Powered By Blogger

Selasa, 07 Agustus 2012

Mangungsidi Serahkan Dukungan Selasa, Irsan Rabu


MAKASSAR, FAJAR--Dua kandidat calon bupati Bone yang memilih jalur independen sudah bersiap menyerahkan berkas dukungan ke KPU Bone sesuai jadwal yang telah ditetapkan 7-10 Agustus.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa dan Kelurahan Pemprov Sulsel, Andi Mangungsidi Massarappi yang berpasangan dengan Camat Taneteriattang Barat, Sumardi berencana menyerahkan berkas dukungan ke KPU pada hari pertama atau Selasa, 7 Agustus.
Sedang putra bupati Bone Idris Galigo, Irsan Idris yang disebut-sebut akan berpasangan Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Andi Yuslim Patawari memilih akan memasukkan berkas dukungan ke KPU Bone keesokan harinya yakni Rabu, 8 Agustus. Irsan dan Yuslim ada paket yang menawarkan jiwa muda.
Juru Bicara Mangungsidi, Suardi Mandang menyatakan bahwa tim pasangan Mangungsidi-Sumardi tengah merampungkan verifikasi dukungan masyarakat terhadap pasangan ini. Jumlah dukungan KTP yang sudah dikumpulkan mencapai 50 ribu dari sedikitnya 35.420 dukungan KTP yang harus disetor kepada KPU Bone.
"Tim dari pasangan Mangungsidi-Sumardi sudah mengancang-ancang menyerahkan dukungan ke KPU pada hari pertama, karena persyaratan yang kita butuhkan sudah cukup dan memenuhi syarat. Insya Allah dengan dukungan masyarakat Bone yang memang menantikan perubahan, pasangan ini akan memenangkan pertarungan kendati harus melalui perseorangan," kata Suardi.
Jubir Irsan-Yuslim, Darwis Al-Hadji terpisah menyatakan Irsan baru akan menyerahkan berkas dukungan pada hari kedua. "Sebenarnya segala persiapan sudah lama terpenuhi, namun kita baru memutuskan memasukkan dukungan pada hari kedua. Jumlah yang dikumpulkan tim melebihi syarat yang ditetapkan KPU yakni berkisar 200 ribu lembar," kata Darwis.
Dengan dukungan besar masyarakat Bone terhadap Irsan, termasuk menyatukan tim dengan calon gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar, Darwis optimis masyarakat Bone akan mengarahkan dukungannya kepada pasangan ini. (hamsah umar)      

Parpol Janji Taat Aturan KPU


MAKASSAR, FAJAR--Partai politik yang akan mengusung calon di pilgub Sulsel menyatakan sepakat dan berjanji menaati aturan main yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel di pilgub mendatang.
Kesiapan untuk mengikuti aturan main atau regulasi yang ditetapkan KPU dalam proses pilgub Sulsel ini disimpulkan dari Sosialisasi Tata Cara Pendaftaran, Penelitian, dan Penetapan Pasangan Cagub-Cawagub yang dihadiri perwakilan partai politik, Minggu, 5 Agustus di Hotel Singgasana.
Sosialisasi ini tidak hanya dihadiri partai pemilik kursi di DPRD Sulsel juga parpol nonparlemen, khususnya dari utusan partai yang mengusung kadernya maju sebagai cagub-cawagub pada pilgub Sulsel 2013 mendatang. Golkar yang akan mengusung Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) mewakilkan Wakil Sekretaris Golkar Sulsel, Yaser S Wahab, sedang Demokrat yang mengusung Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) diwakili Dikrektur Eksekutif Demokrat Sulsel, Sukman Baharuddin, sedang Gerindra yang mengusung Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) diwakili oleh Nasrullah Mustamin.
Dalam sosialisasi ini, KPU banyak menjelaskan tata cara pendaftaran, dukungan parpol dan berbagai hal penting yang perlu diperhatikan parpol termasuk kandidat. "Tapi kesimpulannya partai politik memiliki kesiapan untuk menaati regulasi yang akan ditetapkan KPU sebagai penyelenggara," kata Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaurrahman.
Dalam sosialisasi ini sempat mencuat mengenai dualisme kepemimpinan partai politik baik tingkat daerah maupun DPP. Saat ini, setidaknya ada dua parpol nonparlemen yang diketahui kepengurusannya terjadi dualisme tingkat pusat yakni Partai Kedaulatan dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Dualisme inilah yang juga sempat menjadi pertanyaan perwakilan parpol utamanya terkait keabsahan dukungan di pilgub nantinya.
"Kalau mengenai dualisme kepengurusan, KPU melakukan verifikasi keabsahan ke DPP kalau dualismenya terjadi di daerah. Sementara kalau dualisme terjadi hingga DPP, maka verifikasi kita lakukan di Depkum HAM. Di situ akan kita lihat siapa kepengurusan yang diakui oleh Depkum HAM maka itulah yang dianggap bersyarat mendukung calon," jelas Ziaurrahman.
Hal lain yang dipertanyakan perwakilan parpol utamanya dari Demokrat, Sukman adalah mengenai susunan tim kampanye, posisi ketua parpol yang juga dicalonkan partai, hingga jadwal pendaftaran. Khusus agenda pendaftaran, KPU berharap agar kandidat atau partai politik yang akan mendaftarkan calonnya ke KPU, agar sedapat mungkin melakukan koordinasi dengan KPU sebelum menentukan jadwal pendaftaran.
Ini penting agar KPU memiliki kesiapan menerima calon yang akan mendaftar, hingga kesiapan dan teknis pengamanan. Koordinasi ini penting agar jadwal pendaftaran calon tidak bersamaan, karena selain mengganggu masyarakat juga akan merepotkan petugas keamanan. (hamsah umar)        

PKS Makassar Bina Kader Cilik


MAKASSAR, FAJAR--Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Makassar yang dikenal sebagai salah satu partai berbasis Islam, sangat mengandalkan kader cilik adn kader muda sebagai generasi pemimpin di masa yang akan datang.
Ini ditegaskan Ketua DPD PKS Makassar, Hasan Hamido saat melakukan pelatihan kader muda PKS Makassar bertema "One day training kader muda PKS", di Aula Departemen Sosial Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Minggu, 5 Agustus. "Kader cilik dan kader muda Makassar diharapkan menjadi pemimpin masa depan di negeri ini, utamanya Makassar," ujar  Hasan Hamido di depan ratusan kader PKS Makassar.
Potensi yang dimiliki kader cilik dan kader muda PKS di Makassar diyakini mampu lebih membesarkan PKS ke depan. Apalagi, kader muda PKS ini memiliki semangat dan jiwa perjuangan yang kuat mengenai kepemimpinan di masa yang akan datang.  
Sedikitnya, 300 kader muda yang terdiri dari anak kader PKS Makassar, dan kader lainnya ambil bagian dalam training ini. Training dibagi 2 kelompok berdasarkan usia. Usia SD 1 kelompok, usia SMP dan SMA juga 1 kelompok.
Materi yang diberikan dikemas menarik dengan banyak games dan materi pengembangan diri. Lomba menggambar dan menulis surat untuk ayah juga menjadi sesi yang sangat disenangi oleh peserta. Di akhir acara peserta diajarkan cara membuat takjil berupa es buah yang dijual ke masyarakat dan hasilnya akan disumbangkan untuk muslim Rohingya dan Palestina. (hamsah umar)

Sose, Amin, Oddang Motivasi Aziz


*Oddang: Jangan Sebut Qahhar Pemberontak

MAKASSAR, FAJAR--Tiga sesepuh Sulsel memberi dorongan dan motivasi kepada cawagub Sulsel pendamping Ilham Arief Sirajuddin, Aziz Qahhar Mudzakkar dalam menatap pilgub Sulsel mendatang.
Ketiganya adalah Brigjen Purnawirawan sekaligus mantan gubernur Sulsel Andi Oddang, Brigjen Purnawirawan Dr Andi Sose, dan mantan gubernur Sulsel, HM Amin Syam. Dorongan dan motivasi terhadap Aziz ini disampaikan saat Aziz dan ketiganya berbuka puasa bersama di kediaman Ando Sose, Jalan Sungai Katangka Makassar, Senin, 6 Agustus.
Buka puasa tersebut dikemas santai dan penuh kekeluargaan. Selain tausiah, juga ada beberapa perbincangan khusus antara tiga tokoh tersebut dengan Aziz. Informasi yang diperoleh, ketiganya memberikan semangat baru atau spirit khusus bagi Aziz sebagai modal menatap pilgub.
"Pak Andi Sose, Pak Andi Oddang, dan Pak Amin Syam itu sesepuh kita, sudah seperti orang tua saya, sehingga masukan-masukannya ke saya tentu sebagai anak yang selalu diberi dorongan dan motivasi," ujar Aziz usai pertemuan.
Dalam pertemuan ini, juga sempat disinggung soal sosok Kahar Mudzakkar atau orang tua Aziz Qahhar. Kebetulan Oddang dan Sose mengenal baik sosok Kahar Mudzakkar pada masa militer kesatuan. Andi Sose serta Andi Selle merupakan didikan Kahar Mudzakkar. Sedang Oddang juga mengenal Kahar. Bahkan Oddang terlihat bergetar dan mata berkaca-kaca saat disinggung soal penilaian segelintir orang terhadap Kahar Mudzakkar yang dicap sebagai pemberontak.
"Beliau itu orang baik.  Saya tahu beliau baik, dulu saya dipimpinnya. Hanya saja dia diperlakukan tidak adil. Jangan sebut pemberontak " imbuh Oddang dengan suara yang bergetar.
Kahar Mudzakkar sebut Oddang memiliki jiwa patriotisme tinggi dan ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan.  "Memang ada perubahan politik yang terjadi di pemerintahan pusat dan itu ditentang oleh Kahar, karena beliau melihat ada perlakuan - perlakuan yang tidak adil terhadap tentara di sulsel, jadi jangan bilang pemberontak," lanjutnya.
"Kami tidak pernah mendengar pernah ada friksi antar keduanya. Yang kami tahu Puang (Andi Sose ) berteman akrab dengan Pak Kahar dulu, termasuk anak - anaknya sekarang," sebut putra Ando Sose, Andi Jaya Sose saat ditanya terkait hubungan ayahnya dengan keluarga Kahar.
Ketua Mustika Semangat Baru Aliyah Mustika Ilham berbuka puasa bersama penghuni Hotel Prodeo di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar.  Istri Ilham ini silaturahmi dengan penghuni Lapas, termasuk dengan mantan Kepala Dinas PU Makassar Ridwan Muhadir.
Aliyah meminta Ridwan untuk bersabar menghadapi cobaan. Begitupla kepada penghuni lainnya, Aliyah menyemangati para narapidana  agar Ramadan ini untuk tetap lebih meningkatkan ibadah. Dia juga memberi bingkisan kepada penghuni Lapas berupa sarung yang diterima langsung Ketua Majelis Taklim Al Ridha, Lapas Kelas I Makassar, Baharuddin Baso Tika yang juga mantan Bupati Jeneponto.
Sedang Ilham melakukan silaturahmi sembari buka puasa bersama dengan warga Massenrempulu, Enrekang, yang berdomisili di Makassar, di Baruga Anging Mammiri. Ilham minta para keluarga dari Enrekang menjaga kekompakan dan tetap menjaga stabilitas di tengah hiruk pikuknya suksesi gubernur. (hamsah umar)

Giliran Bulukumba Digegerkan Kampanye Hitam


*Spanduk Tolak Gubernur Narkoba Beredar

MAKASSAR, FAJAR--Tensi kampanye hitam dengan maksud menjelek-jelekkan kandidat gubernur tertentu terus bermunculan, dengan sasaran empuk cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo.
Setelah di Luwu Raya dan Ajatappareng beredar The Tabloid Gubernur Narkoba dengan memasang gambar Syahrul, kampanye hitam yang hampir sama menggegerkan Bulukumba. Di Bumi Panrita Lopi ini, setidaknya ada 50 titik spanduk bertuliskan Tolak Gubernur Narkoba ditemukan. Spanduk ini menyita perhatian karena ukurannya cukup besar serta dipasang di pinggir jalan.
Ketua DPD Golkar Bulukumba sekaligus bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan menyesalkan dan mengutuk keras pemasangan spanduk yang tidak mendidik ini. Bulan Ramadan semestinya dijadikan momentum untuk memasang spanduk yang santun dan bermartabat yang berisi ajakan untuk saling menghargai, bukan spanduk yang memicu dosa dan saling mencurigai.
"Saya imbau calon atau siapa pun untuk bersaing sehat dengan menyampaikan pesan yang menyejukkan bukan yang sifatnya provokasi. Saya juga mengimbau masyarakat Bulukumba untuk tidak mudah terpancing dengan kejadian seperti ini," kata Zainuddin, Senin, 6 Agustus.
Berdasar laporan yang diperoleh bupati, setidaknya ada sekitar 50 titik ditemukan pemasangan spanduk dengan pesan yang sama. Spanduk berbau kampanye hitam ini tidak bertahan lama karena masyarakat langsung mencabutnya. Hingga sore kemarin, Bulukumba sudah steril dari peredaran spanduk berbau kampanye hitam ini.
"Masyarakat sendiri yang turun langsung mencabut spanduk itu tanpa saya perintahkan baik sebagai bupati maupun ketua Golkar. Tidak ada aparat pemerintah yang dilibatkan membersihkan spanduk itu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Bulukumba masih sangat cinta dan mengharapkan Syahrul sebagai gubernur lima tahun mendatang," kata Zainuddin.
Dia menilai, kampanye hitam tersebut tidak terhormat karena bagaimana pun gubernur Sulsel saat ini adalah gubernur masyarakat Sulsel secara keseluruhan. "Jadi sama saja dengan menciderai diri sendiri. Coba bayangkan kalau ada orang luar melihat itu, pasti pikirannya kok kenapa ada gubernur narkoba. Padahal dia adalah gubernur kita," tambah Zainuddin.
Informasi yang diperoleh, spanduk ajakan menolak gubernur narkoba ini dibuat oleh Forum Rakyat Bulukumba, juga terdapat gambar untuk tidak menggunakan jarum suntik. Namun lembaga ini ditengarai fiktif karena tidak pernah terdaftar di Pemkab Bulukumba.
Sekretaris DPD Golkar Bulukumba yang juga Ketua DPRD Bulukumba, Hamzah Pangki memilih tidak mau menanggapi spanduk berbau kampanye hitam ini. "Tidak ada hubungannya dengan Golkar. Itu urusan pemkab. Jadi dari Golkar tidak ada komentar," kata Hamzah.
Jubir Sayang, Maqbul Halim juga enggan mengomentari spandok ajakan menolak gubernur narkoba. Kendati gubernur saat ini Syahrul Yasin Limpo adalah Ketua DPD Golkar Sulsel, Maqbul menilai kampanye negatif tersebut tidak berkaitan dengan Golkar. "Kalau dari Golkar tidak ada tanggapan, karena menurut saya itu tidak ada kaitannya dengan Golkar. Mungkin sebaiknya ditanyakan ke pemprov karena dia yang lebih berkaitan dengan itu atau hubungi Imam Mujahidin (mantan jubir Sayang pilgub 2007)," imbuh Maqbul.
Sementara, Arfandi Idris yang dihubungi terpisah juga memilih tidak mengomentari terlalu jauh. Namun, menurutnya pihaknya tetap harus menelusuri terlebih dahulu peredaran spanduk ajakan menolak gubernur narkoba di Bulukumba itu. (hamsah umar)