Powered By Blogger

Selasa, 13 November 2012

KPU Jangan Gegabah Tambah TPS


*Arqam: Tidak Relevan

MAKASSAR, FAJAR--KPU Sulsel tidak boleh seenaknya mengakomodir usul penambahan tempat pemungutan suara (TPS), yang diajukan kabupaten/kota. KPU harus cermat dan tidak gegabah dengan memastikan bahwa usul tersebut relevan di lapangan.
Harapan ini disampaikan anggota panwaslu Sulsel menyikapi adanya sejumlah kabupaten/kota di Sulsel yang meminta TPS tambahan  yang mencapai 100 TPS. Apalagi, dari hasil verifikasi yang dilakukan KPU banyak daftar pemilih yang dihapus, sementara pemilih tambahan tidak begitu signifikan pada setiap kabupaten/kota.
"KPU tidak boleh gegabah. Harus memastikan apa betul perlu ada kebutuhan TPS tambahan. Kalau alasan ada kelebihan pemilih dalam satu TPS, itu harus dipastikan dulu apakah laporan itu benar atau tidak," kata anggota KPU Sulsel, Anwar Ilyas, Senin, 12 November.
Sejauh ini, panwaslu Sulsel belum mendapat laporan dari penyelenggara pemilih di kabupaten/kota utamanya yang minta TPS tambahan, mengenai wilayah mana saja yang membutuhkan penambahan begitu juga alasan diajukan. Anwar menyebut, KPU harus melihat realitas bahwa hasil verifikasi DP4 yang dilakukan KPU, ada sekian banyak daftar pemilih yang dihapus.
"Tidak ada memang salahnya kalau TPS ditambah kalau memang itu dibutuhkan. Karena itu, panwaslu akan coba telusuri itu dengan melibatkan panwascam. Cuma kita belum ada data di desa/kelurahan mana yang perlu tambahan TPS," lanjutnya.
Akademisi Unismuh Makassar, Arqam Azikin terpisah menyatakan bahwa dari segi jumlah pemilih di Sulsel, peningkatan pemilih tambahan tidak begitu signifikan. Sehingga menurutnya, belum ada alasan kuat bagi KPU untuk melakukan penambahan TPS di daerah tertentu.  Apalagi, dalam satu desa/kelurahan, ada beberapa TPS dan tidak mungkin semua TPS dalam satu desa/kelurahan itu jumlah pemilihnya seragam mencapai 600 orang.
Di tengah keraguan publik Sulsel terhadap penyelenggara pemilu di Sulsel, KPU Sulsel mestinya lebih banyak fokus melakukan pembinaan terhadap penyelenggara pada semua tingkatan yakni PPK, PPS, dan KPPS. "Yang terpenting diurus KPU saat ini sebenarnya bagaimana menetralisir KPPS, PPS, PPK termasuk KPU sendiri agar dalam bekerja pada hari H nanti mereka netral dan profesional. Ini yang perlu dimantapkan sehingga tidak ada lagi kecurangan," kata Arqam.
Belum lagi, penambahan TPS ini bakal berpengaruh pada alokasi anggaran yang akan digunakan KPU. "Jadi selain potensi kecurangan, juga akan menyedot anggaran. Kan butuh dana rekrut anggota KPPS, pembuatan TPS, kotak suara, pengamanan dan semacamnya," sebut Arqam. (hamsah umar)

Halim Kalla Siap Menangkan Tafa'dal


MAKASSAR, FAJAR--Elit DPP Golkar makin intens memanaskan mesin politik, guna memenangkan pasangan Andi Fahsar Padjalangi-Ambo Dalle (Tafa'dal) pada pemilukada Bone 22 Januari mendatang.
Salah satu elit Golkar yang juga berdarah Bone yakni Halim Kalla. Anggota Fraksi Golkar DPR RI yang juga adik kandung mantan wapres Ri, Jusuf Kalla (JK) ini terlihat hadir bersama Tafa'dal pada pesta rakyat di Desa Lallatang, Kecamatan Dua BoccoE, Bone, Senin, 12 November.
Elit Golkar lain yang coba memaksimalkan peran dalam untuk memenangkan pertarungan di Bone seperti Andi Rio Idris Padjalangi, dan Syamsul Bahri. Sedang dari DPD Golkar Sulsel ada korwil Bone DPD Golkar Sulsel, Rusni Kasman dan sejumlah pengurus Golkar Sulsel. Para elit Golkar pusat ini bertekad untuk memenangkan Tafa'dal di Bone 2013.
Pesta rakyat yang digelar ini merupakan rangkaian kegiatan HUT Golkar ke-48 Bone. Golkar menggelar beberapa kegiatan seperti mappadekko, gandrang bulo, mallanca, tarian tradisional, serta sepak bola.
Di pemilukada Bone mendatang, Tafa'dal diusung koalisi Golkar, PPP, PKB, PKS, serta sejumlah partai nonparlemen. Sama dengan beberapa pasangan cabup lainnya, Tafa'dal juga makin intens membangun komunikasi dengan masyarakat hingga pelosok desa.
Di hadapan ratusan warga Dua BoccoE, Fahsar menegaskan tekadnya untuk mengembalikan kejayaan Bone seperti prestasi yang dicapai masa lalu. Termasuk bagaimana meningkatkan produksi pertanian masyarakat petani di daerah ini. (hamsah umar)

PPP-KI Dorong IA Basmi Narkoba


MAKASSAR, FAJAR--Seruan kepada tiga cagub Sulsel untuk aktif kampanye anti narkoba di Sulsel menguat. Dorongan itu bahkan sudah mengerucut ke salah satu pasangan yang akan bertarung.
Adalah Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Indonesia (PPP-KI) Sulsel, yang turut memberikan seruan berupa kampanye pemberantasan narkoba di Sulsel melalui peran aktif pemerintah. PPP-KI menaruh harapan kepada pasangan urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) untuk mengampanyekan narkoba.
Dorongan kepada pasangan nasionalis-religius membasmi narkoba dimulai dengan kampanye anti-narkoba ini disampaikan beberapa sepuh dan jajaran pengurus PPP-KI saat memperingati HUT yang ke-1 di Karebosi, Minggu lalu.
Ketua DKN PPP-KI, Abd Fatha menyebut narkoba merupakan masalah yang serius di negeri ini utamanya Sulsel. Karena itu penanganannya pun membutuhkan keseriusan dari aparat dan pemerintahan.
"Narkoba adalah perusak bangsa, karena itu mari kita doakan segenap aparat TNI dan Polri agar bisa bekerja maksimal. Begitu juga Pak Ilham semoga ke depan kita bisa terus bersama berjuang menanggulangi peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya ini di Sulsel," harapnya disambut pekik hidup IA ribuan tamu yang hadir.
Suardi Mappeabang menyatakan, hanya pemimpin yang bebas dari narkoba yang patut dipercaya mampu memberantas peredaran narkoba di negara ini.
Ketua Umum DKN PPP-KI, Usman Shodikin menyatakan meski organisasi yang lahir di Jakarta ini baru berusia satu tahun, namun besar harapan organisasi ini membawa spirit baru dalam memberantas narkoba di Sulsel.
Ancu-sapaan akrab Usman menyebut, meski organisasi ini baru berusia satu tahun, namun dia mengharapkan dapat melahirkan hal-hal yang lebik baik dari saat ini dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dan terbebas dari narkoba di Indonesia, khususnya di Sulsel.
Kegiatan ini juga dihadiri para pengurus PPP-KI dari berbagai tempat di Indonesia, yakni pengurus dari pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.
Wali Kota Makassar yang sekaligus sebagai pembina PPP-KI Sulsel menyampaikan apresiasi mendalam dan siap mewujudkan keinginana mulia organisasi ini, dalam mengampanyekan dan bekerja memperjuangkan kesejahteraan masyarakat terkhusus memberantas narkoba yang kini banyak menjangkiti kaum muda di Sulsel.
"Perjuangan belum pernah berakhir, karena belum tercapai makna hakiki dari kemerdekaan itu sendiri. Rakyat kita kadang kala masih dalam tekanan oknum tertentu untuk mencapai tujuannya. kita belum terbebas dari perjuangan kesejahteraan bangsa dan negara ini. Insya Allah, kita akan berjuang bersama, kalau Tuhan meridhoi saya jadi gubernur ke depan, tentu harapan kita akan semakin bisa dengan mudah diwujudkan," jelas Ilham. (hamsah umar)

Pejuang Garuda-Na Target 60 Ribu Relawan


MAKASSAR, FAJAR--Setelah terbentuk beberapa waktu lalu, tim Pejuang Garuda-Na (Perdana) mulai merekrut relawan di 24 kabupaten/kota. Pejuang Garuda-Na ini menargetkan merekrut 60 ribu relawan hingga akhir Desember 2012.
Tim relawan yang ditargetkan salah satu tim keluarga dan kerabat Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), akan merekrut pejuang berbasis TPS. Setiap TPS ditargetkan minimal 3 orang tim sukses pasangan ini di semua kabupaten/kota.
Koordinator Perdana Sulsel, Haris Baginda menandaskan, saat ini pihaknya sudah membentuk simpul pemenangan di semua kabupaten/kota. Sebagai langkah awal, tim ini akan dibentuk berdasar jumlah daerah pemilihan (dapil) Sulsel pada pemilu 2009 lalu. Sehingga tim ini akan memiliki 7 koordinator tim di 24 kabupaten/kota.
"Kalau setiap TPS kita hanya merekrut tim sampai tiga orang, maka jumlahnya akan berkisar 54 ribu orang. Tapi kita tidak terpaku di situ karena kita ingin semakin banyak tim semakin baik, sehingga sampai akhir Desember kita target tim pejuang sampai 60 ribu orang," kata Haris Baginda, usai melakukan rapat koordinasi dengan koordinator Tim Pejuang IA di posko tim keluarga dan kerabat Garuda-Na, Jalan Pengayoman Makassar, Senin, 12 November.
Haris menyebut, tim Pejuang Garuda-Na ini akan dilengkapi dengan baju seragam tim kotak-kotak yang menjadi ciri khas pasangan yang mengusung program TAMPAN ini.  Dengan merekrut tim pemenangan berbasis TPS ini, Haris berharap tim ini juga bisa bekerja untuk menjaga suara Garuda-Na pada pilgub 22 Januari mendatang.
Beberapa tokoh yang menjadi koordinator di tujuh dapil ini seperti Rahman, Rahim, Wahid, Tajuddin, Rajulansani, Sofyan, dan Rizart. Mereka ini umumnya mantan pejuang Aziz di pilgub 2007 lalu.
Guna memaksimalkan kerja tim pejuang tersebut di dapil masing-masing dan pembentukan simpul di 24 kabupaten/kota di Sulsel, koordinator tim ini bahkan sudah dilengkapi dengan kendaraan operasional yang telah dibranding bergambar pasangan Garuda-Na. (hamsah umar)          
   

Orang Sulsel Harus Malu


*Soal Isu Narkoba Berkecamuk di Pilgub

MAKASSAR, FAJAR--Masyarakat Sulsel harus menanamkan rasa malu seiring maraknya isu narkoba jelang pilgub Sulsel. Jarang sebuah provinsi yang menghadapi pilgub, isu narkobanya sama kencangnya dengan pergerakan kandidat dalam mencari simpati masyarakat.
Kenyataan ini terjadi karena fakta memang membuktikan bahwa Sulsel adalah "surga" peredaran narkoba. Sekiranya kasus narkoba di Sulsel tidak seperti sekarang ini, isu narkoba tidak akan sekencang yang terjadi saat ini. Bahkan masalah kampanye narkoba turut menjadi polemik apakah masuk kategori pelanggaran pilgub atau bukan.
"Satu-satunya provinsi yang isu narkobanya kencang saat menghadapi pilgub hanya Sulsel. Jadi sebagai orang Sulsel harus malu karena kita sudah masuk provinsi dengan tingkat peredaran narkoba cukup tinggi," kata Ketua Granat Makassar, Arman dalam dialog publik kejahatan narkoba di Sulsel di warkop Pelni, Senin, 12 November.
Arman menyatakan, warga Sulsel sangat tidak bangga kalau daerah ini dicap sebagai sarang narkoba. Makanya, Grana mengapresiasi upaya pihak tertentu yang mencoba melakukan kampanye anti narkoba, termasuk mengajak tiga cagub Sulsel untuk turut melakukan kampanye narkoba di masyarakat saat sosialisasi.
"Dalam kondisi sekarang, kita butuh semua pihak termasuk cagub kita melakukan kampanye anti narkoba. Sepanjang tidak ada nama yang disebut sebagai pelaku narkoba tidak ada masalah," imbuh Arman.
Dialog publik yang dihadiri puluhan mahasiswa dan mahasiswi ini juga menghadirkan perwakilan Badan Narkotika Nasional Sulsel, Rosna, akademisi Unismuh, Arqam Azikin, dan anggota panwaslu Sulsel, Anwar Ilyas.
Kampanye anti narkoba di mata panwaslu Sulsel sendiri tidak ada larangan bahkan bukan termasuk pelanggaran pemilu. "Tidak ada larangan kampanye dalam pilgub, yang salah kalau sebut orang. Jangan paksa panwaslu untuk memproses kampanye anti narkoba yang selama ini berkembang," sebut Anwar.
Apalagi menurut dia, tidak ada kandidat gubernur saat ini yang merasa tersinggung dengan kampanye anti narkoba. "Kalau ada tersinggung silahkan lapor ke polisi atau panwaslu," imbuh Anwar.
Akademisi Unismuh, Arqam Azikin menambahkan bahwa masalah narkoba yang memprihatinkan Sulsel memang membutuhkan skema penanganan secara bersama mulai dari penegak hukum, LSM, pemerintah, dan elemen masyarakat lainnya. "Bahkan kalau menurut saya bukan lagi kampanye anti narkoba yang diperlukan, tapi harusnya ada pidato kenegaraan tingkat provinsi," sebut Arqam.
Pasalnya, masalah narkoba ini merupakan salah satu ancaman kenegaraan nonmiliter, sehingga butuh keseriusan dalam melakukan pemberantasan.
Perwakilan BNN Sulsel, Rosna menambahkan BNN Sulsel sudah banyak melakukan penindakan termasuk upaya pencegahan. "Kita juga sudah sering lakukan sosialisasi sekalipun hanya misalnya melibatkan jaringan BNN," kata Rosna. (hamsah umar)