Powered By Blogger

Jumat, 12 Oktober 2012

Jayadi: Calon Tak Perlu Kerahkan Massa


MAKASSAR, FAJAR--Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas berharap cagub Sulsel tidak perlu mengerahkan massa saat pengundian nomor urut, yang diagendakan berlangsung 20 Oktober mendatang.
Imbauan ini agar pencabutan nomor urut kandidat tidak berjalan lebih damai. "Bahkan kalau perlu itu saja yang kita undang yang datang. Masa hanya mencabut nomor urut mereka harus kerahkan massa lagi," kata Jayadi usai menggelar simulasi pengamanan TPS bersama Polda Sulsel di SPN Batua, Kamis, 11 Oktober.
Berapa pasangan cagub yang akan melakukan penarikan nomor urut calon, KPU belum mau membeberkannya apakah dua atau tiga orang. Kalau berdasar jumlah calon yang mendaftar maka dipastikan ada tiga pasangan yang akan mengambil nomor urut. KPU Sulsel sendiri baru akan menetapkan pasangan calon yang lolos verifikasi pada Senin, 15 Oktober.
Jayadi enggan membeber seperti apa hasil verifikasi parpol pendukung pasangan calon utamanya yang memberikan dukungan ganda. KPU baru akan mengumumkan hal itu, karena juga menjadi kesimpulan dari persyaratan yang ada pada saat penetapan nantinya. Jayadi menepis kemungkinan adanya perbedaan pendapatan anggota KPU saat pleno penetapan calon pekan depan.
Guna mengetahui dini potensi keributan di TPS saat pencoblosan dan perhitungan suara di pilgub Sulsel, KPU dan Polda menggelar simulasi pencoblosan dan perhitungan suara di SPN Batua kemarin. Seluruh jajaran perwira mulai polda, kapolres hingga kapolsek ikut dalam simulasi ini. Pastinya, untuk pengamanan pilgub Sulsel mendatang Polda akan mengerahkan 3/4 kekuatan yang ada.
Wakapolda Sulsel, Brigjen Syahrul Mamma mengatakan simulasi ini untuk mengetahui bagaimana situasi di TPS saat pencoblosan hingga perhitungan suara selesai. "Ini untuk melihat seperti apa di TPS, sehingga kita selaku petugas pengamanan bisa mengantisipasi lebih dini potensi keributan yang ada," kata Syahrul. (hamsah umar)
 
         

IPM Ukuran Keberhasilan Layanan Dasar Masyarakat


MAKASSAR, FAJAR--Upaya cagub petahana berkelit dari kegagalan membangun indeks pembangunan manusia (IPM) Sulsel, terus menuai sorotan dari lawan politiknya.
Kendati dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tidak menyebutkan Sulsel 10 besar peringkat IPM nasional, tapi justru PKS melihat kegagalan dalam memberikan pelayanan hak dasar masyarakat Sulsel makin jelas.
Dalam peraturan pemerintah (PP) No.2 Tahun 2008 tentang RPJMD, tertuang dengan jelas target gubernur Sulsel 10 besar dalam hal pelayanan hak dasar masyarakat. "Dalam penjelasan lanjutan disebutkan bahwa untuk mengukur keberhasilan pelayanan hak dasar masyarakat itu, indikatornya adalah seberapa besar laju IPM kita," kata Ketua MPW DPW PKS Sulsel, Ariady Arsal, Kamis, 11 Oktober.
Ariady bahkan menyebut penyusunan RPJMD dengan target 10 besar pelayanan hak dasar masyarakat, yang menjadikan IPM sebagai ukuran keberhasilan juga didasarkan atas visi misi Syahrul-Agus saat berkampanye pada pilgub 2007 lalu. Dimana program jualan Syahrul pada saat itu adalah pendidikan dan kesehatan gratis.
"Dua hal ini juga masuk salah satu pelayanan hak dasar masyarakat yang juga menjadi target 10 besar. Sehingga kalau kembali pada acuan untuk mengukur keberhasilan dari apa yang ditargetkan itu yakni laju IPM, kami berpendapat bahwa pelayanan hak dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat Sulsel ini tidak berhasil," sebut Ariady.
Contoh konkretnya kata dia, masih tingginya angka melek huruf di Sulsel, termasuk masih banyaknya warga Sulsel yang putus sekolah. Salah satu indikator maju tidaknya IPM adalah melek huruf dan lamanya masyarakat sekolah, begitu juga angka kematian ibu dan anak. "Lainnya adalah dari sektor ekonomi yakni tingkat pendapatan masyarakat," lanjut Ariady.
Sekretaris DPW PKS Sulsel, Amru Saher juga menilai pemerintah tidak selayaknya berkelit atas kegagalan membangun IPM Sulsel, karena yang menjadi ukuran keberhasilan IPM adalah pelayanan hak dasar masyarakat yang menjadi program jualan Syahrul-Agus.
Ketua Yayasan Pendidikan Nusantara Jaya Makassar, Mathius Timang yang menjadi pendukung Sayang di pilgub 2007 dan pilgub 2013 mendatang ini sedikit membela pasangan ini. "Kalau soal IPM memang tidak semudah membalikkan tangan. Tapi saya kira Pak Syahrul ini sudah cukup sukses membangun Sulsel," kata Ketua DPW PDS Sulsel ini.
Kendati menilai sukses, Mathius tidak membeber apa yang jadi ukuran keberhasilan di Sulsel ini. Dia hanya menyebut, keberhasilan itu dilihat dari penunjukan Syahrul sebagai Ketua Asosiasi Gubernur se-Indonesia serta jumlah penghargaan yang diterima selama menjabat. (hamsah umar)              

Kolega Aziz Semangati IA dengan Puisi


MAKASSAR, FAJAR--Sejumlah kolega Aziz Qahhar Mudzakkar di DPD RI datang khusus ke Makassar untuk mengsupport pasangan Ilham-Aziz bertarung di pilgub Sulsel 2013. IA bahkan disemangati melalui bait puisi.
Beberapa senator RI memang melakukan kunjungan kerja dan mendatangi kantor Balaikota Makassar, Kamis, 11 Oktober. Di tempay ini, salah seorang dari mereka yakni Rachmiyati Jahja menghadiahi wali kota sebait puisi. Puisi ini dikirimkan langsung oleh suaminya yang saat ini sedang tugas belajar di Amerika Serikat dan sengaja dikirim untuk Ilham.
"Saya ingin memberikan semangat bagi pencalonan pak wali nanti, untuk itu izinkan saya membacakan puisi yang dikarang oleh suami saya yang saat ini sedang studi di Harvard University, puisi ini sangat sesuai dengan kepribadiaan Pak Ilham," ujar Rachmi.
Bait puisi meluncur dari bibir perempuan asal Gorontalo yang bersuamikan pria asal Bone. Puisi itu sendiri berisikan tentang sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menghadapi berbagai persoalan baik ketika memimpin masyarakat maupun dalam menghadapi berbagai situasi politik.
"Pemimpin yang arif itu adalah seorang yang tetap manis meskipun diterjang kepahitan, tetap dingin dalam situasi terpanas dan tetap tersenyum meski dilempai fitnaan" itulah bait puisi yang dihadiahkan kolega Aziz ke Ilham.
Azis yang mendengar puisi itu nampak tersenyum dan langsung menimpali puisi Rachmi dengan kalimat canda, "Pantas saja ibu Rachmi awet muda terus, setiap saat selalu dikirimi puisi oleh suaminya, sehingga wajahnya selalu berseri-seri," puji Azis.
Kolega Azis yang tergabung dalam komite III DPD RI dalam kesempatan itu juga menyatakan dukungan penuh bagi rekannya yang akan bertarung di Pilgub Sulsel 2013 mendatang. Ungkapan dukungan dinyatakan Senator Saleh Muhamad Aldjufri dari daerah Sulawesi Tengah, yang menyatakan beberapa waktu lalu Ilham sempat didoakan oleh masyarakat kota Palu khususnya dari jemaah Al-Khaerat.
"Ada ribuan jemaah yang mendoakan pak Ilham dan menurut pengalaman yang sudah-sudah dari beberapa calon daerah lain yang didoakan oleh jemaah  itu semuanya terkabul. Jadi saya yakin InsyaAllah pak Ilham juga demikian," ujar Habib Aldjufri.
Kolega Aziz ini juga menyatakan dukungan penuh bagi Aziz untuk bertarung di pilgub Sulsel mendampingi Ilham. (hamsah umar)

Kamis, 11 Oktober 2012

PKS Berbagai Data ke KIP


MAKASSAR, FAJAR--DPW PKS Sulsel mencoba terobosan baru dalam hal mendukung keterbukaan informasi. Partai ini bahkan siap berbagi data dan informasi seputar PKS kepada masyarakat Sulsel, dengan memanfaatkan Komisi Informasi Publik (KIP) Sulsel.
Melalui KIP Sulsel ini, PKS akan berbagi data dan informasi, dengan harapan informasi mengenai PKS Sulsel ini bisa diakses dan diketahui secara luas oleh masyarakat Sulsel di daerah ini. DPW PKS Sulsel beralasan, langkah berbagi data ke KIP ini dilakukan atas dasar kesadaran bahwa PKS adalah partai milik seluruh warga Sulsel.
Partai berlambang bulan sabit kembar ini yakin masyarakat akan lebih mudah mengetahui seperti apa sepak terjang PKS di Sulsel, termasuk kinerjanya dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat. "PKS Sulsel adalah milik seluruh warga Sulsel, jadi ketika ada masyarakat yang ingin mengetahui data dan kinerja PKS dapat mengakses data tersebut nantinya melalui KIP," jelas Humas DPW PKS Sulsel, EZ Muttaqien Yunus.
Aking-sapaan akrab Muttaqien mengklaim partainya adalah partai yang pertama yang menyerahkan informasi mengenai partainya ke KIP, karenanya dia berharap partai lain yang ada di Sulsel bisa menjadikan langkah DPW PKS ini sebagai dasar untuk melakukan hal sama. "Semoga bisa diikuti oleh partai lain, sehingga masyarakat semakin tahu seperti apa partai yang ada di Sulsel ini," katanya.
Dia menambahkan, penyerahan data adn informasipartai ke KIP Sulsel ini, rencananya akan diserahkan oleh Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin serta elit DPW PKS Sulsel di sekretariat DPW PKS Sulsel, Jumat, 12 Oktober besok. (hamsah umar)

Kader Tinggalkan PDIP Demi IA


MAKASSAR, FAJAR--Salah seorang kader PDIP Sulsel, Mochtar Djuma rela meninggalkan partainya demi mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel mendatang.  
Mantan Ketua DPC PDIP Makassar ini resmi menyatakan mundur dari PDIP, setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai kader di DPD PDIP Sulsel, Rabu, 10 Oktober. Mochtar yang juga pernah tercatat sebagai wakil rakyat ini mengaku ingin total mendukung IA di pilgub Sulsel. Sementara ketika bertahan di PDIP, dia harus berhadapan dengan keputusan partai yang mengusung pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
Saat menyampaikan surat pengunduran diri ke PDIP Sulsel, Mochtar diterima beberapa rekannya di PDIP. "Saya ini pendukung Ilham-Aziz. Agar saya bisa fokus memenangkan pasangan ini saya lebih baik mundur dari partai," kata Mochtar kepada wartawan.
Usai menyatakan mundur secara resmi dari PDIP Sulsel, Mochtar juga menyambangi Media Centre IA di Jalan Boulevard Makassar. Di tempat ini, dia menegaskan dukungannya terhadap pasangan nasionalis-religius ini.
Bagi Ilham-Aziz, dukungan mantan kader PDIP Sulsel untuk mendukung pemenangan IA di pilgub ini menjadi energi baru bagi tim IA. Ini juga disambut baik oleh tim IA. "Kami anggap itu adalah suatu panggilan nurani sehingga ingin bersama IA, demi perubahan Sulsel yang lebih baik ke depan," kata salah seorang tim media IA, Ade Saputra.
Kendati Mochtar pernah tercatat sebagai Ketua DPC PDIP Makassar, pengunduran diri itu tidak dipersoalkan PDIP Sulsel, bahkan menurutnya tidak akan berpengaruh pada dukungan PDIP dalam memenangkan pasangan Sayang di pilgub mendatang.
"Partai saya kira tidak bisa menghalangi seorang kader untuk mengundurkan diri dari kepengurusan atau pun kader. Partai juga tidak ada masalah kalau ada kader seperti itu yang mundur. Lagi pula, ranting yang sudah tidak bisa berbuah memang lebih baik dipangkas," kata Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Dan Pontasik. (hamsah umar)