Powered By Blogger

Jumat, 20 Juli 2012

Amping: Rakyat Butuh Pemimpin Sederhana


MAKASSAR, FAJAR--Dukungan mantan Bupati Tana Toraja, Amping Situru terhadap pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel terus diperkuat, dengan menyosialisasikan IA di tengah masyarakat Tana Toraja.
Mantan bupati dua periode ini punya alasan tersendiri sehingga mendukung IA di pilgub Sulsel. Salah satunya, pasangan ini dinilai sosok pemimpin bersahaja, sederaha, religius, dan dekat dengan masyarakat bawah.
"Sekarang masyarakat semakin merindukan sosok pemimpin yang bersahaja, sederhana dan memperlihatkan kedekatan dengan masyarakat yang tidak dibuat-buat. Banyak warga Toraja yang bermukim di Makassar kembali ke kampung membawa cerita tentang gaya kepemimpinan Pak Ilham yang banyak membawa kesejukan dalam hal keberagaman beragama. Mereka mengaku sangat tenang beribadah di Makassar," cerita Amping.
Ini diungkap Amping saat dialog keberagaman beragama dengan tokoh masyarakat Tanah Toraja, di Makale Kamis, 19 Juli.  Dialog yang berlangsung penuh keakraban ini di selingi sambil menyeruput kopi khas Toraja yang disajikan oleh keluarga besar Amping.
"Saya berani memperjuangkan pak Ilham di Tana Toraja karena saya kenal sepak terjangnya yang banyak membantu warga Toraja di Makassar. Liatmi nanti, kita tidak akan malu di sini, saya terus intens cek situasi di tengah masyarakat Toraja, situasinya bagus untuk pak Ilham-Aziz," lanjut Amping.
Dalam diskusi ini, Ilham juga sempat menceritakan tentang perjalanan politiknya yang banyak dipengaruhi oleh firasat keilahian yang kerap hadir dalam langkah politiknya. "Banyak kesuksesan politik yang saya alami terasa sangat kental nuansa spiritualnya. Mudah - mudahan yang kita perjuangkan ini tidak terlepas dari campur tangan Allah," lanjut Ilham sambil menyeruput kopi khas toraja.
Di Toraja, Ilham juga melakukan ziarah ke makam Puang Sondong alias Puang Rondo-Rondo. Ilham merupakan keturunan langsung dari Puang Sondong alias Puang Rondo-Rondo dari Ibunda Ilham Siti Djohra. Puang Sondong adalah Bangsawan Toraja yang cukup berpengaruh dalam merekatkan umat beragama di Toraja. Puang Sondang adalah satu dari Puang Pitu (tujuh pangeran) Toraja. Dari tujuh puang ini hanya Puang Rondo-Rondo yang Muslim. "Ziarah kubur ke makam orang tua kami Ini adalah tradisi keluarga sejak dulu, termasuk di Tana Toraja ini" ujar Ilham.
Ilham didampingi adiknya, Hendra Sirajuddin dan putra sulungnya, Amirul Yamin Ramadhansyah, serta penasehat spiritualnya ustadz Rahman Qayyum.  "Mendoakan leluhur kita yang telah meninggal memiliki praktek yang besar, utamanya untuk orang yang telah meninggal, Insya Allah akan mendapat pegurangan dosa jika terus didoakan oleh orang yang masih hidup. Ziarah kubur akan selalu mengingatkan kita akan kematian, sehingga orientasi hidup lebih seimbang antara dunia dan akhirat," ujar Rahman.
Selain Amping, sejumlah tokoh yang pernah bertarung di Toraja juga mendukung IA seperti Viktor D. Batara, Adelheid Sosang dan sejumlah tokoh Toraja lainnya. (hamsah umar)

Tokoh KTI Pantas Cawapres Prabowo


MAKASSAR, FAJAR--Wacana Gerindra menjaring cawapres sebagai pendamping Prabowo Subianto di pilpres 2014 menggunakan metode konvensi, memberi ruang tokoh di Kawasan Indonesia Timur (KTI) utamanya Sulawesi untuk bersaing menjadi cawapres Prabowo.
Tokoh yang pantas mengikuti konvensi cawapres Gerindra seperti mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Fadel Muhammad, Menteri Pemuda dan Olahraga, Alifian Mallarageng, politisi Hanura Sulsel, Akbar Faizal, politisi Golkar, dan Idrus Marham. Bahkan mantan Wapres RI, Jusuf Kalla juga dianggap punya kans untuk menjadi cawapres Prabowo.
Tokoh lain dari Indonesia Timur seperti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), EE Mangindaan, mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi serta sejumlah tokoh nasional lainnya. Khusus dari Sulawesi, JK, Fadel, dan Mangindaan termasuk tokoh yang cukup dikenal secara nasional.
Pengamat Sosial Politik Unhas, Dr Muh Darwis berpendapat bahwa Indonesia Timur cukup memiliki banyak tokoh yang layak didorong menjadi capres maupun cawapres. Yang jadi pertanyaan kemudian adalah sejauh mana rakyat Indonesia akan memilih tokoh tersebut. Apalagi, masyarakat Jawa masih sangat primordial dalam menentukan pemimpinnya.
Sehingga untuk ukuran Indonesia Timur, sosok Jusuf Kalla masih lebih diunggulkan dibanding tokoh lainnya. JK tidak hanya mengakar di Sulawesi tapi juga di seluruh Indonesia. "Jadi sangat sulit mencari sosok selain JK apakah sebagai capres atau pun cawapres. Memang akan ada tapi tidak sama dengan JK," kata Darwis, Kamis, 19 Juli.
Darwis menyebut, JK tidak hanya dikenal di Sulawesi tapi juga sudah banyak terkenal di seluruh Indonesia. Apalagi JK sudah memiliki modal sebagai menteri, capres, dan saat ini sebagai Ketua Umum PMI. Kendati banyak kalangan yang mendorong JK maju sebagai capres, Darwis sendiri merespons ketika JK bersedia menjadi cawapres Prabowo di pilpres mendatang. Kontribusi besar JK saat duduk sebagai capres menjadi alasan kuat untuk mendorong JK sebagai capres atau cawapres.
Pastinya, siapa pun yang menjadi pasangan JK di pilpres 2014 mendatang, dipastikan akan mendapat dukungan besar masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pendeklarasian Prabowo sebagai capres Gerindra pada Oktober mendatang, akan diikuti dengan konvensi cawapres.
Wacana konvensi menentukan cawapres Prabowo ini juga mendapat respons positif kader Gerindra Sulsel termasuk kader di daerah. Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Syahruni Haris menyebut cara konvensi ini membuka ruang bagi Prabowo untuk menyeleksi lebih banyak tokoh yang layak menjadi pendampingnya di pilpres 2014 mendatang.
"Kalau dari Sulawesi, JK dan Fadel Muhammad sangat layak kita munculkan. Tapi dari segi prioritas, Gerindra tentu sangat berharap ada kesiapan JK untuk berpasangan dengan Prabowo," imbuh Syahruni. (hamsah umar)

Grafis:

Tokoh KTI

Jusuf Kalla
-Mantan wapres 1994-1999
-Ketua Umum PMI
-Politisi Golkar

Fadel Muhammad
-Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan
-Mantan Gubernur Gorontalo
-Politisi Golkar

Alifian Mallarangeng
-Menteri Pemuda dan Olahraga
-Mantan jubir SBY
-Politisi Demokrat

Akbar Faizal
-Anggota DPR RI
-Polisi Hanura

Idrus Marham
-Anggota DPR RI
-Politisi Golkar

EE Mangindaan
-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
-Politisi Demokrat
   

Tokoh KTI Pantas Cawapres Prabowo


MAKASSAR, FAJAR--Wacana Gerindra menjaring cawapres sebagai pendamping Prabowo Subianto di pilpres 2014 menggunakan metode konvensi, memberi ruang tokoh di Kawasan Indonesia Timur (KTI) utamanya Sulawesi untuk bersaing menjadi cawapres Prabowo.
Tokoh yang pantas mengikuti konvensi cawapres Gerindra seperti mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Fadel Muhammad, Menteri Pemuda dan Olahraga, Alifian Mallarageng, politisi Hanura Sulsel, Akbar Faizal, politisi Golkar, dan Idrus Marham. Bahkan mantan Wapres RI, Jusuf Kalla juga dianggap punya kans untuk menjadi cawapres Prabowo.
Tokoh lain dari Indonesia Timur seperti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), EE Mangindaan, mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi serta sejumlah tokoh nasional lainnya. Khusus dari Sulawesi, JK, Fadel, dan Mangindaan termasuk tokoh yang cukup dikenal secara nasional.
Pengamat Sosial Politik Unhas, Dr Muh Darwis berpendapat bahwa Indonesia Timur cukup memiliki banyak tokoh yang layak didorong menjadi capres maupun cawapres. Yang jadi pertanyaan kemudian adalah sejauh mana rakyat Indonesia akan memilih tokoh tersebut. Apalagi, masyarakat Jawa masih sangat primordial dalam menentukan pemimpinnya.
Sehingga untuk ukuran Indonesia Timur, sosok Jusuf Kalla masih lebih diunggulkan dibanding tokoh lainnya. JK tidak hanya mengakar di Sulawesi tapi juga di seluruh Indonesia. "Jadi sangat sulit mencari sosok selain JK apakah sebagai capres atau pun cawapres. Memang akan ada tapi tidak sama dengan JK," kata Darwis, Kamis, 19 Juli.
Darwis menyebut, JK tidak hanya dikenal di Sulawesi tapi juga sudah banyak terkenal di seluruh Indonesia. Apalagi JK sudah memiliki modal sebagai menteri, capres, dan saat ini sebagai Ketua Umum PMI. Kendati banyak kalangan yang mendorong JK maju sebagai capres, Darwis sendiri merespons ketika JK bersedia menjadi cawapres Prabowo di pilpres mendatang. Kontribusi besar JK saat duduk sebagai capres menjadi alasan kuat untuk mendorong JK sebagai capres atau cawapres.
Pastinya, siapa pun yang menjadi pasangan JK di pilpres 2014 mendatang, dipastikan akan mendapat dukungan besar masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pendeklarasian Prabowo sebagai capres Gerindra pada Oktober mendatang, akan diikuti dengan konvensi cawapres.
Wacana konvensi menentukan cawapres Prabowo ini juga mendapat respons positif kader Gerindra Sulsel termasuk kader di daerah. Sekretaris DPC Gerindra Bulukumba, Syahruni Haris menyebut cara konvensi ini membuka ruang bagi Prabowo untuk menyeleksi lebih banyak tokoh yang layak menjadi pendampingnya di pilpres 2014 mendatang.
"Kalau dari Sulawesi, JK dan Fadel Muhammad sangat layak kita munculkan. Tapi dari segi prioritas, Gerindra tentu sangat berharap ada kesiapan JK untuk berpasangan dengan Prabowo," imbuh Syahruni. (hamsah umar)

Grafis:

Tokoh KTI

Jusuf Kalla
-Mantan wapres 1994-1999
-Ketua Umum PMI
-Politisi Golkar

Fadel Muhammad
-Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan
-Mantan Gubernur Gorontalo
-Politisi Golkar

Alifian Mallarangeng
-Menteri Pemuda dan Olahraga
-Mantan jubir SBY
-Politisi Demokrat

Akbar Faizal
-Anggota DPR RI
-Polisi Hanura

Idrus Marham
-Anggota DPR RI
-Politisi Golkar

EE Mangindaan
-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
-Politisi Demokrat
   

Kamis, 19 Juli 2012

Taufan Sebaiknya Cepat Tetapkan Pendamping


MAKASSAR, FAJAR--Calon bupati Bone yang diusung PAN, Andi Taufan Tiro diinstruksikan secepatnya menentukan figur yang akan menjadi pendampingnya, sehingga ada ruang lebih banyak untuk bersosialisasi bersama pasangannya.
Kalau Taufan terlebih dahulu melakukan survei, DPW PAN Sulsel minta agar survei tersebut sudah harus berjalan saat ini. "Jangan surveinya baru dilakukan September. Kalau memang ada keinginan untuk melakukan survei, maka saat ini sudah harus jalan. Sebaiknya cepat menentukan pendamping sehingga kita bisa cepat bersosialisasi pasangan," tandas Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Usman Lonta, Rabu, 18 Juli.
Usman menyarankan Taufan tidak terlalu lambat mengambil sikap dalam menentukan pendamping. Apalagi, figur yang ada di Bone utamanya yang siap menjadi cawabup sudah bisa dipetakan kekuatan di tengah masyarakat. Apalagi, sejumlah cawabup tersebut juga telah mendaftar di PAN.
Harapan DPW PAN Sulsel agar Taufan segera menentukan cawabupnya itu mengingat tingkat elektabilitasnya masih di bawah dari cabup Golkar, Andi Fahsar Padjalangi-Ambo Dalle, maupun dari calon independen Andi Irsan Idris. Nah untuk mengejar ketertinggalan ini, Taufan butuh langkah cepat termasuk dalam menentukan sosok pendampingnya.
Tokoh yang punya peluang menjadi cawabup Taufan seperti Andi Sultan Pawi, Andi Promal Pawi, Zakir Sabara HW, Muhammad Naim serta sejumlah figur lainnya. Namun dari sejumlah figur itu, putra H Wata, Zakir Sabara disebut-sebut memiliki peluang besar mendampingi Taufan.
Ketua Tim Pilkada DPD PAN Bone, Jisman terpisah menyatakan sejauh ini kader PAN Bone masih menunggu masukan dari sejumlah pihak mengenai figur yang paling pantas mendampingi Taufan. "Tapi kita di PAN sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada Taufan untuk menentukan pendampingnya. Kita mungkin sekadar hanya akan memberi masukan dengan mempertimbangkan aspirasi dari bawah," kata Jisman.
Jisman mengaku saat ini sudah ada sejumlah nama yang mulai dimunculkan khususnya yang melamar sebagai cawabup di PAN. "Pokoknya semuanya kita komunikasi. Namun siapa yang pantas kita tunggu survei," urai Jisman. (hamsah umar)
                         

Polda Tagih Anggaran Pengamanan Pilgub


MAKASSAR, FAJAR--Usul alokasi anggaran pengamanan pilgub Sulsel sebesar Rp49 miliar mulai ditagih Polda Sulsel, mengingat tahapan pilgub Sulsel sudah mulai berjalan serta petugas keamanan sudah dilibatkan melakukan pengamanan kegiatan-kegiatan yang dilakukan KPU.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari, Rabu, 18 Juni menandaskan bahwa sejauh ini pihak Polda belum mendapat kepastian untuk duduk bersama membaha usul anggaran pengamanan pilgub di Komisi A DPRD Sulsel. Padahal, usul anggaran tersebut sudah semestinya dibahas untuk mendapatkan persetujuan baik dari legislatif dan eksekutif.
"Kalau bicara ideal, memang idealnya anggaran pengamanan pilgub Sulsel ini sudah harus ada kepastian, Kenapa karena sudah mulai pentahapan pilgub. Petugas keamanan sebagai aparat yang bertanggung jawab melakukan pengamanan, sudah harus terlibat dalam melakukan pengamanan pada setiap kegiatan yang dilakukan KPU, dan itu sudah kita lakukan saat ini," kata Chavy, Rabu, 18 Juli.
Makanya, Chevy berharap alokasi anggaran pengamanan pilgub yang diusulkan Polda Sulsel ke pemprov melalui KPU Sulsel ini secepatnya dibahas di DPRD Sulsel. Sebelumnya, alokasi anggaran pilgub Sulsel ini sempat kontroversi setelah adanya pernyataan anggota DPR RI yang menyebut dana pengamanan pilgub ditanggung APBN melalui Mabes Polri. Namun anggaran pengamanan dimaksud hanya untuk kontinjensi atau hanya digunakan saat ada kerusuhan, atau bencana alam besar.
Chevy bahkan menyebut, Polda Sulsel juga sudah mulai melakukan kegiatan sosialisasi. Kamis, 19 Juli hari ini, Polda akan melakukan sosialisasi mengenai kesiapan pelaksanaan tahapan pilgub khususnya terkait kesiapan penyelenggara pemilu di Sulsel. Sosialisasi akan dilakukan di SPN Batua Makassar.
Polda akan mengundang para kapolres di 24 kabupaten/kota di Sulsel, KPU Sulsel, Panwaslu Sulsel, Kesbangpol dan pihak terkait lainnya. "Yang terpenting dalam kegiatan ini adalah ingin memastikan seperti apa kesiapan KPU. Karena jangan sampai KPU, Panwaslu dan pihak lainnya tidak siap itu akan membuat situasi bermasalah dan polisi bertanggung jawab untuk itu," imbuh Chevy. (hamsah umar)