Powered By Blogger

Minggu, 20 Januari 2013

TPS Wajib Steril dari Atribut Calon


MAKASSAR, FAJAR--Minus tiga hari pencoblosan pilgub Sulsel, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sudah harus bekerja ekstra mempersiapkan TPS, termasuk mensterilkan TPS dari berbagai atribut kampanya pasangan calon.
Dini hari tadi, pihak terkait khususnya Panwaslu telah melakukan penertiban sejumlah atribut kampanye pasangan cagub utamanya di jalan-jalan utama di Makassar. Khusus untuk skala TPS, KPPS juga diimbau untuk melakukan sterilisasi TPS dari atribut calon. Mengacu aturan, TPS harus steril dari atribut kampanye minimal radius 200 meter.
"Untuk KPU dan jajarannya saat ini sudah mulai fokus pada penyiapan TPS. Kalau KPPS sudah memastikan lokasi pendirian TPS, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana membersihkan atribut calon gubernur dengan radius minimal 200 meter dari lokasi didirikannya TPS ini," kata Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari, Jumat, 18 Januari.
Kendati pembersihan atribut kandidat ini merupakan tugas dari panwaslu dan jajarannya, KPU Sulsel tetap berharap agar petugas di tingkat bawah tetap melakukan pemantauan atribut di sekitar TPS masing-masing. Sebelum pencoblosan dilakukan Selasa, 22 Januari nanti, petugas KPPS harus memastikan bahwa radius 200 meter sudah tidak ada lagi atribut yang tersisa.
Terhadap atribut kampanye cagub Sulsel ini, tiga cagub Sulsel yakni Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), diharapkan berpartisipasi aktif membersihkan atribut kampanye mereka. Apalagi, pihak panwaslu sudah bersurat secara resmi ke tiga pasangan cagub Sulsel ini agar menurunkan sendiri atribut mereka.
"Kami tentu sangat berharap tiga cagub Sulsel iniikut mambantu kita menurunkan segala macam atribut maupun alat peraga kampanye," kata Ketua Panwaslu Makassar, Amir Ilyas.
Pembersihan atribut dan alat peraga kampanye pasangan cagub ini akan melibatkan aparat utamanya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Tim pasangan calon juga sudah berjanji untuk ikut membantu pihak terkait membersihkan berbagai atribut kampanye yang telah memenuhi berbagai sudut jalan di Sulsel.
Anggota KPU Sulsel, Anwar Ilyas terpisah menegaskan bahwa berdasar Peraturan KPU No.69 Tahun 2009 pasal 22 Huruf H, sebagaimana telah diperbaharui Peraturan KPU No.14.2010. pasal 22 Huruf H, dijelaskan bahwa pasangan calon atau tim kampanye wajib membersihkan atribut atau alat peraga di masa kampanye dan paling lambat 1 hari sebelum pencoblosan.
"Jadi paling lambat 1 hari sebelum pencoblosan harus bersih. Sehingga panwaslu terlebih dahulu memberi kesempatan kepada calon untuk menertibkan sendiri. Kalau mereka tidak melakukan itu, baru kita akan bergerak. Kemungkinan besok malam kita sudah lakukan penertiban," kata Anwar. (hamsah umar)

Perempuan Titip 18 Program ke Cagub


MAKASSAR, FAJAR--Aktivis perempuan di Sulsel tidak mau tinggal diam di pilgub Sulsel. Mereka menitip setidaknya 18 program berbasis kepentingan perempuan kepada tiga cagub Sulsel.
Melalui Solidaritas Perempuan (SP) Anging Mammiri, puluhan aktivis perempuan ini secara khusus menemui Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na). Mereka berdiskusi langsung dan menanyakan seperti apa program dan komitmen cagub yang menyentuh kepentingan perempuan.
SP Anging Mammiri ini memulai silaturahmi dengan Rudiyanto di kediamannya, Jalan Nikel Makassar, kemudian dengan Ilham Arief Sirajuddin di Media Centre IA Jalan Boulevard Makassar. Kaum perempuan ini ingin kepentingan perempuan juga bisa diakomodir di pilgub Sulsel.
"Kami menemui para cagub ini dan mengajak kaum perempuan dan transgender agar mereka bisa mengetahui seperti apa sebenarnya komitmen mereka terhadap kepentingan kita. Dari berbagai pertemuan itu tentu mereka pada akhirnya akan menentukan sikap siapa yang akan mereka pilih," kata Ketua Badan Eksekutif Perempuan Nasional, Wahidah Rustam.
Sebagai organisasi, Wahidah menyatakan dirinya tidak akan mengarahkan kaum perempuan di Sulsel untuk memilih calon tertentu, tapi mempersilahkan mereka memilih sesuai keyakinan mereka. "Apalagi setelah dialog langsung, kita tentu bisa melihat siapa calon yang punya komitmen dan yang hanya janji," kata Wahidah.
Terhadap cagub Sulsel ini, aktivis perempuan menitip setidaknya 18 program yang menyentuh kepentingan perempuan antara lain layanan kesehatan utamanya reproduksi yang murah, mudah diakses dan tidak diskriminatif, penghentian penggusuran permukiman penduduk, PK5, dan sumber kehidupan kaum perempuan lainnya, jaminan atas lingkungan yang bersih, pangan yang sehat dan murah, penyediaan lapangan kerja dan sejumlah program lainnya.
Cagub Andi Rudiyanto menyatakan, ketika dia menjadi gubernur Sulsel mendatang, dia tidak ingin ada ibu-ibu di Sulsel yang tidak berpenghasilan. "Karena kita akan ciptakan home industri yang kesemuanya akan dikerjakan perempuan. Di Sinjai saya sudah ciptakan ratusan home industri untuk perempuan," kata Rudiyanto.
Ilham juga bertekad memperjuangkan kaum perempuan yang selama ini merasa terdiskriminasi. "Kita bertekad membela kaum perempuan yang masih merasakan diskriminasi," kata Ilham. (hamsah umar)

Panwaslu Beber Pelanggaran Kampanye


*IA 9, Sayang 7, Garuda-Na Nihil

MAKASSAR, FAJAR--Panitia Pangawasan Pemilu (Panwaslu) Sulsel membeber jumlah pelanggaran cagub Sulsel selama kampanye. Khusus di Makassar, angka pelanggaran kampanye cukup banyak dimana Panwaslu Kota Makassar mencatat setidaknya ada 14 laporan.
Dari belasan laporan pelanggaran kampanya maupun masa sebelum kampanye ini, panwaslu membeber kebayakan karena indikasi keberpihakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap cagub tertentu. Kendati panwaslu menemukan banyak pelanggaran, namun ada juga calon yang malah nihil pelanggarannya.
Ketua Panwaslu Makassar, Amir Ilyas yang ditemui disela-sela Warkop Phoenam Jalan Ratulangi menyebutkan, dari belasan laporan pelanggaran yang diproses panwaslu Makassar, pelanggaran tertinggi terjadi pada pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dengan jumlah pelanggaran 9 kasus, kemudian pasangan petahana Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) sebanyak 5 kasus.
Sayangnya, Amir Ilyas tidak merinci siapa saja PNS yang memihak pada cagub tertentu itu. "Saya lupa siapa saja mereka karena data lengkapnya ada di kantor. Tapi kalau jumlahnya seperti itu," kata Amir Ilyas.
Adapun pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), panwaslu Makassar tidak menemukan atau pun menerima laporan kalau pasangan ini melakukan pelanggaran. "Jadi untuk Makassar, Garuda-Na kita tidak temukan atau ada laporan pelanggaran," kata Amir Ilyas, Jumat, 18 Januari.
Selain indikasi keberpihakan PNS pada kandidat tertentu, Panwaslu Makassar juga menemukan pelanggaran berupa perusakan alat peraga kampanye pasangan tertentu dari pasangan calon lain. Amir juga menyebut, dari sejumlah pelanggaran yang diproses itu, tiga kasus terindikasi pidana dan sudah direkomendasikan kepada pihak kepolisian.      
Amir yang hadir di diskusi yang digelar Forum Dosen ini bahkan mengapresiasi pasangan Garuda-Na karena telah mematuhi aturan kampanye. "Jadi ini saya apresiasi karena Garuda-Na telah memperlihatkan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat," kata Amir Ilyas. (hamsah umar)


IA Siapkan Posko Pengaduan


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Abd Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) tidak ingin angka partisipasi pemilih pilgub Sulsel utamanya Makassar rendah.
Apalagi kalau partisipasi pemilih itu rendah karena ketidaktahuan masyarakat menggunakan hak pilihnya ketika tidak mendapat surat undangan dan kartu pemilih dari penyelenggara. Makanya, IA menyiapkan posko pengaduan. Masyarakat yang tidak mendapatkan undangan namun merasa berhak mencoblos dipersilahkan mengadu ke posko yang disiapkan.
Posko ini juga dibentuk bagi warga yang coba disuap oleh calon tertentu untuk memilihnya, mereka yang diintimidasi, atau pun kejanggalan lain di pilgub Sulsel ini. Posko yang disiapkan IA seperti di Media Centre IA Jalan Boulevard, Jalan Rusa, Jalan Lingkar Batu Putih. "Untuk di kabupaten/kota, kita persilahkan warga untuk mengadu ke rumah rakyat terdekat," kata Jubir IA, Selle KS Dalle.
Pembentukan posko pengaduan ini semata untuk menciptakan demokrasi yang bersih tanpa noda dan tanpa segala bentuk kecurangan.
"Jika ada masyarakat yang belum mendapatkan undangan atau kartu pemilih sampai pada satu hari sebelum pencoblosan, jika ada warga diintimidasi, ditakut-takuti, dibujuk rayu berupa uang atau barang,  jangan sungkan melapor dan kami akan selesaikan dengan cara kami sendiri," lanjut mantan aktivis UMI ini.
Dari awal, lanjut Selle, pasangan IA berniat mengabdi untuk rakyat Sulsel melalui proses yang jujur dan tidak curang (jekkong). IA tidak memiliki sejarah jekkong dalam proses  demokrasi.
Terhadap agenda pencoblosan ini, Sekretaris KPU Sulsel, Annas GS menyatakan masyarakat yang tidak mendapat undangan atau kartu pemilih hingga hari H, tetap akan diakomodir oleh KPU untuk menggunakan hak pilihnya. Syaratnya cukup membawa KTP, kartu keluarga, atau kartu identitas lainnya.
"Yang penting mereka terdaftar di DP4, DPS, atau DPT tapi tidak ada undangan didapatkan boleh menggunakan KTP. Kan bisa jadi undangannya tidak sampai karena petugas yang membagi undangan tidak menemukan alamatnya. Jadi tidak ada masalah karena KPU sudah ada antisipasinya," kata Annas. (hamsah umar)

Forum Dosen Puji Garuda-Na


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) mendapat pujian dari kalangan akademisi Sulsel, atas sikap politik yang diperlihatkan selama ini baik sebelum kampanye maupun selama kampanye.
Pujian ini terlontar dari beberapa akademisi yang tergabung dalam Forum Dosen Sulsel, saat menghadiri diskusi di Warkop Phoenam Jalan Ratulangi Makassar, Jumat, 18 Januari. Oleh kalangan akademisi, pasangan urut 3 ini dianggap telah memberikan pembelajaran politik yang baik di tengah masyarakat.
Koordinator Forum Dosen Sulsel, Adi Suryadi Culla menyatakan diskusi ini digelar sebagai bentuk kepedulian akademisi di Sulsel melihat pilgub Sulsel damai, aman, adil, dan demokratis. "Ini juga bentuknya silaturahmi. Dari hasil diskusi ini kita harapkan ada komitmen pilgub damai dari calon dan tidak ada hal-hal yang menyimpang," kata Adi Culla saat memberikan pengantar diskusi.
Beberapa akademisi yang hadir dalam diskusi ini seperti Adi Suryadi Culla, Arqam Azikin, Firdaus Muhammad, Aswanto, Aswar Hasan, Qasim Mathar, Ma'ruf Hafids, Husain Abdullah, Tamsil, Aspiannoer Masri, dan Hidayat Nahwi Rasul. Juga hadir Ketua Panwaslu Makassar, Amir Ilyas.
Aswanto menyatakan, jika melihat mulai tahapan awal pencalonan Garuda-Na hingga saat ini, pasangan ini layak mendapat apresiasi karena mampu memberikan pendidikan politik yang baik. Pilgub kata dia memang harus menjadi sebuah proses demokrasi yang baik. Aswanto malah menyatakan dengan majunya Garuda-Na di Sulsel akan mampu mendongkrak IPM Sulsel ke depan."Karena pilgub sarana capai demokrasi. Kalau lihat mulai awal sampai tahap ini, Garuda-Na kita apresiasi luar biasa dan seperti itu yang kita harapkan," kata Aswanto.
Pujian juga disampaikan Aspiannoer Masri, bahkan dia menyebut di pilgub Sulsel Garuda-Na pasangan terbaik. "Sekarang ada fenomena premanisme yang akan digunakan pascapencoblosan. Dan kita berharap itu tidak terjadi pada pasangan Garuda-Na," kata Aspiannoer.
Pada kesempatan ini, Rudiyanto kembali menyoal pembatalan debat terbuka cagub karena sudah terlalu jauh mempredikasi hal-hal yang belum tentu terjadi. Dia juga banyak menyindir ketidaktegasan penyelenggaran termasuk panwaslu dalam melihat berbagai pelanggaran kampanye calon. "Banyak PNS yang tidak netral, tapi tidak disikapi serius panwaslu," kata Rudiyanto.
Sementara Nawir menegaskan, pilgub Sulsel adalah mencapai pemimpin yang mau didengar oleh masyarakat. Dalam diskusi ini, Nawir menyatakan masyarakat pemilih cerdas di Sulsel sudah pasti akan memilih pasangan Garuda-Na. "Kalau pintar memilih tidak ada alasan tidak pilih Garuda-Na," lanjut Nawir.
Arqam menyebut diskusi ini dijadwalkan akan menghadirkan ketiga pasangan cagub Sulsel. "Mudah-mudahan besok atau berikutnya sudah bisa dengan dua calon lainnya. Karena sampai hari ini kita masih tunggu konfirmasi dari IA dan Sayang," kata Arqam. (hamsah umar)