Powered By Blogger

Kamis, 10 Mei 2012

Burhanuddin Siap Patuhi DPP


MAKASSAR, FAJAR--Fungsionaris DPD Golkar Sulsel, Burhanuddin Baharuddin siap mematuhi keputusan DPP Golkar terkait agenda pemilukada Takalar Oktober mendatang.
"Apapun yang diputuskan oleh DPP, Pak Burhanuddin siap patuh dan taat dengan keputusan partai. Burhanuddin adalah kader yang patuh aturan sehingga tetap ingin taat pada keputusan partai," kata juru bicara Burhanuddin, MS Baso, Rabu, 9 Mei.
Apakah itu berarti Burhanuddin siap menjadi cawabup?, Baso menyatakan bahwa kalau hal itu menjadi keputusan partai dengan mengacu pada survei dan mekanisme yang benar di Golkar, Burhanuddin tentu harus memiliki kesiapan tampil sebagai cawabup dari partai Golkar.
Burhanuddin sejauh ini belum berpikir lompat pagar atau hengkang dari Golkar ketika tidak diusung oleh Golkar sebagai cabup di Takalar. Kendati begitu, dia juga menegaskan bahwa ketika surveinya lebih tinggi, maka kader Golkar yang lain juga harus siap menerima kenyataan untuk menjadi cawabup. Misalnya saja ketika DPP menetapkan Burhanuddin cabup maka ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng juga harus siap menerima kenyataan.
"Informasi terakhir yang kami peroleh, survei yang dilakukan DPP Golkar di Takalar masih tetap menempatkan Burhanuddin teratas. Tapi kita belum tahu siapa yang akan direkomendasi DPP karena sampai saat ini belum ada keputusan," kata Baso.
Ketua Tim Pilkada DPD Golkar Sulsel untuk pemilukada Takalar, Arfandi Idris mengakui kalau sejauh ini belum ada penetapan cabup di Takalar. Namun dia berharap dalam waktu dekat sudah ada penetapan dari DPP. (hamsah umar)
                   

Mobilisasi dan Intimidasi PNS Harus Disetop


*Cagub Dukung Sanksi PNS

MAKASSAR, FAJAR--Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mempertegas sanksi PNS yang tidak netral dalam pemilukada, disambut baik kandidat gubernur Sulsel.
Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa mengaku menyambut baik ancaman sanksi PNS itu. Namun, dia juga melihat PNS nantinya yang bakal menjadi korban atasan. Dia melihat selama ini PNS di Sulsel berpihak karena sengaja dimobilisasi dan atau diintimidasi oleh calon apalagi yang berstatus sebagai pejabat.
"Mestinya setiap calon jangan memobilisasi dan memaksa PNS baik secara halus atau memang mengintimidasi. UU juga mestinya memikirkan sanksi bagi calon yang memobilisasi dan mamaksa PNS, karena pegawai yang dipaksa atau diintimidasi pasti akan berpihak," tandas Rudiyanto, Rabu, 9 Mei.
Banyak contoh sebagai salah satu bentuk mobilisasi PNS di daerah seperti saat peringatan hari jadi di kabupaten/kota. Ajang ini kadang dimanfaatkan calon memobilisasi PNS dengan mengemas kegiatan lain. Akibatnya, secara psikologis PNS akan terpengaruh.
Bahkan tidak jarang menurut Rudiyanto, pejabat di daerah menggunakan mobil dinas dengan atribut calon tertentu. Makanya, Rudi melihat UU tersebut belum terlalu kuat bahkan PNS yang tidak netral bisa lepas dari jeratan hukuman. Karena orang yang merasa terpaksa tidak bisa dipidana.
Mobilisasi PNS yang dianggap memengaruhi netralitas di pilgub seperti mengumpulkan PNS, guru, lurah, dan camat dalam bentuk pelatihan. Sementara materi yang diberikan berupa doktrin. "Intinya menurut saya dari kesadaran calonnya sendiri dan bupati di daerah. Jadi mari kita kemas pilgub secara fair," imbuh cagub dari Gerindra ini.
Cagub Petahana, Syahrul Yasin Limpo yang ditemui menyatakan sejauh ini pihaknya melihat PNS di Sulsel masih tetap netral dalam pilgub. Belum ada indikasi PNS di jajaran Pemprov Sulsel maupun yang ada di kabupaten/kota yang tidak netral.
"Kalau soal imbauan, kita sudah sering mengimbau PNS untuk menjaga netralitas di pemilu. Karena itu juga menjadi harapan kita. Tapi kan tidak ada juga PNS yang berpihak," kata Syahrul. (hamsah umar)


Rudiyanto Sodorkan Tiga Pendamping ke Prabowo


*Sebut Nawir Punya Peluang Besar

MAKASSAR, FAJAR--Calon gubernur Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa diam-diam sudah mengajukan tiga calon pendampingnya ke ketua Dewan Pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto.
Ketiga nama yang disodorkan ke DPP ini tinggal menunggu persetujuan Prabowo selaku pihak yang mendorong Rudi maju bertarung di Sulsel. Sayang, Rudi-sapaan akrab Rudiyanto enggan membeberkan nama-nama tokoh yang diajukan ke Prabowo itu.
"Untuk pendamping saya, kita di DPD sudah mengajukan ke dewan pimbina, tingga menunggu dia kembali umrah. Jadi yang menentukan pendamping saya adalah Prabowo karena memang semuanya ditentukan oleh dia," tandas Rudiyanto, Rabu, 9 Maret.
Bupati Sinjai dua periode ini menegaskan, setelah Prabowo menetapkan salah satu dari tiga kandidat yang diusulkan, Rudiyanto baru akan membawa pendamping tersebut ke Prabowo untuk menghadap atau berkoordinasi lebih lanjut. Rudi mengaku tidak etis merilis ketiga nama calon pendampingnya itu karena tidak ingin ada kekecewaan.
"Kalau saya rilis tiga nama kan tidak enak, karena yang akan ditetapkan cuma satu. Nanti kalau sudah disetujui oleh pembina baru saya sampaikan siapa pendamping saya," tandas mantan pengacara ini.
Ditanya mengenai sosok mantan bupati Pinrang, Andi Nawir, Rudi tidak menepis kalau tokoh tersebut merupakan salah satu calon yang digadang-gadang. Bahkan Rudi menyebut politisi Demokrat Sulsel ini merupakan sosok yang punya peluang besar mendampinginya. "Kalau bicara peluang dia memang punya peluang besar mendampingi saya. Tapi itu tadi, saya tidak mau menyebut siapa tiga orang yang saya ajukan," tandas Rudiyanto.
Jelang deklarasi pencalonan sebagai calon gubernur Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa mulai unjuk pergerakan di wilayah selatan Sulsel.  Salah satu wilayah yang mulai digarap langsung oleh Rudi-sapaan akrab Rudiyanto adalah wilayah yang menjadi salah satu kantong suara partai Golkar, Bulukumba. Di daerah ini, Rudi akan melakukan serangkaian pertemuan dengan tokoh masyarakat termasuk pengukuhan elawan dan tim suksesnya pada Minggu, 13 Mei mendatang.
Setidaknya ada tiga kecamatan yang menjadi sasaran utama Rudi masing-masing Kecamatan Bulukumpa, Kajang, dan Gantarang. Di Tanete, salah satu tokoh masyarakat yang akan ditemui adalah Karaeng Bangka. Begitu juga sejumlah tokoh masyarakat di Kajang dan Gantarang.
"Agenda kegiatan Rudiyanto du Bulukumba pada Minggu mendatang adalah silaturahmi dengan tokoh masyarakat, sekaligus pengukuhan relawan dan tim sukses. Ajang ini sekaligus sosialisasi pencalonannya sebagai cagub di pilgub 2013," tandas Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Syahruni Haris, Rabu, 9 Mei.
Begitu juga, sosialisasi visi misi bupati Sinjai dua periode ingin memperkenalkan program kerja yang bakal ditawarkan pada masyarakat Sulsel, ketika dipercaya memimpin daerah ini lima tahun mendatang. Namun pengukuhan relawan di Bulukumba ini tidak sampai menyedot banyak orang tapi hanya berkisar ratusan hingga ribuan orang.
Sosialisasi pencalonan Rudiyanto di tengah masyarakat sebenarnya bukan kali pertama. Namun selama ini hanya dilakukan oleh tim yang telah dibentuk pada setiap kabupaten/kota di Sulsel. Tadi malam misalnya, salah seorang timnya, Chalik Suang menyisir pedalaman di Kabupaten Takalar.
"Tapi bukan cuma di wilayah selatan Sulsel, tapi tim yang ada di Ajatappareng dan daerah lain juga sudah bekerja. Memang kalau secara langsung dilakukan Rudi masih terbatas," tandas Chalik Suang.
Bagaimana dengan calon pendampingnya, tim Rudi sejauh ini masih menutup rapat siapa figur yang akan digandeng Rudiyanto, kendati dia mengakui sudah ada sejumlah tokoh yang sudah disiapkan. "Kalau calon, hanya Rudiyanto yang tahu sekalipun kita memang ada beberapa nama yang sering dibicarakan," kata Chalik.
Belakangan ini santer kalau Rudi bakal menggandeng politisi Demokrat Susel yang tidak lain mantan bupati Pinrang Andi Nawir. Chalik tidak menepis kalau figur tersebut merupakan salah satu calon yang selama ini digadang-gadang Rudi.
Nama lain seperti Akmal Pasluddin, mantan bupati Lutra, Luthfi A Mukti, politisi PKS Andi Rahmat, hingga politisi Hanura Akbar Faizal. Yang pasti, gambaran mengenai sosok pendamping Rudi ini baru akan terbaca pada saat deklarasi di Stadion Andi Mattalatta, 26 Mei mendatang. (hamsah umar)

Akbar Minta Kader Rapatkan Barisan


MAKASSAR, FAJAR--Sehari setelah terpilih sebagai Ketua DPC Hanura Makassar, Jalaluddin Akbar berpikir cepat untuk membenahi partai yang sempat vakum selama satu tahun lebih.
Dia meminta seluruh kader Hanura di Makassar hingga tingkat bawah untuk merapatkan barisan membangun partai yang solid dan jauh dari perselisihan. Apalagi saat ini even politik sedang menunggu baik di pilwalkot Makassar maupun pilgub Sulsel 2013 mendatang. Stagnasi mesin partai sekian lama harus diaktifkan kembali.
"Karena mesin partai atau kepengurusan Hanura Makassar lama vakum atau stagnan, makanya saya mengajak semua kader Hanura Makassar untuk merapatkan barisan. Mari kita sama-sama menjalankan instruksi partai utamanya dari DPP untuk membangun partai  melalui soliditas dan kebersamaan," tandas Akbar, Rabu, 9 Mei.
Saat ini, Akbar mulai menyerap aspirasi kader dari berbagai lapisan mulai dari ranting hingga pengurus di bawahnya. Begitu juga memikirkan struktur kepengurusan partai di bawah kepemimpinannya. Salah satu bentuk struktur partai yang akan dibangun adalah kepengurusan yang memerhatikan faktor keterwakilan wilayah.
Dengan kata lain, Akbar berharap pengurus DPC Hanura Makassar nantinya harus mewakili 14 kecamatan. "Untuk komposisi pengurus, kita upayakan refresentasi keterwakilan wilayah," kata Akbar.
Akbar beralasan, dengan refresentasi keterwakilan wilayah di kepengurusan Hanura Makassar, pelaksanaan program partai utamanya di tingkat kecamatan juga akan lebih baik. Untuk posisi koordinator wilayah misalnya, ada baiknya berasal dari wilayah yang dikoordinir. "Misalnya koordinator Tallo, akan lebih baik kalau dia berdomisili di Tallo," katanya.
Keinginan membangun soliditas partai di Makassar ini sejalan dengan instruksi DPP Hanura, yang meminta kader Hanura Makassar tidak saling mempolitisasi dan curiga mencurigai. Akbar juga berharap kepengurusan di tingkat ranting secepatnya dibenahi termasuk melengkapi kepengurusan di bawah.
Plt Ketua DPD Hanura Makassar, Amrullah Pase berharap terpilihnya ketua DPC Hanura Makassar yang baru ini menjadi babak baru dalam membangun Hanura yang lebih solid ke depan. Dia pun berharap semua kader saling mendukung dalam rangka membenahi partai. "Kita harus saling mendukung dan percaya. Ini adalah kunci kalau kita mau melihat partai berjalan dengan baik," kata Amrullah. (hamsah umar)    

Kedekatan Apiaty-Syahrul Tidak Terkait Politik


MAKASSAR, FAJAR--Putra Asisten IV Pemkot Makassar Apiaty Amin Syam, Imran Tenritata menepis wacana publik yang menyebut ibunya merapat ke cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo.
Kalau pun Apiaty dan Syahrul ada kedekatan serta sempat melakukan pertemuan di kampung halamannya, Bojo Barru beberapa hari lalu, bukan berarti pertemuan tersebut sebagai bukti Apiaty merapat ke Syahrul. "Pertemuan dan kedekatan ibu saya dengan Syahrul jangan dipersepsikan ada kaitannya dengan politik. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik apalagi kalau dikaitkan dengan pilgub," tandas Imran, Rabu, 9 Mei.
Selain karena Apiaty adalah Ketua Himpunan Wanita Karya (HWK) Sulsel, dia juga banyak aktif di organisasi seperti majelis taklim. Sehingga sangat wajar ketika Apiaty memiliki kedekatan dengan Syahrul utamanya ketika dikaitkan dengan HWK yang merupakan organisasi Golkar. Tapi ketika dikaitkan politik, Imran menegaskan ibunya dan Syahrul tidak memiliki hubungan politik.
Begitu juga kata dengan kedekatan Apiaty dengan Ilham Arief Sirajuddin. Menurut dia, publik Sulsel harus memisahkan hubungan emosional itu dengan agenda-agenda politik. Apiaty dekat dengan Ilham karena saat ini dia menjabat sebagai Asisten IV Pemkot Makassar. "Dua-duanya ada kedekatan. Mari kita saling menghargai satu sama lain, dan tidak mempolitisasi kedekatan itu," imbuh Imran.
Beberapa hari terakhir, media di Sulsel memang memberitakan Apiaty merapat ke Syahrul. Itu setelah Apiaty menggelar zikir dan doa untuk Syahrul serta pertemuannya di kediamannya Bojo beberapa hari lalu. Pertemuan di Bojo inilah yang disebut-sebut sebagai sikap Apiaty merapat ke mantan lawan politik suaminya (Amin Syam) di pilgub 2007 lalu.
Terkait berita yang menyebut Apiaty mengundurkan diri sebagai Asisten IV Pemkot Makassar, karena alasan akan ada mutasi yang akan dilakukan wali kota Makassar terhadap dirinya, Imran menepis kabar tersebut. Pasalnya hingga Selasa malam, Apiaty belum pernah membuat surat pengunduran diri.
"Yang namanya pengunduran diri dari pejabat itu harus ada suratnya. Setahu saya tidak ada sampai sekarang. Kalau ada terlintas pernyataan dia akan mundur, mungkin itu karena terpengaruh komentar Pak Ilham bahwa dia akan dimutasi. Tapi itu tadi sampai tadi malam saya komunikasi belum ada surat pengunduran dirinya," kata Imran.
Imran sendiri mengaku tidak yakin wali kota Makassar akan memutasi orang tuanya hanya karena persoalan ada kedekatan dengan Syahrul. "Saya kira Pak Ilham bijaksana melihat semua itu. Tidak semudah itu memutasi pejabat kelau tanpa pertimbangan kinerja. Apiaty itu adalah pejabat paling senior di Pemkot Makassar," kata Imran.
Bagaimana dengan Amin Syam, Imran menegaskan bahwa mantan gubernur Sulsel ini tidak akan mau bersikap apapun. Keluarga besar Amin Syam hingga saat ini belum bersikap termasuk soal wacana pilgub mendatang. Namun pada waktunya Amin Syam akan bersikap di pilgub Sulsel 2013 nanti. (hamsah umar)