Powered By Blogger

Senin, 25 Juli 2011

Jinakkan Malapetaka Jadi Kemenangan




MAKASSAR--Pementasan kesenian berjudul Cincong-cincong dalam Gerimis, di Gedung Kesenian Societiet de Harmonie Makassar mampu membawa puluhan penonton larut dalam lakon yang diperankan. Pentas seni ini digelar malam tadi.
Pentas seni ini yang merupakan saduran dari cerpen karya Rahman Arge ini diperankan enam seniman. Mereka adalah Rudi Farook (Palingge), Dede (adik ipar), Irwanto Danumulyo (Borra), Rukma (adik kandung), serta Soeprapto Budisantoso (Dumba). 
Karya seni ini bercerita tentang kondisi kehidupan masyarakat di bukit Bangkengbulu, yang mana kondisi sosial, ekonomi, politik, hingga persoalan keadilan masih menjadi hal yang sulit dirasakan. Bahkan dalam cerita, disebutkan kalau di desa tersebut terjadi pertumpahan darah akibat ulah salah seorang pemuda yang membawa lari anak gadis di desa tersebut.
Sampai akhirnya, peristiwa tersebut hanya menyisakan satu orang yakni putri Tulang yang selama dalam pertumpahan darah itu. Pentas seni itu juga berkisah tentang bagaimana penegakan hukum di daerah itu masih menjadi hal yang langka, hingga yang benar pun kadang disalahkan.       Kondisi sosial yang tidak menentu itu membuat Palingge merasa kebahagiannya telah dirampas oleh penguasa, hingga akhirnya terjerumus pada kebiasaan buruk untuk selalu menikmati minuman keras dan mabuk. Dalam cerita bahkan Palingge menginginkan di desa tersebut  kembali terjadi pertumpahan darah, sebagai tindakan balas dendam atas penderitaan yang selama ini dirasakan.
Di tengah  niat untuk melakukan pertumpahan darah itu, Palingge bertemu dengan sepasang suami istri yang sedang menanti kelahiran anaknya. Melihat penderitaan perempuan yang hendak melahirkan itu, Palingge yang tadinya diselimuti dendam berubah menjadi manusia yang berbudi dengan mencarikan dukung anak untuk membantu proses persalinan wanita yang sedang kesakitan. 
Begitu mendapatkan dukung, badik yang tadinya disiapkan untuk melakukan pembunuhan diberikan kepada Dumba. "Palingge, kamu telah berhasil menjadikan malapetaka menjadi kemenangan," kata Dumba mengakhiri cerita pementasan seni tersebut.
Pentas seni ini dihadiri beberapa tokoh kesenian Sulsel,  antara lain pencipta cerpen langkah-langkah dalam gerimis, budayawan Sulsel, Ishak Ngeljaratan, serta tokoh seniman lainnya. "Pentas seni ini adalah salah satu penyambung silaturahmi," ujar Rahman saat membuka pementasan seni tersebut. (hamsah umar)

Polisi dan PNS Ditangkap Sabu-sabu


MAKASSAR--Unit Narkoba Polrestabes Makassar kembali membongkar peredaran narkoba jenis sabu-sabu di daerah ini. Kali ini, polisi berhasil menangkap oknum anggota Bagian BIN Polrestabes Makassar, Aipda Alex P serta rekan bisnisnya, Karaeng Baso. Penikmat sabu-sabu yang satu ini tercatat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Jeneponto.
Dari tangan kedua oknum aparat negara itu, polisi berhasil mengamankan belasan paket sabu-sabu dengan berat sekitar 9 gram lebih. Kedua oknum abdi negara itu ditangkap polisi di Jalan Daeng Tata I  Makassar dini hari kemarin. 
Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Hasbi Hasan menjelaskan bahwa, pihaknya  pertama kali  menangkap PNS asal Jeneponto di rumahnya. Dari proses penangkapan tersebut, Baso menyebut kalau barang terlarang itu diperoleh dari salah seorang anggota polisi di daerah ini. "Dari tangan Baso ini, kita menemukan paket sabu-sabu sebanyak 3 gram, yang telah dibuat paket kecil hingga 16 paket," kata Hasbi.
Atas pengakuan Baso yang menyebutkan menperoleh barang terlarang dari oknum polisi, Hasbi kemudian melakukan pengejaran terhadap oknum dimaksud. Ternyata, Alex juga masih berada di sekitar Jalan Daeng Tata sehingga polisi cepat menangkapnya. Sebelum ditangkap, keduanya diduga baru saja melakukan transaksi jual beli sabu-sabu.
Setelah berhasil menangkap Alex, polisi  menemukan paket sabu-sabu seberat 6 gram. Sehingga total sabu-sabu yang diamankan polisi dari dua oknum tersebut mencapai 9 gram. Kedua oknum tersebut saat ini masih  menjalani pemeriksaan di penyidik Narkoba Polrestabes Makassar.
Hasbi menambahkan bahwa, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik terhadap Baso, polisi menemukan keterangan bahwa sabu-sabu yang dibeli dari oknum polisi itu akan diedarkan di Jeneponto. Makanya, begitu selesai dibeli, sabu-sabu seberat 3 gram itu dibungkus dalam beberapa paket kecil.
Informasi yang diperoleh, Alex yang diketahui terakhir dinas di Bagian BIN Polrestabes Makassar ini, sudah lama tidak aktif alias malas masuk kantor. Dia juga sebelumnya pernah mendapat sanksi dari kepolisian karena pelanggaran hukum. Kendati tidak pernah masuk kantor dalam waktu lama, namun statusnya sebagai anggota kepolisian masih menunggu keputusan dari Mabes Polri.   "Sudah lama sekali memang tidak masuk kantor," kata Hasbi. (hamsah umar)           

Penyebab Kebakaran Masih Dirahasiakan Polisi


MAKASSAR--Publik Makassar utamanya para pedagang yang menjadi korban kebakaran, tampaknya masih harus bersabar menunggu informasi pasti mengenai penyebab kebakaran yang menghanguskan Makassar Mall. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih merahasiakan apa yang menyebabkan salah satu pusat ekonomi di Makassar ini terbakar.
Kendati tim dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel dilaporkan telah menyerahkan hasil penelitian dan penyelidikan kepada pihak penyidik Polres Pelabuhan, namun sejauh ini penyebab pasti kebakaran tersebut belum dilansir penyidik Polres Pelabuhan. Informasi yang diperoleh FAJAR,  hasil penelitian dan  penyelidikan yang dilakukan labfor telah diserahkan ke penyidik pekan lalu.
Kepala Unit Kebakaran Forensik Polda Sulsel, Kompol Gede Suarthawan yang dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut. Dia membenarkan telah menyelesaikan penelitian menyangkut penyebab kebakaran Makassar Mall pekan lalu. "Iya, kami memang sudah serahkan ke penyidik pekan lalu," kata Gede.
Hanya saja, ketika ditanya lebih jauh soal bagaimana hasil pemeriksaan labfor tersebut, Gede tidak bersedia membeberkannya. Yang pasti kata dia, pihaknya sudah menyerahkan hasilnya ke penyidik termasuk kesimpulan mengenai penyebab kebakaran Makassar Mall. "Kalau kesimpulannya itu kewenangan penyidik, karena hasilnya sudah kita serahkan," tambah Gede.
Kapolres Pelabuhan, AKBP Audy AH Manus yang dikonfirmasi terpisah menyebutkan bahwa pihaknya belum melihat hasil penelitian yang telah dilakukan tim forensik. Makanya, dia belum mau membeberkan seperti apa penyebab kebakaran Makasssar Mall tersebut.
Belum lagi kata dia, pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan gelar di Polda Sulsel menyangkut hasil penyelidikan yang selama ini dilakukan penyidik. Makanya, dia berharap, masyarakat tetap bersabar sampai proses gelar kasus tersebut dilakukan di Polda Sulsel. "Dalam waktu dekat ini kita akan gelar di Polda," kata Audy.
Sekadar mengingatkan, saat kebakaran berlangsung beberapa waktu  lalu, isu yang berkembang di tengah pedagang menyebutkan bahwa kebakaran tersebut akibat faktor ke sengajaan, dengan asumsi api yang membakar pusat perbelanjaan tersebut bersamaan dari empat sudut. Namun untuk kepastiannya, masyarakat masih menunggu pengumuman resmi dari pihak kepolisian apakah karena dibakar, kelalaian, atau karena arus pendek. (hamsah umar)                           

Warga Kandea Tewas Ditikam


MAKASSAR--Pengaruh minuman keras (miras) kembali menelang korban jiwa. Kali ini, Mudassir, salah seorang warga Jalan Kandea Makassar tewas setelah menderita sejumlah luka tikaman di bagian dada. Korban tewas bernama Mudassir. 
Kasus perkelahian hingga merengguk nyawa korban itu terjadi di depan Kafe Blitz, Jalan Bulusaraung Makassar, Senin, 25 Juli sekira pukul 02.30. Korban maupun pelaku baru saja menikmati hiburan malam serta minuman keras di Kafe Blitz. Sebelum terjadi penikaman hingga salah seorang korban meninggal, korban bersama temannya sempat terlibat adu jotos dengan kelompok pemuda lain.
Kapolsekta Bontoala, Kompol Abd Rahman S menyebutkan bahwa polisi masih menyelidikan pemicu sehingga terjadi perkelahian dan penikaman. Kendati penyebab pasti belum disimpulkan kepolisian, namun Rahman menduga kalau perkelahian hingga penikaman itu terjadi akibat kelompok pelaku maupun korban mabuk setelah menikmati minuman keras di kafe Blitz.
"Korban dan pelaku ini sebenarnya sama-sama minum-minum di kafe Blitz. Saat kafe tutup mereka turun, namun entah karena apa sehingga di depan kafe terjadi perkelahian," kata Rahman.
Saat korban merasa nyawanya terancam karena mendapat sedikitnya tiga kali tikaman, korban berusaha menyelamatkan diri dengan berlari meninggalkan lokasi. Namun tidak jauh dari kafe tersebut, korban terjatuh di depan salah satu Alfamart karena diduga kehabisan darah. Melihat korban penikaman tersebut sekarat, warga kemudian membawa korban ke rumah sakit Akademis Makassar. Namun nyawa korban tidak bisa tertolong dan dinyatakan tewas.
Dalam kasus pembunuhan tersebut, Rahman menegaskan bahwa pihaknya telah mengamankan tiga saksi yang diduga mengetahui peristiwa tersebut. Ketiga saksi yang diamankan itu yakni Ibrahim, Asrul, dan Mursalim. Dari ketiga saksi tersebut, Asrul diketahui juga menderita luka tikaman.
Ibrahim kata Rahman ditangkap di rumahnya di Jalan Buntu Terpedo. Sementara Mursalim datang sendiri ke kantor polisi dengan alasan juga menjadi korban karena motor Yamaha Scorpion miliknya sempat dibakar di lokasi kejadian. "Cuma kita belum tahu siapa yang bakar motor itu. Menurut dia, dia lewat di lokasi saat kejadian. Karena melihat keributan dia berhenti menyaksikan tapi motornya dibakar," kata Rahman.
Polisi menegaskan bahwa pengejaran terhadap pelaku penikaman hingga saat ini masih dilakukan pihak kepolisian. Apalagi polisi sudah mengamankan saksi dari kedua belah pihak, baik dari rekan korban maupun dari pihak lawannya. (hamsah umar)                  

Wakapolrestabes Kendalikan Tugas Kapolrestabes


MAKASSAR--Wakil Kepolisian Resort Kota Besar (Wakapolrestabes) Makassar, AKBP Endi Sutendi mengambil alih kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Kapolrestabes Makassar pascaditinggalkan alm Kombes Pol Muhammad Nur Samsul. Kendali penanggulangan tugas kapolrestabes ini diambil alih wakapolrestabes agar program dan kebijakan kepolisian di Polrestabes Makassar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Chevy Achmad Sopari yang dikonfirmasi membenarkan bahwa tugas-tugas kapolrestabes  untuk sementara dikendalikan oleh wakapolrestabes. "Sementara ini wakapolrestabes yang mengendalikan tugas-tugasnya," ujar Chevy.
Kendali pelaksanaan tugas kapolrestabes yang dilakukan wakapolrestabes ini dilakukan agar pelaksaan tugas di jajaran Polrestabes Makassar tetap berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan. Kendali tersebut akan terus ditangan Endi Sutendi hingga pihak Polda Sulsel menunjuk pelaksana tugas (Plt) atau pejabat tetap untuk mengisi posisi tersebut.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Muhammad Nur Samsul meninggal dunia akibat terserang sesak napas pada Minggu dini hari lalu. Dengan kondisi itu, praktis jabatan kapolrestabes saat ini lowong sehingga harus dikendalikan sementara oleh wakapolrestabes Makassar.
Informasi yang diperoleh di jajaran Polrestabes Makassar menyebutkan bahwa, ketika kapolrestabes berhalangan tetap dalam menjalankan tugas kesehariannya, maka kendali pelaksanaan tugas memang harus dilakukan oleh wakilnya. Hanya saja, tidak semua kebijakan bisa dilakukan oleh pengganti sementara tersebut.
Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi yang dikonfirmasi terpisah menegaskan bahwa pelaksanaan tugas kapolrestabes tetap dilaksanakan secara profesional, sesuai kebijakan yang telah ada selama ini. "Tentu program  yang selama ini berjalan dengan baik akan kita pertahankan atau lebih tingkatkan," kata Endi Sutendi.
Apalagi menurut dia, selama ini pembagian tugas di jajaran Polrestabes Makassar sudah berjalan dengan baik. "Dalam pelaksanaan tugas, kita tetap melakukan koordinasi yang baik dengan Pak Kapolda. Begitu juga misalnya ketika ada kendala yang dihadapi," kata Endi Sutendi. (hamsah umar)