Powered By Blogger

Senin, 19 Desember 2011

30 Warga Sinrijala Telantar


MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya 30 warga Jalan Suka Damai, Kelurahan Sinrijala, Panakkukang Makassar masih bertahan dan menjadikan kantor Lurah Sinrijala sebagai tempat berteduh. Puluhan warga ini umumnya korban yang dirubuhkan rumahnya pascaambruknya tembok The Mutiara.
Puluhan warga ini tidak tahu mau kemana lagi. Pasalnya dia mengaku tidak memiliki keluarga yang bisa ditempati menumpang sementara. Kendati sejauh ini kebutuhan sehari-hari mereka masih ditanggung dari bantuan yang diterima posko bantuan kelurahan, namun nasib ke 30 warga ini terkesan telantar.
Puluhan warga yang terdiri dari 5 kepala keluarga ini tidak termasuk daftar korban yang mendapat santunan dari pengembang perumahan The Mutiara. "Rumah kami rusak pada saat tembok yang tersisa diruntuhkan. Karena ikut tertimpa reruntuhan, rumah kami juga ambruk tapi  bukan saat bencana terjadi," kata salah seorang warga, Daeng Ngalle saat ditemui di kantor Lurah Sinrijala, Senin, 19 Desember.
Karena puluhan warga ini tidak dikategorikan sebagai korban bencana,  mereka pun tidak mendapat santunan dari pihak pengembang, kendati puluhan warga ini tetap kehilangan tempat tinggal. 
"Tidak pasti sampai kapan kami akan tinggal di sini, karena kami tidak punya rumah dan keluarga. Untuk mencari tempat tinggal, kita tidak punya banyak uang. Padahal untuk sewa rumah juga jutaan," kata Daeng Ngalle.
Agar tidak mengganggu aktivitas di kantor kelurahan, para pengunsi ini memilih beraktivitas pada siang hari seperti menjadi tukang cuci. Sementara lainnya memilih berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.
Janji Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk merelokasi warga di sekitar tembok The Mutiara hingga saat ini juga tidak kejelasan. Padahal warga mengaku siap saja jika pemerintah menyiapkan tempat yang lebih baik. 
Lurah Sinrijala, Alex yang dikonfirmasi mengenai rencana relokasi itu mengaku tidak tahu menahu. "Kami ini hanya bawahan dan menunggu perintah. Soal relokasi kita tidak tahu," kata Alex. (hamsah umar)                 

Korps Infanteri Gelar Peleton Beranting


MAKASSAR, FAJAR--Korps Infanteri Koda VII/Wirabuana menggelar long march atau jalan kaki alias Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya, Senin, 19 Desember. Peleton Beranting kemarin ini dimulai di Baruga Antang ke Makodam VII/Wirabuana.
Peletong Beranting oleh Korps Infanteri ini dilakukan dalam rangka memperingati hari Infanteri. Kegiatan long march ini sebenarnya dilakukan melalui delapan etape dan kemarin merupakan etape terakhir. Etape pertama dilakukan di Paccekke, Kabupaten Barru sepanjang 17,6 km.
"Ada delapan etape hingga sampai ke Markas Kodam VII/Wirabuana," jelas Komandan Rindam VII/Wirabuana, Kolonel  Nurtjahjono.
Proses pelepasan etape pertama sendiri dipimpin langsung Nurtjahjono, sedang pada upacara penerimaan Peleton Beranting di Markas Kodam VII/Wirabuana Makassar dipimpin oleh Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana, Brigjen Hari Mulyono.
Dalam Peleton Beranting ini ada beragam satuan yang dilibatkan. Mereka adalah Batalyon 726, Batalyon 431/Kostrad, Batalyon 721/Wiratama dan Batalyon 700/Raider.
Hari mengatakan, Peleton Beranting ini dilakukan dengan maksud mengenang peristiwa bersejarah serangan militer Belanda ke Kota Yogyakarta, yang lebih dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Jenderal Sudirman kala itu mengeluarkan surat perintah kilat yang berisi pelaksanaan infiltrasi alias wingate dengan cara Long March ke wilayah masing-masing. "Ini bentuk dan siasat pertempuran yang merupakan taktik dan strategi prajurit infanteri meski kala itu kita terbatas dalam perlengkapan dan persenjataan," ujarnya.
Peringatan Hari Infanteri ini diharapkan menghidupkan dan memperkokoh tekad dan semangat juang prajurit dalam mengabdi dan menjalankan tugas. Dia menyebut, prajurit TNI adalah pribadi yang masuk karena keinsyafan jiwa dan setia dalam membaktikan jiwa dan raganya  untuk bangsa dan negara. 
Sebagai korps terbesar di jajaran TNI AD, Infanteri
harus bisa menunjukkan teladan bagi satuan lainnya. Kuantitas yang besar, tidak akan berarti tanpa profesionalitas dan semangat juang yang tinggi. (hamsah umar)

Tiga Kapolsekta Diganti


MAKASSAR, FAJAR--Gerbong mutasi di jajaran Polrestabes Makassar kembali bergerak. Mutasi yang dijadwalkan pekan terakhir Desember ini setidaknya akan mengganti tiga Kapolsekta di Kota Makassar.
Ketiga kapolsekta yang akan diganti itu masing-masing Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar. Perwira satu bunga yang tidak sampai satu tahun menjabat kapolsekta itu akan ditarik ke Polda Sulsel. Sebagai gantinya, jabatan kapolsek akan diambil alih Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi.
Sedang jabatan yang ditinggalkan Agung di Polsekta Tamalate, akan diisi Wakapolsekta Biringkanaya, AKP Amran Allobaji. 
Selain Kapolsekta Panakkukang dan Tamalate yang akan bergeser, gerbong mutasi juga akan dialami oleh Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman. Selanjutnya, jabatan kapolsekta yang saat ini diuji pengungkapan kasus pembunuhan misterius Manajer Sales and Service PT Merpati Nusantara Airlines Makassar, Imam Bagus Nugraha akan diisi Kanit Resmob Polrestabes Makassar, Ahmad Mariadi. Sementara Herman sendiri juga ditarik ke Polda pada unit Narkoba Polda Sulsel.
Selain jajaran kapolsekta, mutasi juga terjadi pada Wakasat Intel Polrestabes Makassar, AKP Muhtar Amir. Muhtar yang ditarik ke Polda Sulsel ini akan digantikan pejabat dari Polda Sulsel, AKP Armin.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah yang dikonfirmasi mengenai jadwal mutasi itu membenarkan agenda mutasi ini. Jika tidak ada arang melintang, serah terima jabatan akan dilakukan pada Kamis, 22 Desember mendatang.
"Benar ada mutasi di tingkat Kapolsekta. Rencananya, serah terima akan dilakukan pada Kamis, 22 Desember. Mutasi ini adalah bentuk penyegeran organisasi di lingkungan ke polisian," kata Mantasiah. (hamsah umar)

Operasi Lipu Dimulai 22 Desember


MAKASSAR, FAJAR--Perayaan natal dan tahun baru 2012 tinggal beberapa  hari lari. Dalam rangka pengamanan momen penting tersebut, jajaran Polda Sulsel bakal mengerahkan ribuan personil dalam rangka operasi lipu atau pengamanan natal dan tahun baru.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari menegaskan bahwa operasi lipu ini akan dimulai pada Kamis, 22 Desember nanti. Gelaran operasi lipu ini akan ditandai dengan gelar pasukan operasi lipu yang akan digelar di Lapangan Karebosi Makassar Kamis nanti.
Gelar pasukan operasi lipu ini rencananya akan dipimpin langsung oleh Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman. Kendati dipastikan jumlah personil yang dilibatkan dalam pengamanan natal dan tahun baru, Chevy menegaskan bahwa jumlah polisi yang dikerahkan mencapai ribuan orang. "Jumlah pastinya akan disampaikan Kapolda saat gelar pasukan di Lapangan Karebosi," kata Chevy.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah yang dihubungi terpisah juga menegaskan bahwa pengamanan natal dan tahun baru akan melibatkan seribuan personil di jajaran Polrestabes Makassar. 
Di Makassar kata Mantasiah akan dibentuk 13 posko pengamanan. Posko pengamanan ini akan dijaga petugas baik dari Polrestabes Makassar maupun dari Polsekta setempat, termasuk unsur lain yang dilibatkan dalam operasi lipu 2011 ini.
Beberapa posko yang akan dibentuk itu seperti Posko Imperial di wilayah Polsekta Ujung Pandang, Posko Veteran di wilayah Polsekta Makassar, Posko Lette di wilayah Polsekta Mariso, Posko MARI di wilayah Polsekta Mamajang, Posko Andalas di wilayah Polsekta Bontoala, Posko Bintang Mode di wilayah Polsekta Tallo, Posko Antang di wilayah Manggala, Posko Tamalate di wilayah Polsekta Rappocini, Posko Pabaeng-baeng di wilayah Polsekta Tamalate, Posko Lottemart di  wilayah Polsekta Panakukang, lalu Posko Top Mode dan Posko M'Toz di wilayah Polsekta Tamalanrea.
Untuk posko itu sendiri, setidaknya membutuhkan paling sedikit personil sekitar 342 orang. Belum lagi beberapa tempat keramaian termasuk seratusan gereja yang akan diamankan polisi dalam rangka perayaan natal.
Operasi lilin lipu dimaksudkan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam merayakan dua momen penting yakni natal dan tahun baru. Yang pasti, polisi kata Mantasiah akan berupaya semaksimal mungkin agar daerah ini tetap kondusif dan aman. (hamsah umar)

Warga Kecewa Pelayanan Ditreskrim Polda Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--Kinerja Direktorat Reskrim Polda Sulsel utamanya pelayanan masyarakat menuai kritikan. Penyidik di jajaran Polda Sulsel ini dinilai lambat menindaklanjuti laporan masyakarat. Salah satunya laporan perusakan dan penyerobotan tanah
yang dilaporkan Suhendro dan Andi Fasman Herman selaku pengacara Ridwan Kristanto.
Bukti bahwa penyidik Polda Sulsel lamban menyikapi laporan warga itu, dilihat karena kasus perusakan dan penyerobotan lahan itu sudah tujuh bulan dilaporkan ke Polda Sulsel, namun hingga saat ini tidak ada perkembangan berarti dari kepolisian.
Kasus perusakan dan penyerobotan lahan dimaksud  terhadi di Kelurahan Borong Loe, Kecamatan Bonto Marannu, Gowa. Meski sudah dilaporkan 7 bulan lalu, polisi belum mengambil sikap tegas. Bahkan penyerobatan lahan dan  pembangunan di lokasi yang dipersoalkan itu masih terus terjadi. Bahkan, lahan seluas 1 hektare itu di dalamnya sudah ada yang dikapling dan dijual.            
"Ini yang kami sesalkan karena sudah 7 bulan telah dilaporkan, tapi tidak ada perkembangan. Padahal, biasanya hanya dua bulan, suatu laporan polisi pasti ada perkembangan. Saya melihat ada kesan pembiaran dari penyidik," kata pengacara Ridwan, Suhendro dan partner saat bertandang ke redaksi Harian FAJAR, Senin, 19 Desember.
Ironisnya, laporan mengenai perusakan dan penyerobotan lahan itu sudah sering kali dipertanyakan pelapor ke Polda Sulsel. Hanya saja, tidak ada tanggapan berarti dari penyidik Polda Sulsel.
Makanya, tambah Suhendro, pada November lalu dia melayangkan surat yang ditujukan ke Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman. Namun lagi-lagi, pelapor mengaku belum mendapat jawaban dari sejumlah permasalahan yang disampaikan kepada pihak terkait. "Kalau tidak ada tanggapan tersebut, masalah ini akan kami laporkan ke Mabes Polri," tegas Suhendro.
Pihak penyidik Satreskrim Polda Sulsel belum bisa dikonfirmasi mengenai keluhan warga ini. Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari yang berusaha dikonfirmasi belum memberikan jawaban. (hamsah umar)