Powered By Blogger

Minggu, 03 Juli 2011

Kebakaran Hanguskan 49 Rumah



*Satu Tewas Terserang Jantung

MAKASSAR--FAJAR, Sedikitnya 49 rumah di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, tepatnya di RW 06, RT 05 hangus dilalap api Minggu, 3 Juli sekira pukul 01.20. Akibat kebakaran ini, sebanyak 51 kepala keluarga dan 232 jiwa kehilangan tempat tinggal.
       Selain itu, seorang kakek berusia 80 tahun yang berada tidak jauh dari lokasi kebakaran, Jalaluddin tewas karena terserang jantung. Peristiwa kebakaran ini terjadi di sekitar kompleks Pasar Pannampu.
Menurut keterangan warga, korban tewas ini diketahui sedang membaca mantra agar api tidak cepat menjalar ke rumah lain. Setelah membaca sesuatu, korban kemudian melempar sebutir telur serta air ke kobaran api. Rupanya, saat itu kobaran api langsung membesar begitu selesai melempar telur dan air. Diduga kaget api membesar, korban terjatuh dan langsung pingsang, hingga akhirnya  meninggal dunia.      
       Informasi yang diperoleh dari sejumlah saksi menyebutkan, api pertama kali terlihat di rumah Dg Sunggu. Dari rumah pembuat meubel ini, api menjalar ke belakang hingga mengakibatkan puluhan rumah  disekitarnya ikut terbakar.
       Api pertama kali dilihat oleh Dg Se're. Menurut saksi, sumber api pertama kali muncul dari arah depan rumah korban. Karena rumah korban ini banyak kayu dan sisa-sisa kayu pembuatan meubel, api dengan mudah menjalar ke bagian lain. Kebakaran ini cepat menjalar ke rumah lain
karena rumah korban umumnya terbuat dari kayu.
       Sebanyak 20 unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi, namun baru berhasil menguasai kobaran api sekira pukul 05.00. Para korban kebakaran ini terlihat shock, bahkan salah seorang korban yang juga Ketua RT dan istrinya sesekali pingsang akibat peristiwa kebakaran ini.
       Staf Lurah Pannampu, Agus Sitaba menyebutkan puluhan rumah warga ini ludes dilalap api dalam waktu tiga jam lebih. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran ini, namun diduga akibat arus pendek. Untuk penanganan korban kebakaran, Agus menyebutkan telah membentuk posko kebakaran.  "Kita sudah membentuk posko untuk menangani korban kebakaran," kata Agus. 
Kapolsekta Tallo, Kompol Frans Tandean yang dikonfirmasi terpisah mengaku belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. "Sampai saat ini kita belum tahu apa penyebab kebakaran ini," kata Frans. (hamsah umar)

Kamis, 30 Juni 2011

Berburu Besi dan Tembaga, Pemulung Rauf Ratusan Rupiah


*Mengais Reseki di Tengah Bencana Makassar Mall

KEBAKARAN Makassar Mall menyisakan kerugian cukup besar bagi pedagang. Sebaliknya, pemulung dan warga yang memanfaatkan momen itu merauf keuntungan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.
LAPORAN HAMSAH

BEGITU  api padam, para pemulung bahwa warga yang menjadi pemulung dadakan langsung menyerbu Makassar Mall, yang terlihat hagus dilalap api. Warga dan pemulung ini bukan mencari barang dagangan yang mungkin selamat dari si jago merah, namun  berlomba mengambil besi dan tembaga.
Pemulung maupun warga ini memang sudah  menyiapkan segala sesuatu untuk bisa mendapatkan benda yang menjadi incaran mereka. Dia  melengkapi dirinya dengan tang, palu, hingga gergaji besi. Dengan penuh semangat, mereka memotong besi yang memungkinkan dibawa kemudian dijual.
Aksi para pemulung maupun warga ini menjadi semakin mudah, karena pedagang besi  tua juga segaja datang ke lokasi untuk membeli besi yang berhasil diperoleh warga. Di sekitar lokasi ini, mereka melakukan transaksi dan menimbang besi yang ditawarkan pemulung dan warga. Situasi itu terjadi dua hari terakhir. Selain besi,  mereka juga mengejar kabel listrik yang berukuran besar untuk mengambil tembaga di dalamnya. 
Menurut pantauan dan informasi yang diperoleh dari warga, harga jual besi setiap kilogram ini ditawarkan pembeli sebesar Rp1.000. Namun sehari sebelumnya, lebih mahal karena dihargai sebesar Rp3.000 per kilogram. Pada hari pertama pedagang mengais reseki inilah, sejumlah warga atau pemulung dikabarkan merauf untung hingga Rp1 juta.
"Sekarang ini, kita bisa  mendapat Rp200 ribu setengah hari, tapi kemarin banyak yang mendapat hingga Rp1 juta," ujar Burhan, salah seorang warga yang ikut berburu besi di Makassar Mall.
Para warga yang berburu untung di tengah bencana ini dari berbagai level usia. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua. Bagi mereka, momen ini menjadi kesempatan yang langka untuk mendapatkan penghasilan besar. Dibanding kerja sebagai buruh bangunan, penghasilan dengan berburu besi di Makassar Mall ini dianggap lebih menguntungkan.
Salah seorang pelajar SD yang ditemui di lokasi, Zulfikar dan Dandi mengaku kalau besi yang didapatkan dari Makassar Mall ini akan dijual untuk membeli perlengkapan sekolah. "Saya mau beli sepatu sekolah," kata Zulfikar. (**)      

Korban Kebakaran Beralih ke Pasar Butung


MAKASSAR--Seratusan pedagang Makassar Mall yang menjadi korban kebakaran, mulai mencari alternatif lain untuk menentukan masa depan usahanya. Sambil menunggu relokasi sementara yang dilakukan pemerintah, pedagang juga mulai mencari tempat di Pusat Grosir Butung (PGB). Mereka siap pindah ketika mereka tidak mendapat kios darurat yang akan disediakan pemerintah.
Para pedagang korban kebakaran itu bahkan sudah mulai mengajukan permohonan dan negosiasi dengan pengelola sejak hari pertama kebakaran terjadi. Bahkan informasi yang diperoleh, jumlah pedagang Makassar Mall yang sudah mendaftar sudah berkisar 160 orang, hingga Kamis, 30 Juni.
Manajer Pusat Grosir Butung, Mustafa yang ditemui menjelaskan bahwa pengelola PGB siap saja menampung pedagang Makassar Mall sepanjang mereka membutuhkannya. "Kita siap menampung mereka. Intinya kami sesama pedagang siap menolong sesama pedagang apalagi dalam kondisi sekarang ini," ujar Mustafa.
Di PGB, masih membutuhkan ratusan pedagang untuk mengisi tempat yang belum terjual atau belum disewakan. Untuk lantai III dan IV misalnya, seluruhnya belum terisi, apalagi dua lantai ini masih harus dituntaskan pengerjaannya atau renovasinya pascakebakaran beberapa waktu lalu. Bahkan di lantai II, proses renovasi hingga saat ini juga masih berlangsung.
Jumlah pedagang yang bisa ditampung setiap lantai kata Mustafa berkisar 114 orang. Meski proses renovasi masih berlangsung, Mustafa menjelaskan bahwa beberapa kios sudah ada yang bisa langsung ditempati.
Beberapa pedagang yang ditemui saat mengajukan permohonan di Pusat Grosir Butung mengatakan memilih mencari tempat di lokasi ini, sambil menunggu kepastian dari pemerintah. "Dari pada menunggu terus, lebih baik kita mencari tempat di sini, karena tempat penampungan sementara juga belum ada," ujar salah seorang pedagang yang merahasiakan identitasnya. (hamsah umar)                
         

Spesialis Pencuri Laptop Ditembak Polisi

MAKASSAR--Dua orang spesialis pencuru telepon seluler dan laptop, terpaksa dilumpuhkan aparat Polsekta Panakkukang karena berusaha melawan dan melarikan diri, saat ditangkap petugas kepolisian. Kedua pelaku yang ditembak itu diketahui sudah merupakan residivis pencurian di daerah ini.
Kedua pelaku pencurian yang terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas itu adalah Arfan alias Appang dan Samsu Alam alias Bayu. Lokasi yang selama ini menjadi tempat melakukan pencurian laptop masing-masing, Jalan Sukaria, Ance Dg Ngoyo, UNM, Kompleks IDI, dan beberapa lokasi lainnya. Barang yang dicuri para pelaku ini umumnya dijual dengan harga murah, sementara hasil penjualannya digunakan untuk berpoya-poya.
Kedua pelaku pencurian yang ditangkap ini diketahui beralamat di Jalan Pontiku Makassar serta warga Sungguminasa Gowa. Saat melakukan aksinya, kedua pelaku tersebut sering bersama-sama. Hasil penjualannya juga dibagi berdua.
Penembakan terhadap kedua pelaku pencurian itu berawal saat polisi, bermaksud melakukan pengembangan kasus pencurian tersebut, untuk mencari penadah hasil curian pelaku. Namun, saat tersangka digiring ke lokasi dimana alamat yang disebut sebagai tempat menjual laptop maupun handphone itu, kedua pelaku berusaha mengelabui polisi bahkan melakukan perlawanan.
Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo mengatakan penangkapan berawal saat anggota membuntuti Samsu Alam yang baru pulang dari rumah Arfan di Pontiku. Polisi yang tidak ingin kehilangan pelaku ini, langsung mencegak tersangka dan berhasil menangkapnya. "Setelah menangkap Samsu, kita kemudian melakukan penggerebekan ke rumah Arfan dan menangkapnya," kata Dhimas.
Kedua pelaku yang dilumpuhkan itu pada kaki kirinya itu sempat dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah dianggap cukup, tersangka kemudian digiring ke Polsekta Panakkukang. (hamsah umar)

MAKASSAR--Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar mengamankan sepuluh mobil pengangkut besi rongsokan, yang diambil dari Makassar Mall, Kamis, 30 Juni. Mobil pengangkut besi rongsokan itu terpaksa diamankan polisi saat melintas di pos lantas depan Karebosi Makassar sore kemarin.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP M Hidayat menegaskan bahwa, penangkapan mobil pembawa besi rongsokan itu dilakukan petugas, agar meminimalisir kesan negatif dari para korban kebakaran di daerah ini yang merasa dijarah oleh warga maupun pemulung.
"Ada banyak macam besi yang dimuat mobil pickup yang kita amankan. Selain besi bangunan, ada juga lemari besi yang sudah terbakar," jelas Hidayat.
Dia menegaskan bahwa, setiap mobil pickup yang melintas di depan kantor pos polisi akan diberhentikan, selanjutnya diamankan ke Polrestabes Makassar. Apalagi,  besi rongsokan yang merupakan sisa-sisa bangunan Makassar Mall ini diduga hasil penjarahan yang dilakukan warga dan pemulung.
"Penjarah yang menggunakan mobil pickup ini terpaksa kita amankan, karena diduga memuat besi rongsokan hasil penjarahan dari Makassar Mall. Mobil dan sopirnya saat ini kita amankan di Polrestabes Makassar," tambah Hidayat.
Dua hari pascakebakaran di Makassar Mall, aksi penjarahan dari warga dan pemulung yang ingin memanfaatkan momen tersebut memang marak. Aksi mereka ini semakin dipermudah dengan adanya pedagang besi tua yang membawa mobil mereka ke lokasi, untuk melakukan transaksi dengan para pedagang.
Meski petugas dari Polres Pelabuhan dan Polsekta Wajo yang telah mengamankan banyak pemulung, namun para pemulung terkesan tidak peduli dengan larangan polisi untuk tidak mengambil besi, utamanya yang masih bisa difungsikan. (hamsah umar)