Powered By Blogger

Rabu, 23 Januari 2013

Hormati Suara Rakyat


MAKASSAR, FAJAR--Siapa pemenang resmi pilgub Sulsel akan ditetapkan KPU Sulsel 30 Januari mendatang. Kendati, hasil quick count yang dilakukan sejumlah lembaga menempatkan pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) unggul.
Jaringan Suara Indonesia (JSI) misalnya menempatkan Sayang unggul 53,05 persen. Sedang dua penantangnya Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) 41,41 persen, dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) 5,54 persen. Hasil hitung cepat ini dipublikasikan JSI dalam jumpa pers di Grand Clarion & Convention sore kemarin.
"Saya ucapkan selamat kepada pasangan Sayang telah terpilih sebagai gubernur versi quick count. Kita tetap tidak bisa kesampingkan hasil perhitungan manual yang akan dilakukan KPU sekitar 10 hari lagi," kata Wakil Direktur Eksekutif JSI, Fajar S Tamin didampingi Direktur Riset JSI, Eka Kusmayadi.
Namun, berkaca pada pengalaman quick count yang dilakukan lembaga survei ini, Fajar menyatakan hasil survei ini biasanay tidak akan jauh beda dengan hasil resmi dari KPU nantinya. Kalau pun ada perbedaan dengan yang dilakukan KPU, plus minusnya hanya sekitar 1 persen.
Fajar menyebut, salah satu yang menjadi faktor kemenangan Sayang di pilgub Sulsel ini berkat kerja tim dan relawan yang begitu efektif, begitu juga peran media dalam memberikan pemberitaan. Bahkan dukungan masyarakat terhadap Sayang tetap bergerak hingga hari yang paling  menentukan.
Dari hasil quick count JSI ini, Sayang menang telak di dua zona yakni Zona II meliputi Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Zona VI meliputi Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Di Zona II petahana Sulsel ini mencatat angka kemenangan hingga 77,15 persen, sedang di Zona VII mencapai 60,43 persen.
Sebaliknya, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) nyaris tidak ada zona yang diungguli secara signifikan. Di zona I Makassar misalnya, IA hanya unggul tipis dari Sayang yakni dikisaran 2-3 persen. "Jadi yang menjadi penentu kemenangan Sayang ada pada dua zona itu. Dia unggul signifikan," tambah Fajar.
JSI juga mengungkap bahwa berdasar hasil survei terakhir yang dilakukan sepekan sebelum pencoblosan, posisi Sayang memang masih unggul dari IA. Sayang berada pada posisi 49,3 persen, IA 20 persen, dan Garuda-Na 3 persen. Dari survei ini, ada sekitar 20 persen pemilih yang belum menentukan pilihan. "Kalau melihat survei terakhir dengan hasil quick count ini, memang terjadi pergerakan suara signifikan yang diperoleh IA, tapi Sayang juga naik kendati tidak terlalu besar," paparnya.
Direktur Riset JSI, Eka menambahkan, hasil quick count ini menggunakan teknik multistage random sampling dengan margin error 1 persen. Dari segi angka golput yang berada di kisaran 35 persen, JSI melihat hal ini masih tergolong normal.
"Bukan karena apatisme mereka terhadap pilgub, biasanya terjadi pada buruh harian, karena faktor kerja sehingga mereka lebih banyak memilih tidak mencoblos," tambahnya.
Hasil quick count lain yang juga mengunggulkan Sayang adalah Citra Publik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia kedua lembaga yang masih satu bendera ini menempatkan Sayang unggul 52,87 persen. Sedang IA 41,54 persen, dan Garuda-Na, 5,59 persen.
"Quick count CPI dan LSI memastikan keunggulan Sayang dibanding dua pasangan lainnya dalam pilgub yang berlangsung hari ini. Karena itu, saya juga ucapkan selamat kepada Sayang atas keberhasilannya meraih dukungan luas masyarakat Sulsel," kata Direktur Eksekutif CPI, Hanggoro DP.
CPI dan LSI dalam hitung cepatnya menyebutkan angka partisipasi masyarakat Sulsel lebih tinggi dibanding yang dilansir JSI. Lembaga ini menyebut partisipasi pemilih berada pada angka 69,68 persen. Namun data quick count yang dipublis ini tidak sampai 100 persen atau hanya 94,33 persen, karena beberapa data dari relawan yang diturunkan belum sepenuhnya melaporkan hasil perhitungan suara di TPS. "Mungkin itu diwilayah yang sulit dijangkau jaringan telepon," kata Hanggoro.
Sama dengan JSI, CPI dan LSI juga menyatakan bahwa masyarakat Sulsel tetap harus menunggu hasil resmi dari KPU, kendati data ini tidak akan jauh dari hasil perhitungan KPU nantinya. "Kemenangan yang dicapai Sayang di pilgub karena success story yang dicapai. Program pendidikan dan kesehatan gratis terbukti dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sulsel," sebutnya.
Terhadap hasil quick count ini, Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas meminta masyarakat Sulsel terutama tim pasangan calon untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi perhitungan suara di setiap TPS di Sulsel. "Masyarakat saya kira tetap harus menunggu perhitungan resmi KPU, sekalipun ada data hasil yang disampaikan beberapa lembaga," kata Jayadi.
Jayadi menyebut, proses perhitungan suara ini sudah masuk di tingkat PPS mulai besok dan secara berjenjang akan dilakukan pada tingkat PPK, KPU kabupaten/kota. "Dan pada akhirnya akan kita rekap di tingkat KPU Sulsel pada 30 Januari hingga 1 Februari nanti," kata Jayadi.
Seruan agar masyarakat bersabar menunggu hasil resmi KPU juga disampaikan Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) RI, Muhammad Alhamid. Dia menyebut, hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga di daerah ini harus dihargai. "Namun kita harus ikut prosedur saja bahwa perhitungan resmi itu ada pada wilayah KPU, sehingga ada baiknya kita menunggu hasil resmi KPU yang tidak terlalu lama lagi," tandas Alhamid. (hamsah umar)
   

     

KCI: Tafa'dal Bupati Bone


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan Andi Fahsar Padjalangi-Ambo Dalle (Tafa'dal) dipastikan melanjutkan kepemimpinan bupati Bone yang saat ini dipimpin Andi Idris Galigo-Andi Said Pabokori. Hasil quick count lembaga survei menempatkan pasangan yang mengusung Harapan Baru ini menang satu putaran.
Quick count yang dirilis Konsultan Citra Indonesia (KCI) misalnya menempatkan pasangan ini mendapat dukungan mayoritas masyarakat Bone dengan persentase 46,79 persen. Adapun saingan terberatnya, Andi Irsan Idris-Andi Yuslim Patawari meraih suara 23,39 persen. Pasangan lain Andi Mangunsidi Massarappi-Sumardi Sulaiman 10,47 persen, Andi Taufan Tiro-Andi Promal Pawi 12,64 persen, Andi Mustaman-Andi Sultan Pawi 4,31 persen, dan di posisi kuncu Andi Mappamadeng Dewang-Andi Said Pabokori 2,40 persen.
Rilis hitung cepat KCI ini dengan data sampel yang masuk mencapai 95,60 persen dari 250 TPS yang menjadi sampel. Kendati belum 100 persen, Direktur Eksekutif KCI, Barkah Patimahu memastikan hasil quick count ini tidak jauh beda dengan perhitungan manual yang akan dilakukan KPU secara manual.
"Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Tafa'dal yang telah mampu mendapat dukungan luas masyarakat Bone. Hasil quick count ini disimpulkan pemenang pemilukada adalah pasangan urut 4 ini. Ini tentu saja masih quick count karena tetap harus menunggu hasil KPU. Tapi pengalaman perhitungan cepat yang kami lakukan, ini tidak jauh beda dengan hasil perhitungan KPU," kata Barkah didampingi Direktur Riset, Putri Dwi saat menggelar jumpa di Grand Clarion & Convention.
Hasil hitung cepat KCI juga menunjukkan pasangan yang diusung Golkar ini memenangkan pertarungan di seluruh zona atau di lima daerah pemilihan di daerah itu. Kemenangan Tafa'dal tertinggi pada zona 2 sebesar 50,43 persen.
Hasil analisi KCI menyebutkan, kemenangan Tafa'dal di Bone ini tidak lepas dari opini yang berkembang di masyarakat kalau pembangunan di daerah ini belum sesuai harapan masyarakat dan masyarakat inginkan perubahan. Sedang pesaing terberatnya Irsan-Yuslim citranya memburuk akibat status sebagai tersangka korupsi.    
Di Bone, jumlah pemilih berdasarkan DPT sebanyak 560.304 dengan jumlah TPS sebanyak 1.390. Dari hasil perhitungan cepat ini juga disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Bone di pemilukada kali ini sebesar 71,94 persen.
Jika dibandingkan hasil survei sepekan jelang pemilihan yang dilakukan KCI, ternyata dukungan terhadap Irsan-Yuslim bukannya mengalami trend peningkatan tapi malah menuruh sekitar 10,11 persen, dimana saat survei 9-12 Januari lalu, elektabilitas Irsan-Yuslim mencapai 33,5 persen, sedang Tafa'dal 41,6 persen. (hamsah umar)

Quick Count Pemilukada Bone:
Konsultan Citra Indonesia (KCP)
Sampel:  250 TPS
Metode: Multistage Random Sampling
Hasil:
Andi Mustaman-Andi Sultan Pawi : 4,31 Persen
Andi Irsan Idris-Andi Yuslim Patawari : 23,39 Persen
Andi Taufan Tiro-Andi Promal Pawi : 12,64 Persen
Andi Fahsar M Padjalangi-Ambo Dalle : 46,79 Persen
Andi Mappamadeng Dewang-Andi Said Pabokori : 2,40 Persen
Andi Mangunsidi Massarappi-Sumardi Sulaiman : 10,47 Persen

KPU Tetap Dijaga Ketat


MAKASSAR, FAJAR--Kantor KPU Sulsel di Jalan AP Pettarani Makassar tetap dijaga ketat aparat kepolisian, kendati situasi keamanan pada hari pencoblosan berjalan aman, tertib dan kondusif.
Penjagaan ketat dari pihak kepolisian di kantor KPU Sulsel ini utamanya dilakukan Brigade Mobil (Brimob). Jumlah personil Brimob yang dikerahkan melakukan pengamanan KPU Sulsel sebanyak tiga pleton atau setingkat satu kompi. Petugas keamanan ini bahkan mendirikan tenda di halaman kantor KPU Sulsel sebagai tempat istirahat, begitu juga di belakang kantor KPU.
Humas KPU Sulsel, Asrar Marlang menyatakan jumlah anggota Brimob yang ditempatkan di KPU Sulsel berkisar 100 orang. Petugas pengamanan ini belum termasuk aparat dari Polrestabes dan Polda Sulsel.
Untuk pilgub Sulsel, jumlah pasukan Brimob yang disiagakan mencapai ratusan orang. Bantuan dari Brimob Kelapa Dua Mabes Polri dan Brimob Polda Kalimantan Selatan mencapai 402 orang. Ini disebar di sejumlah tempat strategis termasuk di kabupaten/kota di Sulsel. Jumlah aparat pengamanan yang dikerahkan menjaga KPU Sulsel ini juga dibenarkan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Endi Sutendi.
Pada hari pencoblosan sendiri, Kapolda Sulsel, Irjen Mudji Waluyo, Wakapolda Brigjen Syahrul Mamma, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Mohammad Nizam dan unsur muspida lainnya juga melakukan pemantauan terhadap sejumlah TPS di Makassar. Proses pengamanan terhadap kantor KPU dan tempat vital lainnya ini akan terus berlangsung hingga selesai penetapan cagub terpilih oleh KPU Sulsel akhir Januari nanti. (hamsah umar)

Bawaslu Catat Berbagai Kelemahan


MAKASSAR, FAJAR--Masa pencoblosan pilgub Sulsel kemarin telah berjalan dengan lancar, aman dan damai. Namun berbagai kelemahan dalam proses tersebut tetap ada ditemukan.
Dalam pantauan dan pengamatan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Muhammad Alhamid setidaknya mencatat berbagai kelemahan dalam proses pencoblosan di tingkat TPS. Berbagai kelemahan yang ditemukan ini menjadi catatan khusus Bawaslu, sehingga proses pemilu ke depan baik di wilayah Sulsel maupun di daerah lain bisa diantisipasi lebih awal.
Kelemahan yang dijumpai Bawaslu dimaksud seperti masih terjadinya kekurangan surat suara di TPS tertentu, seperti yang terjadi di TPS yang ada di Lapas Bolangi Gowa. Dari sekitar 600 DPT, jumlah surat suara yang tersedia hanya sekitar 100 lembar.  Kendati kekurangan tersebut segera ditutupi setelah dikoordinasikan dengan pihak KPU Gowa.
Kekurangan lain dalam hal teknis pelaksanaan pencoblosan di TPS yakni penempatan bilik suara yang tidak sesuai petunjuk teknis (juknis) yang diberikan KPU, misalnya jarak bilik yang satu dengan yang lainnya minimal 1 meter. Namun ada TPS yang menempatkan bilik suara terlalu berdekatan. "Juga soal logistik berupa alat coblos dalam hal ini paku. Ada beberapa TPS yang ternyata tidak ada alat coblos yang disiapkan dari KPU sehingga petugas KPPS yang menyiapkan sendiri," kata Alhamid, usai melakukan pemantauan di Gowa dan Maros kemarin.
Khusus dari segi SDM penyelenggara KPPS, Bawaslu menyebut kualitas SDM penyelenggara KPPS sudah sesuai standar. Saat melakukan pemantauan pencoblosan, Alhamid menyertakan sejumlah anggota Panwaslu dari beberapa provinsi. Saat memantau di dua kabupaten itu, dia didampingi anggota panwaslu Sulsel, Nursetiawati.
Ketua Devisi Humas KPU RI, Very Kurnia Reskiansyah  terpisah menandaskan pemantauan langsung pencoblosan di Sulsel oleh KPU pusat dan beberapa anggota KPU dari provinsi lain dimaksudkan sebagai bahan evaluasi. Sekaligus menjadi bahwa pelajaran bagi KPU di daerah lain.
"Jadi apa yang kita bisa pelajari dai Sulsel atau dievaluasi itu yang kita lihat. Sejauh ini memang, yang masih terjadi adalah masih adanya keluhan dari masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT sehingga tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Ke depan saya kira ini yang perlu diperhatikan pemerintah saat pendataan," harap Hery.
Kelemahan mengenai daftar pemilih ini harap Hery betul-betul dijadikan evaluasi apalagi pemilu legislatif sudah dekat. "Kalau KPU kan hanya melakukan pemutakhiran bukan melakukan sensus. Sehingga perlu ada sikap proaktif untuk betul-betul mendata semua penduduk yang memiliki hak pilih dengan melibatkan ketua RT/RW karena mereka yang paling tahu warganya," kata Hery. (hamsah umar)


Bawaslu Catat Berbagai Kelemahan


MAKASSAR, FAJAR--Masa pencoblosan pilgub Sulsel kemarin telah berjalan dengan lancar, aman dan damai. Namun berbagai kelemahan dalam proses tersebut tetap ada ditemukan.
Dalam pantauan dan pengamatan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Muhammad Alhamid setidaknya mencatat berbagai kelemahan dalam proses pencoblosan di tingkat TPS. Berbagai kelemahan yang ditemukan ini menjadi catatan khusus Bawaslu, sehingga proses pemilu ke depan baik di wilayah Sulsel maupun di daerah lain bisa diantisipasi lebih awal.
Kelemahan yang dijumpai Bawaslu dimaksud seperti masih terjadinya kekurangan surat suara di TPS tertentu, seperti yang terjadi di TPS yang ada di Lapas Bolangi Gowa. Dari sekitar 600 DPT, jumlah surat suara yang tersedia hanya sekitar 100 lembar.  Kendati kekurangan tersebut segera ditutupi setelah dikoordinasikan dengan pihak KPU Gowa.
Kekurangan lain dalam hal teknis pelaksanaan pencoblosan di TPS yakni penempatan bilik suara yang tidak sesuai petunjuk teknis (juknis) yang diberikan KPU, misalnya jarak bilik yang satu dengan yang lainnya minimal 1 meter. Namun ada TPS yang menempatkan bilik suara terlalu berdekatan. "Juga soal logistik berupa alat coblos dalam hal ini paku. Ada beberapa TPS yang ternyata tidak ada alat coblos yang disiapkan dari KPU sehingga petugas KPPS yang menyiapkan sendiri," kata Alhamid, usai melakukan pemantauan di Gowa dan Maros kemarin.
Khusus dari segi SDM penyelenggara KPPS, Bawaslu menyebut kualitas SDM penyelenggara KPPS sudah sesuai standar. Saat melakukan pemantauan pencoblosan, Alhamid menyertakan sejumlah anggota Panwaslu dari beberapa provinsi. Saat memantau di dua kabupaten itu, dia didampingi anggota panwaslu Sulsel, Nursetiawati.
Ketua Devisi Humas KPU RI, Very Kurnia Reskiansyah  terpisah menandaskan pemantauan langsung pencoblosan di Sulsel oleh KPU pusat dan beberapa anggota KPU dari provinsi lain dimaksudkan sebagai bahan evaluasi. Sekaligus menjadi bahwa pelajaran bagi KPU di daerah lain.
"Jadi apa yang kita bisa pelajari dai Sulsel atau dievaluasi itu yang kita lihat. Sejauh ini memang, yang masih terjadi adalah masih adanya keluhan dari masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT sehingga tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Ke depan saya kira ini yang perlu diperhatikan pemerintah saat pendataan," harap Hery.
Kelemahan mengenai daftar pemilih ini harap Hery betul-betul dijadikan evaluasi apalagi pemilu legislatif sudah dekat. "Kalau KPU kan hanya melakukan pemutakhiran bukan melakukan sensus. Sehingga perlu ada sikap proaktif untuk betul-betul mendata semua penduduk yang memiliki hak pilih dengan melibatkan ketua RT/RW karena mereka yang paling tahu warganya," kata Hery. (hamsah umar)