada solusinya," kata Jayadi.
Hingga saat ini, distribusi logistik utamanya di perkotaan seperti Makassar sudah ada yang sampai ke masyarakat. KPU sudah mendistribusikan kartu pemilih dan undangan kepada masyarakat di beberapa kelurahan di Makassar. "Sudah ada yang sampai mulai hari ini ke pemilih. Cuma memang distribusi ini kita lakukan bertahap," kata anggota KPU Makassar, Nurmal Idrus.
Distribusi undangan dan kartu pemilih ini akan terus dilakukan hingga H-1 pencoblosan. Sekiranya hingga hari H masih ada warga yang belum mendapat kartu pemilih, KPU berharap segera melaporkan kepada petugas KPPS atau PPS. (hamsah umar)