Powered By Blogger

Senin, 07 Januari 2013

IA Bentuk Tim Tanggap Darurat


MAKASSAR, FAJAR--Cagub urut 1, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) bergerak cepat menyikapi bencana banjir di Sulsel. Setelah memutuskan tidak melakukan kampanye akbar di wilayah yang terkena banjir, IA membentuk tim tanggap darurat.
Tim ini berposko utama di Jalan Batu Putih sekaligus jalur koordinasi penyaluran bantuan kemanusian kepada korban banjir. Pasangan ini sudah berjanji mengalihkan anggaran kampanye untuk membantu korban banjir. IA juga menyiapkan call centre di nomor 081354891500.
Penanggung jawab posko IA Peduli, Bento Jaya mengatakan, setelah IA membatalkan kampanye di daerah banjir di Sulsel, pihaknya mendapat instruksi dari Ilham-Aziz untuk fokus menyalurkan bantuan ke warga. "Kami sudah berkoordinasi dengan tim-tim di daerah dan Kota Makassar. Saat ini korban sangat membutuhkan bantuan makanan dan air bersih," kata Bento.
IA Peduli sudah menyiapkan bantuan mie instan dan minuman kemasan. Bahkan juga sudah berkoordinasi untuk tim medis. Malam ini, tim distribusi langsung bergerak ke daerah-daerah. "Selain bantuan makanan kita juga menyiapkan tim tanggap bencana yang siap turun membantu warga," tambahnya.
Sambil tim tanggap darurat IA membantu korban banjit, kampanye Ilham-Aziz utamanya dengan cara dialogis tetap berjalan. Cawagub Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar memastikan setelah dirinya terpilih di pilgub mendatang, distribusi Kartu Semangat Baru kepada warga yang belum mendapatkan tetap berlanjut.
Ini ditegaskan Aziz saat di Desa Kaluku Sukamaju, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Minggu, 6 Januari.  "Insya Allah, setelah pasangan Ilham Aziz terpilih, proses distribusi kartu semangat baru akan tetap dilanjutkan. Namun pendistribusian kartu pasca pilgub ini lebih diperuntukkan kepada saudara - saudara kita yang belum mendapatkan sebelum pilgub. Jadi tidak perlu ada yang risau, semua warga kita pasti akan mendapatkan pelayanan  9 bebas tanpa terkecuali," jelas Aziz.
Kartu berhologram yang berisi 9 layanan bebas merupakan hak rakyat yang sudah seharusnya didapatkan sejak dulu. "Pasangan  Ilham-Aziz lahir karena panggilan hati untuk memakafkan segala potensi kami demi  perbaikan nasib rakyat Sulsel yang selama ini terabaikan  oleh kekuasaan," lanjutnya.
Aziz juga mengingatkan kepada hadirin untuk waspada terhadap praktek politik uang yang kemungkinan dilakukan pihak tertentu untuk mempengaruhi pilihan warga. "Jika ada yang kasih  uang, boleh diambil uangnya, asal  jangan pilih. Anggap saja itu hadiah. Ini juga pelajaran buat penyogok, bahwa tidak selamanya uang mampu membeli hati nurani rakyat," pungkasnya. (hamsah umar)

IA-Garuda-Na Prihatin Banjir Sulsel


MAKASSAR, FAJAR--Banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Sulsel membuat cagub prihatin. Agenda kampanye akbar pun siap dikorbankan demi memberi perhatian pada masyarakat.
Pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) siap membatalkan kampanye akbar di kabupaten yang dilanda banjir besar seperti Maros, Pangkep, Barru, dan parepare. Sebagai gantinya, dana kampanya yang disiapkan untuk wilayah itu akan digunakan untuk menyumbang korban banjir.
"Anggaran yang kita gunakan kampanye akbar di daerah tersebut akan disumbangkan kepada para korban banjir," kata Ilham di Mangkutana, Luwu Timur," Minggu, 6 Januari.
Sebagai gantinya, pasangan ini sekadar akan silaturahmi warga dan berdialog langsung dengan para korban. Pasangan ini tidak ingin ada sebagian warga larut dalam hiruk pikuk politik sedang sebagian lainnya larut dalam kesedihan karena terkena banjir.
Terhadap bajir di Makassar, Ilham yang saat ini berstatus cuti mengaku setiap saat siap melakukan pemantauan. "Kami berdua berdoa semoga banjir cepat surut agar masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa. Dan tidak sampai menelan korban," paparnya.
Keprihatinan sama disampaikan pasangan cagub urut 3, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na). Begitu menyaksikan bencana banjir yang melanda di wilayah Selatan Sulsel seperti Jeneponto, bupati Sinjai ini merasa sedih melihat kondisi korban banjir saat ini. Garuda-Na melintasi poros Makassar-Sinjai dini hari kemarin.
Di Jeneponto, Rudiyanto bahkan rela turun dari mobilnya kemudian berjalan kaki sekitar 1 kilometer untuk melihat langsung situasi banjir yang juga mengenangi jalan poros ini.  ”Ternyata arus banjir ini sangat deras, bahkan saya nyaris terseret saat saya jalan di lokasi banjit itu," kata Rudiyanto.
Rombongan cagub urut 3 ini bahkan sempat terhenti hingga beberapa jam sambil menunggu air surut. Saat itulah, Rudiyanto turun menyusuri banjir tersebut sambil menyapa warga. Selain prihatin dengan kondisi banjir di Jeneponto, Rudiyanto juga sangat prihatin dengan banjir di daerah lain di Sulsel. Dia juga berjanji akan memberikan bantuan kepada para korban banjir ini.
Rudi menduga, banjir yang terjadi ini akibat buruknya sistem drainase, termasuk irigasi yang tidak memadai, dimana saat musim kemarau kekeringan sedang saat hujan menjadi bencana. "Karena itu, program 1.000 irigasi dan sejuta saluran adalah salah satu langkah mengatasi banjir. Apalagi banjir juga merugikan warga yang memiliki sawah. Kalau kami sudah terpilih baru saya bisa mengambil kebijakan sebagai gubernur," sebut Rudi. (hamsah umar)

Minggu, 06 Januari 2013

Garuda-Na Komitmen Tidak Kerahkan Massa


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cagub urut 3 Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) memegagang komitmennya tidak mengerahkan massa saat pemaparan visi misi dan program di DPRD Sulsel, Sabtu, 5 Januari.
Beberapa waktu lalu, Rudiyanto sudah menegaskan tidak mengerahkan massa utamanya usai ditemui Kapolda Sulsel, Irjen Mudji Waluyo. Salah satu pertimbangan pasangan urut 3 ini tidak mengerahkan massa, karena tidak ingin suasana memanas antara massa pendukung.
Rudi-Nawir hanya membawa tim sesuai dengan jumlah undangan yang diberikan oleh DPRD Sulsel. Kalau pun ada yang datang di depan DPRD Sulsel, hanya sekitar belasan orang. "Pak Rudi sejak awal sudah sampaikan pada warga Sulsel tidak mengerahkan massa. Hari ini, kita buktikan bahwa Garuda-Na adalah pasangan yang memiliki komitmen merealisasikan apa yang sudah dijanjikan," kata jubir Garuda-Na, Nasrullah Mustamin.
Lagi pula, pemaparan visi misi di DPRD Sulsel ini adalah untuk menjelaskan program yang akan dilakukan untuk Sulsel lima tahun ke depan, bukan unjuk kekuatan.   "Kita ini mau damai, bukan mau berkelahi. Kita juga sejak awal sampaikan seperti itu. Dari hal seperti ini kita harus tetap punya komitmen baik," tambah Nasrullah.
Pasangan urut 3 yang identik dengan baju kotak-kotak ini menyatakan, pilihan tidak mengerahkan massa ini juga bagian dari komitmen atas ikrar pelaksanaan pilgub demokratis, aman, dan damai di KPU Sulsel sehari sebelumnya.
Nasrullah Mustamin menegaskan bahwa para pendukung Garuda-Na sebenarnya juga punya keinginan untuk datang saat pemaparan visi misi pasangan ini, tapi karena Rudi dan tim memutuskan tidak boleh ada pendukung yang datang, mereka pun memilih menonton siara langsung pemaparan visi misi ini melalui televisi.
Berbeda dengan dua kompetitor Garuda-Na, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) yang mengerahkan ribuan massa pendukungnya. Massa pendukung kedua calon ini bahkan tandingan orasi. Pendukung IA orasi di sekitar kantor PT Sucofindo dan RS Awal Bross sedang massa Sayang orasi di Flyover. Jalan Urip Sumoharjo pun tutup total selama pemaparan visi misi cagub berlangsung.

Dihadiri Permadi
Pemaparan visi misi Garuda-Na di DPRD Sulsel ini dihadiri Anggota Dewan Pembina DPP Gerindra, Permadi. Begitu tiba dari Jakarta kemarin pagi, Permadi langsung ikut rombongan tim pendukung Garuda-Na. Dia bahkan tidak sempat istirahat di kediaman Rudiyanto.
Permadi dan Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra akan tampil sebagai juru kampanye Garuda-Na di Bone, Minggu, 6 Januari hari ini. Sesuai agenda yang telah ditetapkan tim, rombongan jurkam Garuda-Na akan bermalam di Sinjai dan pagi baru berangkat ke Bone Minggu pagi.
Proses persiapan calon yang identik dengan baju kotak-kota ini tidak melalui persiapan khusus, begitu juga tidak ada ritual khusus seperti ketika saat mendaftar di KPU. Bahkan istri Rudiyanto, Felicitas Asapa tidak terlihat dalam proses persiapan pemaparan visi misi calon yang satu ini.
"Tidak perlu ada persiapan khusus. visi misi itu kan sudah kita paham dengan baik bahkan selama ini sudah banyak kita sosialisasikan di masyarakat. Kalau yang sudah kita sampaikan ke masyarakat lain yang kita paparkan itu namanya tidak konsisten," kata Rudiyanto.
Rudiyanto hanya menyempatkan diri memperlihatkan ambum foto aktivitasnya bersama keluarga, maupun tim kepada sejumlah wartawan yang meliput kegiatan pasangan ini di rumah. Juga tampak terlihat Nawir yang menyaksikan berbagai foto di album bupati Sinjai dua periode ini. Salah satu koleksi foto yang diperlihatkan adalah saat berada di Tana Toraja saat menemui peternak kerbau belang yang harganya mencapai Rp2 miliar.
Sebelum meninggalkan rumahnya, Rudi menegaskan bahwa salah satu yang perlu dilakukan Sulsel ke depan adalah mempersiapkan generasi menyambut pasar bebas yang lebih baik, termasuk menyambut Millennium Development Goals (MDGs). "Karena kalau kita tidak siap, maka kita bisa jadi terasing di negeri sendiri," kata Rudiyanto.
Adapun Nawir juga menyatakan tidak ada persiapan khusus. Kendati sebelum datang ke kediaman Rudiyanto , di rumahnya BPH No.15 Makassar, sejumlah keluarga datang memberi dukungan dan support. "Kalau persiapan di rumah tidak ada, hanya ada keluarga yang datang memberi support," kata Nawir. (hamsah umar)

Jumat, 04 Januari 2013

Kotak Suara Rawan Diganti


MAKASSAR, FAJAR--Sepakat mewujudkan pilgub damai bukan berarti cagub sudah yakin pilgub akan berjalan tanpa kecurangan. Mereka tetap melihat ada titik rawan yang bisa dijadikan celah melakukan jekkong.
  Salah satu titik rawan kecurangan selain pada surat suara adalah saat distribusi surat suara dari KPU kabupaten/kota ke tiap tempat pemungutan suara (TPS). Di sini ada kerawanan kertas suara diganti. "Jadi selain dari surat suara ini, yang kami takutkan juga kalau kota suara diganti saat distribusi dari KPU ke TPS. Menurut kami ini rawan, tapi kita berharap tidak ada terjadi seperti itu," kata juru bicara pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Nasrullah Mustamin, Jumat, 4 Januari.
Garuda-Na berharap petugas keamanan yang dipercaya mengawal distribusi surat suara ke TPS begitu juga sebaliknya, betul-betul netral dan menjalankan tugasnya dengan baik. Bahkan untuk lebih menjamin proses distribusi tersebut tidak dicurangi, Garuda-Na menawarkan ke KPU agar melibatkan tim calon pada setiap wilayah distribusi.
Terhadap surat suara yang banyak rusak, Nasrullah tetap meminta pihak kepolisian dan kejaksaan untuk mengusut proses percetakan surat suara pilgub ini. Karena ada kecurigaan speksifikasi teknis surat suara yang digunakan dalam pilgub ini tidak standar.
"Apakah surat suara yang rusak diganti pihak percetakan kami tidak soal itu, yang kami inginkan polisi dan kejaksaan melakukan pengusutan. Hal seperti ini saya kira tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Paling tidak, di pilgub Sulsel ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak," imbuh Nasrullah.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari terpisah menyatakan apa yang menjadi tuntutan Garuda-Na yang meminta surat suara yang didistribusi ditarik dan diganti yang baru, sulit dipenuhi. Dia mengaku tidak ada juga aturan yang mengharuskan ketika ada surat suara yang rusak maka semua harus ditarik.
"Kalau yang rusak saya kira itu sudah jelas akan kita tarik kemudian musnahkan. Untuk pergantiannya, pihak percetakan juga sudah sepakat untuk mengganti seluruh surat suara yang rusak, setelah proses sortir selesai di daerah," kata Ziaur Rahman.
Dia mengaku, berdasar laporan dari KPU kabupaten/kota, jumlah surat suara yang mengalami kerusakan tidak signifikan, dan sementara ini prosesnya masih diinventarisasi secara keseluruhan. "Dalam proses percetakan surat suara ini, kita juga sudah melibatkan pengamanan dan pihak lainnya," lanjut Ziaur Rahman.
Mengenai kualitas surat suara pilgub, tidak bisa disamakan dengan surat suara pemilukada Bone. "Spesifikasi surat suara pilgub tentu tidak sama dengan Bone misalnya. Harga kita per lembar hanya Rp400 per lembar sedang Bone Rp1.200 per lembar," lanjutnya. (hamsah umar)

IA-Garuda-Na Soal Konsultan KPU


MAKASSAR, FAJAR--Posisi konsultan hukum KPU Sulsel yang dikhawatirkan mempengaruhi netralitas komisioner KPU, mulai disoal cagub Sulsel yang bertarung pada pilgub, Selasa, 22 Januari.
KPU Sulsel tidak semestinya merekrut konsultan hukum hanya karena pertimbangan pengalaman semata, tapi idealnya lebih mengedepankan netralitas konsultan hukum yang akan direkrut, sehingga kecurigaan terhadap netralitas KPU juga tidak perlu ada baik dalam tahapan, maupun pada saat hari perhitungan mendatang.  
"Dari tim hukum Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) sebenarnya sudah ingatkan KPU agar konsultan hukum yang direkrut tidak memiliki kedekatan dengan calon tertentu. Tapi kami tidak tahu apa yang jadi pertimbangan KPU sehingga masukan kami itu tidak diperhatikan," kata Koordinator Tim Hukum IA, Syahrir Cakkari, Jumat, 4 Januari.
IA dengan tegas mengaku tidak setuju kalau KPU Sulsel tetap menggunakan konsultan hukum yang memiliki afiliasi dengan pasangan calon tertentu. Sebagaimana diketahui, Mappinawang yang ditunjuk KPU Sulsel sebagai konsultan hukum ternyata juga diketahui sebagai konsultan hukum pemprov Sulsel.
"Akibatnya, apa yang semestinya direspons KPU secara hukum tidak dilakukan atau dibiarkan sampai saat ini. Kalau KPU mau mendengar masukan sejumlah pihak, saya kira harus mempertimbangkan itu. Jangan KPU hanya mendiamkannya tanpa ada respons. Kita akan bersurat resmi ke KPU agar persoalan ini disikapi, kalau tidak kami akan adukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)," papar Cakkari.
Koordinator Tim Advokasi Hukum Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Pice Jehali juga menyatakan penolakan terhadap konsultan hukum yang dipakau KPU.  "Kami sayangkan kalau angkat konsultan yang ada hubungannya calon. Bukan hanya kami tolak tapi minta KPU melakukan seleksi ulang," pinta Pice.
Dia minta agar konsultan hukum KPU harus dipastikan tidak memiliki hubungan kekerabatan atau pun hubungan kerja dengan calon, karena kalau ada hubungan seperti itu, dipastikan akan mempengaruhi netralitas penyelenggaraan pemilu.
"Kami akan cari tahu bagaimana posisi pastinya sebenarnya. Kalau sudah tahu persis bahwa ternyata memang ada afiliasi ke calon, kami tidak segan-segan mengadukan hal itu ke DKPP," lanjut Pice.
Betul kata Pice seorang pengacara bisa membela  siapa saja atau dimana-mana. Namun kata dia, dalam posisi KPU sebagai penyelenggara pemilu yang dituntut independen dan netralitasnya, konsultan hukum pun wajib dari orang independen. (hamsah umar)