Powered By Blogger

Selasa, 29 Januari 2013

Lima Bupati Golkar Keok


MAKASSAR, FAJAR--Menguasai struktur pemerintahan hingga kepala desa (kades) tidak menjamin bupati mampu menguasai dukungan masyarakat. Bahkan di pilgub Sulsel, setidaknya ada lima ketua Golkar sekaligus bupati keok dan harus mengakui keunggulan lawan.
Selain ketua Golkar yang menjabat sebagai bupati, beberapa ketua Golkar yang menjabat wakil juga tidak berdaya, seperti di Sinjai, Andi Massalinri Latief dan daerah lainnya. Padahal para bupati/ketua Golkar ini mengusung petahana, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
Adapun bupati sekaligus Ketua Golkar yang keok di pilgub Sulsel seperti Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung, Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru, Bupati Pangkep Syamsuddin Hamid, Bupati Luwu Andi Mudzakkar, dan Bupati Luwu Utara Arifin Junaidi. Para bupati dari Golkar ini dipecundangi calon yang diusung Demokrat, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).
Kekalahan para bupati/ketua Golkar di beberapa kabupaten itu akibat jaringan mereka tidak bekerja maksimal di bawah. Sementara jabatan sebagai bupati sangat tidak memberikan jaminan masyarakat akan memberikan dukungan terhadap calon yang diusung. Beruntung kekalahan mereka ini tidak terlalu signifikan perbedaannya sehingga tidak terlalu menyakitkan.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, HM Roem yang dikonfirmasi menyebut kekalahan ketua Golkar sekaligus bupati di daerah itu, merupakan salah satu fenomena pemilu yang tidak terduga. "Kuncinya memang harus solid hingga struktur paling bawah. Karena jabatan sebagai bupati saja tidak menjamin calon yang kita dukung menang," kata Roem, Senin, 28 Januari.
Kalau pun seorang bupati sudah solid mendukung dan memperjuangkan calon yang diusung partai, namun kerja tim yang ada di bawah tidak solid atau tidak bekerja dengan baik akan tetap tidak memberikan hasil maksimal. "Itu tentu saja akan menjadi pelajaran yang baik untuk pemilu-pemilu ke depannya, bahwa kerja jaringan tim lebih penting," papar Roem.
Tapi bagi Golkar, kekalahan sejumlah bupati di Sulsel pada pilgub 22 Januari lalu itu tidak begitu bermasalah, karena hasil akhirnya tetap menempatkan calon yang diusung Golkar, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) tetap tampil sebagai pemenang. "Yang paling penting saya kira kan hasil akhir secara keseluruhan, dimana kita harus tetap unggul," tambahnya.
Koorwil Pemenangan Sayang Enrekang, Ian Latanro mengakui bahwa salah satu faktor Golkar kalah di Enrekang karena daerah ini menjadi basis IA, dimana faktor geopolitik Ilham sebagai orang Enrekang cukup kuat. "Tapi kita sudah bisa mentahkan targetnya untuk menang di Enrekang hingga 75 persen," kata Ian Latanro.
Kendati Ketua Golkar Enrekang sudah bekerja maksimal, isu geopolitik tetap sulit dibendung di daerah ini. Belum lagi kata dia, partai pengusung Sayang di Enrekang kurang maksimal sehingga hal ini juga menjadi salah satu pengaruh Golkar kalah di Enrekang.  (hamsah umar)

Adil Patu Incar PKS dan PPP


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPP PDK Sulsel, Adil Patu mengincar sejumlah partai politik (parpol) pemilik kursi di DPRD Makassar demi mencukupkan kekurangan kursinya untuk bisa bertarung di pilwalkot Makassar September mendatang.
Beberapa parpol yang mulai diincar secara intens oleh Adil Patu yakni PKS, PPP, Hanura, dan Gerindra, termasuk beberapa partai lainnya. Di pilwalkot Makassar, PDK masih membutuhkan tambahan tiga kursi untuk memenuhi syarat bisa mengusung satu pasangan calon. Saat ini, PDK Makassar baru memiliki 5 kursi.
Adil optimis upayanya mendekati pimpinan parpol di Makassar ini bisa membuahkan hasil, apalagi dari survei Adil Patu tidak mengecewakan dimana popularitas dan elektabilitasnya mampu berada di jajaran teratas. PDK sendiri sudah resmi menetapkan Adil sebagai cawali sejak beberapa waktu lalu, dukungan itu bahkan sudah diperkuat rekomendasi dari DPN PDK.
"Kita pahami bahwa PDK di Makassar hanya memiliki lima kursi, sementara untuk bisa mengusung calon harus ada minimal delapan kursi. Makanya, kita terus membangun komunikasi dengan beberapa parpol," tandas Adil Patu.
Adil Patu juga tetap terbuka kepada setiap parpol di Makassar baik yang memiliki kursi maupun yang tidak untuk bergabung dengannya. PDK kata dia siap berkoalisi dengan partai apa saja.
Koordinator Tim Pemenangan Adil Patu, Syamsu Niang menandaskan selain membangun komunikasi dengan elit parpol di DPW/DPD, komunikasi juga dibangun untuk tingkat pengurus DPC/DPD Makassar. "Jadi pola penjajakan koaliasi melalui pengurus di Makassar dan provinsi," tandas Syamsu Niang.
Ketua DPD PDK Makassar ini menyatakan dalam waktu dekat PDK Sulsel akan melakukan survei untuk mengukur tingkat elektabilitas Adil Patu termasuk melihat siapa cawawali yang pantas menadampinginya. Ruang koalisi yang ditawarkan PDK ini sangat memungkinkan Adil menggandeng cawawali dari parpol yang diajak berkomunikasi, apalagi beberapa parpol yang diincar tersebut juga mendorong kadernya bertarung.
Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin tidak menampik upaya komunikasi yang dibangun oleh PKD termasuk sejumlah tokoh lain yang akan bertarung. "Pada dasarnya hampir semua calon membangun komunikasi dengan kita. Tapi kita juga kan punya kader untuk didorong maju," kata Akmal.
Makanya, dia belum bisa memastikan apakah PKS bisa berkoalisi dengan PDK di pilwalkot Makassar atau tidak. Apalagi PKS Sulsel setidaknya mendorong tujuh kadernya bertarung di Makassar seperti Jafar Sodding (JS), Ariadi Arsal (A+), Iqbal Djalil (Ije), dan sejumlah kader PKS lainnya.  (hamsah umar)  

Senin, 28 Januari 2013

Calon Independen Masih Kekurangan Dukungan


MAKASSAR, FAJAR--Empat pasangan calon bupati Sinjai yang maju lewat jalur independen hingga saat ini masih diminta memperbaiki jumlah dukungannya. KPU Sinjai menyebut calon perseorangan ini masih kekurangan bukti dukungan masyarakat.
Keempat cabup yang maju lewat jalur independen ini masing-masing Mukhlis Isma-Musa Rasyid, Lukman Arsal-Jamaluddin, Amru Rijal Junaid-Zainuddin Fatbang, dan A Jefriyanto Asapa-Hermansyah. Sambil menunggu kekurangan dukungan, KPU Sinjai juga melakukan verifikasi dukungan di tingkat kelurahan/desa.
"Sampai saat ini kita masih melakukan verifikasi dukungan calon bupati Sinjai, baik yang maju melalui jalur partai politik maupun perseorangan. Khusus independen, sementara diverifikasi di tingkat PPS. Apakah mereka mampu memenuhi kekurangan dukungan atau tidak, sangat bergantung hasil verifikasi dan jumlah dukungan yang dimasukkan," kata anggota KPU Sinjai, Jaenu, Minggu, 27 Januari.
Sekadar diketahui, KPU Sinjai dijadwalkan akan menetapkan calon bupati Sinjai pada pertengahan Februari mendatang. Pemilukada Sinjai 2013 ini diikuti sejumlah setidaknya 12 pasangan calon.
Selain verifikasi dukungan perseorangan, KPU Sinjai juga tengah melakukan verifikasi dukungan ganda partai politik. Beberapa parpol yang memberikan dukungan ganda seperti PAN, Hanura, Barnas, PPRN, PKPB, dan PPN. Verifikasi dukungan parpol ganda ini tidak hanya dilakukan di tingkat DPW atau DPD tapi juga ke DPP untuk memastikan kepengurusan partai yang asli.
Di pemilukada Sinjai, PAN mendukung dua pasangan calon yakni Muchlis Panaungi-Zulfikar Hamid dan Andi Seto Gradista Asapa-Andi Mukhtar Mappatoba. Begitu juga Hanura yang mendukung Andi Mahyanto Massarappi-Andi Massalinri Latief dan Irwan Patawari-Andi Takdir Hasyim.    
Begitu juga Partai Barnas yang mendukung Anis Asra-Muh Yahya serta Sabirin Yahya-Andi Fajar Yanwar. Adapun juga memberikan dukungan ganda ke Anis Asra-Muh Yahya serta Sabirin-Fajar begitu juga PPN. (hamsah umar)


Muhyina Mulai Jual Program


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPC Pakar Pangan Makassar, St Muhyina Muin mulai menjual program di pilwalkot Makassar, kendati tokoh perempuan yang mengincar wali kota melalui jalur independen ini belum ada kepastian bertarung.
Salah satu jualan program yang digagas anggota DPRD Makassar ketika terpilih wali kota mendatang adalah program di bidang pendidikan gratis. Dia ingin, program pendidikan gratis yang sudah berjalan sejak beberapa tahun ini akan dibenahi sehingga proram tersebut betul-betul mampu menekan angka putus sekolah di Makassar.
Ke depan kata dia, masyarakat miskin kota Makassar utamanya anak-anak tidak boleh lagi ada yang putus sekolah karena alasan biaya. Dia melihat, masih banyak anak dari kalangan warga miskin di Makassar yang putus sekolah karena kekurangan biaya.
Dia mengaku cukup prihatin dengan kondisi itu, padahal program pendidikan gratis sudah berjalan. Pemerintah setiap tahun mengalokasikan anggaran miliaran rupiah. "Tapi masih tetap saja ada anak putus sekolah karena asalan biaya, sehingga yang perlu dibenahi adalah regulasinya," katanya.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi warga kota Makassar yang masih diwarnai anak-anak usia sekolah yang mengemis dijalanan. Padahal, ini menjadi tugas pemerintah agar warga miskin tersebut bukan menghabiskan waktunya di jalanan. Di sini kata dia perlu ada ketegasan pemerintah untuk menekan angka putus sekolah.
"Kalau perlu dibuatkan regulasi, dimana orang tua khususnya kalangan keluarga tidak mampu diberikan subsidi penuh untuk anaknya sekolah. Seperti buku pelajaran hingga transportasi angkutan sekolahnya," jelas Muhyina.
Dia menyebut, ketika generasi muda di kota ini terdidik, maka akan memberikan efek positif termasuk dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan keluarganya, termasuk mengurangi angka kriminalitas di perkotaan. (hamsah umar)

Rekap di Sembilan Kabupaten Rampung


MAKASSAR, FAJAR--Sejumlah kabupaten/kota di Sulsel telah menyelesaikan rekap hasil perhitungan suara pilgub. Hasil rekap ini bahkan sudah ada yang diamankan KPU di Hotel Singgasana Makassar, tempat rekapitulasi tingkat provinsi akan digelar, 31 Januari mendatang.
Sebagian kabupaten/kota lainnya dilaporkan baru akan melakukan rekap, Senin, 28 Januari. Hari ini, rekap tingkat kabupaten diharapkan sudah selesai seluruhnya. Beberapa daerah yang melakukan rekap hari ini seperti Takalar, Selayar, Palopo, Lutra, Lutim, Maros, Soppeng, Parepare dan Pinrang.
"Hasil perhitungan suara teman-teman di kabupaten sudah ada yang dibawa ke provinsi. Seperti Takalar sejak sore sudah sampai kota berita acara rekapnya. Beberapa daerah lain seperti Maros, Pinrang, Parepare, Palopo, dan Soppeng sudah dalam perjalanan," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas, Minggu, 27 Januari.
Kota suara berisi berita acara hasil rekap kabupaten ini langsung diamankan ke Hotel Singgasana Makassar. Di hotel itu, empat personil kepolisian sudah disiagakan untuk melakukan pengamanan, termasuk beberapa staf KPU Sulsel yang standby menunggu kabupaten lain yang sementara mengirim berita acara rekapnya.          
Beberapa kabupaten memilih belum melakukan rekap karena berbagai pertimbangan seperti hari libur dan semacamnya, apalagi jadwal rekap kabupaten memang berlangsung hingga 29 Januari, sebagaimana tahapan yang ditetapkan KPU. Daerah yang baru menjadwalkan rekap hari ini seperti Makassar, Bulukumba, dan sejumlah daerah lainnya.
Rekap tingkat provinsi ini akan dihadiri ketua-ketua KPU, sekretaris, dan sejumlah operator. Rekap juga akan mengundang anggota panwaslu kabupaten/kota dan unsur muspida di Sulsel. "Selain saksi pasangan calon, kita juga undang pemantau dan pihak terkait lainnya," kata Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari.
Pelaksanaan rekap hasil pilgub ini akan diawali dengan rapat koordinasi antara KPU se-Sulsel pada, 30 Januari, termasuk di dalamnya membahas mengenai pelaksanaan pilgub Sulsel, termasuk melakukan evaluasi berbagai kelemahan dalam proses pelaksaan pilgub. "Rekap provinsi kita awali dengan rapat koordinasi antar KPU, termasuk kita melakukan evaluasi," kata Ziaur Rahman. (hamsah umar)