Powered By Blogger

Selasa, 20 Desember 2011

Terdesak, Pelaku Jambret Tinggalkan Motor


MAKASSAR, FAJAR--Pengendara sepeda motor Suzuki Sky Drive DD 2956 OQ, memilih meninggalkan motornya di tengah jalan di Onta Baru Makassar, Selasa, 20 Desember sekira pukul 10.00. Pengendara ini memilih meninggalkan motornya setelah terdesak warga yang mengejarnya karena melakukan jambret.
Dari STNK motor yang ditemukan di sadel motor, diketahui kalau pemilik sepeda motor tersebut beralamat di Jalan Abubakar Lambogo Makassar. Pengendara sepeda motor tersebut menjambret tas berisi handphone dan uang tunai milik Andi Tenri Ajeng, warga Jalan Tidung X Makassar.
Kejadian berawal saat korban memarkir motornya di depan rumah temannya Jalan Onta Baru Makassar. Saat itu, pelaku yang melihat tas korban digantung di setir motor, mengdekati motor kemudian mengambil tasnya.
Teman korban, Fadri yang melihat ulah pelaku itu langsung berteriak dan mengejar pelaku bersama sejumlah warga setempat. Karena dikejar, pelaku tidak bisa mengendalikan motornya hingga terjatuh. Demi mengamankan diri dari amukan massa, pelaku berjumlah dua orang itu memilih melarikan diri dan meninggalkan motornya.
Warga yang tadinya melakukan pengejaran terhadap pelaku nyaris membakar motor yang dikendarai oleh pelaku. Beruntung, petugas Polsekta Mamajang cepat datang ke lokasi dan mengamankan sepeda motor pelaku.
Wakapolsekta Mamajang, AKP Yuvensius Pare mengaku telah mengantongi identitas pemilik motor berdasarkan alamat di STNK motor yang ditinggalkan pelaku. Polisi sempat melakukan pengejaran ke rumah berdasarkan alamat di STNK motor dimaksud, namun pelaku tidak ditemukan di rumahnya. (hamsah umar) 
      
              

Pengamanan Gereja Diperketat


MAKASSAR, FAJAR--Jelang perayaan natal bagi umat Kristiani, jajaran Polrestabes Makassar mempersiapkan pengamanan gereja secara ketat, untuk menjaga perayaan natal bagi umat Kristiani aman dan lancar.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah, Selasa, 20 Desember menjelaskan bahwa jumlah personil yang ditempatkan pada setiap gereja di Makassar minimal dua orang. Sementara gereja yang tergolong besar akan ditempatkan petugas kepolisian antara tiga hingga empat orang.
Di Makassar kata Mantasiah, jumlah gereja yang akan diamankan petugas kepolisian di daerah ini sebanyak 133 gereja. Gereja terbanyak di wilayah hukum Polsekta Ujung Pandang sebanyak 19 gereja. Polsekta Ujung Pandang sendiri akan menerjungkan 40 personilnya untuk pengamanan gereja jelang dan pada perayaan natal 25 Desember nanti.
Mantasiah menyebutkan, jumlah petugas kepolisian yang dilibatkan melakukan pengamanan gereja berkisar 350 orang. Kendati angka pastinya belum ditetapkan, namun polisi memastikan pengamanan gereja tetap diperketat.
"Pengamanan gereja ini sebenarnya untuk memberikan rasa aman bagi umat Kristiani menjelankan ibadah. Kalau pun ada hal lain, kita tetap mengantisipasinya. Tapi kita berharap, Makassar tetap aman," kata  Mantasiah. 
Pengamanan gereja ini sudah termasuk aparat  yang dilibatkan dalam operasi lilin lipu, yang akan dimulai 22 Desember hingga 3 Januari 2012.  (hamsah umar)       

Senin, 19 Desember 2011

Bos CV BMP Dua Kali Mangkir


MAKASSAR, FAJAR--Bos CV Banteng Mega Perkasa (BMP), H Jamaluddin yang mengerjakan tembok perumahan The Mutiara terancam dijadikan buronan penyidik Polrestabes Makassar. Sejak penyidikan ambruknya tembok The Mutiara, Jamaluddin sudah dua kali mangkir dari panggilan polisi.
Berdasarkan aturan, saksi ambruknya tembok The Mutiara yang mengakibatkan delapan orang tewas dan puluhan orang kehilangan tempat tinggal ini sudah bisa dijemput paksa oleh petugas kepolisian pada surat panggilan ketiga. Bahkan ketika surat panggilan ketiga dia tetap tidak datang, polisi sudah bisa menjadikan rekanan tersebut sebagai DPO.
"Aturannya jelas. Kalau sudah dipanggil sesuai aturan kemudian tidak datang, kita akan melakukan penjemputan paksa," kata Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah kemarin.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha dan Wakasatreskrim, Kompol Anwar Hasan juga menegaskan polisi bisa saja melakukan penjemputan  paksa terhadap saksi jika mengabaikan panggilan. Apalagi, dalam kasus tersebut, Jamaluddin dianggap banyak tahu mengenai tembok ini apalagi selaku rekanan.
Berdasarkan  informasi yang diperoleh, surat panggilan kepada pemilik CV BMP ini sudah dua kali dilayangkan melalui aparat Lurah Sinrijala. Kebetulan, Jamaluddin diketahui tinggal di Jalan Sukaria VIII Makassar. 
Lurah Sinrijala, Alex bahkan mengaku pernah membawa surat panggilan kepolisian itu ke rumah Jamaluddin di Jalan Sukaria VIII. Namun rumah tersebut sudah ditinggalkan oleh penghuninya. Kendati begitu, surat tersebut tetap diserahkan kepada warga yang menyewa rumah Jamaluddin. 
"Sudah dua kali memang surat panggilannya dilayangkan polisi melalui kita. Tapi karena dia sudah tinggalkan rumahnya, surat itu kita serahkan ke penjaga rumahnya," kata Lurah Sinrijala, Alex. 
Sementara terkait rencana pemeriksaan dirinya sebagai saksi di Polrestabes Makassar, Alex Mengaku kalau sejauh ini dirinya belum mendapat surat panggilan. "Biasanya panggilan kepada kita itu melalui pemkot. Tapi saya belum ada panggilan untuk memberikan kesaksian," jelas Alex. (hamsah umar)               

30 Warga Sinrijala Telantar


MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya 30 warga Jalan Suka Damai, Kelurahan Sinrijala, Panakkukang Makassar masih bertahan dan menjadikan kantor Lurah Sinrijala sebagai tempat berteduh. Puluhan warga ini umumnya korban yang dirubuhkan rumahnya pascaambruknya tembok The Mutiara.
Puluhan warga ini tidak tahu mau kemana lagi. Pasalnya dia mengaku tidak memiliki keluarga yang bisa ditempati menumpang sementara. Kendati sejauh ini kebutuhan sehari-hari mereka masih ditanggung dari bantuan yang diterima posko bantuan kelurahan, namun nasib ke 30 warga ini terkesan telantar.
Puluhan warga yang terdiri dari 5 kepala keluarga ini tidak termasuk daftar korban yang mendapat santunan dari pengembang perumahan The Mutiara. "Rumah kami rusak pada saat tembok yang tersisa diruntuhkan. Karena ikut tertimpa reruntuhan, rumah kami juga ambruk tapi  bukan saat bencana terjadi," kata salah seorang warga, Daeng Ngalle saat ditemui di kantor Lurah Sinrijala, Senin, 19 Desember.
Karena puluhan warga ini tidak dikategorikan sebagai korban bencana,  mereka pun tidak mendapat santunan dari pihak pengembang, kendati puluhan warga ini tetap kehilangan tempat tinggal. 
"Tidak pasti sampai kapan kami akan tinggal di sini, karena kami tidak punya rumah dan keluarga. Untuk mencari tempat tinggal, kita tidak punya banyak uang. Padahal untuk sewa rumah juga jutaan," kata Daeng Ngalle.
Agar tidak mengganggu aktivitas di kantor kelurahan, para pengunsi ini memilih beraktivitas pada siang hari seperti menjadi tukang cuci. Sementara lainnya memilih berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.
Janji Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk merelokasi warga di sekitar tembok The Mutiara hingga saat ini juga tidak kejelasan. Padahal warga mengaku siap saja jika pemerintah menyiapkan tempat yang lebih baik. 
Lurah Sinrijala, Alex yang dikonfirmasi mengenai rencana relokasi itu mengaku tidak tahu menahu. "Kami ini hanya bawahan dan menunggu perintah. Soal relokasi kita tidak tahu," kata Alex. (hamsah umar)                 

Korps Infanteri Gelar Peleton Beranting


MAKASSAR, FAJAR--Korps Infanteri Koda VII/Wirabuana menggelar long march atau jalan kaki alias Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya, Senin, 19 Desember. Peleton Beranting kemarin ini dimulai di Baruga Antang ke Makodam VII/Wirabuana.
Peletong Beranting oleh Korps Infanteri ini dilakukan dalam rangka memperingati hari Infanteri. Kegiatan long march ini sebenarnya dilakukan melalui delapan etape dan kemarin merupakan etape terakhir. Etape pertama dilakukan di Paccekke, Kabupaten Barru sepanjang 17,6 km.
"Ada delapan etape hingga sampai ke Markas Kodam VII/Wirabuana," jelas Komandan Rindam VII/Wirabuana, Kolonel  Nurtjahjono.
Proses pelepasan etape pertama sendiri dipimpin langsung Nurtjahjono, sedang pada upacara penerimaan Peleton Beranting di Markas Kodam VII/Wirabuana Makassar dipimpin oleh Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana, Brigjen Hari Mulyono.
Dalam Peleton Beranting ini ada beragam satuan yang dilibatkan. Mereka adalah Batalyon 726, Batalyon 431/Kostrad, Batalyon 721/Wiratama dan Batalyon 700/Raider.
Hari mengatakan, Peleton Beranting ini dilakukan dengan maksud mengenang peristiwa bersejarah serangan militer Belanda ke Kota Yogyakarta, yang lebih dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Jenderal Sudirman kala itu mengeluarkan surat perintah kilat yang berisi pelaksanaan infiltrasi alias wingate dengan cara Long March ke wilayah masing-masing. "Ini bentuk dan siasat pertempuran yang merupakan taktik dan strategi prajurit infanteri meski kala itu kita terbatas dalam perlengkapan dan persenjataan," ujarnya.
Peringatan Hari Infanteri ini diharapkan menghidupkan dan memperkokoh tekad dan semangat juang prajurit dalam mengabdi dan menjalankan tugas. Dia menyebut, prajurit TNI adalah pribadi yang masuk karena keinsyafan jiwa dan setia dalam membaktikan jiwa dan raganya  untuk bangsa dan negara. 
Sebagai korps terbesar di jajaran TNI AD, Infanteri
harus bisa menunjukkan teladan bagi satuan lainnya. Kuantitas yang besar, tidak akan berarti tanpa profesionalitas dan semangat juang yang tinggi. (hamsah umar)