*Korban Bantah Mencuri Karet
MAKASSAR, FAJAR--Anggota Brimob Detasemen C Polwil Bone, Briptu Nurman yang melakukan penembakan terhadap salah seorang petani Kajang, Ansu (bukan Ancu) bin Halang diperiksa intensif oleh Devisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel. Propam bahkan dikabarkan akan langsung melakukan penahanan, Rabu, 5 Oktober.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari membenarkan pemeriksaan terhadap Briptu Nurman dan sejumlah anggota Brimob lainnya yang bertugas di salah satu posko PT Lonsum tersebut. Informasi yang diperoleh, ada enam anggota Brimob yang piket setiap hari. Mereka inilah dimintai keterangan oleh Propam Polda.
Selain anggota Brimob, Propam juga memintai keterangan petugas keamanan dari PT London Sumatera (Lonsum) yang bertugas di posko tersebut. "Beliau sementara diperiksa di Propam. Anggota Brimob ini kemungkinan besar kita langsung tahan," kata Chevy.
Selain memeriksa anggota Brimob dan pelaku di Propam Polda Sulsel, Polda juga menurunkan sejumlah anggota Propam Polda ke Bulukumba untuk mencari keterangan langsung dari masyarakat petani Kajang, utamanya dari teman korban sendiri. "Kalau mereka yang diminta datang ke sini kasihan masyarakat. Makanya, tim yang turun ke Bulukumba," kata Chevy.
Dalam kasus penembakan petani Kajang ini, pihak Kepolisian di Bulukumba terkesan membalikkan fakta. Pasalnya, dalam penembakan ini, anggota Brimob tersebut tidak memberikan tembakan peringatan tapi langsung mengarahkan kepada korban. Dalam peristiwa itu, polisi tersebut mengeluarkan tembakan hingga dua kali.
"Tembakan pertama mengarah dan mengenai saya. Sementara tembakan kedua ke arah teman saya tapi meleset. Jadi tidak benar kalau ada tembakan peringatan," ujar Ansu saat ditemui di RS Ibnu Sina Makassar.
Ansu mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, dirinya bersama seorang keponakannya, Anci (15) diminta oleh pamannya mengambil ubi kayu di kebun. Kebun milik paman korban ini hanya dipisahkan oleh jalan setapak dengan lahan karet milik PT Lonsum.
Begitu tertembak, oknum brimob yang menembak petani itu tidak langsung memberikan pertolongan. Bahkan, korban terkapar di lokasi kejadian hingga 30 menit. Dia baru dievakuasi dari lokasi setelah keluarga dan kepala dusun setempat datang ke lokasi. "Kalau memang saya mencuri, kenapa tidak langsung ditangkap. Sementara saya sudah tidak bisa lari karena terluka," kata Ansu.
Korban penambakan ini membantah keras tudingan petugas Kapolres Bulukumba yang menyebut dirinya mencuri karet di lahan PT Lonsum, karena dirinya saat itu hanya mencabut ubi kayu di kebun pamannya sendiri.
Ansu bahkan menyebut, anggota Brimob yang menembaknya itu dikenal korban karena sering membeli rokok di warung milik keluarganya. Kendati secara khusus dia tidak mengenal jauh polisi yang menembaknya. "Tapi Brimob yang tugas di sana hampir saya kenal semua, karena setiap saat kamu ketemu," kata Ansu.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa, Briptu Nurman yang menembak petani itu juga termasuk warga Kajang. Orang tua anggota Brimob ini diketahui tinggal di Kalimporo, Desa Tambangan, Kecamatan Kajang. "Brimob itu tetangga desa saya juga sebenarnya," tambah Ansu.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Sulawesi, A Muh Suaib mendesak Polda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja Kapolres Bulukumba. Dia menilai, Kapolres Bulukumba bertanggung jawab atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap petani Kajang.
"Setidaknya, keberadaan petugas Brimob melakukan pengamanan di Lonsum ini di bawah koordinasi Polres Bulukumba langsung. Jadi kapolres harus dievaluasi kalau perlu dicopot dari jabatannya," ujar Suaib. (sah)