Powered By Blogger

Senin, 12 September 2011

KWIMMU Ajak Masyarakat tak Terprovokasi


MAKASSAR--Kerusuhan jilid II yang terjadi di Ambon melahirkan keprihatinan dan trauma tersendiri bagi masyarakat Maluku yang ada di Makassar. Melalui Kerukunan Warga Islam Maluku dan Maluku Utara (KWIMMU) Makassar, mereka mengajak masyarakat Ambon untuk tidak terprovokasi.
Pengurus Pusat KWIMMU Makassar ini melakukan pertemuan yang melibatkan puluhan tokoh Islam maupun kristen di Warkop Cappo, Jalan Sultan Alauddin Makassar. Sejumlah tokoh Islam termasuk pendeta di Makassar ikut terlibat dalam pertemuan yang digagas KWIMMU Makassar ini.
Ketua Umum Pengurus Pusat KWIMMU Makassar, Abubakar Abubakar Wasahua menegaskan bahwa warga Maluku dan Maluku Utara yang ada di Makassar tidak bisa tinggal diam atau lepas tanggung jawab, dalam mendukung terciptanya perdamaian di Ambon atau Maluku secara keseluruhan. Makanya, hal yang paling penting kata dia bagaimana masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi untuk saling melakukan penyerangan.
"Kami mengimbau masyarakat kedua pihak yang bertikai untuk tidak melakukan provokasi. Jangan lagi terulang kerusukan jilid I, karena pada dasarnya masyarakat Ambon adalah bersaudara. Tidak perlu lagi kita saling bertikai karena pada akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendiri," kata Abubakar.
Menurut Abubakar, persaudaraan yang sudah terbangun di tengah masyarakat selama ini harus dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Ambon. 
Makanya, dalam pertemuan yang dilakukan KWIMMU Makassar ini, tokoh masyarakat Maluku-Maluku Utara mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah tangkas untuk mempertemukan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda dari kedua belah pihak sehingga konflik yang terjadi bisa diredam dan tidak meluas.
"Konflik ini harus diselesaikan dengan cepat secara  bijak, karena itu pemerintah harus mempertemukan tokoh-tokoh masyarakat kedua pihak. Sehingga kekacauan yang terjadi tidak berkembang," imbuh Abubakar.
Situasi kondusif yang mulai terbangun di Ambon saat ini, kata Abubakar patut disyukuri, dimana masyarakat juga cenderung mematuhi perintah aparat. Dia juga mengapresiasi pengiriman personil Brimob Polda Sulsel ke Ambon begitu kejadian berlangsung.
Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol Syahrul Mamma terpisah menegaskan bahwa pengiriman personil kepolisian dari Polda Sulsel, akan tetap dilakukan jika situasi membutuhkan pengiriman personil tambahan. Saat ini, sedikitnya 200 personil Brimob Polda Sulsel sudah berada di Ambon untuk membantu mengamankan situasi di daerah tersebut.
"Kita mengirim personil sesuai dengan jumlah yang diminta, tentunya juga akan bergantung dengan perkembangan situasi di sana," kata  Syahrul.
Penempatan ratusan personil Brimob ke Ambon itu kata Syahrul akan dilakukan hingga situasi di lokasi sudah dianggap kondusif dan aman. Makanya, dia juga berharap kerusuhan yang terjadi di Ambon itu bisa cepat diredam oleh pihak-pihak terkait di Ambon. (hamsah umar)                             

Jangan Bernafsu Datangkan Investor


MAKASSAR--Kisruh mengenai masa depan Makassar Mall sebagai salah satu pusat perekonomian di Sulsel, terus mengundang reaksi dan sejumlah kecurigaan utamanya niat Pemkot Makassar mendatangkan investor baru, untuk membangun kembali Pasar Sentral pascakebakaran.
Kendati niat untuk mendatangkan investor itu dianggap cukup positif dari sisi investasi, namun tetap saja dianggap akan menyusahkan ribuan pedagang yang telah menjadi korban. Belum lagi, hak-hak pedagang pascakebakaran sejauh ini belum ada kejelasan seperti masalah asuransi kebakaran.
Makanya, Pemkot Makassar dalam hal ini Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dimintai untuk tidak terlalu bernafsu atau tergesa-gesa menghadirkan investor baru, guna membangun kembali Makassar Mall sebelum berbagai pertanyaan seputar masalah kebakaran Makassar Mall terjawab. 
"Pemkot Makassar jangan terburu-buru atau memaksakan kehendak untuk menghadirkan investor baru. Apa yang menjadi hak para pedagang yang harus diperjelas pemerintah termasuk masalah asuransi," kata Direktur Eksekutif Macazzart Intellectual Law (MIL), Supriansa.
Mestinya  kata dia, pemkot terlebih dulu melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian, dalam mengungkap apa yang menjadi penyebab Pasar Sentral tersebut terbakar. Pasalnya, sejauh ini polisi belum menyimpulkan secara resmi apakah pusat ekonomi ini sengaja dibakar atau unsur ketidaksengajaan. Semua ini kata dia perlu dijawab pemerintah  maupun aparat kepolisian, agar persoalan asuransi Makassar Mall juga ada kejelasan.
Hal lain kata dia, jika menghadirkan investor baru untuk membangunan Makassar Mall, pemkot kata Supriansa harus memperjelas pemenuhan hak-hak para pedagang. Jangan sampai, para pedagang tersebut semakin dibebani untuk membeli kios baru, sementara mereka masih memiliki hak hingga 2017 mendatang.
Pengelola pusat grosir Tanah Abang, Jakarta, Priamanaya Grup, berencana melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa. Salah satu sasarannya adalah Kota Makassar.
Spekulasi mengenai keinginan pemerintah menghadirkan investor baru untuk membangun Makassar Mall sepekan terakhir terus mencuak. Banyak pihak yang disebut-sebut berpeluang untuk membangun Pasar Sentral ini. Bahkan, informasi terbaru menyebutkan pengelola Pusat Grosir Tanah Abang Jakarta, menjadikan Makassar sebagai bidikan investasi. Bukan tidak mungkin, pengelola tersebut menjadi salah satu investor yang berminat membangun Makassar Mall ini.
Rencana ekspansi pusat grosir ke Makassar tersebut bahkan dikabarkan akan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) melalui program pembinaan UKM daerah dengan harapan tercipta lokasi-lokasi pasar grosir baru di bidang pakaian dan tekstil di daerah. Wacana itu diungkapkan CEO Priamanaya Grup Priamanaya Djan di gedung Palma One, Jakarta, Senin, 12 September.
Menanggapi kemungkinan itu, Supriansa menegaskan bahwa masyarakat Sulsel pada dasarnya tidak mempersoalkan siapa saja yang ingin berinvestasi di Makassar, termasuk membangun Makassar Mall. Namun dia memberi catatan agar prosedur yang ada serta hak-hak para pedagang menjadi pertimbangan utama.
"Siapa pun itu tidak ada  masalah. Seperti yang disebut dari Pusat Grosir Tanah Abang, saya kira juga tidak masalah  sepanjang ada kejelasan mengenai hak pedagang. Jangan sampai, apa yang terjadi sebelumnya kembali terulang di masa mendatang. Ini kan yang tidak kita inginkan," tegas Supriansa.
Dia juga meminta agar pemerintah menghapus imej yang berkembang bahwa ketika ada rencana pemerintah membangun pasar, ujung-ujungnya pasar tersebut terbakar. 
Ketua Umum HIPMI, Erwin Aksa yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa siapa pun yang akan melakukan investasi di Makassar pada dasarnya cukup positif, termasuk jika melakukan sinergi dengan HIPMI. "Saya kira bagus kalau ada investor mau kerja sama dengan kita. Itu akan membuat kita semakin bersinergi," kata Erwin.
Namun mengenai wacana pengelola Pusat Grosir Tanah Abang melakukan investasi pusat grosir di Makassar, dengan menggandeng HIPMI, Erwin mengaku belum pernah mendengar keinginan tersebut. "Saya belum tahu itu kalau ada keinginan seperti itu," kata Erwin. (hamsah umar)                        

Bentrokan Mahasiswa Pecah di Unhas


MAKASSAR--Bentrok antarmahasiswa kembali pecah di Universitas Hasanuddin Makassar, Senin, 12 September. Bentrok yang dimulai sekira pukul 13.30 itu,  melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Sosial dan Politik (Sospol).
Para mahasiswa yang terlibat bentrokan itu saling lempar batu dan benda berbahaya lainnya. Untungnya, dalam bentrokan tersebut tidak ada mahasiswa yang dilaporkan menjadi korban. Ulah tidak terpuji yang dipertontonkan pemuda intelektual ini terjadi di samping gedung Perpustakaan Unhas. 
Informasi yang dihimpun, bentrokan diduga dipicu dendam lama. Bahkan sebelum bentrokan terjadi, sempat berhembus isu kalau ada mahasiswa dari salah satu fakultas yang dipukul oleh mahasiswa dari fakultas lain. Isu inilah yang kemudian membuat mahasiswa dari kedua fakultas tersebut melakukan serangan.
Bentrokan sesama mahasiswa ini berlangsung sekira satu jam. Situasi baru bisa reda setelah puluhan anggota Polsekta Tamalanrea dikerahkan untuk mengamankan situasi. Pengamanan aksi bentrokan ini bahkan dipimpin langsung oleh Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin.
Rektor Unhas, Prof A Idrus Patturusi dan Pembantu Rektor III Unhas, Ir Nasaruddin Salam juga turun langsung menenangkan para mahasiswa. Informasi yang berkembang, sebelum bentrok terjadi, mahasiswa dari kedua kubu tersebut sempat saling menyusupi. 
Idrus menegaskan, bentrokan mahasiswa ini diduga adanya pihak tertentu yang ingin memanfaatkan momen, apalagi bentrokan ini sudah sering kali terjadi bahkan Fakultas Teknik pernah dibakar akibat bentrokan. " Sudah dua tahun kita antisipasi perkelahian ini, kali ini kecolongan", kata Idrus 
Untuk mengantisipasi bentrokan berulang, pihak Unhas bekerja sama dengan kepolisian akan melakukan pengamanan yang lebih ketat. Polisi juga berjanji akan melakukan penyelidikan untuk mencari mahasiswa yang menjadi provokator dalam peristiwa ini. "Koordinasi dengan pihak kampus akan kita lakukan untuk menangkap mahasiswa yang ditengarai menjadi provokator bentrokan," tegas Amiruddin. (hamsah umar)

Mahasiswa UNM Demo Dekan


MAKASSAR--Puluhan mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Sastra (FSB) Universitas Negeri Makassar, yang menamakan diri Solidaritas Anti Penindasan FSB UNM, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dekan FSB UNM, serta DPRD Sulsel.  Mahasiswa tersebut mendemo dekan FSB yang dinilai sewenang-wenang memecat 19 mahasiswa FSB.
Saat melakukan orasi, mereka bahkan menuntut pihak dekan FSB mundur, karena dianggap tidak demokratis dalam menyikapi persoalan mahasiswa, utamanya terhadap mereka yang di drop out (DO). Apalagi mahasiswa menilai mahasiswa yang terkena DO tersebut tidak memiliki penggaran yang krusial.
Selain itu, mahasiswa juga memprotes keputusan pihak FSB yang membekukan sedikitnya 24 lembaga kemahasiswaan di kampus tersebut. Keputusan memecat belasan mahasiswa FSB itu dikeluarkan pihak dekan pada 5 September lalu, namun baru sampai di tangan para mahasiswa pada 8 September.
"Kami kecewa karena sebelum mereka di DO, mahasiswa ini tidak pernah dipanggil untuk mengklarifikasi kesalahannya. Begitu juga tidak ada lampiran apa yang menjadi kesalahan mahasiswa sehingga harus di DO," kata kordinator aksi, Nahrul Hayat.
Tidak hanya melakukan orasi di FSB UNM, mereka juga melanjutkan aksinya di DPRD Sulsel, dengan tuntutan yang sama. Dia berharap dewan turun tangan dan menindaklanjuti apa yang menjadi persoalan di tengah mahasiswa ini. Para demonstran diterima anggota Komisi E, Paulus Tondo dan Anwar Sadad. Kepada para pengunjuk rasa, anggota dewan berjanji untuk menindaklanjuti apa yang dipersoalkan para mahasiswa. (hamsah umar)

Siswi SMP Digilir Empat Pemuda


MAKASSAR--Mawar (samaran) salah seorang warga Datu Museng Makassar, digilir empat pemuda di sebuah semak-semak di Tanjung Bunga, Minggu, 11 September. Akibat ulah pelaku itu, siswi salah satu SMP swasta di Makassar ini mengalami trauma.
Dari empat pelaku yang melakukan pemerkosaan terhadap korban itu, dua tersangka sudah diamankan petugas Polsekta Tamalate beberapa saat setelah menerima laporan dari korban. Kedua tersangka tersebut ditangkap di rumahnya, sementara dua lainnya saat ini masih buron dan dalam pengejaran petugas kepolisian.
Kedua tersangka yang sudah ditangkap polisi itu yakni Irsial alias Ical dan Rafli Vebrianto. Kedua tersangka ini diketahui beralamat di Jalan Kumala No.79 dan Jalan Mannuruki II No.10. Sementara dua tersangka lain masing-masing Pandi dan Dato hingga saat ini masih dalam pengejaran kepolisian. Dia diduga bersembunyi untuk menghindari penangkapan petugas.
Kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP yang baru berumur 13 tahun itu, berawal saat korban bertamu di rumah salah seorang temannya di Jalan Mallengkeri Makassar sekira pukul 20.00. Usai bertamu di rumah temannya itu, korban pulang diantar salah seorang temannya menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan pulang, motor yang digunakan teman korban tersebut kehabisan bensin di tengah jalan tepatnya di Jalan Daeng Tata Makassar.
Karena ingin cepat sampai di rumah, korban kemudian meminta temannya tersebut untuk tidak mengantarnya sampai di rumah dan memilih jalan kaki. Beberapa saat jalan kaki, korban melihat pemuda pada salah satu bengkel di Jalan Daeng Tata. Dia pun memberanikan diri untuk minta tolong diantar ke rumahnya, meski korban tidak mengenal pelaku.
Keempat pelaku yang melihat pelaku terlihat seperti orang mabuk karena pengaruh alkohol, memilih membawa korban ke Tanjung Bunga Makassar setelah sebelumnya sempat singgah di rumah salah seorang pelaku. Begitu sampai di Tanjung Bunga, pelaku singgah di salah satu bangunan di sekitar danau. Pelaku tidak langsung melakukan aksinya namun memilih ngobrol bersama teman-temannya.
Tidak lama kemudian korban beranjak minta pulang, namun pelaku beralasan motornya kehabisan bensin. Dari situ, pelaku mulai beraksi. Dia menarik korban bersama-sama kemudian membaringkannya di sebuah semak-semak. Korban kemudian diperkosa secara bergiliran.
Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi yang dikonfirmasi membenarkan kasus asusila tersebut. Saat ini, kedua tersangka yang sudah ditangkap sudah ditahan. "Dua tersangka yang ditangkap sudah kita tahan. Sedang lainnya masih kita cari," kata Agung. (hamsah umar)