Powered By Blogger

Minggu, 09 Oktober 2011

Geng Motor Lempari Warga Bom Melotov


*Seorang Pelajar Dihajar Warga

MAKASSAR, FAJAR--Suparman (16), pelajar salah satu SMA di Makassar menjadi sasaran kemarahan warga di Jalan Landak Makassar, Minggu, 9 Oktober dini hari. Dia dihajar puluhan warga karena diduga sebagai kawanan pelaku bom melotov salah satu warung di lokasi kejadian.
Warga yang menghajar pelajar tersebut karena curiga sebagai kawanan geng motor yang melakukan aksi tidak bertanggung jawab. Korban tersebut bahkan babak belur dihajar warga, sebelum akhirnya petugas Polsekta Rappocini berhasil mengamankan korban.
Informasi yang diperoleh, kejadian berawal saat warung milik Daeng Bulan (62) di Jalan Landak di lempari  bom melotov oleh kawanan geng motor yang melintas. Bom melotov berupa botol berisi bensin itu tepat mengenai warung warga, bahkan sempat meledak hingga mengakibatkan meja makan di warung tersebut sempat terbakar. Untungnya, pemilik warung cepat mengantisipasi sehingga warung korban bom melotov ini tidak sampai hangus.
Tidak diketahui apa yang menjadi alasan sehingga geng motor tersebut melempari warung warga dengan bom melotov. Namun diduga, kawanan geng motor ini didominasi pelajar yang selama ini memang meresahkan warga. Yang pasti, usai melakukan aksinya, kawanan geng motor ini melarikan diri.
Udin, salah seorang saksi mengatakan saat kejadian berlangsung dia sementara duduk di dalam warung. Tiba-tiba sekolompok geng motor datang dan langsung melempar bom melotov. "Pelaku tidak sempat saya lihat, tapi mereka adalah sekelompok geng motor," kata Udin yang juga mengalami luka bakar pada kakinya.
Polisi sempat melakukan pengejaran terhadap geng motor tersebut. Namun tidak berhasil. Polisi hanya menemukan dua motor yang diduga milik kawanan pelaku yang ditinggal di Jalan Bonto Langkasa. Motor yang diamankan Suzuki Spin DD 4752 FZ dan Yamaha Vega DD 5927 OF.
Kanit Reskrim Polsekta Rappocini, AKP Arifuddin menegaskan saat ini polisi menyelidiki pelaku pelemparan  bom melotov terhadap warung warga ini. Polisi sempat mengamankan beberapa orang beberapa saat setelah kejadian, namun setelah diperiksa tidak diperoleh bukti keterlibatan mereka. (hamsah umar) 

Sabtu, 08 Oktober 2011

Korban Penembakan Brimob Belum Diperiksa


MAKASSAR, FAJAR--Ansu bin Halang, warga asal Bontobiraeng, Kecamatan Kajang Bulukumba, yang menjadi korban penembakan yang dilakukan anggota Brimob Detasemen C Polwil Bone, Briptu Nurman hingga saat ini belum dimintai keterangan oleh pihak Propam Polda Sulsel.
Sebelumnya, Polda menjadwalkan akan melakukan pemeriksaan terhadap korban di RS Ibnu Sina Sabtu akhir pekan lalu, namun batal dilakukan tanpa alasan yang jelas. Hingga Minggu, 8 Oktober siang kemarin, korban juga belum dimintai keterangan sekaitan dengan penembakan yang dialaminya.
Padahal, keterangan korban ini sangat penting untuk menyimpulkan apakah polisi benar melakukan penembakan setelah tembakan peringatan, atau langsung menembak korban sebagaimana pengakuan korban dan teman korban yang luput dari peluru polisi. "Saya sudah dijadwalkan diperiksa, sudah ada penyampaian tapi sampai siang ini (kemarin) belum ada yang memeriksa saya," kata Ansu.
Informasi yang diperoleh dari salah seorang warga Kajang, Rahmat menyebutkan bahwa pihak kepolisian di Bulukumba telah memeriksa teman korban, Anci serta salah seorang karyawan PT Lonsum, Longgeng. Pemeriksaan Anci sendiri baru dilakukan akhir pekan lalu sekitar lima jam.
"Saya sendiri yang mendampingi dia diperiksa di polisi. Kepada polisi, Anci menjelaskan bahwa lokasi penembakan sekitar 30 meter di luar lahan PT Lonsum. Dia juga mengaku hanya mendengar dua kali tembakan," ujar Rahmat yang juga aktivis yang getol memperjuangkan hak petani Kajang atas pengelolaan lahan PT Lonsum itu.
Adapun warga yang akan diperiksa polisi Senin besok sebanyak tiga orang berdasarkan surat panggilan yang dikirim polisi. Warga yang akan diperiksa itu adalah pihak yang pertama kali memberikan pertolongan pertama kepada korban. Mereka adalah Uto, Sampe, dan Hanne.
Ketua LBH Makassar, Abdul Azis kecewa dengan proses pengusutan penembakan petani Kajang yang terkesan lamban. Semestinya, proses pemeriksaan ini digenjot karena menyangkut dugaan pelanggaran yang dilakukan polisi. "Kalau korban saja belum diperiksa, itu menandakan bahwa pemeriksaan sangat lamban. Padahal kasus ini sudah satu minggu," kata Azis.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari mengaku kalau sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah penembakan diawali dengan tembakan peringatan atau tidak. Karena menurut pelaku, dia memberikan tembakan peringatan. (hamsah umar)                                 

Warga Bulukumba Ditangkap Bawa Sabu-sabu 58 Gram


MAKASSAR, FAJAR--Unit Narkoba Polrestabes Makassar kembali menggagalkan peredaran narkoba. Salah seorang warga asal Bulukumba, Safriuddin Tahir ditangkap saat membawa sabu-sabu seberat 58 gram atau dua ons.
Tersangka ditangkap polisi di Jalan Sultan Alauddin Makassar, sekira pukul 09.00. Warga yang diketahui beralamat di Jalan Veteran Selatan ini, diadang petugas kepolisian setelah lama dibuntuti polisi. Bahkan saat diadang tersebut, pelaku sempat melawan dan berusaha menabrak polisi, hingga akhirnya mobil avansa yang ditumpangi terjung ke got.
Proses penangkapan terhadap tersangka yang diketahui pernah mengecap pendidikan di Unismuh hingga semester 3 itu, berawal saat tersangka menjemput barang terlarang pesanannya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sekira pukul 08.30. Dari situ, polisi mulai melakukan pengintaian hingga mengadang tersangka di Jalan Sultan Alauddin.
Begitu mobil tersangka masuk ke got, polisi langsung melakukan penggeledahan. Setelah digeledah, polisi menemukan sabu-sabu seberat 2 ons. "Tersangka diadang di Alauddin kemudian kita melakukan penggeledahan," kata Pelaksana Tugas Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Masrur.
Diduga, pelaku selama ini adalah pengedar narkoba di Makassar maupun Bulukumba. Pasalnya, jumlah barang yang dibawa mencapai puluhan gram. "Dia memang sudah kita awasi selama ini," katanya.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari menegaskan,  tersangka pengedar sabu-sabu ini tercatat sudah pernah ditangkap polisi dengan kasus yang sama. Diduga, pelaku memiliki jaringan luar sehingga mudah memperoleh barang dalam jumlah besar. "Dia ini sudah dua kali ditangkap  polisi," kata Chevy. (hamsah umar)

Si Biru yang Ekstrem


TAMPIL beda dengan warna yang mencolok memiliki kesan tersendiri. Begitu juga mobil Jazz keluaran 2009 ini. Dengan alasan menyesuaikan warna dasar mobil, seluruh isi di mobil ini hanya satu warna yakni biru.
Boleh dibilang, warna mobil ini cukup ekstrem karena tidak ada satu pun warna lain selali biru, mulai dari bodi, pelek, spion, karpet dasar, plafon, kursi, dashboard, setir dan  beberapa bagian lainnya. Kalau pun ada motif, hanya sekadar bentuknya saja seperti motif kotak pada pembungkus plafon, jok, karpet, hingga bagian pintu.
"Satu warna menjadi pilihan ini agar mobil tampil lebih ekstrem dan memiliki ciri khas sendiri. Apalagi memang, warna dasar  mobil biru jadi tinggal menyesuaikan atau mengikuti arus bodinya," kata Anchy, pemilik mobil ini.
Tidak sekadar warna yang terlihat ekstrem karena tidak ada bagian selain biru, desain audio dan interior mobil yang satu ini juga sangat ekstrem. Pasalnya, mobil ini dilengkapi sejumlah perangkat audio mulai dari subwoofer, amplifier, speaker, kapasitor, hingga layar televisi. Untuk layar televisi saja, Anchy menempatkan tiga buah masing-masing di depan, tengah dan belakang.
Belum lagi, kesan mini bar juga menjadi warna tersendiri pada mobil yang satu ini. Dimana-mana, ada kesan mini bar baik di garasi, tengah, depan, bahkan di plafon sekalipun. Sehingga tidak heran, kalau mobil ini layak di sebut sebagai si-biru yang ekstrem.
Anchy mengaku proses modifikasi mobil ini tidak dilakukan sekaligus, namun secara bertahap. Dia mengaku memodifikasi mobilnya ini di salah satu bengkel di Jalan Abdullah Daeng Sirua Makassar. Soal biaya, dia mengaku sudah banyak mengoceh kanton untuk memoles mobil kesayangnnya ini. "Sebenarnya ini belum sepenuhnya rampung, masih akan dilakukan pembenahan," katanya.
Warga Jalan Datok Ditiro Makassar ini mengaku cukup menikmati kesan yang ada pada mobilnya, utamanya saat mengemudi. Belum lagi ketika kumpul dengan komunitas pencinta mobil modifikasi lainnya. Mobil ini selalu tampil berbeda, karena warna yang ada cukup satu macam sehingga kesan ekstrem pada pewarnaan mobil ini cukup terasa.
"Apalagi saya memang orangnya suka dengan warna biru, sehingga dengan suasana seperti ini saya semakin menikmatinya. Jadinya, mengemudi terasa lebih santai dan nyaman," katanya.   (hamsah umar)            
       

Setir Rakitan


 kemudi atau setir mobil saat ini semakin banyak variannya, mulai dari yang standar hingga yang racing. Kesan sempit pada ruang kabin pengemudi, menjadi alasan sebagian pemilik mobil memilih menggunakan kemudi yang berukuran lebih kecil.
Setir yang standar dan berukuran lebih besar, terkadang dianggap pengemudi membuat ruangan menjadi sempit sehingga pengemudi tidak leluasa bergerak. Alternatifnya pun setir mobil diganti dengan kemudi yang berukuran lebih kecil atau mini. Apalagi, saat ini memang sudah banyak setir yang berukuran lebih kecil.
Kalau tidak puas dengan ukuran mini yang beradar atau karena menginginkan yang lebih kecil lagi, pencinta  mobil modifikasi tidak kehilangan akal begitu saja. Dia memilih membuat atau merakit setir  sendiri. Salah satu setir rakitan adalah yang dipakai di mobil Jazz 2009 yang satu ini.
Pemilik mobil, Anchy mengaku merakit sendiri setir dari salah satu bengkel di daerah ini demi untuk mendapatkan setir berukuran mini. Selain karena faktor ruang, faktor kebiasaan menjadi alasan lain sehingga dia memilih kemudi roda yang lebih kecil. "Saya memang terbiasa dengan setir yang ukurannya kecil," kata Anchy.
Karena sudah terbiasa memegang setir yang mini, dia mengaku lebih nyaman mengemudikan mobil dengan setir rakitan dibanding menggunakan setir standar pabrikan. "Bahkan, kita terasa lebih santai. Lagi pula, ketika menggunakan setir seperti ini tidak ada juga kesulitan," kata Anchy. (hamsah umar)