Powered By Blogger

Kamis, 11 Agustus 2011

Polisi Gadungan Peras Pengendara Motor


MAKASSAR--Dua pengendara sepeda motor masing-masing Zainul Muslimin dan Firman menjadi korban pemerasan oleh oknum yang mengaku polisi lalu lintas. Kedua korban yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo dan Bunga Permai itu diperas oknum yang diduga polisi gadungan hingga mengakibatkan uang tunai sebesar Rp400 ribu dan telepon seluler dibawa kabur pelaku.
Kasus pemerasan dengan  modus berpura-pura sebagai anggota polisi lalu lintas itu terjadi pada Kamis, 11 Agustus. Bermula saat korban yang mengendarai sepeda motor dari rumah temannya di Jalan Abdullah Dg Sirua melintas di Jalan AP Pettarani sekira pukul 03.00. Saat itu, korban bermaksud ke  salah satu rumah makan untuk makan sahur.
Saat di Pettarani tersebut, korban dihentikan oleh seorang yang berpakaian dinas polisi lalu lintas. Begitu berhenti, oknum tersebut kemudian menanyakan kelengkapan surat-surat kendaraan korban seperti STNK dan SIM. Celakanya, korban saat itu tidak bisa memperlihatkan STNK dan SIM dengan alasan  lupa membawanya.
Layaknya polisi benaran, pelaku tersebut kemudian meminta dompet dan telepon korban. Karena pelaku berpakaian dinas polisi lengkap dengan rompi polisi lalu lintas, korban lantas menyerahkannya tanpa curiga sedikitpun. Setelah dompet dan handphone diambil, korban diminta naik ke motor pelaku dengan alasan untuk mengambil surat tilang di pos lantas.
Pelaku tersebut kemudian mengarahkan sepeda motornya ke arah Jalan Veteran. Begitu di lokasi, pelaku menurunkan korban dan meninggalkannya, sementara dompet berisi uang Rp400 ri bu dan telepon dibawa kabur pelaku. "Saya  curiga polisi gadungan karena membawa kabur uang saya," kata Zainul saat melaporkan kasus itu ke Polsekta Panakkukang.
Sementara Firman, mengaku kalau dia menjadi korban yang diduga polisi gadungan sekira pukul 04.20. Saat itu, korban baru saja pulang makan sahur di warung coto di Pengayoman. Saat  melewati traffick light di Batua Raya, pelaku membuntuti korban dan  menyuruhnya menghentikan kendaraannya. "Katanya saya melanggar karena menerobos lampu merah," kata Firman.
Sama dengan Zainul, korban yang satu ini juga  diminta memperlihatkan STNK dan SIM. Korban yang saat itu berboncengan, diminta pelaku agar satu orang pulang mengambil STNK dan SIM sedangkan satu di bonceng menuju Pos Lantas Flyover, kemudian berbalik ke Pos Polisi Tello. "Dalam perjalanan dia minta dompet dan handphone, dengan alasah jaminan sampai teman datang," kata Firman.
Begitu dompet dan handphone diserahkan, pelaku langsung melarikan diri. Uang sebesar Rp1,4 juta dan handphone dibawa  kabur pelaku. Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo membenarkan peristiwa tersebut. Polisi saat ini sementara melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku pemerasan berkedok polisi lalu lintas ini. (hamsah umar)      

Fransisco-Stefani Positif Komsumsi Narkoba


MAKASSAR--Penyidik Narkoba Polres Pelabuhan Makassar memastikan pengusaha keturunan Tionghoa, Fransisco Tandiary dan teman wanitanya, Stefani Arlina Wilar positif telah mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan urine kedua tersangka oleh laboratorium forensik yang menyebutkan urine kedua tersangka positif mengandung zat methanpetamine.
Kendati hasil pemeriksaan urine tersebut dari pihak labfor masih berupa penyampaian lisan, namun penyidik menegaskan bahwa kedua tersangka tersebut kuat dugaan terbukti telah mengonsumsi sabu-sabu di kamar 601 Hotel Aswin Makassar. "Hasil resmi secara tertulis dari Labfor memang masih kita tunggu, tapi kan sudah ada penyampaian kalau urine mereka positif," kata Kasat Narkoba Polres Pelabuhan, AKP Jufri Natsir, Kamis, 11 Agustus.
Fransisco yang biasa dipanggil Anggao ditangkap Polres Pelabuhan bersama salah seorang karyawan MD di kamar hotel setelah keduanya diduga pesta sabu-sabu. Kedua tersangka ini tercatat sebagai warga Perumahan Villa Permata Blok C No.3 Jalan Andi Tonro, serta BTN Minasa Upa Blok H3 No.1 Makassar. Keduanya ditangkap pada Senin lalu.
Jufri menegaskan bahwa, hingga saat ini kedua tersangka masih berkelit telah mengonsumsi sabu-sabu. Dia masih kukuh membantah tidak melakukan pesta sabu-sabu, termasuk membantah sebagai pemilik sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam kamarnya. "Tapi itu sekadar alibi mereka saja, karena hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif," kata Jufri.
Dalam kasus sabu-sabu ini, polisi menyita sejumlah barang bukti dari dalam kamar hotel tempat kedua tersangka ditangkap berupa, enam lembar aluminium foil kecil, satu lembar aluminium foil besar, empat pipet plastik, satu plastik bening berisi pipet, satu tutup botol, satu gunting, empat pipet plastik terbungkus, dan satu sumbu. Dari sejumlah barang bukti yang diamankan polisi itu, hasil pemeriksaan laboratorium juga menyebutkan bahwa alat tersebut positif mengandung zat berbahaya.
Jufri menyebutkan bahwa, kedua tersangka ini berdalih kalau sejumlah barang bukti yang ditemukan di dalam kamar itu adalah milik orang bernama Yuddi. Meski menyebut nama orang, namun tersangka tidak bisa menunjukkan alamat warga dimaksud sehingga penyidik berkesimpulan bahwa nama dimaksud, hanya sekadar alibi tersangka untuk memperkuat penyangkalannya.
Kendati tidak ada alamat jelas orang yang disebut tersangka itu, penyidik kata Jufri tetap akan melakukan pengembangan untuk mencari tahu kebenaran informasi yang disampaikan tersangka tersebut. (hamsah umar)                    

Pemuda Bertopeng Serang Sekretariat HMJ


MAKASSAR--Sekelompok pemuda yang menggunakan topeng tiba-tiba melakukan penyerangan terhadap sekretariat Himpunan Mahasiswa Ekonomi Manajemen (HMJ)  Universitas Muhammadiah (Unismuh) Jalan Mallengkeri I, Kamis, 11 Agustus dini hari.
Bahkan dalam aksinya itu, lima mahasiswa HMJ Unismuh yang berada di sekretariat sempat disekap oleh para pelaku penyerangan. Kelimanya adalah Sul, Agung, Fail, Deko, dan Igor. Kelimanya disekap di kompleks Minasa Sari Makassar. 
Salah seorang korban, Sul menyebutkan bahwa peristiwa penyerangan ini berawal saat pemilihan ketua BEM Fakultas Ekonomi Unismuh. Saat itu, ada tiga kandidat yang akan bersaing dalam pemilihat tersebut. Dalam pemilihan itu, kandidat yang kalah menilai ada keganjilan dan menuding panitia telah bermain dalam pemilihan itu.
Tidak berselang lama terjadi perselisihan, sekelompok mahasiswa bertopeng dilengkapi senjata tajam menerobos ke Sekretariat HMJ dan meminta mahasiswa untuk menunjukkan rumah ketua pemilihan umum HMJ. Sejumlah mahasiswa yang berada di dalam sekertariat tersebut tidak bisa menjawab sehingga para penyerang membawanya.
Mahasiswa ini dibawa menggunakan motor pelaku. Salah satu korban, Igor berhasil lolos karena salah seorang pelaku tersebut adalah rekan sekampungnya sendiri, sehingga dibiarkan lolos, sementara lainnya dibawa ke daerah Gowa. Di lokasi itu, mahasiswa tersebut dipukuli oleh pelaku dan diinterogasi.
Dari Gowa itu, empat pelaku dipindahkan lagi ke rumah kosong yang berada di Komplek Minasa Sari, Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate. Lagi-lagi di tempat ini pelaku melakukan pemukulan terhadap korban dan menginterogasinya. Mereka kemudian ditinggalkan setelah pelaku meminta korban membuka baju.
Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi, menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima laporan salah seorang rekan korban yang lebih awal dilepaskan oleh pelaku. Para pelaku yang melakukan penyerangan dan sempat melakukan penyekapan terhadap korbannya itu saat ini dalam pengejaran pihak kepolisian apalagi nama-nama pelaku sudah diidentifikasi.
"Sementara ini kita masih mengejar pelaku penyerangan yang sempat  menyekap korbannya. Nama-nama sejumlah pelaku sudah ada kita ketahui," kata Agung. (hamsah umar)

Rabu, 10 Agustus 2011

Penembakan Nasabah BRI Belum Terungkap


MAKASSAR--Kasus penembakan nasabah BRI Unit Batua Raya, Fidelias Pasakul dan Febri Roland yang terjadi beberapa waktu lalu di Bengkel Helios di Jalan Toddupuli Raya Timur hingga saat ini masih misterius. Pihak kepolisian hingga saat ini belum mengungkap pelaku penembakan yang mencoba merampok uang milik  korban sebesar Rp16 juta.
Meski kasus percobaan perampokan ini tidak mengakibatkan korban terkena tembakan, dan hanya mengenai mobil korban, namun kasus tersebut tetap menyisakan kekhawatiran warga di daerah ini, apalagi kasus serupa banyak terjadi di kota ini.
Kapolrestabes Makassar, Kompol Muh Nur Akbar yang dikonfirmasi membenarkan kalau pihaknya masih menyelidiki kasus penembakan tersebut. Bahkan, jenis peluru yang digunakan pelaku melakukan penembakan itu, hingga saat ini juga belum bisa dipastikan oleh pihak kepolisian. Polisi kata Akbar masih menunggu hasil pemeriksaan  forensik.
"Jenis peluru yang digunakan pelaku melakukan penembakan belum kita pastikan, karena masih menunggu hasil pemeriksaan  laboratorim forensik," kata Akbar, Rabu, 10 Agustus.
Kasus penembakan terhadap nasabah yang baru saja menarik uang di Bank itu terjadi beberapa waktu lalu. Saat itu, kedua korban baru saja meninggalkan BRI Batua Raya dengan mengendarai  motor Yamaha Mio. Saat berada di bengkel untuk membayar biaya perbaikan mobilnya, tiba-tiba korban berusaha dirampok dengan cara ditarik paksa tas miliknya yang berisi uang tunai Rp16  juta. (hamsah umar)

Warga Temukan Granat Aktif


MAKASSAR--Warga BTN Minasa Upa Blok C4 No.12 dikagetkan penemuan granat nanas yang masih aktif Selasa malam. Granat tersebut ditemukan bersama tumpukan barang bekas yang diduga dipungut oleh pemulung besi tua. Untungnya, warga yang menemukan  granat tersebut cepat menyadari kalau benda tersebut berbahaya.
Penemuan granat nanas itu pertama kali dilihat oleh Kamal. Saat itu, dia sedang mengemas tumpukan besi tua yang direncanakan akan dijual ke esokan harinya. Saat mengemas tersebut, granat tersebut tiba-tiba jatuh dari dalam kemasannya hingga membuatnya kaget. Saat memastikan benda tersebut adalah granat, warga tersebut langsung memilih lompat dari mobilnya untuk karena khawatir granat aktif tersebut meledak. "Saya tahu kalau benda itu bisa meledak, makanya saya  langsung lompat dari mobil dan menjauh," kata Kamal.
Beberapa saat setelah benda tersebut ditemukan, sejumlah warga di sekitar lokasi penemuan mendatangi lokasi untuk melihat granat aktif tersebut. Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, benda berbahaya tersebut kemudian diserahkan kepada seorang pensiunan TNI, Syamsul.
Menurut informasi yang diperoleh, dari ciri-ciri granat tersebut, diduga benda itu adalah buatan Pindad. Ini juga diakui oleh pensiunan TNI  yang menerima granat tersebut dari warga. "Granat itu masih aktif, jenisnya granat Nanas yang kemungkinan dibuat oleh Pindad," katanya.
Salah seorang anggota Koramil Tamalate, Serka Abdul Hamid menyebutkan bahwa granat tersebut merupakan jenis lama bahkan sudah tidak dipakai saat ini. Namun menurutnya, granat ini dipakai sekitar tahun 1970-an. "Untungnya pemicu granat itu tidak sampai terlepas, karena itu sangat membahayakan karena ternyata masih aktif," kata Hamid.
Setelah memastikan bahwa benda itu masih aktif  dan berbahaya, Syamsul kemudian menghubungi tim Gegana Polda Sulsel. Tidak lama  kemudian, aparat dari Gegana itu datang untuk mengamankan penemuan granat tersebut dan selanjutnya diamankan di Markas  Brimob. (hamsah umar)