Powered By Blogger

Rabu, 04 April 2012

Muchlis-Irwan Gerilya Bangun Koalisi

    MAKASSAR, FAJAR -- Dua calon bupati Sinjai, Muchlis Panaungi dan Andi Irwan Patawari mulai bergerilya untuk membangun koalisi di pemilukada Sinjai 2013.
    Partai politik yang dilihat tidak berpotensi mengusung kader sendiri menjadi prioritas kedua anggota DPRD Sulsel ini untuk didekati. Partai yang mereka dekati pun cenderung sama. Misalnya PBR, PBB, PDK, PKS, Hanura dan partai lainnya.
    Di DPRD Sinjai, PAN memiliki 4 kursi sehingga masih butuh 1 kursi. Sementara Demokrat masih butuh 2 kursi untuk bisa mencukupkan (3 kursi) syarat calon di pemilukada Sinjai. Selain bergerilya membangun koalisi dengan partai, kedua kandidat cabup ini juga intens melakukan sosialisasi di tengah masyarakat.
    Bagi PAN, untuk bisa mengusung satu pasangan calon di pemilukada Sinjai hampir tidak ada masalah lagi, karena dipastikan didukung PBR yang mengantongi satu kursi. Kedua partai ini memang telah bergabung secara nasional. "PAN dan PBR kan koalisi nasional, jadi untuk Sinjai saya kira sudah pasti bersama," kata Muchlis, Senin, 2 April.
    Kendati PAN dipastikan bersama PBR, Muchlis mengaku mendekati sejumlah partai politik, bahkan sudah melamar resmi ke DPD PKS Sinjai. "Saya sudah mendaftar di PKS Sinjai. Tapi prinsipnya, saya membangun komunikasi dengan semua partai," tandas Muchlis.
    Politikus Demokrat Sulsel, Irwan Patawari juga membangun komunikasi dengan semua partai politik. Kendati, dia belum  bisa memastikan dengan siapa akan berkoalisi nantinya. "Kita hanya membangun komunikasi politik dulu. Tapi harapan kita bisa berkoalisi dengan partai mana saja," kata Irwan. (hamsah umar)
                                              

Kesamaan Visi Bukan Utama

    MAKASSAR, FAJAR -- Menentukan kriteria calon gubernur, PPP tidak mengutakan kesamaan ideologi partai dengan kandidat cagubnya. Variabel lain seperti hasil survei menjadi pertimbangan yang menentukan.
    Demikian pula dengan dukungan lisan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Dukungan lisan itu bukan yang paling menentukan, apalagi Suryadharma memberi dukungan lisan tidak hanya pada satu figur saja.
    " "Ideologi tidak jadi ukuran, karena banyak hal jadi pertimbangan utamanya survei. Dukungan lisan juga belum cerminkan keputusan partai. Soalnya Suryadharma juga pernah menyatakan dukungan terhadap Ilham dalam dua kesempatan," terang Wakil Ketua DPW PPP Sulsel, Muh Taufiq Zainuddin, Senin, 2 April.
    Anggota DPRD Sulsel ini menjelaskan instruksi Suryadharma Ali kepada kandidat calon gubernur Sulsel, diberikan tidak hanya pada kandidat cagub incumbent, Syahrul Yasin Limpo saja. Tapi juga pada penantangnya, Ilham Arief Sirajuddin.
    SDA melontarkan dukungan pada deklarasi pencalonan SYL sebagai cagub Maret lalu, sehingga banyak yang mempersepsikan bahwa instruksi tersebut sudah bersifat resmi dan dipastikan sejalan dengan rekomendasi PPP nantinya.
    Sementara pernyataan lisan mendukung Ilham disampaikan Menteri Agama ini pada saat hari lahir (harlah) PPP di Clarion & Convention, serta peletakan batu pertama pembangunan masjid terapung di Pantai Losari. 
    Rekomendasi cagub yang akan diajukan DPW PPP Sulsel baru akan dikeluarkan pada mukerwilsus PPP mendatang. Terhadap cawagub yang diajukan DPP mendampingi SYL, Andi Djamaro Dulung, PPP cukup realistis dan tahu diri. 
    Yang pasti, perpecahan di internal DPW PPP Sulsel dalam hal dukungan cagub terlihat jelas. Ada yang ingin ke Syahrul begitu juga ke Ilham-Aziz. Sikap resmi PPP di pilgub sendiri dipastikan masih lama karena harus menunggu SDA selesai umrah kemudian mukerwilsus.
    Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Usman Lonta juga menandaskan pertimbangan survei menjadi pertimbangan utama PAN menentukan cagub. Survei terakhir yang akan dilakukan DPP inilah yang bakal menjadi patokan menetapkan cagub yang akan didukung di Sulsel apakah mempertahankan Syahrul atau berpaling ke Ilham-Aziz.
    Di mata PAN, kepemimpinan Sayang empat tahun terakhir cukup sukses, sehingga bisa menjadi salah satu alasan PAN mempertahankan dukungan terhadap Syahrul. (hamsah umar)
                                   

Golkar Coba Redam Polemik

    MAKASSAR, FAJAR -- Organisasi massa (ormas) yang berada di bawah naungan partai Golkar, diimbau tidak perlu berspekulasi seputar calon pendamping Syahrul Yasin Limpo (SYL) di pilgub Sulsel 2013.   
    Setidaknya ada tiga ormas Golkar yang sedang berperang wacana terkait cawagub yang paling pantas mendampingi SYL. Ketiganya adalah Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro).
    Baik Kosgoro, Soksi, maupun MKGR sama-sama mengajukan kadernya mendampingi SYL dengan berbagai keunggulan. Soksi misalnya menawarkan ketuanya, Agus Arifin Nu'mang karena cukup berhasil mendampingi SYL empat tahun terakhir. Ketua Soksi Makassar Andi Hasir bahkan terang-terangan menyebut dukungan Soksi bisa pecah, utamanya di wailayah Ajatappareng, jika bukan Agus yang digandeng.
    MKGR tak mau kalah mengampanyekan ketuanya yang juga Sekprov Sulsel, Andi Muallim. Muallim adalah figur berpengalaman. Kesuksesan SYL bukan hanya karena ditopang Agus, tapi tak lepas dari kepiawaian Muallim mengendalikan pamong di pemprov Sulsel.
    Nah, Kosgoro tidak mau kalah dengan mendorong HM Roem sebagai satu-satunya kader Golkar tulen. Bahkan, di kalangan Kosgoro mulai muncul reaksi bagi kader yang terkesan mendukung calon lain selain dari Kosgoro. Ormas terbesar di Golkar ini hanya sreg dengan Roem sebagai kader paling pantas.    
    Sebagai K
etua DPRD Sulsel, peran Roem menyeimbangkan stabilitas eksekutif dan legislatif tidak kecil. Berkat tangan dingin Roem, gejolak internal parlemen tidak nampak. Walhasil, pemerintahan SYL bisa berjalan kondusif. 
    Melihat spekulasi itu, legislator Golkar DPRD Sulsel Hoist Bachtiar minta kader dari ormas Golkar berhenti berpolemik mengenai cawagub SYL. "Karena semuanya sudah jelas. Pak Syahrul sendiri sudah tegaskan cagubnya ditetapkan berdasarkan survei," kata Hoist.
    Sekalipun tidak bermaksud menghalangi kader menyampaikan aspirasinya, Wakil Bendahara Golkar Sulsel ini minta Soksi, MKGR, Kosgoro berhenti bicara soal cawagub SYL. Sekalipun banyak yang berspekulasi dengan berbagai alasan, SYL tidak akan terpengaruh dalam menentukan pendampingnya.
    "Biar ngomong apa, kalau Pak Syahrul sendiri yang sudah katakan by survei, ya akan seperti itu. Cawagub ini sebenarnya sederhanya tinggal kita menunggu mekanisme yang ada di Golkar," tandas Hoist.
    Mekanisme survei penentuan cawagub SYL juga ditegaskan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Golkar Sulsel, Ajiep Padindang. "Itu hak mereka untuk berbicara siapa pun itu. Tapi semuanya kembali ke survei," tandas Ajiep. (hamsah umar)  
    

PDS Ingin Aspirasinya Didengar

    MAKASSAR, FAJAR -- Salah satu partai pendukung paket Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di pilgub 2007, Partai Damai Sejahtera (PDS) mulai memasang bargaining politik di pilgub Sulsel 2013.
    Salah satunya, PDS ingin aspirasi atau masukan dari partainya didengar dan diperhatikan calon gubernur yang diusungnya ketika memenangkan pilgub. Misalnya saja dalam hal pembangunan infrastruktur, utamanya di wilayah yang menjadi basis PDS, seperti Toraja dan wilayah perbatasan Palopo.
    "Misalnya saja pembangunan jalan poros yang menghubungkan Seko-Toraja. Ini salah satu keinginan kami agar bisa terealisasi ke depan," kata Ketua PDS Sulsel, Mathius Timang, Senin, 2 April.
    Partai yang akan membuka proses pendaftaran di awal April (bukan pertengahan) ini, berharap masukan PDS kepada calon yang diusung diperhatikan agar menjadi progres positif bagi PDS di mata kosntituennya, utamanya di basisnya sendiri.
    Kendati sejumlah kader internal PDS Sulsel sudah memastikan dukungan terhadap Syahrul, Mathius menandaskan PDS secara organisasi belum kemana-mana, dan terbuka kepada kandidat manapun, termasuk Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar. "PDS tidak condong kemana-mana, tapi kita komunikasi dengan semua kandidat yang ada," tandas Mathius.
    Bagaimana kriteria cagub yang diidamkan PDS? Mathius menjelaskan partainya menginginkan figur yang bisa mengayomi semua elemen masyarakat di Sulsel. Untuk melihat figur dimaksud, PDS mengacu pada pengalaman figur bahkan dari sekadar penampilan atau bahasa tubuh calon. "Kalau calon yang bisa mengayomi semua bisa dilihat dari penampilannya," tandas Mathius.
    Kriteria lain cukup umum seperti kapabel, memiliki kemampuan membangun Sulsel lebih baik, teruji dan memiliki track racord yang baik. Kendati belum pasti ke Syahrul, PDS mengaku cukup sreg dengan kandidat cagub incumbent. (hamsah umar)                  
                      

Senin, 02 April 2012

Syamsari Tetap Incar Nojeng-Bur

MAKASSAR, FAJAR--Dua calon bupati Takalar dari partai Golkar, Natsir Ibrahim (Nojeng) dan Burhanuddin Baharuddin (Bur) memiliki magnet kuat bagi politisi PKS yang juga cabup Takalar, Syamsari Kitta. Legislator Sulsel ini tetap mengincar Nojeng dan Bur. 
    Dukungan PKS (3), PKB (1) dan Gerindra (1) yang sekaligus memastikan dia bisa bertarung di Takalar, tidak membuat Syamsari fokus menjajaki figur calon wakil bupati. Padahal, beberapa figur sudah mengajukan diri mendampingi Syamsari di pemilukada Takalar seperti kader Gerindra dan PAN.
    Bagi Syamsari, siapa pun yang terlempar dari Golkar baik Nojeng maupun Bur, PKS Takalar siap membangun koalisi dengannya. Peluang ini memang cukup terbuka karena Nojeng dan Bur sama-sama ngotot maju sebagai cabup. Sehingga siapa pun di antara keduanya yang tidak diusung sebagai cabup sangat memungkinkan hengkang dari Golkar dan memilih maju melalui partai lain. Momen inilah yang ditunggu PKS Takalar.
    "Siapa pun (Nojeng-Bur) yang terlempar dari persaingan Golkar, PKS siapkan koalisi," kata tim media DPD PKS Takalar, Hairil Anwar beberapa waktu lalu.
    Dalam arena pemilukada, PKS kata Hairil sudah terbiasa dengan last minute atau menit-menit terakhir dalam menentukan sikap penting. Hanya saja, ketika akan berkoalisi dengan Nojeng atau Bur, PKS belum mau membeberkan apakah Syamsari di posisi cabup atau cawabup. Pada pemilukada sebelumnya, Syamsari memang sudah penah berduet dengan Bur dimana saat itu dia berada di posisi 02.
    Untuk cabup dan cawabup Golkar Takalar sendiri, saat ini DPP sudah menggodok sejumlah figur yang telah mendaftar di Golkar. Sesuai rencana, cabup-cawabup Takalar ini akan ditetapkan pada Mei mendatang.
    Terkait posisi cawabup, PKS maupun Syamsari sendiri masih enggan berkomentar banyak, kendati sejumlah figur sudah mengajukan diri untuk digandeng. Tapi karena adanya keinginan untuk menunggu cabup yang ditetapkan Golkar, serta menantu perkembangan terakhir Nojeng dan Bur, Syamsari pun memilih untuk tidak banyak berkomentar.
    Sebaliknya, Syamsari terus menggalang dukungan partai politik utamanya yang membuka pendaftaran resmi. Syamsari juga telah melalui uji kelayakan dan kepatutan di DPD PDIP Sulsel sebagai cabup Takalar. (hamsah umar)