Powered By Blogger

Kamis, 08 September 2011

Warga Hajar Pencuri Handphone

MAKASSAR--Dua warga Jalan Manggadel dan Jalan Dg Tanto Makassar, terpaksa dihajar puluhan warga di Jalan Barawaja II, Kamis, 8 September. Kedua warga bernama Rizal dan Akbar ini dikeroyok warga karena nekad mencuri handphone milik Ayu Rahmadani di lokasi kejadian.
    Aksi kedua pelaku yang memang sudah sering melakukan pencurian ini terbilang nekad. Pasalnya, di samping rumah korban tersebut sedang ada keramaian karena sedang menggelar pesta pernikahan. Pelaku tersebut nekad melakukan aksinya karena merasa pemiliknya lengah dengan kondisi keramaian di sekitarnya.
    Korban yang saat itu berada di kios menjaga barang dagangannya sedang melakukan cas handphone miliknya, kemudian diletakkan di lemari kaca. Pelaku yang melihat rumah korban terbuka dan tidak melihat ada penghuni itu langsung masuk dan mengambil telepon milik korban.
    Namun saat bersamaan, korban masuk ke rumahnya untuk mengambil air minum. Saat itulah, pelaku ditemukan mencuri telepon. Ketahuan mencuri, pelaku langsung melarikan diri. Tapi saya dia berhasil ditangkap oleh warga kemudian mengeroyoknya hingga babak belur. Akibatnya, tersangka mengalami luka serta lebam pada sekujur tubuhnya.
    Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa hasil penyelidikan yang dilakukan polisi menyebutkan, pelaku sudah tiga kali menjalankan aksinya di wilayah berbeda. Pelaku juga tercatat pernah ditangkap petugas Polsekta Tallo karena kasus yang sama. (hamsah umar)
   
                

Rabu, 07 September 2011

Tiga Bocah Tewas Mengenaskan


*Kebakaran di Sungai Pareman

MAKASSAR--Peristiwa kebakaran di Jalan Sungai Pareman No.51 Makassar terbilang tragis dan meninggalkan duka mendalam bagi korban. Selain menghanguskan rumah berlantai III itu, tiga bocah yang merupakan adik kakak tewas mengenaskan.  
Ketiga bocah yang tewas terpanggang dengan kondisi mengenaskan itu diketahui bernama Vinza (1), Raihan (2), dan Adnan (6). Saat kejadian berlangsung, ketiga korban berada di lantai III rumahnya. Api yang muncul pertama kali dari lantai III rumah tersebut, membuat ketiga bocah malang ini terperangkap dan tidak bisa diselamatkan jiwanya oleh pihak keluarga.
Mayat ketiga bocah ini baru berhasil dievakuasi pihak keluarga dan petugas setelah kondisi api sudah padam. Seluruh tubuh ketiga bocah ini gosong akibat dilalap api. Kondisi tersebut membuat keluarga utamanya orang tua korban histeris melihat anaknya sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Begitu dievakuasi dari lokasi kebakaran, korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara.
Evakuasi terhadap korban ini baru dilakukan setelah api berhasil dipadamkan petugas pemadam kebakaran. Satu persatu korban
ditemukan oleh regu pemadam, Palang Merah Indonesia (PMI), Polsekta Ujung Pandang, dan Markas Search Team (Marteam), serta keluarga korban.
Peristiwa kebakaran ini terjadi pada Rabu, 7 September sekira pukul 12.15. Informasi yang berkembang, saat kejadian berlangsung, ibu korban, Maya (38) juga berada di lantai III pada saat kejadian berlangsung, namun informasi lain menyebutkan ibu korban tersebut berada di lantai dasar rumahnya. 
Pada saat dia berada di lantai I  rumahnya itu, ibu korban tersebut mengunci kamarnya dari luar dan membiarkan tiga anaknya berada dalam kamar. Apalagi saat kejadian, Vinza dan Raihan sedang tertidur di dalam kamarnya. Adapun Adnan  yang tercatat sebagai salah seorang murid SD Lariangbanggi I ini, dikabarkan baru saja pulang sekolah. Namun informasi lain menyebutkan korban yang satu ini baru saja mandi dan  bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.     
Selain mengakibatkan korban tewas, salah seorang anggota keluarga lainnya yakni Suciani juga mengalami luka bakar. Saat kejadian berlangsung, Suciani (40) dan Salijen (60) berada di lantai II rumahnya. Korban yang ada di lantai II ini sedikit lumpuh sehingga pada saat kejadian, keluarga yang ada di lantai II lebih awal menyelamatkan kedua orang tua ini. Api yang cepat membesar, membuat tiga bocah yang tewas tidak bisa ditolong lagi.
Pihak keluarga maupun petugas kepolisian belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab kebakaran yang menghanguskan rumah sekaligus tempat usaha percetakan Pelangi Advertising ini. Namun ada dugaan, kebakaran terjadi karena salah satu korban tewas bermain korek di kamar rumahnya.
Hera, salah seorang anggota keluarga yang berada di lantai I pada saat kebakaran menyebutkan bahwa, selama ini Adnan sering bermain korek api. "Kita tidak tahu apa penyebab kebakaran ini, tapi memang Adnan sering main korek," kata Hera.
Yang pasti, lantai III rumah tersebut selama ini digunakan sebagai kamar tidur bagi pemilik rumah. Kobaran api sendiri baru dilihat korban saat sudah membesar. Korban pertama kali melihat adanya kebakaran itu adalah Salijen. Begitu mengetahui ada kebakaran di lantai III rumahnya, dia langsung berteriak minta tolong karena tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.
"Begitu kami mendengar dia menyebut ada kebakaran, kami langsung lari ke lantai II dan menyelamatkannya. Itu pun api sempat membuat dia mengalami luka bakar," kata anggota keluarga lainnya, Yarsi. 
Hera dan Yarsi yang saat itu sedang memesan bakso di depan rumahnya, sebenarnya sempat berusaha untuk menyelamatkan ketiga keponakannya yang berada di lantai III, namun kondisi api yang sudah membesar membuatnya gagal menyelamatkan ketiga bocah malang tersebut. Pihak keluarga termasuk ayah korban yang sedang kerja di samping rumahnya hanya bisa pasrah dengan musibah yang dialami ketiga anaknya.
Kendati kebakaran ini mengakibatkan kobaran api yang cukup besar, namun peristiwa memilukan keluarga korban ini tidak sampai  menjalar ke rumah warga lainnya. Kebetulan, rumah korban ini diapit dua bangunan tinggi.        
Kapolsekta Ujung Pandang, Kompol Aisyah S yang terjung ke lokasi mengaku belum memastikan penyebab kebakaran ini. Pihak kepolisian kata dia masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kebakaran, yang menyebabkan tiga bocah meninggal karena terbakar. "Kita belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Sementara ini masih kita selidiki," kata Aisyah. (hamsah umar)       
     

FPI Tuding Polisi Tidak Profesional


MAKASSAR--Penangkapan yang dilakukan pihak Polrestabes Makassar terhadap aktivis Front Pembela Islam (FPI) Sulsel, membuat pihak FPI kecewa dengan sikap ketidakprofesionalan polisi dalam melakukan penanganan kasus. Di sisi lain dia gencar menangkapi aktivis FPI, sementara laporan FPI tidak mengalami kemajuan bahkan sekadar dalam penyelidikan.
Terhadap penangkapan Ustadz Arifuddin yang juga dikenal sebagai seorang dai di kota Makassar, FPI sangat menyesalkan sikap polisi yang tidak proporsional dan profesional. "Anggota FPI yang ditangkap ini adalah seorang dai atau penceramah dari masjid ke masjid. Ini tidak masuk akal dituding melakukan perusakan," kata Koordinator Hukum FPI Sulsel, Faizal Silenang, Rabu, 7 September.
FPI dengan tegas membantah kalau aksi yang dilakukan FPI selama ini adalah aksi anarkis. Pasalnya kata Faizal, FPI selama ini melakukan dakwah, sehingga saat keliru kalau apa yang dilakukan FPI selama ini disebut anarkis.
"Saya melihat, penyidik Reskrim Polrestabes Makassar sengaja untuk memberangus aktivis Islam di Makassar. Buktinya, apa yang kita laporkan tidak ditindaklanjuti dengan baik, bahkan masih dalam penyelidikan terus. Ini artinya bahwa tidak ada keseriusan polisi menangani kasus yang dilaporkan FPI, padahal korban dari FPI memiliki bukti visum," jelas Faizal.
Tidak hanya kasus yang terjadi di warung coto Pettarani yang dilengkapi visum, juga kasus penganiayaan yang dialami oleh FPI di markas Ahmadiyah. Faizal bahkan menyebut, kasus yang terjadi di Pettarani pelapornya adalah pihak FPI di Polsekta Rappocini. Makanya, Faizal mengaku heran dengan sikap polisi yang tidak melakukan penangkapan terhadap oknum yang dilaporkan oleh FPI.
Kemarin, pihak penyidik Polrestabes Makassar kembali melakukan pemeriksaan terhadap beberapa anggota FPI terhadap laporan mereka. Faizal berharap, setelah pemeriksaan anggota FPI ini, polisi bisa bertindak dan menangkap pihak yang dilaporkan FPI. "Kalau dia profesional dan tidak berpihak, polisi harus melakukan penangkapan terhadap pihak yang kita laporkan melakukan penganiayaan," kata Faizal.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menyebutkan bahwa aksi penganiayaan yang dilakukan karyawan warung coto di Pettarani terhadap anggota FPI, hanya sekadar upaya mempertahankan diri. Kendati dia juga berjanji akan memproses kasus tersebut.  Sayangnya, sejauh ini tidak ada perkembangan yang berarti. (hamsah umar)     
                     

Polisi Tangkap Korban HIV/Aids


MAKASSAR--Penyidik Polsekta Tamalate menangkap salah seorang warga Jalan Daeng Tata I Makassar, Selasa malam. Warga tersebut diketahui berinisial Al. Belakangan diketahui, warga yang diduga akan melakukan pencurian pada salah satu rumah di Jalan Mallengkeri itu diketahui terinveksi  HIV/Aids.
Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi menyebutkan bahwa pelaku yang diduga hendak melakukan aksi pencurian itu, masuk ke rumah salah seorang warga. Saat memasuki rumah korban itu, korban tiba-tiba memergoki pelaku hendak melakukan pencurian.  
Saat tertangkap basah oleh pemilik rumah yang dimasuki pelaku itu, pelaku tersebut langsung mengeluarkan pisau yang diselipkan pada tas pinggang miliknya. Begitu melakukan pengancaman, keluarga lain menghubungi pihak kepolisian soal ulah pelaku tersebut. 
"Begitu mendapat informasi dari korban, kami segera mendatangi lokasi kemudian berhasil mengamankan pelaku. Kami saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengembangkan kasusnya," kata Agung.
Terkait dugaan bahwa pelaku terinveksi virus HIV/Aids, Agung menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga tersangka untuk penanganan selanjutnya. Pasalnya, di Polsekta Tamalate polisi tidak memiliki ruang sel atau isolasi bagi warga yang diduga terinveksi HIV/Aids.
"Kami sementara ini memanggil orang tua pelaku. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), karena kemungkinan akan kita titip di Lapas," jelas Agung. (hamsah umar)                     

Tujuh Warga Tertangkap Nyabu


MAKASSAR--Unit Narkoba Polrestabes Makassar kembali mengungkap peredaran dan pemakaian sabu-sabu. Dalam satu malam, polisi bahkan berhasil menangkap tujuh warga yang diduga penikmat bahkan bandar sabu-sabu di kota ini.
Penangkapan terhadap ketujuh penikmat dan bandar sabu-sabu ini dilakukan di tiga tempat berbeda. Aslam, Renaldi, dan Eva ditangkap polisi di Mallengkeri tidak jauh dari kantor Polsekta Tamalate. Ketiga warga tersebut diketahui beralamat di Jalan Somba Opu dan Tamalate. Tiga tersangka ini digerebek polisi saat melakukan pesta sabu-sabu.
Sementara, Irwan dg  Tompo dan Tati yang merupakan pasangan suami istri ditangkap polisi di Jalan AP Pettarani. Pasangan suami istri ini diketahui beralamat di Jalan Rappocini Makassar. Sementara dua tersangka lainnya yakni Junaedi dan Rudi ditangkap di Jalan Muh Yamin. Keduanya adalah warga Jalan Sukaria Makassar.
Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Hasbi Hasan yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa selain menangkap tiga orang tersangka, penangkapan itu juga berhasil menyita setidaknya 7 gram barang bukti berupa sabu-sabu, dari tangan para tersangka. "Barang terlarang ini sudah dipaket oleh tersangka dan siap  untuk diedarkan. Harga per paket sebesar Rp500 ribu," kata Hasbi. 
Selain sabu-sabu, polisi juga menyita sejumlah peralatan pendukung untuk mengisap sabu-sabu seperti bong, pipet, korek, dan sejumlah perangkat pendukung lainnya. Barang bukti yang diamankan polisi itu saat ini sementara dalam pengujian Laboratorium Forensik.
Dari tujuh warga yang ditangkap sabu-sabu ini, Hasbi menegaskan bahwa beberapa pelaku sudah termasuk residivis sabu-sabu. Pasalnya ada yang sudah tertangkap hingga tiga kali, bahkan sudah keluar masuk sel. Salah satunya adalah Aslam.
Yang menarik, saat proses penggerebekan yang dilakukan polisi di Mallengkeri, Aslam sempat melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah poros Malino. Namun saat melarikan diri tersebut, polisi melakukan pengejaran hingga berhasil menghentikan motor tersangka di Jalan Malino. "Dia sempat lari saat kita gerebek, tapi berhasil ditangkap di poros Malino," kata Hasbi. (hamsah umar)