Powered By Blogger

Sabtu, 17 September 2011

Maksimalkan Vokal dan Bas


MODIFIKASI audio pada mobil, tidak hanya mengandalkan desain atau penempatan komponen audio yang ada, sehingga terlihat lebih menonjol, tapi yang lebih penting dari perubahan audio itu adalah bagaimana memaksimalkan fungsinya.
Untuk memaksimalkan  fungsi audio tersebut, perangkat yang dibenamkan pada proses modifikasi juga harus tepat. Kendati menggunakan perangkat audio yang memadai, namun tidak didukung komponen tambahan fungsi audio bakal tidak memadai. Misalnya saja untuk memaksimalkan fungsi subwoofer guna mengangkat bas, diperlukan perangkat tambahan.
Pada mobil Jazz milik Isvan yang satu ini, yang memercayakan sepenuhnya pada bengkel Buana Sakti dalam melakukan modifikasi, dia memilih menggunakan digital power cap 5F 25VS. Power ini berfungsi untuk mengangkat bas agar suara  bas terdengar lebih baik dan kencang.
Begitu juga dalam mengangkat suara vokal, dia menambahkan satu unit power zapco demi memaksimalkan suara dalam kabin kendaraan. Selain dua perangkat power itu, dia juga menggunakan dua buah power yang berfungsi secara umum memaksimalkan fungsi audio yang ada.
Untuk perangkat audio pada mobil ini, warga Jalan Dg Tata Makassar ini menggunakan dua unit subwoofer, empat unit speaker, dan empat unit tweeter. Sementara tapenya menggunakan Canon tipe Dox 4038. Dengan perangkat audio ini, dijamin fungsi audio terasa lebih menyakinkan.
Apalagi kalau suara yang dihasilkan tidak membuat suara bising yang bisa mengganggu pendengaran. "Fungsi audio cukup bagus dan terasa lembut," kata Isvan. (hamsah umar)    
                 


DESAIN interior pada kendaraan roda empat, tidak sekadar mengandalkan komponen yang ada di dalamnya seperti jok, audio, atau interiornya semata, tapi pilihan warna di dalam kabin kendaraan juga tidak bisa diabaikan. Pasalnya, pilihan warna menjadi salah satu penentu sehingga pemilik kendaraan tidak cepat merasa bosan dengan kondisi yang ada.
Dengan kombinasi warna tertentu dipastikan akan membuat suasana hati menjadi nyaman, apalagi kalau warna pilihan memang menjadi warna favorit. Setidaknya inilah yang diterapkan pemilik kendaraan Honda Jazz, Isvan.
Soal pilihan warna dalam kabin kendaraan, dia memilih menggunakan kombinasi putih dan hitam. Dengan tetap menjadikan pilihan warna putih tetap dominan. "Putih adalah warna kesukaan saya sehingga saya kombinasikan dengan hitam. Dengan kombinasi warna ini, saya merasa tidak cepat bosan," kata Isvan.
Kombinasi warna ini diterapkan pada desain audio, interior pintu, hingga pilihan warna pada jok. Pada jok jenis mugem misalnya, dia menjadikan putih tampak lebih dominan, sementara hitam sekadar gari-garis saja sekadar penambah motif.
Selain menjadi situasi yang tidak membuat pemilik kendaraan bosan, warna putih ini juga simbol kebersihan. Sehingga dengan menghadirkan warna putih di dalam kabin mobil, suasana di dalam mobil terasa lebih bersih dan segar. (hamsah umar)            

Kamis, 15 September 2011

Seribuan Warga Mengungsi ke SPN Batua


MAKASSAR, FAJAR--Kasus pembunuhan terhadap dua bocah dan seorang pensiunan polisi di depan M'Tos Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, menimbulkan kekhawatiran bagi kalangan warga tertentu di Makassar utamanya dari luar Sulsel. 
Warga dari luar Sulsel ini khawatir menjadi sasaran kekecewaan dan kemarahan keluarga korban. Makanya, mereka memilih mengamankan diri ke kantor polisi. Warga tersebut memilih datang sendiri ke kantor polisi, namun tidak sedikit juga yang minta dijemput di rumah, kampus, atau kamar kosnya setelah terlebih dahulu berkumpul.
Warga yang khawatir imbas pembunuhan Edi, Saldi, dan Syamsu Alam ini bahkan mulai minta perlindungan polisi pada Rabu tengah malam. Sejumlah kantor polisi seperti Polsekta Panakkukang, Polsekta Manggala,  Polsekta Biringkanaya menjadi sasaran perlindungan warga. 
"Warga  Makassar yang khawatir imbas pembunuhan tiga warga di depan M'Tos ini minta perlindungan kepada kita, baik datang sendiri ke kantor maupun minta dijemput. Karena kondisi di Polsekta tidak memungkinkan dan untuk memudahkan koordinasinya, mereka kita bawa ke SPN Batua," ujar Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar.      
Proses evakuasi warga dari tempat tinggal mereka dan kantor Polsekta ke SPN Batua berlangsung hingga sore kemarin. Sejumlah bus milik Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel dikerahkan untuk mengangkut warga, termasuk kendaraan milik kepolisian dan TNI. 
Hingga saat ini belum ada data resmi berapa banyak warga Makassar yang berasal dari luar Sulsel yang memilih meminta perlindungan kepada kepolisian, namun diperkirakan melebihi seribu orang. Catatan FAJAR, dari Polsekta Panakkukang saja berkisar 600 orang, Polsekta Manggala sekira 162 orang, Polsekta Biringkanaya sekitar 300 orang.
Jumlah tersebut  belum termasuk yang dievakuasi dari sejumlah  Polsek di daerah ini, termasuk yang dievakuasi dari pihak TNI yang jumlahnya juga mencapai ratusan orang. Di SPN Batua, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman sempat menemui pengungsi, apalagi saat bersamaan sedang berlangsung acara HUT Polwan.     
Proses evakuasi warga ke SPN Batua sendiri dilakukan melalui pengawalan ketat pihak kepolisian dan TNI. Ada yang dikawal menggunakan mobil truk polisi, mobil truk TNI, hingga mobil jenis Barakuda mengawal proses evakuasi warga tersebut.    
Kekhawatiran ini semakin meluas apalagi beredar informasi akan adana aksi pembalasan atas kasus penikaman ini. Ditambah lagi, penyerangan dua kepala keluarga di Jalan Batua Raya V oleh sekelompok warga menggunakan sepeda motor pada Rabu, 14 September sekira pukul 22.45. 
Kelompok penyerang yang tidak diketahui identitasnya itu terlebih dahulu memadamkan listrik Pondok Indah tempat kedua warga yang berasal dari luar Sulsel ini berada. Setelah itu, pelaku langsung melakukan penyerangan dengan senjata tajam jenis parang. Dalam penyerangan ini, dua penghuni yakni Joni dan Petrus Patris Benyamin mengalami luka sabetan parang pada punggung dan tangan.
Sementara dua istri lolos dari penganiayaan warga setelah berhasil melarikan diri. Kedua warga yang menjadi korban penyerangan oknum tidak dikenal itu saat ini dirawat di  RS Bhayangkara dalam penjagaan ketat aparat kepolisian. Kedua korban penyerangan warga itu diketahui bekerja sebagai sopir pete-pete dan penjaga toko di daerah ini.
Salah seorang warga yang turut mengamankan diri ke kantor polisi, Ilyas Suban mengaku sejak peristiwa terjadi dirinya yang berprofesi sebagai sopir pete-pete tidak berani lagi keluar rumah. "Kita khawatir jangan sampai orang serbu begitu saja. Jadi kita memilih berlindung di kantor polisi," kata Ilyas.  
Kasubid Penerangan Masyarakat Polda Sulsel, AKBP Muh Siswa yang ditemui di SPN Batua menegaskan bahwa kondisi kota Makassar secara umum pada dasarnya kondusif. Namun karena warga ada kekhawatiran, makanya mereka ditampung di SPN Batua.
"Sebenarnya tidak ada  potensi mereka akan menjadi sasaran penyerangan, tapi karena ada kekhawatiran yang dialami sehingga minta perlindungan polisi. Karena itu memang menjadi tugas kita, makanya kita amankan di sini," kata Muh Siswa.
Siswa menegaskan bahwa kasus  penikaman warga yang dilakukan oleh Fransius Petrus alias Gulo terhadap enam warga di Jalan Perintis Kemerdekaan yang mengakibatkan tiga korban tewas dan tiga lainnya mengalami luka, merupakan peristiwa kriminal murni. "Ini adalah kriminal murni, jadi tidak ada kaitannya dengan masalah sosial dan lainnya. Kami imbau masyarakat untuk memahami situasi. Sekalipun ini dilakukan oleh orang dari luar Sulsel, tapi itu murni perbuatan oknum," tegas Siswa.
Terhadap proses penyelidikan kasus pembunuhan ini, Siswa menegaskan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Kendati sejauh ini belum bisa disimpulkan apa yang menjadi motif pelaku melakukan aksi brutal tersebut. 
"Kita belum bisa simpulkan motif pelaku melakukan ini, karena pelaku sendiri sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit. Dia membutuhkan perawatan karena mengalami luka sobek di kepala dan kaki patah," kata Siswa.
Kendati begitu, aksi pelaku itu diduga dipicu kekesalan pelaku terhadap korban yang sehari-hari bekerja membantu pengunjung M'Tos menyeberang atau membawa belanjaan mereka. Pelaku yang saat kejadian bersama pacarnya diduga diusili oleh korban dan rekannya sehingga menyulut emosi pelaku.
Namun informasi lain menyebutkan pelaku yang diduga dalam kondisi mabuk itu memiliki dendam tersendiri kepada korban atau rekannya. Informasi yang diperoleh, salah satu motor pelaku sempat dirusak warga tidak dikenal di daerah tersebut, yang oleh pelaku diduga pelakunya adalah kawanan anak yang bekerja sebagai Pak Ogah di depan M'Tos.
Ketiga korban tewas sendiri hingga kemarin sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya. Syamsu Alam yang merupakan pensiunan polisi dengan pangkat terakhir brigadir polisi dimakamkan di pemakaman umum Sudiang, sedang dua bocah lainnya di makamkan di kampung halaman orang tuanya di Jeneponto dan Bantaeng.
Guna mengantisipasi aksi kekerasan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab terhadap warga yang tidak bersalah, pihak Polrestabes Makassar sore kemarin melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat Makassar, Bantaeng, maupun Jeneponto. Pertemuan dilakukan di Polrestabes Makassar. Rapat koordinasi yang dipimpin Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto ini dihadiri Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur dan Kepala Bappeda Sulsel, Tan Malaka.   
"Kita melakukan rapat koordinasi antara muspida dan tokoh masyarakat Makassar dan Jeneponto, terkait kasus penikaman di depan M'Tos," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Selain melakukan koordinasi dengan pemerintah di kota Makassar hingga aparat kecamatan dan kelurahan, pihak Polda Sulsel juga telah mengintruksikan jajarannya untuk melakukan pencerahan kepada masyarakat, bahwa kasus pembunuhan tersebut adalah murni kriminal yang kebetulan pelakunya adalah warga dari luar Sulsel.
Sejauh ini, imbas penikaman enam warga yang mengakibatkan tiga orang korbannya meninggal, sudah ada tiga warga Makassar yang berasal dari luar Sulsel menjadi korban. Ketiganya adalah Yulius (dirawat di RS Wahidin), Joni dan Petrus Patris Benyamin (dirawat di RS Bhayangkara). Ketiganya menjadi korban penyerangan warga yang dianggap kurang memahami persoalan yang sesungguhnya. (hamsah umar)
                          

"Jaga Baik-baik Anakmu"


PAGI sekira pukul 08.00, Syamsu Alam masih sempat melempar senyum dengan tetangganya. Bahkan, beberapa saat sebelum kejadian, dia masih menemani istrinya, Nursia membayar tagihan pemakaian listrik di rumahnya.
Namun siapa sangka, pensiunan polisi yang terakhir berpangkat Brigadir Polisi ini telah pergi untuk selama-lamanya secara mendadak, akibat ditikam sopir pete-pete bernama Fransius Petrus alias Gulo. Almarhum yang meninggalkan lima anak dan tujuh cucu itu, tewas bersama korban lainnya yakni Edi dan Saldi. 
Sebelum peristiwa mengenaskan itu, tanda-tanda bahwa almarhum akan pergi untuk selamanya itu sudah ada diperlihatkan kepada keluarga, termasuk tetangganya. Namun semua itu baru disadari setelah dia telah meninggalkan. 
Pagi sebelum dia bersama istrinya berangkat membayar rekening listrik, dia masih sempat menggendong salah seorang cucu kesayangannya. Maklum, cucunya tersebut memang dalam kondisi kurang sehat. Saat itu, dia sempat berbicara banyak dengan anaknya, Yanti atau anak dari cucunya tersebut. 
Rupanya, nasihat baik almarhum terhadap anaknya utamanya dalam merawat anaknya itu, sudah menjadi pertanda dia akan pergi untuk selamanya. "Waktu itu dia bilang, jaga baik-baik anakmu," ujar Yanti    
Selain memberi banyak nasihat terhadap Yanti dalam merawat anaknya dengan baik, Syamsu Alam juga untuk pertama kalinya meninggalkan rumah tanpa ditemani istri atau anggota keluarga lainnya. Padahal, selama ini menurut Yanti, setiap kali keluar untuk keperluan tertentu, dia selalu bersama istri atau keluarga lain.
Begitu juga, dia sangat jarang bepergian kalau hanya menumpang kendaraan angkot. Selama ini dia lebih memilih naik motor atau mobil pribadi. Makanya, tetangga terdekatnya pun cukup kaget mengetahui korban meninggalkan rumahnya dengan menumpangi kendaraan umum.       
Saat itu, korban yang diterima sebagai anggota polisi pada tahun 1964 itu, hendak ke kantor PTPN VII Makassar untuk mengambil gaji untuk biaya pengobatan istrinya. Sayang, belum sampai ke kantor PTPN dia lebih dulu ditikam oleh pelaku dalam perjalanan. Korban yang sempat dilarikan ke RS Wahidin ini tewas saat berada di IRD.
Selama ini, almarhum setiap bulan bolak balik bersama istrinya ke Bone utamanya Arasoe. Selain urusan kerja, juga untuk mengurus usaha yang dirintisnya. Di rumahnya, kompleks BTP Blok E Jalan Kerukunan No.41, korban memang menjual barang campuran. Usaha inilah yang dijalani korban bersama keluarga. (hamsah umar)
       

Pencuri Mobil Rental Dihajar Warga


MAKASSAR, FAJAR--Sahrir (42), salah seorang warga Jalan Toddopuli VI, Kecamatan Panakkukang Makassar terpaksa dihajar warga Jalan Antang Raya Kecamatan Manggala Rabu malam, saat mencoba  mencuri mobil rental milik warga setempat.
Pelaku tersebut sempat menjadi bulan-bulanan warga, sebelum ditangkap oleh petugas Polsekta Manggala. Penangkapan terhadap pencuri mobil rental ini, saat pelaku hendak mengambil mobil korban yang diparkir di depan rumah. Saat akan membuka pintu mobil, alarm mobil tersebut bunyi hingga membangunkan korbannya, Ical (40).
Mengetahui korban terbangun, pelaku langsung berusaha menyelamatkan diri dengan meninggalkan lokasi. Namun saat bersamaan, korban langsung berteriak kencang menyebut adanya  pencuri hingga mengakibatkan tetangga dan warga setempat melakukan pengejaran hingga berhasil menangkap pelaku tidak jauh dari lokasi kejadian.
Menurut Kapolsekta Manggala, Kompol Danial Lindang menjelaskan bahwa pelaku sebelumnya sempat menyewa mobil korban tersebut. Rupaya, upaya pelaku menyewa mobil itu hanya sekadar untuk membuat kunci duplikat terhadap mobil incarannya itu sehingga dengan mudah mencuri mobil korban.
"Jadi mobil ini sempat disewa pelaku yang ternyata sekadar untuk menbuatkan kunci duplikat. Rupayanya, dia memang sudah ada niat untuk mencuri mobil itu," kata Danial. (hamsah umar)