Powered By Blogger

Senin, 15 Agustus 2011

Dua Bersaudara Kompak Mencuri


MAKASSAR--Kepolisian Sektor Kota Panakkukang  berhasil menangkap dua orang spesialis pencuru motor (ranmor), Minggu malam. Kedua tersangka yang ditangkap di Pare-pare itu bernama Gunadi dan Gunawan. Keduanya diketahui bersaudara yang beralamat beralamat di Jalan AP Pettarani VI Makassar. Dua bersaudara ini selama ini kompak melakukan aksi pencurian sepeda motor, kemudian dijual dengan harga miring.
Dari tangan pelaku ini, polisi berhasil mengamankan empat unit sepeda motor jenis Fiz R, Supra X, Satria FU, dan Suzuki Spin. Pelaku dan barang bukti tersebut saat ini ditahan di Polsekta Panakkukang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo penangkapan kedua bersaudara yang sudah banyak melakukan aksi pencurian sepeda motor itu, berkat informasi dari masyarakat yang menyebutkan dua pelaku tersebut berada di Parep-pare. Tersangka tersebut ditangkap di rumah salah seorang pamannya bernama Abd Rahman.
Selain empat motor curian yang berhasil diamankan polisi itu, tersangka mengaku kalau selama ini dirinya telah menjual sejumlah motor yang berhasil dicuri. Motor curian tersebut ada yang dijual di Makassar, namun ada juga yang dijual ke  daerah dengan harga miring.
Empat unit motor yang diamankan polisi sendiri itu disita dari Maros masing-masing di Jalan Bossolo dan Batu Lotong Maros, sementara dua lainnya disita di Jalan Sukaria dan Karuwisi Makassar. Polisi kata Dhimas masih akan mencari barang bukti lain yang telah dijual oleh pelaku.
Saat ditemui di Polsekta Panakkukang, Gunadi menyebutkan bahwa aksi pencurian sepeda motor ini telah dilakukan dirinya sejak enam bulan lalu. Motor yang dicuri tersebut diambil dari berbagai tempat seperti Jalan Abdullah dg Sirua, Jalan Faizal, Kampus Unhas, AP Pettarani III, dan sejumlah tempat lainnya.
Kendati mengakui telah mencuri sepeda motor di daerah ini, namun dia berdalih kalau motor curian tersebut sekadar diserahkan ke salah seorang oknum di Maros dan dijual antara Rp2 juta hingga Rp3 juta. Dia berdalih sekadar mendapat upah dari hasil curian motor tersebut sebesar Rp100 ribu. Umumnya, motor yang dicuri pelaku adalah yang tidak terkunci leher karena mudah didorong. Begitu cukup jauh dari lokasi, pelaku baru mempreteli kuncinya. (hamsah umar)

Minggu, 14 Agustus 2011

Anis: Nazaruddin Uji Kredibilitas KPK


MAKASSAR--Pemulangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin dari pelariannya bukan berarti ujian penegak hukum dalam penanganan korupsi berakhir, karena malah itu akan menjadi  ujian awal untuk menentukan eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apapun ending dari penanganan kasus Nazaruddin dinilai menjadi penentu kredibilitas lembaga super body ini.
Penilaian ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta saat berbuka puasa di rumah jabatan Wakil Ketua DPRD Sulsel, Akmal Pasluddin, Minggu, 14 Agustus. 
"Kasus Nazaruddin ini adalah ujian bagi eksistensi KPK di tengah kepercayaan publik terhadap KPK terpuruk. Dengan hadirnya Nazaruddin saat ini, akan menjadi momen bagus bagi KPK untuk membuktikan kepada publik bahwa dia masih memiliki gigi dan kredibilitas,"  jelas Anis.
Dengan kondisi keterpurukan kepercayaan yang dialami KPK dalam pemberantasan korupsi, utamanya yang melibatkan pejabat besar atau kasus besar, apapun yang dilakukan KPK dalam penanganan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Nazaruddin, menjadi sangat penting untuk  kembali membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Apalagi berbagai survei menyebutkan bahwa kredibilitas KPK saat ini sangat kehilangan kepercayaan dalam memberantas kasus korupsi. 
"Makanya, saya bisa katakan bahwa kasus Nazaruddin ini akan menentukan seperti apa kredibilitas KPK di mata publik. Kalau kasus ini nasibnya akan sama dengan kasus Bank Century, tentu kepercayaan masyarakat terhadap KPK akan semakin terpuruk," tambahnya.
Dalam penanganan kasus Nazaruddin, Anis malah khawatir penanganan kasus ini akan dibuat serumit  mungkin sehingga masyarakat pada akhirnya akan dibingunkan. Sehingga yang terjadi kemudian kasus korupsi Nazaruddin yang disebut-sebut mencapai Rp6 triliun lebih sulit dituntaskan sebagaimana harapan masyarakat secara luas.
Apalagi menurut dia, banyak kasus besar yang ditangani KPK hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai penyelesaiannya, kendati dalam kasus tersebut sudah jelas-jelas ada indikasi terjadi korupsi. Makanya, PKS kata dia, sangat mendukung dan mendorong KPK untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin ini.
Anis berharap, penanganan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin yang sempat melarikan diri keluar negeri ini, tidak bernasib sama dengan kasus korupsi lain  yang pernah di tangan KPK seperti kasus Bank Century. Makanya kata dia, persoalan tersebut sepenuhnya kembali kepada KPK selaku penegak hukum dalam kasus  dugaan korupsi mantan Bendahara Umum Demokrat ini. "Jadi kita ingin lihat apakah penanganan kasus ini selesai atau tidak," katanya. 
Soal kemungkinan Nazaruddin mendapat intervensi kuat dari pejabat negara mengenai nyanyian yang selama ini disampaikan selama pelarian ke luar negeri, Anis tidak bersedia memberikan tanggapan. PKS kata dia sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada KPK untuk mengusut tuntas kasus ini.     
Sebagaimana diketahui, Nazaruddin yang ditangkap aparat Interpol di Columbia beberapa waktu lalu saat ini dalam penanganan KPK. Bahkan sejak tiba di Jakarta menggunakan pesawat carter dengan menghabiskan dana Rp4 miliar, Nazaruddin langsung diinterogasi pihak KPK.  (hamsah umar) 
                                

PKS Percaya Diri Dorong Akmal


MAKASSAR--Popularitas Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel, Akmal Pasluddin di tengah masyarakat jelang pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel 2013 mendatang semakin menanjak. Kondisi ini menjadikan partai berlambang bulang sabit ini semakin percaya diri untuk mengusung kadernya di pilgub.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP PKS, Anis Matta saat berbuka puasa di rumah  jabatan legislator Sulsel ini, tingkat popularitas Akmal saat ini berada diurutan empat dari calon yang mengemuka. Sayangnya, Anis enggan membeberkan siapa nama tiga tokoh  yang berada di atas Akmal tersebut. Kendati  bisa dipastikan bahwa tokoh dimaksud salah satunya adalah Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin.
Survei mengenai tingkat popularitas Akmal yang dibocorkan Anis  ini dilakukan salah satu partai besar di daerah ini. Namun sekali lagi, Anis enggan untuk membeberkan partai apa dimaksud yang telah melakukan survei. "Tidak etis kalau saya sebutkan nama partainya. Yang jelas partai besar yang dibocorkan kepada kita," kata Anis.
Melihat tingkat popularitas Akmal yang semakin menanjak itu, Anis menegaskan bahwa kondisi tersebut menjadi kepercayaan tersendiri bagi PKS untuk mengusung kader pada pilgub mendatang. "Kebijakan partai kita memang mengharuskan ketua untuk siap diusung pada pemilukada. Tinggal bagaimana sekarang terus melakukan sosialisasi diri," kata Anis.
Apalagi menurut dia, masyarakat saat ini semakin membutuhkan figur baru dalam pemerintahan. Akmal dianggap sebagai salah satu figur baru  yang bisa dipercaya masyarakat Sulsel. "Tinggal kita ikuti perkembangan yang ada, karena masih ada waktu dua tahun juga," tambahnya.
Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin mengakui adanya bocoran dari partai lain di daerah  yang tentang hasil survei yang menempatkan dirinya diurutan keempat. Tapi sama dengan Anis, dia juga tidak mau membeberkan seperti apa persentase survei dan partai apa yang melakukannya.
Yang pasti menurut dia, peluang untuk diusung di pilgub tetap ada. "Semua peluang selalu terbuka, cuma tidak enak kalau disampaikan. Kami juga belum melakukan sosialisasi secara masif," tegas Akmal. (hamsah umar)  
          
         

Tersangka Sering Aniaya Anaknya


MAKASSAR--Jimmy Anderas, warga Jalan Mawas Timur No.2 Makassar yang membunuh anaknya yang berumur tiga bulan, diketahui kalau selama ini dia sering menganiaya anaknya saat istrinya berangkat kerja. Menurut tetangganya, begitu ibu bayi malang tersebut meninggalkan rumah untuk kerja, Putra mulai menangis setiap saat.
Salah seorang keluarga korban, Fanzy Harman yang ditemui menyebutkan bahwa tetangga korban selama ini sudah sering menyampaikan persoalan tersebut kepada ibunya, Teresia Yunita kalau anaknya sering menangis dengan dugaan dianiaya oleh ayahnya. Namun informasi dari tetangga tersebut tidak dipercaya apalagi merasa seorang ayah tidak mungkin melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri.
"Kalau dia ditemukan badan anaknya terlihat membiru, dia selalu tanya kepada suaminya kenapa anaknya. Tapi selama ini suaminya bilang kalau anaknya jatuh sehingga memar," kata Fanzy.
Menurut pengakuan keluarga korban dan tetangganya, Jimmy yang berasal dari Manado ini memang memiliki pribadi yang sedikit tertutup. Sejak memilih menyewa rumah di Jalam Mawas, Jimmy selalu menutut diri dengan kehidupan tetangganya. Bahkan, begitu istrinya berangkat kerja, dia sudah menutup rapat pintu rumahnya.
Selama ini, tetangga korba, Gita selalu menyempatkan diri untuk mengamankan bayi malang tersebut saat mendengar bayi tersebut menangis, namun saat kejadian berlangsung, tetangga korban tersebut sibuk sehingga tidak sempat menolong bayi malang itu saat sedang menangis. Bahkan tidak jarang, tetangga korban yang mendengar korban menangis mendobrak pintu rumah pelaku demi untuk menyelamatkan bayi tersebut.
"Yang membuat keluarga dan tetangga heran karena kalau malam anak ini tidak pernah menangis. Sementara siang terus menangis seperti kesakitan. Makanya, tetangga sejak awal curiga anak ini dianiaya ayahnya," tambah Fanzy.
Teresia dan Jimmy diketahui baru saja melangsungkan pernikahan pada 2010 lalu, dan bayi miliknya yang tewas di tangan ayahnya ini merupakan anak pertama. Jimmy yang tidak memiliki pekerjaan ini diduga stres dan cemburu dengan istrinya sehingga melampiaskan kemarahannya kepada anaknya.
Kanit Reskrim Polsekta Mamajang, AKP Agus Arfandy yang dikonfirmasi menegaskan bahwa berdasar pengamatan polisi, tersangka tidak ada tanda-tanda mengalami gangguan jiwa. "Karena kalau kita tanya dia, jawaban yang disampaikan selalu nyambung. Kami belum melihat ada tanda-tanda tersangka mengalami gangguan jiwa," kata Agus. (hamsah umar)
    

Panglima Laskar FPI Ditangkap


MAKASSAR--Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI) Sulsel, Ustadz Abdurrahman ditangkap petugas Polrestabes Makassar, Minggu, 14 Agustus sekira pukul 01.00. Polisi terpaksa menangkap Abdurrahman karena ditengarai melakukan provoksi, perusakan, dan pemukulan di markas Jemaah Ahmadiyah, Jalan Anuang Makassar.
Di markas Ahmadiyah ini, massa FPI melakukan perusakan dengan melempari markas Ahmadiyah hingga beberapa kaca jendela rusak. Tidak hanya itu, salah seorang aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, MF Wajedi juga menjadi sasaran pengeroyokan massa FPI yang melakukan penyerangan ke markas tersebut. Aktivis LBH ini datang ke markas Ahmadiyah karena sebelumnya penyerangan dalam jumlah besar ini, massa FPI memang sebelumnya sudah mendatangi markas tersebut.
Aktivis LBH yang menjadi sasaran kemarahan massa FPI karena diduga sebagai  bagian dari Ahmadiyah itu, mendapat sejumlah pukulan. Untungnya, polisi cepat mengamankannya hingga dia tidak mengalami luka parah. Pihak LBH sendiri keberatan dan melaporkan kasus pemukulan itu kepada pihak kepolisian.
Ketua LBH Makassar, Abdul Muttalib menyayangkan sikap massa FPI yang melakukan aksi anarkis termasuk memukuli anggotanya. "Kami laporkan kasus itu ke polisi, karena ini sudah termasuk perbuatan pidana," tegas Muttalib.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menjelaskan bahwa hingga siang kemarin polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap Panglima Laskar FPI Sulsel tersebut dengan dugaan penganiayaan, perusakan, dan provokasi. Dia dianggap bertanggung jawab terhadap aksi anarkis yang dilakukan massa FPI yang melakukan penyerangan serta memukuli warga tidak bersalah.
Penyerangan terhadap markas Ahmadiyah oleh massa FPI ini sebenarnya tidak direncanakan oleh FPI. Namun karena saat melintas di depan markas FPI saat mereka akan melakukan razia hotel yang menyediakan fasilitas khusus, FPI melihat markas tersebut diterangi lampu sehingga curiga di markas ini masih ada aktivitas Ahmadiyah.
Curiga dengan hal ini, massa FPI berusaha mendobrak pagar bahkan mulai melempari  markas Ahmadiyah. Namun kejadian awal ini tidak berlangsung lama, kemudian mereka melanjutkan razia pasangan mesum di salah satu hotel di Jalan Pelita Raya. 
Usai melakukan razia di hotel tersebut, massa FPI rupanya kembali lagi ke markas Ahmadiyah dengan jumlah yang lebih besar. Kedatangan kedua kalinya ini karena diduga saat pertama kali datang, ada batu yang jatuh dari lantai II markas tersebut yang nyaris mengenai massa FPI. Informasi lain menyebutkan ada anggota polisi yang dipukul oleh Jemaah Ahmadiyah, namun hal ini dibantah oleh pihak kepolisian. (hamsah umar)