Powered By Blogger

Kamis, 04 Agustus 2011

Korban Mengaku Diajak ke Ayahnya


MAKASSAR--Michelle, salah seorang warga Jalan Rappocini Raya No.182 Makassar, yang diduga menjadi korban penjulikan oleh pembantu keluarganya sendiri mengaku kalau dia diajak oleh pelaku ke rumah ayahnya di Luwuk Banggai.
Namun sebelum ke Luwuk Banggai itu, siswa kelas II SMP Frater Makassar ini memang diajak terlebih dahulu ke kampung halaman pelaku di Flores, Nusa Tenggara Timur. "Dia  bilang setelah dari NTT ke Makassar lagi, baru ke Luwuk Banggai," ujar nenek Michelle saat ditemui di rumahnya Jalan Rappocini Raya No.182, Kamis, 4 Agustus.
Nenek korban tersebut mengaku Ayah Michelle, Rusli Tunardi selama ini memang berdomisili di Luwu Banggai, praktis sejak kecil korban lebih banyak diasuh oleh nenek dan kakeknya. Menurut pengakuan keluarga korban, Natalia sudah meninggalkan tempatnya bekerja bersama Michelle sejak akhir pekan lalu. Selama bersama pembantu itu, dia bahkan dikabarkan tetap keluar jalan bersama pelaku, bahkan pelaku menyempatkan diri pergi ke salon untuk melakukan perawatan rambut. 
Kendati menurut pengakuan Michelle kepada orang tua dan neneknya, dia diajak ke orang tuanya di Luwuk Banggai namun terlebih dahulu ke Flores, keluarga Michelle menegaskan bahwa ulah pembantunya itu sudah merupakan upaya penculikan. Saat ditanya bagaimana perlakuan pelaku terhadap korban, nenek korban juga mengaku kalau Michelle tidak mendapat perlakuan kasar dari  pelaku. Dia juga mengaku tidak mengetahui apakah pelaku minta uang tebusan atau bagaimana. 
Bahkan, menurut pengakuan keluarga korban biaya   tiket untuk berangkat ke NTT merupakan uang simpanan dari Michelle sendiri. "Jadi uang celengan cucu saya yang dipakai beli tiket sebesar Rp4 juta. Rp300 ribu bahkan sudah diambil pelaku untuk rebonding rambutnya," tambahnya.
Kanit Reskrim Polsekta Rappocini, AKP Arifuddin yang ditemui siang kemarin mengaku belum bisa memastikan apakah kasus ini termasuk penculikan atau bagaimana. Pasalnya, korban maupun pihak orang tuanya sudah ditunggu sejak Rabu, 3 Agustus untuk memberikan keterangan. Namun hingga siang kemarin, korban maupun  orang tuanya belum juga muncul.
"Kami dijanji datang hari ini, tapi sampai siang ini dia  belum ada. Kemarin juga sebenarnya dia janji datang, tapi tidak datang sampai sore," kata Arifuddin. 
Karena belum ada kejelasan mengenai motif pelaku hendak membawa Michelle ke NTT, polisi sejauh ini belum menetapkan pembantu tersebut sebagai tersangka. Kendati begitu, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap warga asal NTT ini. (hamsah umar)           

Pemkab Didesak Hentikan Ganti Rugi Lahan Bandara


MAKASSAR--Proses ganti rugi lahan Bandara Toraja yang terletak di Lombok Pitu Tanete, Dusun Buasan, Desa Simbuang, Kecamatan Mangkengdek yang saat ini sudah berproses mulai menimbulkan protes, utamanya warga yang merasa berhak namun tidak masuk dalam daftar penerima ganti rugi lahan tersebut.
Lahan bandara seluas 30 hektare yang saat ini dalam proses pembayaran ganti rugi itu, diketahui terdapat 53 warga yang masuk daftar penerima ganti rugi. Semuanya adalah warga yang selama ini diketahui menggarap lahan yang akan diganti rugi Pemkab Tana Toraja tersebut. Namun dari daftar itu, pihak keluarga Puang Mangkendek atau ahli waris Andi Lolo (alm) tidak masuk dalam daftar penerima ganti rugi.
Padahal menurut pihak ahli waris Andi Lolo, lahan seluas 30 hektare tersebut dulunya adalah tanah leluhurnya kendati belakangan banyak warga yang menggarapnya. 
Karenanya, mereka mendesak Pemkab Tana Toraja  untuk menghentikan sementara proses pembayaran ganti rugi lahan yang dilakukan pemerintah. "Kami mendesak pemkab utamanya dari tim sembilan untuk menghentikan pembayaran ganti rugi lahan. Karena pihak yang seharusnya menerima ganti rugi lahan ini, malah tidak masuk daftar penerima," kata kuasa ahli waris Andi Lolo, Agus Salim dan Antonius T Tulak saat berkunjung ke redaksi Harian FAJAR, Kamis, 4 Agustus.
Agus menyesalkan tim sembilan yang terlibat dalam proses pendataan pemilik lahan yang dinilai terkesan kurang terbuka, sehingga warga yang seharusnya masuk daftar pemilik lahan tidak didaftar. Kondisi ini kata dia jelas merugikan warga selaku pemilik lahan.
Dia mengungkap, dari 53 kepala keluarga (KK) yang terdata sebagai pemilik lahan oleh tim sembilan atau tim pembebasan lahan, hingga saat ini sudah ada 11 warga yang telah mendapat pembayaran ganti rugi. Makanya, sebelum pembayaran ganti rugi itu dituntaskan, pihaknya  berharap pemkab  mengkaji ulang daftar penerima ganti rugi lahan tersebut.
Bahkan menurut Antonius, kliennya selaku pemilik lahan di lokasi proyek bandara tersebut, sudah mengadukan persoalan itu kepada pihak terkait. Makanya, sebelum persoalan ganti rugi lahan itu dituntaskan, dia berharap pemkab memperjelan kembali siapa saja warga yang akan mendapat ganti rugi tersebut. 
"Kami juga kecewa karena selama ini pihak ahli waris Andi Lolo tidak pernah diundang pemerintah, termasuk dalam sosialisasi pembayaran ganti rugi," kata Antonius. (hamsah umar)
           
      

Murid SD Korban Petasan


MAKASSAR--Ulah kalangan remaja maupun warga lainnya yang hobir bermain kembang api, petasan, hingga mercon utamanya usai berbuka puasa dan pascasahur akhirnya memakan korban. Salah seorang warga BTP yang diketahui duduk di Kelas 6 SD Tamalanrea, Dandi (13) menjadi korban pertama.
Warga tersebut terkena petasan di sekitar gerbang BTP Makassar, Kamis, 4 Agustus pagi. Korban yang baru saja selesai salat subuh ini jalan-jalan  bersama keluarga dan rekannya. Begitu melintas di gerbang BTP, dia tiba-tiba terkena petasan yang dilemparkan oleh salah seorang warga yang belakangan diketahui bernama Suprianto (22). Pelaku adalah warga BTP Blok AC Makassar.
Saat itu, pelaku bersama  beberapa rekannya bermain perang-perangan petasan di gerbang BTP. Saat bersamaan, korban bersama rekannya melintas. Tiba-tiba, pelaku melempari korban dengan petasan dan tepat mengenai wajah korban. Akibatnya  korban mengalami luka pada mata sebelah kanan.
Akibat luka yang dialami korban pada matanya itu, warga dan teman korban langsung melarikan korban ke RS Wahidin untuk mendapatkan perawatan, apalagi darah segar bercucuran dari mata korban. Polisi yang mendapat laporan kejadian tersebut, langsung bergerak ke lokasi dan selanjutnya melakukan penangkapan terhadap pelaku.
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin didampingi Kanit Reskrim Polsekta Tamalarea, Iptu Ahmad Rosma mengatakan pelaku yang melempari korban petasan tersebut saat ini sudah ditangkap dan ditahan di Polsekta Tamalanrea. Polisi meringkuspelaku di kediamannya di BTP Blok AC.  Kepada polisi, pelaku berdalih tidak sengaja melempar petasan kearah korban. "Saya khilaf Pak," katanya berdalih.
Menurut Amiruddin, korban petasan tersebut saat ini masih terbaring di RS Wahidin. Sementara pelaku bakal dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan. (hamsah umar)
 

Sirkuit Trans Studio Ditutup


MAKASSAR--Pihak pengelola Trans Studio serta Satlantas Polrestabes Makassar, untuk sementara memutuskan menutup sirkuit trans studio dari segala bentuk aktivitas balapan. Namun penutupan ini hanya berlaku sementara atau hanya pada pekan pertama bulan Suci Ramadan.
Selain alasan awal Ramadan, Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat mengatakan bahwa penutupan sementara itu juga dilakukan dalam rangka melakukan pemeliharaan dan perbaikan area sirkuit, sehingga para pencinta sirkuit di kota ini semakin nyaman dalam menikmati balapan yang disiapkan pihak terkait.
Hidayat menambahkan bahwa, pembukaan sirkuit Trans Studio ini baru akan dibuka kembali pada 10 Agustus mendatang. Warga yang selama ini memanfaatkan sirkuit trans studio untuk menguji kemampuannya, diharapkan bersabar menunggu sampai sirkuit tersebut dibuka kembali.
Sekadar tahu, sejak sirkuit ini dibuka untuk ajang adu kemampuan pencinta sirkuit di kota ini, puluhan remaja di kota ini selalu ambil bagian untuk melakukan balapan. Bahkan, pekan terakhir sebelum ditutup sementara peserta mencapai 50 orang lebih. Area sirkuit ini dibuka setiap tiga kali sepekan yakni Kamis, Sabtu, dan Minggu. (hamsah  umar)               

Pelaku Hipnotis Ditangkap Polisi


MAKASSAR--Pelaku penipuan yang menjalankan aksinya dengan cara hipnotis, Manggi (45), salah seorang warga Jalan Tinumbu 148 Lr 13 Makassar akhirnya ditangkap petugas Polres Pelabuhan Makassar Rabu malam. Pelaku tersebut ditangkap di Jalan Nusantara Makassar, tidak jauh dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar.
Pelaku hipnotis yang kemudian menguras harta korbannya ini, memang diketahui sering menjalankan aksinya di Pelabuhan Soekarno Hatta. Mereka menjadikan calon penumpang kapal atau warga yang baru saja turun dari kapal sebagai sasaran penipuan. Dalam menjalankan aksinya, pelaku tidak jarang mengaku sebagai orang yang sementara tersesat sehingga mudah menarik simpati warga yang menjadi sasarannya.
Dari tangan pelaku hipnotis ini, polisi menyita satu buah jam tangan merek Hordies Swiss Quartz, satu lembar uang pecahan 10 Ringgit Malaysia, dua lembar pecahan 5 Ringgit Malaysia, tiga lembar pecahan 3 Ringgit Malaysia, dan 14 lembar pecahan 1 Ringgit Malaysia, serta satu lembar KTP palsu atas nama Ismail Taufik, dengan kewarganegaraan Brunai Darussalam, dan satu unit telepon seluler.
Wakapolres Pelabuhan Makassar, Kompol Satria A Vibrianto menjelaskan bahwa, proses penangkapan terhadap pelaku hipnotis itu dilakukan polisi dalam operasi cipta kondisi yang dipimpin Aiptu Selamet Wiyadi. Dalam operasi itu, polisi menemukan pelaku dengan gelagak mencurigakan hingga dilakukan penggeledahan. Karena membawa identitas palsu, polisi kemudian menggelandang pelaku ke kantor polisi.
Setelah dilakukan interogasi oleh pihak kepolisian, pelaku hipnotis yang sudah banyak meresahkan masyarakat utamanya pengguna jasa pelabuhan ini, mengaku kalau selama ini dia sering melakukan aksi penipuan dengan cara hipnotis. 
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya itu, pelaku saat ini diamankan di Polrestabes Makassar. Dalam menjalankan aksinya itu, pelaku diduga memiliki jaringan dengan  pelaku lainnya. Apalagi aksi hipnotis di daerah ini juga banyak meresahkan masyarakat. (hamsah umar)