Powered By Blogger

Rabu, 24 Agustus 2011

Teknisi Telkomsel Ditangkap Curi Baterai BTS


MAKASSAR, FAJAR--Penyidik Reskrim Polrestabes Makassar bekerja sama dengan PT Telkomsel menangkap dua teknisi Telkomsel, karena diduga menjadi pelaku pencurian baterai  Base Transceiver Station (BTS) milik Telkomsel sendiri.
Kedua karyawan yang berstatus outsourching itu bahkan ditangkap di tempat kerjanya sendiri yakni di kantor Telkomsel Makassar, Rabu, 24 Agustus. Kedua tersangka diketahui bernama Hamzah dan Norman. Aksi pelaku melakukan pencurian terhadap baterai BTS milik perusahaan tempatnya bekerja ini, cukup mudah apalagi keduanya adalah karyawan yang bertugas pada bagian teknisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menjelaskan bahwa penangkapan terhadap kedua tersangka itu, berhasil dilakukan setelah melakukan penyelidikan selama satu pekan terakhir. Itu setelah, pihak Telkomsel melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian, dalam rangka melakukan penyelidikan terhadap kasus pencurian baterai BTS  tersebut, apalagi pihak Telkomsel sendiri curiga dengan karyawannya.
"Kami membackup Telkomsel selama satu minggu terakhir untuk mengungkap pencurian baterai pada menara BTS. Hasilnya, kita sudah menangkap kedua pelaku di kantornya sendiri," kata Himawan.
  Dalam kasus pencurian baterai menara BTS Telkomsel ini, Himawan menyebutkan bahwa pihak perusahaan telepon seluler ini mengaku kehilangan sedikitnya 32 BTS di Makassar yang dicuri baterainya oleh kedua pelaku. Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi motif pelaku melakukan pencurian baterai menara BTS milik perusahaan tempatnya bekerja sendiri. Namun diduga, murni karena kriminalitas untuk mencari keuntungan pribadi.
Selain menangkap kedua pelaku di kantornya, polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang telah dicuri oleh pelaku berupa kepala baterai, kabel, dan komponen lainnya. Akibat ulah kedua karyawan teknisi Telkomsel itu, pihak perusahaan mengalami kerugian hingga puluhan juta. Apalagi, satu baterai BTS harganya mencapai jutaan rupiah.
"Saat ini, kami masih melakukan pengembangan untuk mencari barang bukti lain, serta mencari tahu siapa penadahnya. Sementara dua pelaku saat ini masih kita mintai keterangan serta dilakukan penahanan," kata Himawan. (hamsah umar)                           

Selasa, 23 Agustus 2011

Rumah Kos Rawan Disalahgunakan


KEBERADAAN rumah kos atau kamar kos di kawasan perkotaan padat penduduk, menjadi warna tersendiri di tengah masyarakat utamanya di sekitar lembaga pendidikan. Rumah kos ini menjadi alternatif bagi sebagian warga utamanya mereka yang berasal dari luar kota, atau masyarakat yang belum mampu untuk memiliki rumah pribadi.
Rumah kos atau kamar kos ini banyak menjadi pilihan bagi mahasiswa, karyawan, bahkan masyarakat yang sudah berumah tangga sebagai tempat  bernaung dalam rangka mendukung aktivitasnya. Banyak alasan untuk memilih tinggal di rumah kos, sebut saja mendekatkan akses ke tempat beraktivitas sehari-hari seperti pendidikan atau pun pekerjaan.
Keberadaan rumah kos atau kamar kos ini bahkan tumbuh semakin berkembang. Namin tidak jarang, fasilitas yang disiapkan masyarakat tertentu ini kadang disalahgunakan oleh penghuni kos itu sendiri. Sebut saja misalnya dijadikan tempat untuk kumpul bersama meski bukan muhrimnya. Parahnya lagi, tempat kos ini banyak dijadikan tempat pacaran oleh kalangan pemuda tertentu.
Dalam beberapa pekan terakhir selama Ramadan, aparat kepolisian bersama dengan pemerintah kecamatan dan TNI banyak menemukan pasangan muda-mudi di rumah kos atau kamar kos. Umumnya, pasangan yang sempat terjaring razia pihak terkait ini diketahui belum berstatus sebagai suami istri, atau diduga pasangan mesum. Padahal, rumah kos semata-mata disiapkan sebagai tempat tinggal dan tidak untuk disalahgunakan seperti tempat berbuat mesum.
Di Makassar, hampir semua wilayah memiliki kawasan rumah kos atau kamar kos. Namun, kecamatan yang paling padat rumah kos dan kamar kosnya adalah Tamalanrea, Biringkanaya, Tamalate, Rappocini. Di daerah ini merupakan kawasan pendidikan dan kawasan industri seperti di Biringkanaya. Dari beberapa rumah kos yang ada di Makassar ini, ada yang sifatnya kos ekslusif dengan tarif yang lebih tinggi.    
Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi menjelaskan bahwa penanganan masalah rumah kos atau kamar kos di Makassar, membutuhkan kerja sama antarberbagai instansi terkait utamanya dalam meminimalisir pemanfaatan rumah kos ke arah yang bersifat negatif.  Memang menurut dia, tidak bisa dipungkiri, penghuni rumah kos ada yang memanfaatkannya untuk kegiatan yang berbau negatif, seperti yang ditemukan dalam berbagai razia yang dilakukan kepolisian selama ini.
"Yang terpenting di sini kita melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Tentunya yang pertama-tama adalah dengan pemerintah kota atau bisa juga dengan aparat di bawahnya, dalam menyikapi masalah-masalah  yang kemungkinan bisa muncul di rumah kos," kata Endi.
Koordinasi dimaksud adalah melakukan penertiban atau razia ke rumah kos atau kamar kos yang dicurigai rawan disalahgunakan. Razia seperti yang dilakukan petugas kepolisian selama ini, perlu dilakukan secara berkelanjutan  sehingga tidak terkesan sementara.
"Kalau yang dilakukan hanya berupa tindakan refresif saja, tentu tidak akan mampu untuk menuntaskan persoalan yang muncul. Makanya, yang perlu dilakukan bersama adalah melakukan penanganan secara komprehensif, agar penghuni rumah kos tidak melakukan hal-hal yang mengarah  pada perbuatan negatif. Penanganan secara  komprehensif ini saya kira penting agar ada kewaspadaan dan kehati-hatian setiap saat dari setiap penghuni rumah kos," kata Endi. (hamsah umar)                          

IRT Ditangkap Pesta Nyabu


MAKASSAR, FAJAR--Jajaran Polsekta Ujung Tanah membongkar komplotan penikmat sabu-sabu di Jalan Barukang, Kecamatan Ujung Tanah Makassar, Senin, 22 Agustus sekira pukul 23.30. Dalam penggerebekan yang dilakukan petugas, polisi menangkap tiga tersangka yang sedang pesta sabu-sabu. Salah satu adalah ibu rumah tangga (IRT), Marlina (40).
Di salah satu rumah di  bilangan Jalan Barukang itu, setidaknya ada empat warga yang digerebek sedang melakukan pesta sabu-sabu. Namun polisi hanya berhasil menangkap tidak tersangka. Seorang pelaku lainnya diketahui bernama, Abbas. Pelaku yang satu ini diketahui berprofesi sebagai penjual ikan. 
Kapolsekta Ujung Tanah, AKP Muh Basri yang dikonfirmasi membenarkan penangkapan tiga warga Barukang yang melakukan pesta sabu-sabu pada salah satu rumah panggung di Barukang. Salah seorang tersangka yang sudah diidentifikasi identitasnya berhasil melarikan diri setelah nekad lompat melalui jendela rumah tersebut. 
"Tiga tersangka saat ini sudah kita tahan di Polsekta Ujung Tanah, sambil  melakukan pemeriksaan untuk mencari jaringannya. Sementara ini, kita mencari tahu, dari mana sabu-sabu tersebut diperoleh," kata Muh  Basri.
Dalam penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan satu paket sabu-sabu serta peralatan isapnya seperti pipet, bong, korek, dan barang bukti lainnya.  Basri menyebutkan, barang bukti sabu-sabu dan urine ketiga tersangka ini segera diajukan ke Laboratorium Forensik untuk dilakukan pemeriksaan.
Basri menyebutkan bahwa, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi terhadap tersangka, polisi mendapat keterangan bahwa sabu-sabu tersebut diperoleh tersangka dari salah seorang perempuan yang diketahui tinggal di Jalan Tinumbu. Sayangnya, saat polisi melakukan pengembangan ke jalan tersebut, ada keributan yang terjadi di tengah masyarakat. (hamsah umar)          
  
 

Panglima TNI-Kapolri Safari Ramadan di Makassar


MAKASSAR, FAJAR--Dua pejabat tertinggi TNI dan Polri dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Makassar, Rabu, 24 Agustus dalam rangka melakukan safari Ramadan. Keduanya adalah Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kapolri, Jenderal Timur Pardopo. Keduanya dijadwalkan tiba sekira pukul 12.00.
Baik rombongan Panglima TNI dan Kapolri menggunakan pesawat dan jadwal yang sama. Makanya, kedua pejabat TNI/Polri ini dijadwalkan tiba pada jam yang sama di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.  
Kasubid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sofari yang dikonfirmasi membenarkan adanya agenda safari Ramadan Kapolri di wilayah Polda Sulsel. Rencananya, Timur akan melakukan pertemuan dengan jajaran Polda Sulsel sekira pukul 13.00. "Acaranya sebenarnya adalah safari Ramadan. Dari Jakarta, kapolri satu pesawat dengan Panglima TNI," ujar Chevy.
Di Polda Sulsel, kapolri dijadwalkan melakukan pengarahan terhadap seluruh jajarannya di wilayah Polda Sulsel, utamanya terkait dengan proses pengamanan Idulfitri 1432 Hijriah dalam waktu dekat ini. Intinya kata dia, kapolri bakal memberikan pencerahan kepada aparatnya termasuk bagaimana melakukan langkah pengamanan jelan Idulfitri dan Pascaidulfitri, termasuk dalam melakukan pengawalan masyarakat untuk melalukan mudik lebaran.
Chevy menyebutkan, jumlah orang yang menyertai rombongan kapolri berkisar 14 orang. Salah satunya adalah Kadiv Humas Polri beserta istri. Usai melakukan pengarahan dengan jajarannya di Polda Sulsel, kapolri akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di gubernuran dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Kapendam VII Wirabuana, Letkol Kav Sulaiman Agusto yang dikonfirmasi terpisah membenarnya rencana panglima TNI melakukan kunjungan ke Kodam VII Wirabuana. Di daerah ini, panglima juga akan melakukan pengarahan terhadap jajarannya di wilayah Kodam VII Wirabuana.
Selain melakukan kunjungan ke Kodam VII Wirabuana, Panglima TNI juga dijadwalkan melakukan pengarahan khusus dengan jajarannya di Manunggal sore harinya. Dari situ dilanjutkan dengan buka puasa bersama di rujab gubernuran. (hamsah umar)

Siapkan Kue Lebaran, Rumah Terbakar

MAKASSAR, FAJAR--Rencana keluarga Daeng Liwang dan Daeng Caya merayakan Idulfitri 1432 Hijriah di rumahnya bersama anak-anaknya berantakan. Saat mereka menyiapkan kue untuk merayakan lebaran Selasa, 23 Agustus, rumah warga Jalan Manunggal 31, Kelurahan Maccini Sombala, Tamalate ini malah hangus dilalap api.
Peristiwa kebakaran tersebut bermula ketika Dg Caya dan keluarganya sedang membuat kue untuk persiapan lebaran. Saat kue kering tersebut hendak diopeng, salah seorang keluarga korban menyalakan kompor minyak tanah. Celakanya, salah satu sumbu kompor tersebut masuk ke tabung hingga mengakibatkan api membesar pada kompor tersebut.
Caya dan anggota keluarganya yang sedang asik membuat kue lebaran itu, langsung panik. Di tengah suasana panik itu, suami Caya, Liwang terbangun dari tidurnya. Saat terbangun itu, dia melihat kompor di dapur berkobar hingga memberanikan diri mengambilnya dengan maksud membuangnya keluar rumah.
Sayangnya, saat melempar kompor tersebut ke arah luar rumahnya melalui ruang tamu, kompor yang menyala dengan api itu mengenai dinding rumahnya yang juga terbuat dari kayu. Minyak tanah yang ada pada kompor tersebut malah tumpah begitu kompor yang dilemparkan tersebut mengenai dinding rumahnya. Api dengan cepat melalap dinding hingga menjalar ke kursi kayu di ruang tamu korban tersebut.
Liwang semakin panik. Bukannya mencari air untuk memadamkan api yang menyala itu, dia malah berusaha memadamkan api dengan menggunakan tangannya. Akibatnya, kedua tangan korban ini mengalami luka bakar hingga harus dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar.
"Saya dan keluarga sedang membuat kue untuk persiapan lebaran, tiba-tiba kompor yang dinyalakan berkorban hingga mengakibatkan rumah kami terbakar. Kami tidak tahu lagi harus merayakan Idulfitri di mana," ujar Caya.
Sejumlah armada pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi juga tidak bisa berbuat banyak. Api yang cepat menjalar mengakibatkan rumah warga tersebut rata dengan tanah bersama sejumlah barang berharga lainnya. (sah)