Powered By Blogger

Minggu, 06 November 2011

Residivis Jambret Ditembak


MAKASSAR, FAJAR--Yusran (25), salah seorang warga Jalan Pontiku Lr I Makassar, ditembak petugas Polsekta Panakkukang, Minggu, 6 November dini hari. Tersangka mencoba kabur saat akan ditangkap polisi usai melakukan aksi jambret di Jalan Boulevard Makassar.
Satu butir peluru pun bersarang di pergelangan kaki kiri tersangka. Residivis jambret yang sangat meresahkan itu, saat ini dirawat di RS Bhayangkara.
Proses penangkapan dan penembakan terhadap residivis jambret itu berawal saat tersangka bersama seorang temannya menjambret tas milik Sartika (21), warga Jalan Paccinang, Kelurahan Tello Baru Makassar. Saat itu, korban bersama temannya, Monalisa (22) mengendarai sepeda motor  melintas di Jalan Bau Mangga.
Tiba-tiba, pelaku yang mengendarai sepeda motor Spin tanpa pelat mendekat dan menarik paksa tas korban yang digantung di setir motornya. Tersangka  berhasil membawa kabur tas korban tersebut, hingga korban melakukan pengejaran. 
Mengetahui dirinya dikejar oleh korban, malah berhenti dan menunggu korban. Begitu dekat, pelaku kembali berulah dengan menabrak korbannya hingga keduanya terjatuh. Aksi ini mengundang perhatian warga yang ada di sekitar lokasi. Oleh warga, tersangka kemudian diamankan sementara temannya, Erwin meloloskan diri bersama tas korban berisi uang tunai Rp300 ribu, dompet, serta Blackberry.
Polisi yang mendapat laporan  kemudian datang menjemput tersangka dan menggiringnya ke Polsekta Panakkukang. Namun, polisi yang bermaksud melakukan pengembangan dengan mengejar Erwin ke rumahnya, tersangka dibawa polisi untuk menunjukkan alamat rekannya tersebut.
Namun, saat menuju rumah temannya itu, tersangka malah berusaha kabur ketika polisi menghentikan mobil yang membawa tersangka. Tidak ingin tersangka lolos, polisi akhirnya menembakkan timah panas ke arah kaki tersangka.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar membenarkan penangkapan residivis jambret tersebut. "Dia dilumpuhkan saat mencoba kabur ketika kita hendak menjemput temannya," kata Akbar.
Dia menambahkan, tersangka tersebut sudah beberapa kali beraksi di Makassar. Polisi saat ini masih mengejar rekan tersangka, termasuk mencari barang bukti hasil kejahatan tersangka. (hamsah umar)

Pelaku Cyber Crime Terancam Enam Tahun


MAKASSAR, FAJAR--Tiga tersangka kejahatan dunia maya (cyber crime) yang diproses penyidik Direktorat Reskrim Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel, terancam penjara selama enam tahun atau denda Rp1  miliar.   
Pelaku cyber crime yang diancam dengan penjara enam tahun ini masing-masing, Saharullah alias Ulla, Ardi alias Ardin, serta Zulkifli Ullang. Ketiganya dianggap memberikan informasi bohong sehingga mengakibatkan orang lain menderita kerugian. Ketiga tersangka ini memang melakukan penipuan terhadap korbannya, dengan memberikan informasi bohon terkait transaksi jual beli elektronik melalui facebook dan telepon seluler.
Ketiga tersangka ini dijerat dengan Pasal 42 Ayat (2) Subsider Pasal 28 Ayat (1) Undang-undang RI No.11 Tahun 2008 tentang Teknologi Informasi. Lebih subsider lagi Pasal 378 jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. "Ketiga tersangka ini melanggar Undang-undang tentang Teknologi Informasi," kata Kasubdit II Ditreskrimsus Polda Sulsel, AKBP Hery Marwanto.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, ketiga tersangka yang merupakan warga asal Sidrap ini ditangkap polisi setelah ketahuan melakukan penipuan melalui Facebook. Modus operasinya tersangka memasang foto wanita cantik agar aksinya lebih mudah dipercaya calon korbannya. 
Ironisnya, para korban yang dikuras uangnya oleh tersangka itu semuanya berasal dari luar Sulsel, seperti Sulawesi Tenggara, Jawa, Medan, Sumatera, Bogor, dan Kalimantan Timur. Sejauh ini, polisi belum menemukan korban yang berasal dari daerah Sulsel sendiri. (hamsah umar)                           

Kamis, 03 November 2011

Pangdam Ajak Pers Meliput di Perbatasan Filipina


MAKASSAR, FAJAR--Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam, mengajak sekaligus memberikan tantangan kepada wartawan cetak dan elektronik di Makassar untuk melakukan peliputan di pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina.
Ajakan ini disampaikan Nizam pada acara coffee morning bersama para jurnalis dan pengelola informasi publik di Markas Yonif Kavaleri 10/Serbu, Kamis, 3 November.
Kehadiran pers dalam rangka meliput kegiatan pengamanan prajurit TNI di pulau terluar Indonesia, paling tidak bisa berperan bagaimana prajurit TNI menjalankan tugas berat di pulau terluar Indonesia. Sehingga masyarakat bisa mengetahui seperti prajurit mengamankan dan menjaga keutuhan NKRI. 
Begitu juga, untuk mengetahui kondisi pulau-pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina. Bahkan, kalau perlu pers diharapkan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan prajurit utamanya yang bertugas di wilayah perbatasan. 
Di wilayah Korem 131/Santiago Manado, Nizam menyebutkan bahwa setidaknya ada enam pulau terluar yang menjadi wilayah operasi Pangdam VII/Wirabuana. Enam pulau tersebut semuanya berbatasan dengan negara tetangga Filipina. Pulau terluar itu yakni Miangas, Marore, Marampit, Matutuang, Kawaluso, dan Tinakareng.
Menurut Nizam, dalam waktu dekat prajurit yang ditugaskan di enam pulau tersebut, akan dilakukan rotasi atau pergantian prajurit. Memon pergantian pasukan inilah kata Nizam bisa digunakan wartawan untuk meliput tugas TNI di pulau terluar Indonesia. "Saya mengajak media untuk sama-sama ke pulau yang berbatasan dengan Filipina untuk melihat, bagaimana prajurit bertugas sekaligus melihat seperti apa pulau-pulau ini," kata Nizam.
Nizam menegaskan bahwa, dalam mewujudkan situasi aman dan kondusif, jajaran Kodam VII/Wirabuana saat ini memberlakukan pemantauan wilayah selama 24 jam yang dilakukan oleh Babinsa. "Kita terapkan dua piket sehingga pemantauan dilakukan 24 jam," katanya.
Kendati begitu, dia menyadari masih ada wilayah tertentu yang luput dari pemantauan aparat TNI di lapangan. Makanya, dia juga berharap peran serta masyarakat untuk memberikan informasi terkini juga tetap ada. "Sehingga lapor cepat dan deteksi dini  bisa dimaksimalkan, guna mengantisipasi berbagai kerawanan yang berpotensi mengganggu keamanan masyarakat," imbuh Nizam. 
Di Yonkav, puluhan wartawan mendapat kesempatan istimewa menaiki kendaraan perang lapis baja, serta latihan menembak menggunakan pistol dan senjata laras panjang jenis SS-1.   
Ketua PWI Sulsel, Zulkifli Gani Ottoh mengatakan bahwa kemitraan pers dan TNI sangat penting di era demokrasi sekarang ini. Bahkan, Zulkifli berharap TNI memberi ruang kepada wartawan untuk mengikuti pelatihan, utamanya bagaimana mempertahankan diri pada situasi tidak aman. 
Apalagi menurut Zulkifli, tanggung jawab pers sangat berat. "Memang perlu kemitraan karena tanggung jawab pers berat. Seperti dalam pencitraan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Makanya pers harus berada di garda terdepan," kata Zulkifli. (sah)        (hamsah umar)                                  

Legislator Sulsel Dituding Boros


MAKASSAR, FAJAR--Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi menuding anggota DPRD Sulsel dan pejabat pemprov Sulsel, yang menunaikan ibadah haji menggunakan APBD sebagai bentuk pemborosan dan penganggaran uang rakyat yang tidak tepat. 
Penilaian ini disampaikan Koordinator Devisi Advokasi Keuangan Kopel Sulawesi, Ansar Razak serta Manajer Program Kopel, Herman di Sekretariat Kopel, Kamis, 3 November.  
Tudingan Kopel Sulawesi ini menyusul adanya delapan anggota DPRD Sulsel serta sejumlah pejabat pemprov Sulsel, yang menunaikan haji  menggunakan uang rakyat atau dari APBD. Ironisnya, pilihan pejabat berhaji dengan uang rakyat ini sudah  berlangsung selama beberapa tahun. Kendati menuai sorotan, pihak terkait tetap berhaji  menggunakan APBD.
"Pejabat yang menggunakan dana APBD untuk berhaji, adalah sebuat bentuk pemborosan uang rakyat. Dan saya menilai bahwa alokasi anggaran dari APBD untuk berhaji bagi pejabat ini adalah tidak tepat," kata Razak.             
Yang mengherangkan kata Razak, karena alokasi anggaran berhaji menggunakan APBD itu tidak pernah tercantum dalam draf APBD seperti di sekretariat dewan. "Nah ini menjadi pertanyaan, dimana dianggarkan itu," tambahnya.
Menurut dia, kalau dewan menggunakan APBD untuk berhaji dengan alasan sebagai bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah haji, maka alasan tersebut cukup keliru. Karena begitu berada di tanah suci, mereka juga sibuk melaksanakan rangkaian ibadah sebagaimana jamaah haji lainnya. "Jadi ini adalah bentuk akal-akalan yang dibuat anggota dewan. Mereka tidak memomosisikan diri sebagai lembaga pengawas," tambahnya.
Mestinya kata dia, anggaran tersebut lebih baik digunakan untuk kepentingan masyarakat miskin seperti pendidikan dan kesehatan. Apalagi menurut Kopel, jumlah warga miskin di daerah ini masih sangat besar. Data Bappeda pada 2010 yang dilansir 2011 kata Razak, warga miskin mencapai 63 ribu jiwa, sementara berdasarkan Statistik pada tahun yang sama menyebutkan 69 ribu jiwa.
"Ini adalah ironi bagi masyarakat, dimana anggota dewan dan pejabatnya asik menggunakan uang APBD untuk berhaji," tambah Herman. 
Belum lagi kata dia, program pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu, sejauh ini belum memberikan hasil maksimal. Terbukti kata dia, jumlah warga yang melek huruf masih sangat  tinggi. "Bahkan penurunannya hingga saat ini hanya 0,6 persen. Jadi in sangat tidak berarti. Mestinya ini yang menjadi  perhatian dewan bukan sebaliknya menggunakan anggaran untuk berhaji," kata Herman. 
Ketua DPRD Sulsel, HM Roem yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarnya adanya sejumlah anggota DPRD Sulsel yang berhaji menggunakan APBD. Namun kata dia, dewan tidak pernah minta melainkan ditawari dari Pemprov Sulsel.
"Itu kan sejak dulu ada, tapi dewan hanya ditawari. Tentu saja itu menggunakan APBD, tapi saya tidak tahu seperti apa bentuk penganggarannya," ujar Roem.
Mengenai tudingan boros dengan membandingkan kondisi kemiskinan serta pendidikan, Roem menegaskan bahwa proses penganggaran sudah ada porsinya. Sehingga menurutnya tidak tepat kalau dikatakan boros. Apalagi, setelah pulang berhaji, anggota dewan ini memberikan laporan mengenai pelaksanaan ibadah haji utamanya yang dialami jemaah haji Indonesia. (hamsah umar)            

Mahasiswa Kedokteran Unhas Diparangi


MAKASSAR, FAJAR--Aksi kekerasan dan teror terhadap mahasiswa dari daerah tertentu masih terus dilakukan oknum tidak bertanggung jawab. Selain meneror dengan menyerang asrama mahasiswa, oknum tertentu juga menyerang mahasiswa dari daerah tertentu saat ditemukan di jalanan.
Teror dan penyerangan terhadap mahasiswa ini salah satunya dialami Nugraha Sultan (21), salah seorang warga Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok F Makassar. Korban yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas ini diparangi Rabu, 2 November sekira pukul 20.30.
Ulah sekelompok pemuda yang juga ditengarai mahasiswa ini mengakibatkan leher korban terluka disabet parang. Untungnya, luka yang diderita korban ini tidak terlalu parah hingga bisa diselamatkan. Saat ini, korban menjalani perawatan medis di RS Wahidin. Rekan dan warga setempat melarikan korban ke rumah sakit begitu mengetahui korban terluka.
Sementara pelaku yang diduga lebih dari dua orang ini langsung kabur menggunakan sepeda motornya. Korban menderita luka pada bagian kanan lehernya.
Salah seorang teman korban yang juga tercatat sebagai ketua perkumpulan mahasiswa salah satu daerah di Makassar, Abdul Haris menyebutkan bahwa korban bersama rekannya keluar rumah bermaksud ke warung untuk makan. Tidak jauh dari rumahnya, dia diadang sejumlah pemuda dengan menanyakan asalnya. Saat itu, korban dan rekannya tidak menanggapi pelaku hingga kemudian melayangkan parang ke arah leher korban.
Namun informasi lain menyebutkan, korban dan rekannya berada di rumahnya kemudian didatangi sejumlah pemuda berseragam hitam dan dilengkapi senjata tajam. Begitu berada di rumah korban, pelaku langsung memarangi mahasiswa angkatan 2009 itu.
Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma membenarkan adanya penyerangan terhadap mahasiswa salah satu daerah di BTP. Hanya saja, polisi menurut dia belum mengetahui siapa pelaku pemarangan tersebut. Pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Pelaku masih dalam penyelidikan," kata Ahmad. (hamsah umar)