MAKASSAR, FAJAR--Aksi Hardiana Patibunga, salah seorang warga Jalan AP Pettarani III Panakkukang Makassar menghebohkan warga sekitar Senin, 5 Maret malam. Putranya, Yusdianra yang baru berusia 8 bulan disandera dua jam, dengan menggunakan dua buah pisau dapur.
Penyanderaan ini menyita perhatian karena Hardiana meletakkan dua buah pisau dapur di leher dan perut anaknya sekaligus. Perilaku membahayakan dan tidak patut dicontoh orang tua ini bahkan dilakukan pelaku di tengah jalan atau di depan rumahnya. Informasi yang diperoleh, penyanderaan dilakukan mulai pukul 18.30 dan baru berakhir dua jam kemudian.
Kondati bayi miliknya menangis hinteris apalagi kondisi cuaca hujan rintik, Hardiana tidak peduli dengan kondisi tersebut termasuk bujukan tetangga dan keluarganya. Pelaku baru berhasil diluluhkan setelah dibujuk anggota Propost Polsekta Panakkukang, Briptu Bayu.
Yusran, suami Hardiana yang ditemui di Polsekta Panakkukang menjelaskan bahwa peristiwa penyanderaan terhadap anaknya itu, bermula saat dia dan istrinya terlibat percekcokan rumah tangga. Saat cekcok tersebut, tiba-tiba terlintas di pikiran Yusran untuk menceraikan istrinya itu. Saat ini kasus tersebut ditangani Polsekta Panakkukang.
"Yang namanya keluarga selalu kita berselisih. Tapi istri saya ini selalu saja menginginkan pertengkaran dengan berpikir macam-macam, bahkan memaki saya. Karena saya pikir sudah tidak ada kecocokan, saya bilang lebih baik kita sudahi hubungan (cerai). Saat saya mau pergi dari rumah, dia malah mengancam anak saya dengan pisau," kata Yusran.
Saat diperiksa di SPK Polsekta Panakkukang, Hardiana menuding suaminya selalu berusaha menghindarinya dan tidak peduli dengan keluarga. "Dia tidak peduli keluarga bahkan saya sendiri selalu dihindari. Saya tidak mengancam membunuh anak saya, tapi itu saya lakukan supaya tidak pergi," kata Hardiana. (hamsah umar)
Penyanderaan ini menyita perhatian karena Hardiana meletakkan dua buah pisau dapur di leher dan perut anaknya sekaligus. Perilaku membahayakan dan tidak patut dicontoh orang tua ini bahkan dilakukan pelaku di tengah jalan atau di depan rumahnya. Informasi yang diperoleh, penyanderaan dilakukan mulai pukul 18.30 dan baru berakhir dua jam kemudian.
Kondati bayi miliknya menangis hinteris apalagi kondisi cuaca hujan rintik, Hardiana tidak peduli dengan kondisi tersebut termasuk bujukan tetangga dan keluarganya. Pelaku baru berhasil diluluhkan setelah dibujuk anggota Propost Polsekta Panakkukang, Briptu Bayu.
Yusran, suami Hardiana yang ditemui di Polsekta Panakkukang menjelaskan bahwa peristiwa penyanderaan terhadap anaknya itu, bermula saat dia dan istrinya terlibat percekcokan rumah tangga. Saat cekcok tersebut, tiba-tiba terlintas di pikiran Yusran untuk menceraikan istrinya itu. Saat ini kasus tersebut ditangani Polsekta Panakkukang.
"Yang namanya keluarga selalu kita berselisih. Tapi istri saya ini selalu saja menginginkan pertengkaran dengan berpikir macam-macam, bahkan memaki saya. Karena saya pikir sudah tidak ada kecocokan, saya bilang lebih baik kita sudahi hubungan (cerai). Saat saya mau pergi dari rumah, dia malah mengancam anak saya dengan pisau," kata Yusran.
Saat diperiksa di SPK Polsekta Panakkukang, Hardiana menuding suaminya selalu berusaha menghindarinya dan tidak peduli dengan keluarga. "Dia tidak peduli keluarga bahkan saya sendiri selalu dihindari. Saya tidak mengancam membunuh anak saya, tapi itu saya lakukan supaya tidak pergi," kata Hardiana. (hamsah umar)