KENDATI pengkaderan mahasiswa untuk menata pola pikir dilakukan setiap kali penerimaan mahasiswa baru, namun agenda pengkaderan itu sepertinya tidak berhasil sesuai yang diharapkan kampus. Betapa tidak, setelah menjalani perkuliahan sekian lama, para mahasiswa ini masih saja memiliki pola pikir yang buruk.
Sebagai buktinya, dalam benak mahasiswa itu masih tertanam motivasi untuk saling melukai dan menyakiti sesamanya mahasiswa, utamanya mereka yang berasal dari fakultas lain. Padahal, saat pengkaderan mahasiswa baru itu mereka tidak pernah diajarkan atau bahkan tidak pernah diharapkan menjadi mahasiswa yang siap untuk tawuran.
Buruknya pola pikir mahasiswa itu sangat diakui Rektor Unhas, Prof Idurs Paturusi. Bahkan menurutnya, pola pikir mahasiswa yang senang berkelahi ini tergolong sudah sangat parah dan merusak citra baik kampus. "Sebagian mahasiswa memang saat ini ada yang memiliki pola pikir yang buruk. Ini saya kira yang masih perlu kita benahi," kata Idrus.
Unhas sebagai perguruan tinggi yang menjadi ikon di Indonesia Timur, tidak ingin lagi membiarkan mahasiswa yang memiliki pola pikir buruk ini terus tumbuh dan mempengaruhi mahasiswa dari generasi ke generasi. Tidak heran, Idrus siap mengambil langkah tegas berupa pemecatan bagi mereka yang bersalah.
"Kita ini ikon di Indonesia Timur. Kalau citra kita buruk, maka seluruh Indonesia tahu. Makanya, mahasiswa ini akan kita sanksi tegas," katanya.
Kepala Humas Unhas, M Dahlan Abubakar menambahkan bahwa, perilaku buruk mahasiswa yang melakukan perkelahian antarfakultas belakangan ini, tidak hanya merugikan mahasiswa yang terlibat tawuran, mahasiswa yang diberi sanksi dari rektorat, tapi juga mahasiswa Unhas secara keseluruhan.
Pasalnya, kebiasaan buruk mahasiswa Unhas melakukan perkelahian antarfakultas ini, akan melahirkan citra buruk bagi mahasiswa Unhas pada umumnya. Ini kata dia akan berimbas pada peluang alumni mahasiswa dalam mencari pekerjaan utamanya diluar Sulsel.
"Kalau yang ada adalah citra buruk kampus yang berkembang, maka itu akan berpengaruh pada alumni. Bukan tidak mungkin mereka akan sulit mendapatkan pekerjaan karena pengaruh seperti ini. Ini yang tidak bisa kita pahami, kenapa mahasiswa masih kerap terlibat perkelahian," kata Dahlan. (hamsah umar)