Powered By Blogger

Senin, 20 Juni 2011

Siswa SMA dan Mahasiswa Konsumsi Ganja




MAKASSAR--Dua pelajar salah satu SMA serta satu mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, ditangkap aparat Polsekta Manggala Makassar karena kedapatan membawa narkoba jenis ganja, Minggu, 18  Juni. Saat ditangkap, ketiga pelajar dan mahasiswa ini diduga telah melakukan pesta ganja sebelum akhirnya diciduk polisi.
Ketiga warga tersebut masing-masing, Ck, 16),  warga Jalan Mappayukki, Rischy, 16 warga Borong Raya, serta Ah, 19, warga Perumnas Antang. Ketiganya ditangkap di Jalan Raya Perumnas Antang saat dicegat petugas Polsekta Manggala. Pelajar dan mahasiswa tersebut saat ini mendekam di Polsekta Manggala.
Penangkapan terhadap mahasiswa dan pelajar SMA itu bermula saat aparat Polsekta Manggala sedang  melakukan operasi rutin di Jalan Raya Perumnas Antang. Saat polisi hendak membubarkan diri dari aktivitas razia itu, ketiga penikmat ganja ini melintas sambil berboncengan tiga.
Polisi yang melihat warga ini kemudian mencegat dan menghentikan mereka. Awalnya, polisi hanya melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan surat-surat kendaraan mereka, tapi karena dicurigai, polisi kemudian melakukan penggeledahan. Saat digeladah inilah, polisi menemukan satu paket ganja yang dibungkus dengan kerta rokok di kantong celana Ck.
Kapolsekta Manggala, Kompol Daniel Lindang menjelaskan bahwa, dari hasil pemeriksaan ketiga pelajar dan mahasiswa itu, polisi mendapat informasi kalau barang terlarang tersebut diperoleh dari salah seorang warga bernama Id. "Dia ini yang diduga sebagai bandarnya. Namun kita masih melakukan pengembangan dan  pencarian terhadap orang yang disebut ketiga orang ini," ujar Daniel.
Untuk kepentingan penyelidikan dan memperkuat pembuktian, penyidik Polsekta Manggala saat ini telah mengirim urine ketiga penikmat ganja untuk diperiksa di Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel. (hamsah umar)        

PDAM Lamban Serahkan Dokumen




MAKASSAR--Pihak PDAM Wilayah III Makassar yang melaporkan Pizza Ria Kafe, Jalan Boulevard Panakkukang Makassar ke polisi karena dugaan pencurian air bersih PDAM, tampaknya terkesan lamban untuk menyerahkan dokumen yang dibutuhkan penyidik dalam rangka penyelidikan.
Penyidik Polsekta Panakkukang telah meminta PDAM Wilayah III Makassar untuk memberikan datang mengenai pegawai PDAM yang bertugas pada saat pemutusan aliran air di bangunan tempat Pizza Ria Kafe berdiri saat ini. Data yang diminta polisi dimaksud seperti petugas PDAM yang melakukan pemutusan jaringan pada 2004 lalu, serta petugas teknis PDAM lainnya yang mengetahui jaringan tersebut.
Sayangnya, hingga Senin, 20 Juni, PDAM Wilayah III  Makassar belum juga memberikan datang yang dibutuhkan penyidik sebagai pendukung penyelidikan. "Jadi data yang kita minta dari PDAM sampai saat ini belum ada yang diberikan," kata Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar, Senin, 20 Juni.
Akbar menyebutkan, petugas PDAM yang datang melaporkan kasus pencurian air oleh Pizza Ria Kafe beberapa waktu  lalu, juga mengaku tidak tahu siapa petugas PDAM yang melakukan pemutusan jaringan pada 2004 lalu. Padahal, keterangan dari petugas PDAM tersebut diperlukan untuk penyelidikan kasus ini.
Akibat kelambanan pihak PDAM memberikan data yang diperlukan penyidik, polisi hingga saat ini belum melakukan pemeriksaan terhadap manajemen Pizza Ria Kafe. "Kita belum melakukan pemanggilan karena yang kita butuhkan dulu adalah data PDAM. Pemeriksaan harus didahulukan dari petugas PDAM sendiri," kata Akbar.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, pihak PDAM Wilayah III Makassar melaporkan Pizza Ria Kafe ke polisi karena ditengarai mencuri air bersih. Laporan yang disampaikan PDAM pekan lalu itu menyebutkan bahwa perusahaan daerah tersebut mengalami kerugian sekitar Rp196 juta. Pizza Ria Kafe ditengarai melakukan pencurian air selama 80 bulan atau sejak 2004 lalu.  (hamsah umar)                            

SMKN 1 Makassar Gelar Reuni Akbar




MAKASSAR--Alumni SMKN 1 Makassar untuk pertama kalinya akan menggelar reuni akbar yang dijadwalkan  berlangsung, Sabtu, 25 Juni. Reuni dengan tema Back to School ini diharapkan menjadi ajang untuk mempertemukan alumni, serta awal untuk memberikan perhatian kepada SMKN 1 Makassar.
Selain reuni akbar, alumni SMKN 1 Makassar juga akan melakukan musyawarah besar (mubes) Ikatan Alumni (IKA) SMKN 1 Makassar. Agenda mubes adalah memilih ketua dan pengurus baru. Agenda reuni dan ramah tamah akan digelar di sekolah serta Balai Manunggal pada malam harinya.
Ketua Panitia, Bahar serta panitia lain saat bertandang ke redaksi Harian FAJAR, Senin, 20 Juni menyebutkan bahwa reuni ini dilakukan agar para alumni utamanya yang telah sukses dalam berbagai bidang, bisa memberi perhatian kepada sekolahnya.
Yang jadi istimewa, karena dalam reuni ini panitia akan memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi yang ada di SMKN 1 saat  ini. Selain penghargaan terhadap siswa, panitia juga akan memberikan penghargaan khusus kepada guru utamanya yang telah pensiun dari SMKN 1 serta pegawai yang sudah lama mengabdi di sekolah tersebut. "Kita berharap guru  yang sudah pensiun bisa kita hadirkan semua, karena ada penghargaan yang akan kita berikan, sebagai bentuk perhatian kita," kata Fatimah.
Panitia reuni juga menegaskan bahwa alumni sangat  mendukung sekolah ini menjadi sekolah berstandar internasional (SBI). Salah satu syarat kata dia adalah harus pernah melakukan reuni, serta pengurus IKA. "Makanya kegiatan in merupakan bentuk dukungan alumni untuk melihat SMKN 1 menjadi sekolah SBI," tambah Bahar.
Dia berharap, dengan reuni ini SMKN 1 ke depan semakin maju. Apalagi kondisi bangunan sekolah tersebut dianggap cukup memprihatinkan dibanding sekolah lain. Padahal sekolah ini merupakan sekolah kejuruan pertama di Makassar. Panitia juga berharap, seluruh alumni sekolah ini bisa berpartisipasi dan menyemarakkan reuni akbar  yang akan dilakukan. ( hamsah umar)   

Minggu, 19 Juni 2011

KPPSI Belum Bersikap


*Soal Paket Ilham-Azis

MAKASSAR--Kendati wacana paket Ilham Arief Sirajuddin-Abdul Azis Kahar Mudzakkar sudah berembus kencang di kalangan masyarakat, Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Sulsel belum mau menanggapi wacana  yang berkembang di masyarakat tersebut. Ormas Islam yang menjadi pendukung utama Azis ini sejauh ini belum pernah membicarakan wacana tersebut.
"Kalau ada keinginan seperti itu biasanya dibicarakan di KPPSI, tapi sejauh yang saya pahami, hingga saay ini belum pernah kita bicarakan. Tapi  kalau ada yang beropini seperti itu, bagi kami sah-sah saja," kata anggota majelis Syuro KPPSI Sulsel, Nanding Ram, Minggu, 19 Juni.
Dia mengakui, Ilham dan Azis memiliki banyak kesamaan utamanya mengenai karakter dan sikap, termasuk ada kesamaan visi dalam persoalan pemerintahan. Namun sekali lagi, dia menegaskan bahwa KPPSI belum pernah duduk bersama guna menyikapi wacana yang mulai memanas tersebut. Yang pasti menurut dia, maju tidaknya Azis pada pilgub mendatang akan menjadi bagian yang akan dimusyawarahkan di internal KPPSI.
"Begitu juga untuk memosisikan dia apakah 01 atau 02 akan kita musyawarahkan. Termasuk apakah dia akan maju. Tapi yang terpenting adalah dari ustadz Azis sendiri," kata Nanding.
Menurut hemat dia, aroma pemilihan pilgub sebelumnya akan berbeda, sekalipun pihak yang akan maju tidak banyak berubah. Begitu juga tingkat kedewasaan masyarakat dalam memilih juga semakin meningkat. Nanding berharap, pemilu ke depan lebih baik dan menghindari gesekan serta  mengurangi politik uang.
Sementara politisi senior PPP Sulsel, Noer Namry Noor mengaku belum terlalu bisa memberikan  pendapat soal wacana paket Ilham-Azis. Selain karena agenda pilgub masih dua tahun ke depan, situasi politik juga sangat cepat berubah seuai perkembangan yang ada.
"Saya belum bisa memberi komentara apalagi untuk menilai itu karena masih panjang. Apalagi situasi politik di pusat utamanya isu mengenai Demokrat saat ini sangat tidak menentu," ujar Noer Namry.
Yang pasti menurut dia, situasi politik yang terjadi di pusat akan berpengaruh  pada perkembangan politik yang ada di daerah. Apalagi Demokrat yang merupakan partai pemenang pemilu lalu saat ini dirudung masalah di pusat. "Kondisi politik di pusat pasti akan  mempengaruhi situasi daerah," tambahnya.
Meski begitu, dirinya termasuk PPP baru bisa memberikan  gambarang  mengenai agenda Pilgub Sulsel setelah partai berlambang Kakbah ini melakukan muktamar yang akan datang. (hamsah umar)

Bocah Tewas Digilas Mobil Boks


MAKASSAR--Andrianti, salah seorang bocah berusia enam tahun warga Jalan Teuku Umar, Kecamatan Tallo, Makassar tewas dalam kondisi mengenaskan. Putri dari Ilham ini tewas setelah digilar mobil boks yang baru saja diisi sejumlah barang dagangan seperti terigu di Pannampu. Akibat kejadian itu, korban tewas di tempat setelah kepala korban remuk. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Sabtu, 18 Juni sekira pukul 17.30.
Saat  kejadian, korban yang baru selesai TK itu sedang bermain bersama enam orang teman lainnya. Kebetulan, korban bermain di sekitar mobil yang sedang memuat berbagai barang dagangan pada salah satu toko. Mobil tersebut tiba-tiba mundur dan menggilas korban yang saat itu bermain di belakang mobil. Mobil yang sedang mengisi muatan itu hanya direm tangan, sementara ban belakang tidak diganjal dengan batu, padahal di lokasi parkir tersebut kondisi lokasi parkir miring.
"Jadi saat itu  mobil hanya direm tangan, tapi sopir tidak memberi penahan ban belakang. Karena lokasi miring, akhirnya mobil mundur dan menggilar korban yang kebetulan bermain di belakangnya," kata anggota Unit Lantas Polrestabes Makassar, Briptu Sapriadi yang datang ke lokasi kejadian.        
Akibat digilas mobil boks, warga Jalan Teuku Umar No.29 Makassar itu, mengalami luka yang cukup parah sehingga tidak bisa diselamatkan jiwanya. Sementara enam rekan korban yang ditemani bermain saat itu berhasil menghindari mobil yang mundur secara tiba-tiba tersebut.
Korban tersebut digilas mobil boks yang dikemudikan Ambo Upe dengan nomor polisi DD 8794 AL. Sopir dan mobil tersebut saat ini diamankan di unit Lantas Polrestabes Makassar.   
Sebelum kejadian tersebut, pagi harinya korban dan teman-temannya di salah satu TK akan diwisuda. Namun kepada orang tuanya, Andrianti menolak ikut wisuda. Kepada orang tua, korban mengaku tidak ingin lagi melanjutkan sekolah sehingga tidak mau ikut wisuda. (hamsah umar)