Powered By Blogger

Rabu, 05 Oktober 2011

Polda Pastikan Tahan Briptu Nurman


*Korban Bantah Mencuri Karet

MAKASSAR, FAJAR--Anggota Brimob Detasemen C Polwil Bone, Briptu Nurman yang melakukan penembakan terhadap salah seorang petani Kajang, Ansu (bukan Ancu) bin Halang diperiksa intensif oleh Devisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel. Propam bahkan dikabarkan akan langsung melakukan penahanan, Rabu, 5 Oktober.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari membenarkan pemeriksaan terhadap Briptu Nurman dan sejumlah anggota Brimob lainnya yang bertugas di salah satu posko PT Lonsum tersebut. Informasi yang diperoleh, ada enam anggota Brimob yang piket setiap hari. Mereka inilah dimintai keterangan oleh Propam Polda.
Selain anggota Brimob, Propam juga memintai keterangan petugas keamanan dari PT London Sumatera (Lonsum) yang bertugas di posko tersebut. "Beliau sementara diperiksa di Propam. Anggota Brimob ini kemungkinan besar kita langsung tahan," kata Chevy.
Selain memeriksa anggota Brimob dan pelaku di Propam Polda Sulsel, Polda juga menurunkan sejumlah anggota Propam Polda ke Bulukumba untuk mencari keterangan langsung dari masyarakat petani Kajang, utamanya dari teman korban sendiri. "Kalau mereka yang diminta datang ke sini kasihan masyarakat. Makanya, tim yang turun ke Bulukumba," kata Chevy.
Dalam kasus penembakan petani Kajang ini, pihak Kepolisian di Bulukumba terkesan membalikkan fakta. Pasalnya, dalam penembakan ini, anggota Brimob tersebut tidak memberikan tembakan peringatan tapi langsung mengarahkan kepada korban. Dalam peristiwa itu, polisi tersebut mengeluarkan tembakan hingga dua kali.
"Tembakan pertama mengarah dan mengenai saya. Sementara tembakan kedua ke arah teman saya tapi meleset. Jadi tidak benar kalau ada tembakan peringatan," ujar Ansu saat ditemui di RS Ibnu Sina Makassar.
Ansu mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, dirinya bersama seorang keponakannya, Anci (15) diminta oleh pamannya mengambil ubi kayu di kebun. Kebun milik paman korban ini hanya dipisahkan oleh  jalan setapak dengan lahan karet milik PT Lonsum.     
Begitu tertembak, oknum brimob yang menembak petani itu tidak langsung memberikan pertolongan. Bahkan, korban terkapar di lokasi kejadian hingga 30 menit. Dia baru dievakuasi dari lokasi setelah keluarga dan kepala dusun setempat datang ke lokasi. "Kalau memang saya mencuri, kenapa tidak langsung ditangkap. Sementara saya sudah tidak bisa lari karena terluka," kata Ansu.
Korban penambakan ini membantah keras tudingan petugas Kapolres Bulukumba yang menyebut dirinya mencuri karet di lahan PT Lonsum, karena dirinya saat itu hanya mencabut ubi kayu di kebun pamannya sendiri.
Ansu bahkan menyebut, anggota Brimob yang menembaknya itu dikenal korban karena sering membeli rokok di warung milik keluarganya. Kendati secara khusus dia tidak mengenal jauh polisi yang menembaknya. "Tapi Brimob yang tugas di sana hampir saya kenal semua, karena setiap saat kamu ketemu," kata Ansu.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa, Briptu Nurman yang menembak petani  itu juga termasuk warga Kajang. Orang tua anggota Brimob ini diketahui tinggal di Kalimporo, Desa Tambangan, Kecamatan Kajang. "Brimob itu tetangga desa saya juga sebenarnya," tambah Ansu.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Sulawesi, A Muh Suaib mendesak  Polda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja Kapolres Bulukumba. Dia menilai, Kapolres Bulukumba bertanggung jawab atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap petani Kajang.
"Setidaknya, keberadaan petugas Brimob melakukan pengamanan di Lonsum ini di bawah koordinasi Polres Bulukumba langsung. Jadi kapolres harus dievaluasi kalau perlu dicopot dari jabatannya," ujar Suaib. (sah)

Berangkas PR III Unhas Dibobol, Rp70 Juta Raib


MAKASSAR, FAJAR--Berangkas Pembantu Rektor III Unhas dibobol maling,  Rabu, 5 Oktober. Pembobolan itu mengakibatkan uang tunai sebesar Rp70 juta, satu unit laptop serta perhiasan Bendahara Pembantu Rektor III dibawa kabur pelaku.
Aksi pembobolan ini baru diketahui setelah petugas kunci ruangan, Kanna membuka ruangan sekira pukul 08.00. Saat itu, dia sudah menemukan ruangan di lantai II Rektorat Unhas itu sudah berantakan. Begitu juga berangkas yang ada di ruangan bendahara PR III  Unhas sudah dibuka paksa.
Diduga, pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang ini beraksi pada Rabu dini hari kemarin. Belum diketahui dari mana pelaku masuk, karena pintu ruangan kedua terkunci rapat begitu juga jendela tidak ada yang terbuka. Aksi pelaku di bagian Pembantu Rektor III Unhas ini setidaknya mengobrak abrik tiga ruangan yakni ruang Biro Administrasi dan Kemahasiswaan, Job Placement Centre, dan ruang Bendahara PR III.
Namun pelaku hanya mengambil barang dan uang di ruang bendahara. PR III Unhas, Nazaruddin Salam yang ditemui menjelaskan bahwa uang tunai sebesar Rp70 juta lebih itu, merupakan dana bantuan mahasiswa dalam kegiatan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) maupun honor dosen. 
Aksi pembobol ini ditengarai mendapat  bantuan dari orang dalam baik sekadar pemberian informasi mengenai keberadaan uang tersebut. Nazaruddin menduga, pelaku masuk ke tiga ruangan tersebut melalui jendela di ruang Biro Administrasi dan Kemahasiswaan. "Tapi yang mengherankan karena jendela terkunci. Dugaan lain, pelaku menggunakan kunci cadangan. Karena untuk masuk ke tiga ruangan itu, pintu yang harus dilewati terkunci," kata Nazaruddin.
Kasus pembobolan di Rektorat Unhas ini sudah kesekian kalinya, namun sejauh ini belum ada yang mampu diungkap oleh pihak kepolisian. Makanya, Nazaruddin juga berharap pelaku pembobolan di PR III Unhas ini bisa diungkap secepatnya. "Saya sudah minta polisi agar  orang-orang yang dicurigai diperiksa intensif. Karena pencurian di sini sudah  kesekian kalinya. Beberapa tahun lalu ruangan di Lantai IV yang dibobol," kata  Nazaruddin.
Dari Rp70 juta yang yang dibobol maling itu, Rp40 juta di antaranya baru saja ditarik bendahara PR III Unhas, Uni di Bank Mandiri satu hari sebelumnya. Aksi pencurian pelaku ini terbilang rapi, karena kerusakan yang ditimbulkan sangat minim dan hanya merusak berangkas sementara pintu nyaris tidak terlihat kerusakan.
Amin, petugas keamanan Rektorat Unhas menyebutkan saat kejadian berlangsung ada enam Satpam yang ditugaskan. Mereka adalah, Salmon, Kahar, Anto, Muktar, Jamaluddin, dan Sultan.  
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin menyebutkan bahwa kasus pembobolan tersebut sementara dalam penyelidikan. Polisi masih mengumpulkan informasi termasuk memeriksa pihak-pihak yang dianggap mengetahui kejadian tersebut, termasuk petugas keamanan rektorat.
Bahkan, petugas kepolisian yang melakukan olah TKP sudah mencoba mengorek keterangan dari PR III Unhas terkait peristiwa ini. Begitu juga dengan beberapa pihak lainnya. (hamsah umar)                                     

ATM BNI Gagal Dibobol


AKSI pembobolan kembali marak. Selain pembobolan berangkas Pembantu Rektor III Unhas yang mengakibatkan Rp70 juta raib, upaya pembobolan terhadap ATM BNI di Bumi Tamalanrea Permai (BTP) juga terjadi. Untungnya, pelaku gagal membobol ATM tersebut.
Diduga, pelaku yang berusaha membobol ATM BNI itu meninggalkan lokasi begitu sudah terjebak pagi. Padahal, pelaku sudah mencoba mencungkil bagian mesin ATM tapi belum berhasil dibuka. Padahal, ATM tersebut berisi sedikitnya Rp440 juta.
Salah seorang warga di sekitar ATM, Imran mengaku sempat melihat dua pemuda di sekitar lokasi sekira pukul 03.30. Warga tersebut terlihat membawa linggis. Saat itu, pelaku menggunakan helm tertutup. Bahkan, pelaku kata dia sempat minta bantuan. Bahkan dia mengaku sempat ke lokasi ATM tersebut bersama beberapa temannya, namun pelaku sudah tidak ada di tempat.
Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma menyebutkan pihaknya masih menyelidiki pelaku tersebut. Apalagi, ATM tersebut dilengkapi dengan CCTV. "Rekaman CCTV ini kita harapkan bisa membantu pengungkapan untuk mendeteksi pelaku," kata Ahmad.
Dia menduga, pelaku tersebut meninggalkan ATM karena takut kedapatan oleh warga, apalagi saat itu sudah dini hari. "Informasi ada sekitar Rp440 juta uang di ATM pecahan Rp100 ribu," tambahnya. (hamsah umar)   

Gudang Terbakar, 240 Ton Beras Ludes


MAKASSAR, FAJAR--Sebuah gudang beras di Jalan Ir Sutami dilanda kebakaran Rabu, 5 Oktober sekira pukul 03.00.  Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 240 ton beras yang disimpan di dalam gudang berubah menjadi abu.
Kebakaran di gudang 69 ini baru diketahui penjaga gudang begitu api sudah membesar. Daeng Lau (50), salah seorang petugas penjaga gudang mengaku berada diluar gudang saat kebakaran berlangsung. Saat itu, dia tiba-tiba melihat api dari dalam gudang dan sudah membesar.
Dia mengaku, api dengan cepat membesa dan menjalar hingga menghanguskan semua beras yang ada dalam gudang tersebut. Informasi yang diperoleh, beras yang ditampung di gudang ini disuplai dari petani di Sidrap.
Daeng Lau mengaku sempat minta bantuan warga dan langsung menghubungi pemadan kebakaran. Tapi, api yang begitu cepat membesar, sehingga tidak mampu menyelamatkan beras yang ada di dalam gudang. "Kami dan warga sempat berusaha memadamkan api, namun tidak berhasil menyelamatkan beras," kata Daeng Lau.
Sejumlah armada pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi kejadian, baru berhasil memadamkan kobaran api sekitar dua  jam kemudian. Namun tetap saja, beras yang ada di dalam gudang yang mencapai ratusan ton tidak terselamatkan.
Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma mengaku belum mengetahui pasti penyebab kebakaran gudang beras ini. Polisi kata dia akan melakukan koordinasi dengan pihak Laboratorium Forensik untuk menyelidikan penyebab kebakaran ini. "Kita sementara menyelidiki penyab kebakaran ini," kata Ahmad. (hamsah umar)

Mustahari Jabat Direktur Tahti Polda


MAKASSAR, FAJAR--Jajaran Polda Sulsel memiliki struktur baru. Mulai Rabu, 5 Oktober, struktur baru dan pejabatnya itu resmi berfungsi setelah Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman melantik Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Tahti), AKBP Mustahari Sembiring.
"Jadi Polda Sulsel saat ini memiliki struktur baru dan tentu saja Direktur baru. Tadi dilakukan pelantikan terhadap direktur baru di Polda ini," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari.
Chevy menjelaskan  bahwa, struktur baru di Polda ini nantinya akan bertanggung jawab dalam penanganan tahanan dan barang bukti. Sehingga penyidik tidak harus bertanggung  jawab langsung terhadap tahanan maupun barang bukti. Selama ini kata dia, penyidik  yang menangkap dan memeriksa sekaligus bertanggung  jawab kepada tahanannya.
"Sekarang, begitu sudah diperiksa tanggung jawabnya ada pada Tahti begitu juga barang bukti. Ini juga semakin meningkatkan pengawasan terhadap kepolisian," kata Chevy.
Apalagi menurut Chevy, keberadaan Direktur Tahanan dan Barang Bukti ini sudah sangat diperlukan di jajaran Polda Sulsel, mengingat tanggung jawab semakin luas. (hamsah umar)